NovelToon NovelToon
Dipaksa Menjadi Istri Kedua

Dipaksa Menjadi Istri Kedua

Status: tamat
Genre:Poligami / Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Tamat
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Kata sah terdengar lantang dari dalam ruangan minimalis itu. Pertanda ijab kabul telah selesai dilaksanakan seiring dengan air matanya yang terus menerus menetes membasahi pipinya.

Apa jadinya jika, karena kesalahpahaman membuat seorang wanita berusia 25 tahun harus menjadi seorang istri secara mendadak tanpa pernah direncanakan ataupun dibayangkan olehnya.

Kenyataan yang paling menyakitkan jika pernikahan itu hanyalah pernikahan kontrak yang akan dijalaninya selama enam bulan lamanya dan terpaksa menjadi istri kedua dari suami wanita lain.

Mampukah Alfathunisa Husna menerima takdir pernikahannya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 29

Azhar benar–benar dibuat salah tingkah. Baru saja ia bergumam pelan tentang Nisa dan calon bayinya, tidak sadar di sekitar UGD ada dua orang yang sangat ia kenal: Bella dan Hafsah. Gumamannya ternyata didengar jelas oleh mereka.

Tangan Azhar bergetar, wajahnya pucat. Ia menelan ludah, kepalanya seperti berputar.

“Ya Allah… kenapa harus sekarang?” batinnya.

Bella mendekat dengan tatapan tajam. “Siapa yang sakit, Bang? Kok nggak ada kabar sama sekali?”

Hafsah ikut menimpali, wajahnya penuh tanda tanya. “Abang tadi ngomong soal ‘calon anak dan istri Abang’ yang sakit? Maksudnya siapa, Bang?”

Azhar berusaha menahan napasnya supaya tidak semakin terlihat panik. “Aku harus jawab apa ya Allah? Tolonglah aku…”

“Oh itu… anu… aku nggak ngomong istriku kok. Mungkin kalian berdua salah dengar saja.” Suaranya terdengar lirih, bergetar, dan ia memaksakan senyum yang terasa kaku.

Bella menggeleng cepat. “Kami dengar jelas kok, Bang. Jangan coba-coba mengelak.”

Azhar tertawa canggung. “Haha… nggak lah. Dianti lagi di Jakarta. Yang sakit itu Nisa. Tadi aku cuma ngomong: semoga istrinya dan calon anaknya teman nggak kenapa-kenapa. Karena Nisa sekarang jadi tanggung jawabku.”

Tangannya sampai gemetaran ketika ia mengucapkan kalimat itu.

“Ya Allah, semoga mereka nggak sadar kalau aku berbohong,” batinnya.

Tiba-tiba suara polos menyela, memecah ketegangan.

“Tante… Mama cantik jatuh gala-gala di dolong cama Kakak Bilqis. Kacian Mama cantik halus cakit. Papa tolongin Mama cantik bawa ke rumah cakit…” ucap Berliana, duduk di kursi rodanya sambil menatap tantenya dengan mata bulat.

Bella dan Hafsah serempak menoleh ke arah Berliana. Mereka terperanjat mendengar cerita polos itu.

“Astaghfirullahaladzim! Kok bisa seperti itu?!” seru Bella histeris.

Hafsah menggeleng lemas. “Ya Allah, kenapa Bilqis bertindak sampai segitu? Apa Mbak Dianti nggak mengajarkan hal-hal baik? Bulan lalu saja dia sempat mendorong temannya di sekolah sampai kepalanya harus dijahit…”

Berliana mengangguk-angguk, suaranya tetap lugu. “Mama cantik ajalin kami doa makan, Tante. Tapi Kakak nggak mau belajal, Kakak marah-marah lalu lempar mainan dan dorong Tante Nisa…”

Bella berjongkok di depan Berliana, memegang bahunya. “Kamu baik-baik saja kan sayang? Nggak ada yang terluka gara-gara Kakak Bilqis?”

“Aku nggak apa-apa, Tante cantik,” jawab Berliana sambil menggeleng.

