NovelToon NovelToon
Soulverse Beast

Soulverse Beast

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Spiritual / Epik Petualangan / Fantasi Isekai / Game
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: MoonShape

Soul-verse Beast adalah sebuah game MMORPG yg populer tidak hanya gamenya yang asik, tapi juga game ini memberikan akses kesempatan bagi para player untuk bermain secara realtime!


Soul-verse Beast, game yg berusia 2 tahun mengguncang dunia karena setiap update patch 2 bulan sekali, mereka melakukan pemilihan bagi semua player yg beruntung dapat bermain game Soul-verse Beast secara realtime. Dan pemeran utama dalam cerita ini Wazeng dan Vogaz, mendapatkan keberuntungan itu!


Perjalanan dimulai apa saja yang akan mereka lakukan disana? Dan, apa mereka akan mendapatkan kehidupan yg lebih berwarna dalam dunia game? Ikuti cerita mereka menjelajah dunia Soul-verse Beast!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MoonShape, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cahaya yang melahap bayangan

...----------------...

Asap tebal ledakan aura terjadi, menutupi mereka, dari balik asap itu Zai menjingkrak. Dua tanduknya menyala tajam menembus langit, membersihkan asap disekitar. Cahaya murni meledak dari dalam tubuh Albior, dan seluruh luka serta retakan di armornya tertutup seketika. Nafasnya kembali stabil. Tombaknya kembali bersinar emas.

"𝐊𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐲𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐚𝐩𝐚𝐢 𝐭𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐢𝐧𝐢, 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐜𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧" suara Albior tegas dan menggema di ladang

"𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐧," Lanjutnya dengan suara mengintimidasi "𝐈𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐢𝐧𝐠𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧."

...[Albior Passive Triggered – Zai Covenant Overdrive Rebirth] ATK +100% | SPD +100% | CRIT +100%...

"Sepertinya dia akan dat—!"

Sebelum mereka bereaksi, Albior langsung menghilang dari pandangan. Menekan tanah di sekitar, dan dalam satu detik tiga suara tusukan menggema di ladang rumput berbunga, kelopak bunga berhamburan di udara. Cahaya jalur tebasannya terbelah.

...[Divine Cross Split Dash]...

...[Slash 1 – Hazuki] -500.000 CRIT...

...[Slash 2 – Vogaz] -500.000 CRIT...

...[Slash 3 – Wazeng] -500.000 CRIT...

Albior menusuk mereka, menyatukan tubuh mereka pada ujung tombaknya yg emas dan panjang, Zai menjingkrak dan pada waktu yg sama Albior melempar tubuh mereka pada 1 tempat yg sama.

Albior duduk tegak di atas Zai, dengan tombaknya yg di lapisi darah segar, ia mengibaskannya membuat darah segar di ujungnya terciprat melapisi rerumputan disekitar.

"Dia sudah menjadi semakin gana—" Eimi menoleh dan langsung terdiam, wajahnya pucat seketika, keringat dingin mengucur dari pelipis, ia terbelalak, mulutnya menganga, pupilnya mengecil bergetar ketakutan, dunianya seakan berhenti berputar saat melihat mereka semua tersungkur dengan bersimba darah.

...----------------...

...----------------...

Eimi perlahan mendarat, berdiri di samping mereka, wajahnya menjadi semakin pucat, suaranya lemah "Ti...tidak,...he-hei... Ini... Ini dungeon beast loh,...kalian...tidak bol—!"

Darah segar dari Wazeng mengalir menyentuh kakinya. Eimi ternganga, kepalanya gemetar, matanya membeku melihat Wazeng terkapar. Darah bercucuran dari lukanya, mengalir deras membasahi tanah. Dalam sekejap, tanah di sekitar menjadi seperti kolam darah yang mengerikan.

Napasnya tercekat, dia merasa dunia berhenti berputar. Rasa sakit, ketakutan, dan kesedihan menghantamnya seperti gelombang ganas. Dia tidak bisa bergerak, hanya bisa menatap dengan mata yang mulai berkabut air mata. Keheningan mematikan menyergap, meninggalkan hanya bayangan mengerikan dari apa yang baru saja terjadi.

