NovelToon NovelToon
Bukan Upik Abu

Bukan Upik Abu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konglomerat berpura-pura miskin / Keluarga / Bullying dan Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ceriwis07

Mereka melihatnya sebagai Upik Abu. Mereka salah besar. Regina adalah CEO muda yang menyimpan rahasia besar. Di rumah mertua, ia menghadapi musuh yang tak terlihat dan cinta yang diuji. Mampukah ia mengungkap kebenaran sebelum terlambat? Ataukan ia akan kehilangan segalanya? Kisah tentang cinta, keluarga, dan rahasia yang bisa mengubah takdir seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceriwis07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Upik Abu Eps 29

Di dalam mobil Terios hitam, seorang pria mencengkeram erat setir kemudi, seolah menyalurkan badai amarah yang bergejolak di dalam dirinya.

Ruelle, yang aksinya digagalkan oleh putrinya sendiri, ia merencanakan cara untuk mencelakai Dio, calon menantunya. Ia dilanda amarah karena Dio berhasil merebut semua orang yang disayanginya kedua anaknya, dan kini istrinya.

Setelah kepergian anak dan istrinya, semua usahanya runtuh bagai istana pasir diterjang ombak. Anak buahnya satu per satu meninggalkannya, kini ia hanya seorang diri, berteman dengan kesepian yang menggigit.

Ia ingin Dio merasakan kepedihan yang sama, kehilangan orang-orang terkasih seperti yang ia alami. Namun, semua rencananya gagal hanya karena putri bungsunya tiba-tiba menarik lengan pria itu, menggagalkan segalanya.

Ruelle memutuskan untuk kembali ke rumah sederhananya, namun baginya, tempat itu lebih terasa seperti gubuk daripada rumah yang sebenarnya. Dalam benaknya, rumah sejati adalah istana megah yang dulu pernah menjadi miliknya.

Setelah mematikan mesin mobil, ia segera menarik kain penutup untuk menutupi seluruh bagian mobilnya. Dengan langkah cepat, Ruelle masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rapat-rapat.

Saat matanya tak sengaja menoleh ke luar jendela, ia melihat dua sosok asing perlahan membuka sebagian kain penutup mobilnya, seolah tengah mencari sesuatu yang tersembunyi.

Mereka berbisik-bisik, namun Ruelle tak dapat mencuri dengar percakapan mereka. Tak lama kemudian, keduanya pergi, meninggalkan jejak tanya di benak Ruelle. Tampaknya, mereka memarkir kendaraan mereka jauh dari tempat tinggal Ruelle yang baru ini, seolah enggan mendekat.

Kediaman Ahmed

Kabar tentang Dio yang nyaris tertabrak mobil telah menyebar di kediaman Ahmed, orang tuanya. Ahmed segera memanggil anak buahnya untuk melakukan investigasi atas kejadian yang menimpa putranya.

Untungnya, Meghan dan bayinya masih diberikan keselamatan. Ahmed berharap keduanya tetap dalam kondisi baik hingga menjelang persalinan.

Ahmed memeluk Aisyah, sang istri, yang terus menangisi kejadian yang membuat perut Meghan terasa sakit. Dio pun telah menjelaskan kepada Umi bahwa Meghan dan bayinya baik-baik saja.

Meghan juga sudah menenangkan Aisyah di depan umum, tetapi hati Umi Aisyah memang terbuat dari kapas yang lembut, tidak bisa menerima sedikit pun luka.

Ponsel Ahmed berdering, menampilkan nama anak buahnya sebagai penelepon. Tanpa ragu, Ahmed menggeser layar ponselnya dan mendekatkannya ke telinga.

Dahi Ahmed mengkerut dalam mendengar penjelasan dari seberang telepon. Semua yang berada di dekatnya ikut terheran, tak terkecuali Aisyah, yang terus menarik-narik ujung baju suaminya. Seolah meminta penjelasan segera, memang begitulah emak-emak, jika jiwa bar-barnya sudah keluar, macan pun tak dipandang bulu.

