Terjebak Dalam Novel(Transmigrasi)

"untuk apa kau menabung jika uang Daddy mu sudah banyak?"tanya Louis yang baru saja datang

"ternyata masih ingat rumah, kak pliss deh mana Dua keponakan Ku ?"tanya zoey meletakkan sendok makan dan menatap Louis

"mereka sudah berangkat" jawab Louis singkat

"mengapa cepat sekali jangan bilang kau tak mengantar mereka sampai naik jet kan ?" Ashley menyipitkan matanya menatap wajah Louis penasaran

"hm, aku tinggalin mereka bersama Raka "jawab Louis membuat Ashley dan zoey geram setengah mati dengannya

"kau "

Prang!!

Ashley melempar piring yang di pengang nya Untung saja Louis menghindar dengan cepat kalo tidak wajah nya yang Tampan rupawan sudah berdarah akibat perbuatan istrinya, zoey melotot tak percaya ternyata kakak iparnya seberani itu

"MEREKA ANAK-ANAK MU SIALAN, KENAPA KAU MEMPERLAKUKAN MEREKA SEPERTI BUKAN ANAK MU?!" teriak Ashley, emosi yang sudah tak bisa ditahan lagi. Matanya merah dan wajahnya memerah karena marah.

"Sudah kubilang, mereka bukan anakku!!" bentak Louis, mengepalkan tangannya kuat. Wajahnya juga merah dan otot-ototnya terlihat tegang.

"Kakak, anak-anakmu, kau ini amnesia atau gimana kak?" tanya Zoey, tak habis pikir dengan jalan pikiran kakaknya. Dia melangkah mundur, mata tidak percaya pada kakaknya.

"Diam, jangan mengikut campuri urusan rumah tangga kakak!!" bentak Louis, membuat Zoey tersentak. Dia merasa takut dengan nada suara kakaknya yang keras.

"Baiklah, aku tak akan mengikut campuri urusan rumah tangga kakak," ujar Zoey, mengambil tasnya dan ingin keluar dari mansion. Tapi Louis langsung menghadang nya.

"Masuk ke dalam kamarmu, aku tidak mengizinkanmu keluar," ujar Louis, menatap wajah adiknya dengan tajam. Matanya terlihat dingin dan tak ada sedikit pun keramahan di dalamnya.

"LOUIS, JAWAB AKU SIALAN!!" teriak Ashley, marah sekali. Dia merasa Louis tak peduli dengan anak-anaknya dan itu membuatnya sangat kesal.

"Jaga bicaramu, aku suamimu," ujar Louis, datar sambil membuka ponselnya. Dia terlihat santai dan tidak terganggu dengan teriakan Ashley.

"Mereka sudah berangkat satu menit yang lalu, Raka yang menemani mereka," ujar Louis, santai.

Ashley mendekat ingin mengambil ponsel dari tangan Louis dan memastikan apakah benar yang dikatakan Louis. Tapi Louis mengangkat ponselnya tinggi, membuat Ashley tidak bisa mengambilnya.

"Berikan aku ponsel itu!" teriak Ashley, marah. Tapi Louis tidak bergeming, hanya menatapnya dengan dingin.

"Mengapa kau tak pernah percaya sedikit pun dengan ku?" tanya Louis, matanya menyipit dengan campuran emosi yang kompleks. Nada suaranya rendah dan berat, namun di balik itu terasa nada yang menyakitkan.

Ashley melompat-lompat, berusaha meraih ponsel yang dipegang Louis dengan tangan yang terulur tinggi. Wajahnya merah karena marah dan frustrasi, serta ketidaksabaran terlihat jelas di matanya.

"Berikan aku ponsel itu!!" teriaknya, suaranya penuh dengan emosi.

BRUK!!!!

Ashley tergelincir saat melompat dan menarik baju Louis dengan tak seimbang. Keduanya kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke lantai dengan keras. Ashley berada di atas Louis, dan ponsel yang dipegang Louis terlempar ke sampingnya.

Keduanya saling memandang, mata mereka bertemu dalam kilatan kesadaran yang intens. Louis baru menyadari bahwa istrinya sangat cantik dengan mata coklat yang hangat, bibir tipis merah ceri, bulu mata lentik yang membingkai wajahnya dengan sempurna. Ashley pun sebaliknya, dia terkesima oleh wajah Louis yang tampan, dengan mata elang dengan bola mata hitam pekat, rahang tegas, bibir tebal yang tampak seksi di mata Ashley yang dan rambut yang sedikit berantakan karena jatuh.

Untuk sejenak, keduanya lupa tentang pertengkaran mereka, dan hanya menikmati momen keintiman yang tak terduga. Ashley merasa jantungnya berdebar lebih cepat, sementara Louis merasakan sesuatu yang tidak biasa dalam dadanya.

Tiba-tiba, Ashley sadar dan berusaha berdiri, tapi Louis menangkap pergelangan tangannya.

"Tunggu," katanya, suaranya rendah dan lembut. Ashley memandangnya dengan bingung, tapi Louis hanya tersenyum lembut dan melepaskan tangannya.

"Aku akan mengambilnya," katanya, suaranya masih sedikit bergetar. Louis tak menjawab, hanya memandangnya dengan mata yang masih menyimpan kehangatan.