Hafsah menunduk berbisik di telinga Bella. “Kenapa aku merasa sifatnya Bilqis lebih mirip Mbak Dianti dan Bu Retno daripada Abang Azhar? Apa cuma perasaanku?”

Bella mengangguk pelan. “Semoga saja bisa dirubah dengan didikan yang tepat. Jangan sampai seperti mamanya…”

Hafsah menarik napas panjang. Ia teringat kejadian empat hari lalu saat tanpa sengaja melihat Dianti dan seorang pria bernama Alif berciuman di dalam mobil.

“Astaghfirullahaladzim… jangan-jangan Bilqis anaknya lelaki itu? Wajahnya mirip sekali…” batinnya, menutup mulut sendiri.

Azhar berdehem, mencoba mengendalikan situasi. “Aku cemas… Nisa terjatuh, dia sedang hamil. Aku buru-buru bawa ke rumah sakit. Aku nggak mau suaminya marah karena kelalaianku…”

Hafsah mendengus. “Katanya suaminya tentara, kok tega istrinya kerja jadi asisten rumah tangga dalam keadaan hamil? Nggak dikasih biaya hidup?”

Azhar tersenyum sumbang, dadanya nyeri mendengar ucapan itu yang sejatinya ditujukan pada dirinya sendiri. “Mungkin Nisa nggak cerita sama suaminya di Lebanon. Seharusnya dia berhenti kerja karena hamil… aku juga khawatir sama calon bayinya.”

Bella ikut menimpali. “Kasihan Nisa. Tapi jangan cepat suudzon, Haf. Mungkin banyak alasan yang dia pikirkan.”

Azhar mengangguk-angguk, menahan gugup. “Lagian katanya baru dua hari dia tahu kalau dirinya hamil…”

Suasana seketika hening. Semua mencerna ucapannya.

Hafsah kemudian berkata lembut, “Kita doakan saja semoga calon bayinya dan Mbak Nisa nggak kenapa-kenapa. Ini juga pembelajaran buat Abang, jangan terlalu memanjakan anak-anak sampai mereka jadi liar.”

Azhar menarik napas pelan, menunduk. “Sebenarnya Nisa sudah dilarang suaminya. Tapi dia ngotot menjaga Berliana dan Bilqis sebagai balas budi padaku. Aku akan memintanya berhenti bekerja…”

Bella menyentuh lengan kakaknya. “Kalau gitu Abang harus menjaga Nisa sementara. Kasihan dia sakit, jauh dari suami. Hamil pertama lagi. Pasti sedih dan kesepian…”

Hafsah menimpali dengan senyum berharap, “Alhamdulillah Mbak Nisa hamil. Semoga berita gembira itu menular pada kami berdua juga.”

“Amin ya rabbal alamin,” ucap mereka serentak.

Bella berdiri, merapikan jilbabnya. “Kalau gitu kami pamit dulu, Bang. Nanti setelah jam kerja aku kesini menjenguk Nisa.”

Hafsah ikut pamit. “Aku juga akan membantu Abang menjaga Nisa selama opname. Jangan sungkan minta tolong. Kami sudah menganggap Nisa seperti saudari sendiri.”

“Makasih banyak,” ucap Azhar. Ia tersenyum lebar melihat adik-adiknya pergi, rahasianya masih aman.

Begitu punggung mereka menghilang, Azhar mengusap wajahnya. Dadanya sesak.

“Ya Allah… semakin banyak kebohongan yang aku lakukan. Aku benar-benar dalam dilema. Kebohongan besar kututupi dengan kebohongan kecil…”

Air matanya hampir jatuh. “Maafkan aku ya Allah. Aku hanya ingin melindungi mereka. Aku bukan pembohong ulung. Tapi cintaku pada Alfathunisa Husna terlalu besar…”

Ia teringat betapa ia tak sanggup memilih antara masa depan anak-anaknya atau mempertahankan wanita yang benar-benar ia cintai.

Azhar menunduk, melantunkan doa.

