NovelToon NovelToon
Kepincut Ustadz Muda: Drama & Chill

Kepincut Ustadz Muda: Drama & Chill

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cintapertama / Enemy to Lovers
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ayusekarrahayu

Maya, anak sulung yang doyan dugem, nongkrong, dan bikin drama, nggak pernah nyangka hidupnya bakal “dipaksa” masuk dunia yang lebih tertib—katanya sih biar lebih bermanfaat.

Di tengah semua aturan baru dan rutinitas yang bikin pusing, Maya ketemu Azzam. Kalem, dan selalu bikin Maya kesal… tapi entah kenapa juga bikin penasaran.

Satu anak pembangkang, satu calon ustadz muda. Awalnya kayak clash TikTok hits vs playlist tilawah, tapi justru momen receh dan salah paham kocak bikin hari-hari Maya nggak pernah boring.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayusekarrahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29 Tatapan yang tak sengaja

Maya yang tadinya masih bercanda kini langsung terpaku. Matanya membulat kecil, napasnya seolah tercekat di tenggorokan. Di sana, berdiri sosok yang baru saja jadi bahan obrolannya....ustadz Azzam.

Ia tampak menenteng map berwarna hitam, dengan kemeja putih yang dilapisi jas abu muda dan sarung tenun halus yang rapi. Cahaya matahari pagi menembus jendela besar di belakangnya, memantulkan kilau lembut di wajahnya yang tenang.

Maya menatapnya tanpa sadar, matanya seakan tak mau berpaling. Ada sesuatu yang aneh di dadanya, degup yang tiba-tiba terasa lebih cepat dari biasanya.

Sorot mata yang biasanya dingin dan datar itu kini malah terlihat teduh dan hangat. 'oh my good ini beneran manusia kan? kenapa sih dia tuh makin hari makin ganteng aja, kalau gini terus bisa-bisa gue pingsan tiap liat dia....eh eh apaan si, Maya kok lo jadi melankolis gini si, gak, gak boleh yaa, inget dia ini ustadz dan tipe lo itu tetep yang kayak Bruno Mars.' monolog nya dalam hati.

Sementara itu, Azzam menatap ke arah mereka, lebih tepatnya, ke arah Maya.Tatapan yang awalnya datar perlahan berubah menjadi lembut.

'Ya Allah kenapa mata ini seakan tak mau berpaling darinya, wajah tengilnya itu kenapa kali ini terlihat sangat...manis, astagfirullah Azzam kamu ini Apa-apaan, ini namanya zina mata, inget zam niat kamu kesini buat cek persiapan bukan buat liatin seseorang,' Serunya dalam hati, beberapa kali Azzam berusaha menahan pandangannya.

Azzam melangkah mendekat perlahan, senyum tipis terukir di bibirnya. “Kalian dari tadi kedengaran riuh sekali. Sepertinya sedang membicarakan hal penting?”

Sinta langsung menepuk bahu Maya pelan, menyadarkannya. “U-uh, enggak, Ustadz. Kami cuma... cuma bantu Maya latihan,” jawabnya gugup.

“Oh begitu,” Azzam mengangguk ringan. Tatapannya kembali jatuh ke arah Maya.

“Kamu terlihat berbeda hari ini.”

Maya menelan ludah, matanya tak berani berpaling."Beda gimana maksudnya... beda aneh? Atau... beda yang bagus? Ya Tuhan, kenapa gue mikir sejauh ini!”

“Lebih siap. Lebih dewasa,” jawab Azzam dengan nada lembut namun berwibawa.

Maya merasakan pipinya panas.'Dewasa katanya... kalau dia tahu gue hampir nggak tidur semalaman cuma buat latihan, mungkin nggak akan bilang gitu.'

Tapi di sisi lain, Azzam juga menyembunyikan debar di dadanya. 'Dia selalu terlihat bersemangat. Tapi hari ini... ada sesuatu yang berbeda. Entah karena caranya menatap, atau karena mata itu, seolah sedang berbicara tanpa suara.”

Beberapa detik mereka saling pandang, dalam diam yang anehnya tak membuat canggung.

Hanya ada dua pasang mata yang saling menaut, dan di antaranya waktu seolah berhenti.