"ASTAGA KAK, NGAPAIN KALIAN TINDIHAN KAYAK GITU NGAK MALU APA DI LIHAT MAID?!!"pekik zoey yang keluar kamar karena tak mendengar suara perdebatan mereka tak terdengar

Ashley dan Louis langsung terpisah, wajah mereka memerah karena malu. Ashley berusaha menyembunyikan wajahnya, sementara Louis membersihkan bajunya yang kotor karena jatuh.

"Zoey, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Louis, berusaha mengalihkan perhatian dari kejadian sebelumnya.

"Aku hanya ingin mengambil sesuatu di meja" jawab Zoey, masih dengan wajah yang memerah.

Ashley dan Louis saling memandang, keduanya tahu bahwa mereka harus menjelaskan apa yang terjadi. Tapi sebelum mereka bisa berbicara, Zoey sudah melanjutkan

"sudah lah, aku mengacaukan kemesraan kalian sorry"

Zoey kemudian berbalik dan kembali ke kamarnya, meninggalkan Ashley dan Louis yang masih berdiri di sana dengan wajah yang memerah.

"A-Aku akan ke kantor," ujar Louis, kelihatan begitu canggung sambil mengambil ponselnya yang tergeletak di lantai. Dia berusaha menghindari kontak mata dengan Ashley, yang masih terlihat memerah karena malu.

"Ponselmu" ujar Ashley, mencoba menutup malu dengan nada yang sedikit kasar. Dia menyerahkan ponsel Louis dengan tangan yang masih sedikit gemetar.

Louis mengambil ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku.

Ashley memandang Louis yang akan pergi, dan untuk sejenak, dia merasa sedikit aneh dengan jantung nya yang tak berhenti berdetak. Tapi dia tak ingin menunjukkannya, jadi dia hanya mengangguk kecil.

Louis kemudian berbalik dan berjalan menuju pintu, meninggalkan Ashley yang masih berdiri di sana. Saat Louis membuka pintu, dia berpaling ke arah Ashley dan berkata.

"Aku akan pulang malam ini."

Ashley hanya mengangguk kecil lagi, tidak mengatakan apa-apa. Louis kemudian keluar dari rumah, meninggalkan Ashley yang masih memandanginya dengan perasaan yang campur aduk.

"Huaaa, malu banget!!" teriak Ashley, menutup wajahnya dengan tangan karena masih merasa malu dengan kejadian sebelumnya. Dia berjalan ke arah sofa dan jatuh ke atasnya dengan dramatis.

Tiba-tiba, Ashley teringat kata-kata Zoey yang keluar dari kamar dan memergokinya dengan Louis. "Astagfirullah, Zoey pasti memikirkan yang aneh aneh" pikir Ashley, merasa khawatir tentang reaksi Zoey.

Ashley kemudian berdiri dan berjalan ke arah cermin yang ada di ruang tamu. Dia memandang dirinya sendiri dan tersenyum kecil.

Ashley kemudian mengambil napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan dirinya. "Aku harus fokus pada apa yang penting, bukan pada perasaan yang tidak jelas," pikirnya.

...----------------...

"Sialan, ada apa dengan jantungku? Mengapa tak berhenti berdetak dari tadi?" gumam Louis sambil memukul-mukul stir mobil, merasa frustrasi dengan detak jantungnya yang tidak biasa.

"Sebaiknya aku periksa, jangan sampai aku mengidap penyakit jantung," ujar Louis, khawatir tentang kesehatannya. Tapi saat dia memikirkan tentang Ashley, dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa.

"Tapi jika dilihat-lihat, wanita itu sangatlah cantik. Mengapa aku baru menyadarinya?" pikir Louis, tiba-tiba mengarah pada Ashley. Dia merasa seperti tersengat listrik saat memikirkan tentang kecantikan Ashley.

"Apa yang kau pikirkan, Louis? Ingat kau mempunyai kekasih yaitu Sophia. Kau sangat mencintainya, dia lebih cantik dari wanita itu," Louis mengusir pikirannya, berusaha mengingatkan dirinya tentang hubungan dengan Sophia.

Tapi Louis tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda saat dia memikirkan tentang Ashley. Dia merasa seperti ada tarikan yang kuat, membuat dia ingin tahu lebih banyak tentang Ashley.

Louis kemudian mengambil napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan dirinya. "Aku harus fokus pada Sophia, bukan pada Ashley," pikirnya. Tapi dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang tak biasa dalam dirinya.

Ting

Honey 🤍

Baby, jemput aku sekarang aku ingin tinggal di mansion milik mu

Louis membaca pesan dari Sophia, membuatnya merasa kesal dengan kekasihnya ini

Anda : tidak kau akan ku belikan rumah baru tapi kau jangan tinggal di mansion ku

Honey 🤍

Mengapa kau ingin berduaan dengan wanita itu

Anda: bukan begitu sayang aku tak suka jika kau bergabung dengan wanita itu

Honey 🤍

Baiklah aku butuh rumah dalam hitungan menit

Louis tak lagi membalas hanya melihat isi pesan dari Sophia dan nelpon Raka untuk mencari kan rumah untuk Sophia itu membuat Raka dongkol dengan nya

Raka: Thor bisa bunuh orang ngak sih ha?, Pengen banget Bunuh ini orang terus cincang halus

"mau bunuh, bunuh toh entar kamu sendiri yang kere , tapi aku ikhlas KA"