“Allāhumma rabban-nāsi adzhibil ba’sa isyfi antas syāfi lā syāfiya illā anta syifā’an lā yughadiru saqaman…”

Suaranya parau. “Ya Allah, lindungilah anakku selama ia dalam kandungan istriku. Sehatkanlah dia. Sehatkanlah mereka…”

Berliana diam-diam menatap papanya. Ia memeluk tangan Azhar yang gemetar. “Papa jangan sedih… Mama cantik sama adik-adik di perut Mama kuat kok…”

Azhar memejamkan mata. “Terima kasih sayang…”

Beberapa menit kemudian pintu UGD terbuka. Seorang dokter keluar mendekati Azhar. “Apakah Bapak suaminya?”

Azhar celingukan sebentar lalu mengangguk mantap. “Benar, Pak Dokter. Saya suaminya. Bagaimana kondisi istri dan calon bayi kami?”

Dokter tersenyum. “Alhamdulillah, mereka baik-baik saja. Istri Bapak hanya perlu bed rest. Jangan banyak aktivitas. Jangan stres.”

Azhar menghela napas lega. “Syukurlah…”

Dokter menambahkan pelan. “Oh ya, selamat. Istri Bapak hamil anak kembar. Bahkan kembar tiga. Semuanya laki-laki. Usia kandungan sudah empat bulan.”

Azhar terbelalak. “Apa?! Kembar tiga, Dok?”

Dokter mengangguk sambil tersenyum lebar. “Betul. Ini kabar gembira. Tapi Bapak harus ekstra menjaga mereka.”

Air mata Azhar tumpah tanpa ia sadari. Ia sujud syukur di lantai rumah sakit. “Allahu Akbar… subhanallah… masya Allah…”

Berliana ikut menatapnya penuh rasa kagum. “Papa senang ya…?”

Azhar memeluk putrinya erat. “Papa bahagia sekali, sayang. Kita akan punya tiga adik laki-laki…”

Dengan langkah gemetar penuh haru, ia menggendong Berliana menuju ruang perawatan Nisa. Dalam hatinya ia berbisik,

“Ya Allah, berikanlah aku kekuatan. Jagalah mereka yang kucintai…”

Azhar terdiam beberapa detik setelah dokter pergi. Suara bising rumah sakit seolah lenyap.

Yang ada hanya detak jantungnya sendiri yang berpacu cepat. Matanya panas, pandangannya berkunang-kunang.

“Ya Allah… ini jawaban atas doa-doaku selama ini…”

Pelan-pelan ia meletakkan Berliana di kursi, lalu berlutut. Keningnya menyentuh lantai rumah sakit yang dingin.

“Allahu Akbar… alhamdulillahi rabbil ‘alamin…” lirihnya bergetar, diulang-ulang. Air matanya menetes membasahi lantai.

Berliana yang masih kecil ikut menunduk, memegang punggung papanya. “Papa kenapa nangis? Papa sakit ya?”

Azhar mengangkat wajahnya, tersenyum di balik air mata. “Papa nggak sakit, sayang… Papa bahagia. Kita… kita akan punya tiga adik laki-laki. Doa Papa selama ini dikabulkan Allah.”

Ia kembali menunduk, sujud syukur sekali lagi. Suaranya parau, nyaris hanya berupa bisikan.

“Ya Allah… terima kasih atas amanah besar ini. Terima kasih telah menitipkan tiga jiwa kecil dalam rahim istriku. Jagalah mereka agar sehat sempurna. Jadikanlah aku ayah yang mampu menjaga mereka…”

Berliana mengusap air mata ayahnya dengan jemari mungilnya. “Papa jangan nangis… nanti Mama cantik juga nangis…”

Azhar tertawa kecil di sela tangisnya. “Ini tangis bahagia, Nak. Papa senang sekali. Papa nggak pernah sebahagia ini…”

Ia berdiri, memeluk erat putrinya. Dalam pelukan itu, ia merasakan sekaligus beban besar yang harus ia jaga yaitu rahasia, tanggung jawab, dan cinta yang harus ia lindungi. Tapi di balik semua itu, kebahagiaan dan rasa syukur mengalir deras.

