Aurora Felicia atau biasa dipanggil dengan Cia. Gadis manis dan polos berusia 16 tahun yang hidupnya tiba-tiba berubah setelah bertemu dengan keluarga kandungnya.
Cia yang biasanya hidup susah tiba-tiba menjadi anak dan cucu kesayangan keluarga kaya raya. Bahkan Cia juga memiliki tiga orang kakak yang sangat posesif padanya.
Bagaimana Cia menghadapi keluarga yang ternyata sangat posesif padanya?.
Dan bagaimana bisa Cia terpisah dari keluarga kandungnya?.
ikuti terus kelanjutan ceritanya ya 🤗 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Reynand baru sampai di markas. Dengan wajah kesalnya Reynand langsung menghempaskan tubuhnya di sofa yang ada di markas.
"Hufttt" gerutu Reynand.
"Wih kenapa Lo Rey, muka Lo asem banget perasaan" ucap Jason.
"Iya Rey, datang-datang muka Lo udah gak enak aja tuh" ucap David.
"Berisik!" ucap Reynand.
Elang yang melihat sahabatnya tidak seperti biasanya langsung menyenggol lengannya.
"Kenapa Lo, mau cerita gak" ucap Elang.
"Gue lagi sebel plus bingung" ucap Reynand.
"Oh gitu ya, giliran Elang aja yang nanya langsung di jawab. Tadi gue yang nanya langsung kena omel".
"Sakit hati adek bang" ucap Jason dengan nada memelas.
"Dihh geli gue lihat Lo kaya gitu" ucap David yang langsung menghindar dari sisi Jason.
"Bisa diam gak Lo berdua" tegur Elang.
Mendengar ucapan Elang, Jason dan David langsung menutup mulutnya.
"Oke kita diam" ucap keduanya dengan suara kurang jelas karena mulutnya di tutup.
"Cerita" ucap Elang pada Reynand.
"Huftttt....".
"Gue bingung gimana harus bersikap sama adik gue" ucap Reynand.
"Apa?, adik?".
"Sejak kapan Lo punya adik. Bukannya Lo anak terakhir?" kaget Jason dan David.
Elang sendiri juga merasa terkejut, tapi Elang tidak seperti Jason dan David yang suka bereaksi dengan heboh. Elang lebih bisa mengontrol ekspresinya.
"Diam!" ucap Elang pada Jason dan David.
"Ehh sorry, tadi kita reflek" ucap Jason.
"Lanjut" ucap Elang pada Reynand.
"Sebenarnya gue punya adik perempuan. Tapi adik gue ini hilang saat dia umur 1 tahun. Dan setelah 15 tahun akhirnya adik gue ditemukan".
"Dan tadi pas gue mau kesini gak sengaja gue bertabrakan sama dia. Karena gue refleks dan gak tahu harus bersikap gimana tanpa sengaja gue marahin dia".
"Sebenarnya gua gak berniat buat marahin dia si. Gue cuma gak tahu aja harus bersikap gimana. Karena kan selama ini gue belum pernah merasakan punya adik".
"Apalagi adik gue ini kan perempuan. Lo semua tahu kan selama ini gue anti banget sama perempuan" cerita Reynand.
"Wahh Lo parah Rey. Masa baru hari pertama ketemu adik Lo sikap Lo udah langsung kaya gitu" ucap Jason.
"Iya Rey, gimana kalau adik Lo ngiranya Lo gak suka sama dia" ucap David.
"Tapi gue beneran gak bermaksud kaya gitu. Gue cuma gak tahu aja harus bersikap gimana".
"Di satu sisi gue bahagia karena bisa ketemu lagi sama dia. Tapi di sisi lain gue merasa marah sama kedua orang tua gue karena selama ini mereka gak pernah perhatian sama gue".
"Mereka mengabaikan gue dan sibuk cari keberadaan adik gue" ucap Reynand.
"Tapi Lo gak bisa juga melampiaskan kemarahan Lo sama adik Lo itu si. Secara adik Lo kan gak tahu apa-apa".
"Dia juga pasti gak mau semua ini terjadi sama dia kan" ucap Jason.