Hingga suara gaduh dari luar aula memecah keheningan. Tanda bahwa para tamu sudah tiba.

Azzam menarik napas pelan, lalu berucap tenang, “Baiklah, ayo semuanya bersiap. Acara akan segera dimulai.”

Ia berbalik pergi. Namun sebelum benar-benar melangkah keluar, ia sempat menoleh sebentar dan tersenyum...singkat, tapi cukup untuk membuat jantung Maya berdebar lebih keras lagi.

'Senyum itu lagi... kenapa senyum itu selalu bisa bikin gue kehilangan arah sih?'

Dan di sisi lain, Azzam menatap sekilas ke arah Maya sebelum menunduk kecil. 'Aku tidak seharusnya menatapnya terlalu lama... tapi entah kenapa, mataku sulit berpaling.'

Begitu Azzam menghilang dari pandangan, Rara langsung bersuara, “Masih mau bilang Ustadz Azzam nyebelin, hah?”

Maya menatap kosong ke arah pintu, pipinya masih memanas. Ia tersenyum samar dan menunduk, berbisik pelan,“Nyebelin sih... tapi kok nyebelin banget, ya...”

Tawa kecil pecah di antara teman-temannya, sementara Maya menatap kosong ke depan, masih bisa merasakan getaran lembut dari tatapan Azzam yang barusan. 'Apa ini cuma kekaguman biasa... atau sesuatu yang bahkan gue sendiri belum berani sebut namanya?'.

Mereka akhirnya berjalan menuju aula, sesampainya disana para tamu mulai berdatangan lalu duduk di alas yang tersedia. Group reban terus mengalunkan musik yang diiringi sholawat. Nadia tampak dengan luwes melantunkan bacaannya.

Suaranya merdu dan halus membuat beberapa tamu terlihat tersenyum bangga. Ada pula yang terpesona oleh tampilannya kali ini. Wajah manis putih bersih, serta pembawaan nya yang anggun, membuat beberapa orang tampak terpukau.

Maya dan teman-temannya baru saja sampai di pintu aula, saat akan naik ke panggung tiba-tiba saja Maya bergerak kebingungan.

"Aduh gawat! kok gak ada ya," ia berulang kali membuka map nya dengan panik.

Teman-temannya ikut panik, "May, ada apa? kamu kenapa?" Rara terlihat ikut kebingungan.

"Guys naskah yang dikasih sama panitia tadi ilang!! aduh mana itu satu-satunya lagi, kalau sampe panitia tau pasti mereka bakal marah apalagi acaranya bentar lagi dimulai, ya ampun gimana ni," Maya berseru panik.

Sinta ikut memeriksa map itu, "Kok bisa sih May? kamu taruh dimana tadi?."

"Tadi ada di map ini, cuma gue liat bentar terus gue simpen lagi karna takut rusak, kok bisa ilang ya," Maya kembali membolak balikan map yang ia bawa.

"Aduh gimana dong, jangan sampe panitia tau nanti kita bisa dapet ceramah gratis, ayo kita cari dulu di luar siapa tau kececer," Zahra memberi ide.

Mereka mengangguk lalu berjalan ke arah luar menyusuri koridor, namun nihil naskah itu tidak ada dimanapun. Maya berdiri dengan panik, merasa marah atas kecerobohannya sendiri.

Sementara itu di atas panggung, Nadia menatap ke arah Maya dengan tatapan seolah puas. Ia lalu menatap Rita dan Putri lalu mengangguk sembari tersenyum simpul.

Rita dan Putri saling berpandangan lalu berusaha menahan senyum. Ya tanpa sepengetahuan Maya, hari setelah naskah itu diberikan, Rita dan Putri mengambilnya saat semua orang tengah lengah.

Maya masih berdiri dengan wajah paniknya, seolah tergerak ia menoleh ke arah panggung dia bisa melihat wajah Nadia yang tengah menatapnya dengan senyuman miring, lalu memalingkan wajah dengan gugup.

Maya mendecak kesal,' Dasar tu orang ya, tau aja gue lagi panik mana sok senyum-senyum gitu lagi.'

