Dunia dimana yang kuat berkuasa dan yang lemah di tindas, tempat dimana banyak harta karun tersembunyi dan hewan moster berkeliaran. Seni bela diri adalah kehidupan dan kehidupan adalah seni bela diri itu lah kehidupan para kultivator
Zhou Yun yang merupakan keturunan dari Klan Zhou yang agung, serta mempunyai bakat yang luar biasa ingin menyatukan seluruh upper realm dibawah namanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengangguran Sukses, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melawan Dua Murid Sekte Eunha
Begitu Zhou Yun dan ribuan murid melangkah masuk, cahaya dari portal memancar sangat kuat hingga menyilaukan mata. Tubuh mereka seakan disedot oleh kekuatan ruang, lalu—
BOOM!
Mereka semua terpisah ke tempat acak. Suara portal terakhir yang terdengar hanyalah gema sang Penjaga Lembah Barat:
“Portal hanya akan terbuka setelah tujuh hari. Bertahanlah… atau binasalah.”
Lalu dunia sunyi.
Saat Zhou Yun membuka matanya, ia mendapati dirinya berada di sebuah hutan purba yang penuh kabut hijau pekat. Pohon-pohon setinggi seratus meter menjulang, akar-akar raksasa seperti ular hitam melingkar di tanah.
Huff… jadi kita semua dipisah. Ini akan lebih berbahaya.
Suara raungan menggema, dan seekor monster bertanduk dua, tubuhnya sebesar gajah, muncul dari balik kabut. Aura binatang itu setara dengan Ranah False God tingkat awal.
Zhou Yun menegakkan pedangnya. “Kalau ini ujian… maka aku akan melaluinya dengan darah.”
Di sisi lain dunia itu, Lan Xue terbangun di tepi danau hitam. Airnya pekat, seakan menyimpan racun. Namun di tengah danau, ia melihat sebuah pohon kecil dengan buah berwarna emas berkilau.
Matanya melebar.
“Buah peningkatan… legenda itu benar.”
Konon, buah itu bisa langsung menembus batas Sacred Sovereign menuju False God hanya dengan sekali konsumsi. Namun, danau itu tiba-tiba bergemuruh—puluhan monster ular air muncul, mata mereka menyala merah.
Lan Xue menggertakkan giginya, menghunus pedang. Kalau aku bisa merebutnya, aku akan lebih dekat dengan Zhou Yun…!
Mu Qingya berada di pegunungan tandus yang penuh kawah. Di depannya, seekor monster raksasa berbentuk serigala hitam mengaum, giginya meneteskan api hitam.
Mu Qingya menarik napas panjang, aura pedangnya naik drastis.
"Zhou Yun… aku tak boleh hanya menjadi gadis yang dilindungi. Aku akan membuktikan kekuatanku di sini."
Matanya menatap tajam ke arah serigala, pedang putihnya berkilau.
Chu Bian dari Sekte Blue Thunder tertawa keras ketika menemukan sebuah buah peningkatan tergantung di gua kristal. Dengan petirnya, ia membantai belasan murid sekte kecil yang mencoba mendekat.
De Lubin, meski penuh dendam pada Zhou Yun, hanya bisa mengutuk karena terjebak di rawa beracun penuh monster.
Murid inti Sekte Hellfire menyebar, beberapa dari mereka langsung berburu murid sekte lain, membantai tanpa ampun untuk mengurangi jumlah pesaing.
Dalam dunia ini, ada dua hal utama:
Monster Purba – setiap monster setara dengan ranah tinggi, dari Sacred Sovereign puncak hingga False God pertengahan. Membunuhnya menghasilkan energi spiritual pekat yang bisa mempercepat kultivasi.
Buah Peningkatan – tumbuh di tempat berbahaya. Sekali dimakan, bisa langsung menembus ranah. Murid-murid Sacred Sovereign akan memburu ini mati-matian.
Namun, dengan ribuan murid dan pembunuhan yang diizinkan, buah itu akan menjadi pusat pembantaian.
Setelah membunuh monster bertanduk, Zhou Yun merasakan sesuatu di udara—aroma manis samar. Ia menutup mata, mengikuti bau itu, dan menemukan sebuah lembah kecil.
Di tengahnya tumbuh pohon kuno berdaun emas, dengan tiga buah peningkatan menggantung.
Zhou Yun menatap tajam.
“Jika aku bisa mendapatkannya, jalanku menuju False God akan terbuka lebih cepat… Tapi aku yakin aku bukan satu-satunya yang mendeteksi buah ini.”
Dari kejauhan, suara langkah dan aura pedang muncul.
Beberapa murid sekte lain sudah tiba—mata mereka langsung tertuju pada Zhou Yun.
“Kebetulan sekali… Zhou Yun dari Pedang Surgawi. Bunuh dia, dan buah ini milik kita!”
