Ragil yang sedang menyamar menjadi seorang duda dan laki-laki yang buta harus dipertemukan dengan seorang gadis yang menyebalkan baginya dan hampir saja membuat gagal rencananya.
"Sekali lagi kamu mengganggu saya. Saya akan m3m6unuhmu!" Ragil.
"Ayo kita menikah, Om duda!" Adele.
Ragil merasa geram karena Adele seperti tidak takut dengan dirinya.
Apakah Ragil akan berhasil dengan semua rencananya atau justru berakhir takhluk dengan gadis lugu seperti Adele yang sifatnya seperti anak kecil.
Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria_azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ADELE LAGI
Ragil yang tidak suka melihat Arfan bercanda dengan Adele, dia langsung menghubunginya.
"Sebentar," ucap Arfan kepada Adele.
Adele mengangguk saja sambil memperhatikan Arfan yang ingin mengangkat teleponnya.
"Halo, Tuan ... " ucap Arfan.
"Ngapain kamu malah bercanda sama dia, hah!" marah Ragil.
"Cepetan pergi!" perintahnya.
"Baik-baik, Tuan. Maaf," jawab Arfan lalu Ragil mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.
Ragil benar-benar kesal. Lalu dia tersadar. "Kenapa aku merasa kesal melihat Arfan bercanda dengan Adele."
Sedangkan Arfan tadi yang sudah mendapat telepon dari Ragil langsung berpamitan kepada Adele.
"Adele. Sepertinya saya harus pamit undur diri dulu."
"Kamu hati-hati ya," ucap Arfan.
Adele menganggukkan kepalanya. "Iya, Om."
Arfan hanya mengangguk saja, lalu dia segera pergi dari hadapannya Adele sambil bergumam sendiri. "Dia gadis yang lucu."
Adele lalu melanjutkan lagi memilih dan mencari buku yang dia inginkan atau mau dibaca.
Ragil jadi lupa dengan tujuannya datang ke toko buku untuk menemui putrinya Rona.
"Aku malah melupakan tujuanku datang ke sini gara-gara Adele. Di mana putrinya Rona," ujar Ragil sambil memanjangkan lehernya dan malah melihat Arfan.
"Tuan ... " sapa Arfan.
"Di mana gadis itu dan siapa namanya?" tanya Ragil.
"Namanya Clara. Dia ada di sana, Tuan," jawab Arfan sambil menunjukkan keberadaannya Clara.
"Nah, itu dia yang memakai tas berwarna putih," tunjuk Arfan.
"Kamu awasi Adele. Jangan sampai dia melihatku lagi," perintah Ragil.
"Baik, Tuan," jawab Arfan.
Ragil lalu memakai kembali kaca mata hitamnya untuk mendekati Clara. Namun sekali lagi baru berjalan beberapa langkah dan hampir sampai ke tempat Clara, Adele lewat dengan gayanya yang polos sambil membawa banyak buku.
"Argh. Dia lagi," gerutu Ragil lalu berbalik badan.
Arfan yang melihat juga melototkan matanya karena Adele seperti hantu yang tiba-tiba nongol tanpa diundang.
Ragil langsung mengkode Arfan untuk mengamankan Adele. Arfan menganggukkan kepala dan mengerti apa yang harus dilakukannya.
"Adele ... " panggil Arfan.
Adele langsung mendongak menatap Arfan. "Kamu banyak sekali beli bukunya. Ayo Om bantuin," ucap Arfan.
Adele bisa sendiri ko', Om," jawab Adele.
"Sudah ayo," Arfan seperti menyuruh Adele pergi.
Ketika Adele sudah pergi, Ragil melanjutkan lagi langkah kakinya mendekati Clara.
Ragil yang sudah sampai di hadapan Clara langsung pura-pura menjatuhkan buku yang sedang dia bawa.
Clara terkejut dan refleks langsung mengambilkannya. "Ini, Tuan."
"Eh, terimakasih," jawab Ragil.
Mata Clara berbinar senang melihat Ragil yang sangat tampan sekali.
Ragil lalu memperhatikan sekitar. "Nona sendirian?" tanyanya.
Clara tersenyum. "Iya. Saya sendirian, Tuan."
Ragil mengajaknya berkenalan. "Ragil."
Dengan senang hati Clara langsung menyambutnya. "Clara."
"Engh, senang bertemu dengan Anda, Nona."
"Sepertinya saya harus segera membayar buku ini. Apa Anda mau membayar juga, Nona? Biar saya bayarin," ucap Ragil.
"Boleh ... " Clara sangat senang sekali.
Akhirnya Ragil membayar juga buku milik Clara dan di saat sudah membayarnya Ragil pura-pura berpamitan pergi ingin melihat bagaimana reaksinya.
"Eh, tunggu ... " cegah Clara.
Ragil diam-diam tersenyum miring. "Ternyata kamu sama saja seperti mamamu," batin Ragil.
"Iya, Nona Clara," ucap Ragil.
"Engh, bisakah kita makan sebentar?" ajak Clara.
"Kapan lagi coba bertemu cowok tampan seperti tuan Ragil," gumam Clara di dalam hatinya.
"Boleh ... " jawab Ragil membuat Clara tersenyum lebar.
"Kalau begitu ayo mari," ajak Clara.
Ragil tersenyum lalu berjalan berdua dengannya kearah parkiran. Baru saja akan sampai di parkiran, Ragil melihat Adele juga akan masuk ke dalam mobil miliknya sendiri yang terpakir persis di samping mobilnya.
Mata Ragil melotot lagi. "Adele."
"Jika dia tahu aku tidak buta, bisa gagal rencanaku."
"Argh. Sial4n. Gara-gara gadis aneh seperti Adele aku harus main kucing-kucingan seperti ini," gerutu Ragil di dalam hatinya.
Ragil tiba-tiba menghentikan langkah kakinya membuat Clara menoleh kearahnya. "Ada apa, Tuan Ragil?" tanyanya.
"Anda pergilah dulu. Saya akan menyusul. Saya mau ke kamar mandi sebentar," bohongnya.
"Oh baiklah," jawab Clara lalu Ragil segera masuk kembali ke dalam toko buku untuk bersembunyi.
Bersambung ....
😁🤭🤭
ngk salah kamu dika
kurang sadis dek🤣🤣