Ia beralih menatap teman-temannya, "Guys udah ga usah dicari, kayaknya emang gak ada."

"Tapi May, kalau tanpa naskah gimana kamu bisa tampil dengan baik nanti?" Rara berbicara pelan.

Maya mendongak lalu berbicara dengan tenang, "Gue yakin gue bisa, sekarang gue cuma mau minta tolong aja, tolong ambilin kertas kosong sama pulpen, gue mau nulis yang pentingnya."

Dewi langsung berdiri tegak, "Oke tenang biar gue yang ambilin ya, jangan panik ya gue bakal lari dengan kekuatan superman gue."

"Aduh wi yaudah buruan bentar lagi maya harus naik ke panggung!,"bentak Sinta, membuat Dewi langsung lari sekencang mungkin.

Rara mencoba menenangkan Maya, lalu Zahra datang membawa secangkir teh hangat. "May ini kamu minum dulu, biar agak tenang, kamu gak boleh panik kita yakin kok kamu pasti bisa, walaupun tanpa naskah," ucap Zahra dengan senyum tipisnya.

Maya tersenyum dengan gaya manja, "Aaaaa makasih ya guys, kalian emang temen terbaik deh, uhuk....uhukk.. tuh miss internasional sampe terharu gini."

"Kita akan selalu ada untuk miss internasional tersayang," Rara menimpali sambil tertawa geli.

Maya mengambil alih cangkir teh dari tangan Zahra, lalu menciumnya sekilas, "eumh kayaknya enak nih."

Sementara itu, di sisi lain aula, dua sosok yang bersembunyi di balik tirai memperhatikan Maya dengan tatapan was-was — Rita dan Putri.

“Udah kamu yakin, kan, tadi masukin bubuknya?” bisik Putri pelan, matanya sesekali melirik ke arah Maya.

“Iyalah, yakin kok," bisik Rita sambil tersenyum licik.

“Tapi kok dia belum minum, sih?”

“Ya sabar, bentar lagi juga—”

Belum sempat mereka lanjut mengintip, suara salah satu panitia terdengar dari kejauhan.

“Rita! Putri! Ayo bantuin bagian konsumsi sekarang! Cepet!”

Keduanya saling pandang panik. "Aduh, belum diminum lagi teh-nya,” gumam Putri kesal.

“Udah, biarin aja! Toh nanti juga dia minum sendiri,” jawab Rita cepat, lalu mereka berdua buru-buru lari kecil keluar aula.

................

Sementara itu, di dalam aula, Maya baru saja hendak meneguk teh itu. Tangannya sudah mengangkat cangkir ke bibir, tapi tiba-tiba—

“May!!! Gue balik!!!”

Suara teriakan itu membuat semua orang refleks menoleh. Dewi muncul dengan napas terengah-engah, wajah merah padam, rambut berantakan, dan keringat menetes di pelipis.

“Woi... air-nya mana, gue haus banget sumpah, kayak abis lomba marathon!” serunya dengan nada dramatis.

Tanpa pikir panjang, Dewi langsung menyambar cangkir dari tangan Maya, lalu meneguknya dalam satu kali seruput panjang.

.

.

✨️ Bersambung ✨️

1
Richboy I
semangat ka othor, ditunggu lanjutannya
Ayusekarrahayu: siappp makasihhh kakakk😍
total 1 replies
Hesty
bikin nadia ketauan thoor
Hesty
kalau bisa thoor jangan ada poligami... bikin nadia kena karmanya... dikeluarkandari pesantren
Ayusekarrahayu: siapp kakak masukan diterimaa😍🙏
total 1 replies
Rian Ardiansyah
di tunggu part selanjutnya kak👍
Ayusekarrahayu
Ayooo bacaa di jaminnn seruuu
Rian Ardiansyah
di tunggu kelanjutannya nyaa kak
Tachibana Daisuke
Bikin syantik baca terus, ga sabar nunggu update selanjutnya!
Ayusekarrahayu: sudah up ya kak
total 1 replies
Rian Ardiansyah
wowww amazing
Rian Ardiansyah
ihh keren bngtttt,di tungguu kelanjutan nyaaaa kak😍
Ayusekarrahayu: makasiii😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!