Ahmed segera memutuskan panggilan telepon, lalu meletakkan ponselnya di atas meja. Ia kembali menjatuhkan diri di kursi tepat di samping Aisyah.

"Mobil yang mencoba menabrak Dio sudah ditemukan. Mobil itu terparkir di perumahan pelosok di ujung kota C." Ahmed menarik napas dalam, mengisi paru-parunya yang terasa kosong, lalu melanjutkan, "Ada yang tahu itu rumah siapa?"

Semua yang hadir saling bertatapan, termasuk Dio dan Meghan. "Assalamualaikum," ucap Morgan yang baru saja tiba. Ia segera mencium tangan Umi dan Abi dengan takzim.

Ahmed dan Aisyah menyambut Morgan seperti anak sendiri, memeluknya dengan sayang.

"Dari mana saja kamu?" tanya Aisyah sambil menghapus jejak air mata dengan jilbab panjangnya.

Dahi Morgan berkerut, heran mengapa Uminya tampak seperti habis menangis.

"Dari apartemen, Umi," jawab Morgan. Ia bukan tipe orang yang kepo, tidak akan bertanya jika tidak diajak bicara. Jadi, Morgan lebih memilih diam meski rasa penasaran menghantui pikirannya. Gengsi nya besar beut bang.

"Bagaimana kabar Elea?" tanya Aisyah. Dirinya dan Elea memang seumuran, meski mereka adalah besan, Aisyah dan Elea tidak mempermasalahkan panggilan. Karena seumuran, mereka hanya memanggil dengan nama.

"Baik, Umi," jawab Morgan. Memang dasarnya Morgan irit bicara, jadi ia hanya akan berbicara seperlunya.

Aisyah tidak heran dengan sikap Morgan, karena selain Morgan, Dio pun juga begitu. Baru-baru ini saja Dio jadi lebih banyak bicara karena ia harus cerewet, terutama karena Meghan memiliki tingkah laku yang tidak seperti ibu hamil pada umumnya.

Meskipun usia kehamilannya sudah menginjak delapan bulan, Meghan masih bersikap seperti anak kecil. Mulai dari makanan yang dipilih-pilih, ia juga lebih suka menonton film kartun daripada drama Korea seperti wanita pada umumnya.

Meskipun begitu, Dio tidak ambil pusing, karena Aisyah juga menjelaskan bahwa dulu saat hamil Dio, sang Umi pun pernah bertingkah konyol.

Ia lebih suka mencium bau ketiak sang suami, mending jika Ahmed baru selesai mandi. Bahkan, Ahmed yang baru saja selesai lari di malam hari sudah disuruh membuka pakaian dan digiring masuk ke kamar, hanya untuk mencium bau ketiaknya.

Dio pun tertawa puas, seolah berhasil menjahili sang Abi meski masih di dalam kandungan. Ahmed sudah berwajah masam saat mendapati anaknya menertawainya.

Ahmed langsung melemparkan jeruk yang baru saja dikupasnya ke arah Dio. Dengan sigap, Dio menangkap jeruk yang terbang melayang itu, lalu memasukkan satu per satu potongan jeruk ke dalam mulutnya.

Aisyah hanya menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya, anak dan Abi yang selalu seperti kucing dan tikus.

Selalu ada saja tingkah polah mereka untuk mengusir kebosanan. Entah sudah menjadi tradisi ataukah sifat jahil sang Abi memang sudah mendarah daging dan menurun pada Dio, dulu Aisyah sang istri yang menjadi korban kejahilannya, tapi kini seperti senjata makan tuan, anaknya sendiri yang menjahilinya.

Mohon kritik dan Sarannya

1
🚨🌹maly20🌹🏵️
Bagus banget nih novel, author terus berkarya ya!
Ceriwis: Alhamdulillah 😍 terimakasih ❤️
total 1 replies
Azure
Endingnya puas. 🎉
Ceriwis: Alhamdulillah 😍 kalau kakak puas 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!