Elang dan David langsung menatap Jason saat mendengar ucapannya. Jason sendiri langsung merasa salah tingkah di tatap seperti itu.
"Wahh selama gue temenan sama Lo baru kali ini gue kagum sama ucapan Lo. Gue gak nyangka Lo bisa punya pemikiran kaya gitu. Iya kan Lang" ucap David.
"Hem" ucap Elang.
"Sialan Lo berdua, walaupun gini-gini gue tuh penasehat yang bijak tahu. Tapi cuma ke tutup sama sifat gue yang suka jahil aja" ucap Jason.
"Iya iya. Kali ini gue bangga jadi temen Lo" ucap David sambil menepuk pundak Jason.
"Gak usah kaya gitu deh, lebay tahu" ucap Jason.
"Ini tuh bentuk penghargaan gue buat Lo tahu" ucap David.
Reynand yang melihat sikap Jason dan David tiba-tiba menyunggingkan senyum.
"Makasih ya, kalian mau dengerin cerita gue. Beruntung banget gue punya kalian" ucap Reynand.
"Kita ini kan sahabat, kita akan selalu ada buat Lo" ucap David.
"Iya, kaya sama siapa aja pake bilang makasih segala" ucap Jason.
Reynand benar-benar merasa sangat bersyukur bisa memiliki sahabat seperti mereka. Bagi Reynand teman-temannya adalah rumah kedua untuknya.
"Ehh Rey, tapi gue jadi penasaran deh gimana wajah adik perempuan Lo. Gimana kalau sekarang kita ke mansion Lo" ucap David.
"Eh iya bener. Gue juga penasaran nih" ucap Jason.
"Enggak lah, gue belum siap buat ketemu dia. Gue nggak tahu harus bersikap gimana kalau sampai ketemu dia".
"Malam ini gue mau nginep disini aja" ucap Reynand.
"Seriusan Lo mau nginep disini?" tanya David.
"Serius lah" jawab Reynand.
"Yaudah, karena Lo nginep. Gue sebagai sahabat yang baik akan nemenin Lo nginep disini" ucap Jason.
"Serius Lo mau nemenin gue?" tanya Reynand.
"Serius lah" ucap Jason.
"Yaudah, gue juga nginep. Lo gimana Lang?" tanya David.
"Ngikut" jawab Elang.
"Yess. Kalau gitu malam ini kita semua nginep disini dong. Seru nih" ucap Jason.
"Gak usah macem-macem. Besok sekolah. Tidur" ucap Elang.
"Yaelah, baru aja gue mau buka wine. Dikit doang kok Lang, gak bakal bikin kita mabuk juga" ucap Jason.
"Gak ada" tegas Elang.
"Hufttt yaudah deh" ucap Jason merasa kecewa. Walaupun kecewa, tapi Jason tetap menuruti ucapan Elang.
Sedangkan di sisi Arsen, mobil yang dia tumpangi melaju dengan cepat menuju kota Jakarta.
Setelah gagal menemukan adiknya, Arsen bergegas kembali ke kota.
"Tuan, kita mau ke mansion keluarga Smith atau ke apartemen tuan?" tanya Leon.
Selama ini Arsen memang lebih sering pulang ke apartemen dibanding ke mansion. Sejak usia Arsen 17 tahun Arsen memutuskan untuk tinggal sendiri dengan membeli apartemen.
"Mansion" jawab Arsen.
"Baik tuan" ucap Leon.
Leon segera melajukan mobilnya menuju mansion keluarga Smith. Sedangkan Arsen sendiri baru ingat kalau ada pesan masuk di grup keluarga.
Tapi saat membuka ponselnya, Arsen baru sadar kalau ponselnya kehabisan daya.
"Sial, kenapa pakai mati segala si. Mana gak bawa pengisi daya lagi" gerutu Arsen.
"Apa kita perlu berhenti dulu untuk mengisi daya ponsel anda tuan" ucap Leon mendengar gerutuan Arsen.
"Gak perlu. Lanjut jalan aja" ucap Arsen sambil menutup kedua matanya untuk merilekskan pikirannya.