Aura membunuh pun memenuhi lembah itu.
Di lembah sunyi itu, angin bertiup membawa aroma manis dari tiga buah emas yang menggantung di pohon kuno. Zhou Yun berdiri sendirian, pedang di tangan, tubuhnya masih penuh luka bekas melawan monster sebelumnya.
Dua sosok muncul dari balik kabut. Mereka mengenakan jubah biru perak dengan simbol bintang. Aura mereka tajam, penuh tekanan.
“Zhou Yun…” salah satu dari mereka tersenyum dingin, “kau benar-benar sial. Buah peningkatan ini milik Sekte Eunha, bukan milik seorang murid inti muda sepertimu.”
Zhou Yun menyipitkan mata. Sekte Eunha… peringkat 4 sebelumnya. Mereka jelas bukan sekte lemah.
Murid yang lain menambahkan, “Kami tahu kau yang membunuh iblis di Lembah Barat. Tapi ini dunia percobaan, tidak ada aturan di sini. Setelah kami membunuhmu, kami akan membawa kepalamu sebagai hadiah untuk sekte.”
Zhou Yun tidak langsung menyerang. Ia justru menurunkan pedangnya sedikit, pura-pura lemah.
“Kalau begitu, silakan. Tapi hati-hati, aku sudah melukai monster bertanduk tadi. Bisa saja ia masih mengikuti jejak darahku… dan kalau kalian lengah, kalian berdua akan jadi mangsanya.”
Kedua murid Eunha saling menatap. Sesaat mereka ragu, lalu melangkah lebih hati-hati.
Zhou Yun tersenyum tipis. Dalam sekejap, ia menginjak tanah, meluncur ke depan seperti bayangan. Pedangnya bergetar, membentuk garis cahaya.
Clang! Clang!
Pertarungan sengit pecah. Kedua murid Eunha ternyata berada di Ranah Sacred Sovereign puncak, sedikit lebih rendah dari Zhou Yun. Namun, mereka berkoordinasi rapat, serangan pedang mereka seperti bintang jatuh yang menutupi langit.
“Jangan beri dia ruang bernapas!”
Zhou Yun menangkis, tubuhnya berputar di udara. Ia pura-pura terdesak, bahkan membiarkan pakaiannya robek oleh salah satu serangan.
Kedua murid itu merasa menang.
“Hahaha! Kau hanya legenda kosong, Zhou Yun!”
Namun, tepat saat mereka mengendurkan kewaspadaan, Zhou Yun bergerak.
Pedangnya tiba-tiba berubah menjadi cahaya lembut, menusuk ke tanah di depan mereka. Dalam sekejap, jurus pedang ilusi dilepaskan, bayangan pedang ratusan jumlahnya muncul dari tanah, menembus kaki dan tubuh mereka.
“ARGHH!!”
Keduanya berteriak, darah muncrat.
Menyadari kalah, salah satu dari mereka berteriak, “Cepat kabur! Kita harus memberitahu semua orang… bahwa Zhou Yun adalah manusia kejam yang tidak bisa dibiarkan hidup!”
Yang lain pun melompat, mencoba terbang menjauh dengan sisa tenaga.
Namun Zhou Yun hanya mendengus.
“Pergi? Setelah mengincar nyawaku, kalian ingin melarikan diri untuk menjelekkan namaku?”
Ia mengibaskan pedangnya, aura pedang menyalakan kabut, menciptakan teknik pengurung ruang. Dalam radius seratus meter, ruang menjadi berat bagaikan lumpur.
Dua murid itu terhenti di udara, wajah mereka pucat.
“Tidak… mustahil… kau sudah bisa menekan ruang?!”
Zhou Yun melangkah maju, dingin.
“Jika kalian ingin menyebutku kejam… maka aku akan menunjukkannya sekarang.”
Dalam sekali tebasan, kepala murid pertama terpisah dari tubuhnya, darah menyembur di udara.
Yang kedua berusaha berlutut, “Tunggu—kita bisa bekerja sama, kita bisa bagi buah—”
Pedang Zhou Yun sudah menembus dadanya sebelum kalimat itu selesai. Cahaya di matanya memudar, tubuhnya jatuh ke tanah.
Zhou Yun menyarungkan pedang perlahan, wajahnya tetap dingin.
“Di dunia ini, kelembutan hanya membawa kematian. Jika aku harus menjadi iblis agar orang lain takut padaku… maka biarlah begitu.”
Ia mengambil buah emas dari pohon, menyimpannya di cincin penyimpan.
Namun, sebelum meninggalkan lembah, Zhou Yun menatap dua mayat itu sekali lagi.
“Sayangnya, kalian tidak sempat memberitahu siapapun… karena aku tidak akan membiarkan satupun yang menodai namaku hidup kembali.”