“Insya Allah, Papa akan menjaga kalian semua. Papa janji,” gumamnya lirih, lalu melangkah menuju ruang perawatan Nisa dengan hati yang penuh doa.

1
Iis Dawina
waduh beneran tamat ini..pdhal bgus ceritanya
Shinta Ismayanti
luar biasa 👍🏼
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: mampir baca novel baru aku kakak semoga aku bisa gajian bulan depan Amin ya rabbal alamin 😂🙏🏻🤗

judulnya Air Mata Duka Dimalam Pertama.
total 1 replies
Cookies
luar biasa
Cookies
kok tamat thor, azhar blom tau ank istriny msh hidup, semangat ditunggu lanjutanny
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: tamat karena gagal dapat cuan kak kalau lanjut ngenes kak😭😭😭

aku fokus novel baru aku kak judulnya Air Mata Duka Dimalam Pertama.
total 1 replies
Wien Daffa
lah...kok tamat Thor.
nanti bagaimana nasib anak2nya Pak Mayit.
semngat ya.....
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: mampir baca novel baru aku kakak judulnya berbeda dari semua Novel aku Judulnya Air Mata Duka Dimalam Pertama
total 1 replies
Cookies
semangat thor
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak 🙏🏻🥰
total 1 replies
Cookies
siapa yg tau ttg pernikahan nisa azhar, alif kah
Yensi Juniarti
maaf kak bukan menghujat tapi alurnya muter2..🙏🙏🙏
aku agak binggung bacanya 🙏🙏🙏
Yensi Juniarti: Alhamdulillah kalau begitu 🙏🙏🙏
total 2 replies
Yuliana Tunru
kadang binging baca penulisan mu thorr saat alur cerita x dan diulang kyk pov gitu berulang2 dgn ulasan yg sama jd bertele2..padahal sdh bahus eh malah terusik dgn pov x pengulangan kisah deh
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: iya yah kakak akan diperbaiki kedepannya 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Yuliana Tunru
wow dian ternyata selinkuh..klo mmg gitu knp msh bertahan dgn azhar cerai gih agar kakian sama2 bahagia dgn pilihan hati
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sama² pemain yah 😂🤭
total 1 replies
Eva Karmita
ya Alloh Nisa Azhar kalian berdua sudah di buatkan cinta ...sadar ngk sih nis ada hati yang lain terluka bilang mengetahui hubungan kalian berdua 💔😩
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭
total 1 replies
Eva Karmita
maju terus Faris jgn gentar rebut hati Nisa ...

Nisa lebih baik menikah dengan duda dari pada jadi plakor
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: oh ho duda semakin di depan dong 🤭😂
total 1 replies
Eva Karmita
itu konsekuensi yang harus kamu tanggung Nisa ,, menjadi istri bayangan tak seindah yang dibayangkan akan ada hati yang selalu terluka melihat kemesraan suami dan istri sahnya 💔😭...,, Azhar jangan egois lepaskan Nisa biarkan Nisa mencari kebahagiaan yang lain ,, tidak ada keadilan bagi orang yang berpoligami yang ada hanya luka dan luka yg menggerogoti batin yg penuh luka dan tekanan 💔💔💔💔💔💔
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: insha Allah...
total 3 replies
Eva Karmita
❤️
Eva Karmita
ya Allah jgn sampai ini menjadi awal yang menyakitkan Nisa kamu sudah menyerahkan diri mu ...,, tidak ada rumah tangga yang baik" saja apalagi diawal dengan keterpaksaan ingat Azhar berstatus suami orang , semoga saja Nisa bisa menjalani hari-harinya dengan baik
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe
total 1 replies
Eva Karmita
😭 yg kuat Nisa.... Azhar plesss kalau kamu memang mencintai istri dan anak mu tolong jangan sampai kamu nyentuh Nisa kasihan Nisa anak yang baik kan kamu udah ngomong ngk bakalan jatuh cinta dengan Nisa
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: pasti kuat lah KK
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!