Di mansion keluarga Smith, Cia merasa sangat takjub melihat kamar yang sang mommy tunjukan padanya.
"Wahh ini beneran kamar buat aku mom?" tanya Cia memastikan.
"Iya princess, sejak dulu kamar ini milik kamu. Di samping kamar kamu ada kamar kakak-kakak kamu. Tapi sayang, selama ini mereka jarang pulang" ucap mommy Aletta yang langsung berubah raut wajahnya mengingat selama ini dirinya benar-benar mengabaikan anak-anaknya.
"Loh mom kok sedih gitu?" tanya Cia melihat perubahan raut wajah sang mommy.
"Ehh gak papa sayang. Mommy cuma teringat saat kamu masih bayi".
"Oh iya, ayo sekarang mommy akan tunjukan isi kamar kamu" ajak Aletta.
"Iya mom" ucap Cia.
Mommy Aletta menunjukan satu persatu isi kamar Cia. Mulai dari baju, sepatu, alat make up sampai kamar mandi.
Cia yang melihat itu semua merasa sangat takjub. Dirinya masih merasa semua ini seperti mimpi baginya.
"Ini beneran kamar aku. Luas banget. Bahkan lebih luas dari rumah aku di desa. Belum lagi baju-bajunya bagus banget lagi" batin Cia.
"Gimana princess. Apa kamu suka semuanya?. Kalau kamu merasa ada yang gak suka langsung bilang ya. Biar mommy dan Daddy bisa ganti sesuai keinginan kamu" ucap Aletta.
"Gak mom, aku suka semuanya kok. Ini udah lebih dari cukup. Bahkan aku merasa ini sangat berlebihan mom" ucap Cia.
"Ini gak berlebihan sama sekali princess. Ini pantas kamu dapatkan. Oh iya, mommy juga lagi memesan baju-baju keluaran terbaru dari para disainer".
"Nanti kamu pilih ya mana aja yang kamu suka. Kalau ada yang gak suka mommy bisa pesankan yang lainnya lagi" ucap Aletta.
"Ehh gak perlu mom, baju-baju yang tadi itu juga udah lebih dari cukup. Jadi gak perlu beli baju lainnya lagi. Sayang uangnya mom, semua barang-barang disini pasti mahal-mahal kan" ucap Cia.
"Enggak princess, itu belum cukup. Masih banyak barang-barang yang ingin mommy berikan buat kamu. Jadi jangan larang mommy untuk membelikan sesuatu buat kamu".
"Lagipula uang Daddy kamu banyak. Jadi tenang aja ya" ucap mommy Aletta.
"Yang dikatakan mommy kamu benar princess. Kamu gak perlu memikirkan harga barangnya".
"Udah terima aja ya. Mommy kamu udah lama menunggu momen seperti ini loh" ucap Daddy James.
"Iya princess udah terima aja. Lagipula kamu gak usah khawatir, uang Daddy banyak gak akan habis cuma buat beli baju kamu".
"Ada juga kak Arsen yang banyak uangnya juga. Bahkan pulau pun akan kita belikan kalau kamu mau" ucap Gara.
"Nah benar apa kata kakak kamu tuh. Kalau kamu mau nanti Daddy belikan pulau buat kamu" ucap James.
"Ehh gak perlu, kalau beli pulau itu terlalu berlebihan. Ini semua udah sangat cukup. Lagipula buat apa juga aku punya pulau" ucap Cia.
"Siapa tahu kamu mau liburan princess. Jadi kamu bisa liburan ke Pulau sendiri" ucap Gara.
"Enggak kak, pokoknya aku gak mau ya kalau kalian beli pulau buat aku" ucap Cia.
"Yaudah yaudah, kita gak akan belikan pulau. Sekarang lebih baik kamu istirahat ya, pasti capek kan setelah perjalanan jauh" ucap mommy Aletta.
"Iya mom" ucap Cia.
"Yaudah, selamat istirahat ya. Tidur yang nyenyak princess" ucap mommy Aletta.
"Iya, kalian juga selamat istirahat ya" ucap Cia.
"Iya princess" ucap Gara.