Eimi mulai berteriak histeris, suaranya serak "TIDAK!!! INI DUNGEON BEAST!!! KALIAN NGGAK BOLEH MATI DISINI!! JANGAN TINGGALKAN AKU!! JANGAN MATI!!... JANGAN MATIII!!"

Suara dan teriakan di pikirannya bergetar. Ingatan Dungeon Fenrir menabrak kepalanya. Teriakan histerisnya makin keras dan tak karuan, menggema di seluruh ladang.

Ia terduduk lemas di tengah ladang berbunga yg kini telah menjadi kolam darah para rekannya. Air mata dan keringat dingin ketakutannya bercampur dengan darah mereka di tanah. Tangannya yg gemetar memegang kepala dan mengacak acak rambutnya.

Dia perlahan menyentuh lembut wajah mereka yg dingin, menggunakan tangan mungilnya yg gemetar "Kalian....tidak boleh....tidak boleh mati...jangan...kumohon... Kita harus mengumpulkan Fragment beast, bangunlah, Wazeng... Vogaz... kak Hazuki... kita masih harus bertemu di dunia nyata... Jadi bangunlah..." Mulutnya kering, suaranya serak dan pelan— dia bahkan lupa caranya bernafas.

Eimi teringat sesuatu, dia pun cepat cepat mencari dan mengangkat tangan kiri Wazeng lalu membersihkannya dari darah menggunakan mantel, merasa lega utk sesaat setelah melihat cincin biru Wazeng bersinar kecil, ada secercah harapan di matanya juga senyum kecil terlihat dari ujung bibir "Frosgon, Frosgon... Bangunlah..." bisiknya mengharapkan sesuatu.

Dia menempelkan tangan Wazeng pada dahinya "Bangunkan majikanmu... Bangunkan dia... Kumohon..." suaranya semakin pelan hampir tak terdengar, napasnya tersedu sedu "Kumohon... kumohon... Kumohon... Kumohon, Frosgon..."

Cahaya cincin redup total, harapan di mata Eimi hilang menunjukkan kekosongan, air mata tak mampu keluar lagi dari matanya... Ia pun menjatuhkan tangan Wazeng, ia menunduk, terduduk lemas tak berdaya.

Dia menggigit bibirnya utk meredahkan kesedihannya namun angin dingin menerpanya dengan lembut, membuat dia semakin merinding dengan kenyataan yg terjadi.

...----------------...

Setelah beberapa saat meratapi itu semua, menunggu akan keajaiban namun ternyata tak kunjung datang. Kini wajahnya berubah menjadi serius. Napasnya mulai teratur. Ia menatap langit sesaat, lalu menunduk utk membuka Tab Hologram, dan mengetik dengan cepat lewat chat "Aku akan membunuhmu!" pesan singkat dan jelas namun tak diketahui utk siapa.

Dia perlahan memeluk Wazeng di tanah, beberapa rambutnya menutupi wajah mereka, ekspresinya serius, matanya kering tapi tatapannya tajam, ia berbisik dengan suaranya yg dingin dan dalam "Tenang, aku ada disini, akan kuputar balikkan dunia untukmu."

Eimi mencium Wazeng di bibir "Karena aku adalah, 'support manis dari balik layar'..." bisiknya pelan. Ia tersenyum lembut sambil mengelus pipi Wazeng yg dingin juga sudah mengeras— dengan kaki lemas dan bergetar Eimi perlahan berdiri. Dudukannya yg menjejak pada kolam darah langsung terisi dengan sisa darah hitam.

Ia mengambil napas yg dalam, menutup mata sesaat mencoba utk fokus, setelah merasa tenang dia membuka akses rahasia pada tab hologram. Tangannya mengetik cepat pada sebuah hologram merah di udara. Ia menempelkan tangan pada hologram merah itu lalu sinar merah tipis memindai wajah dan mata Eimi. Hologram merah kini berubah menjadi hijau— terdengar suara wanita lembut dari tab hologram itu.

...[Verified Success]...

...𝚂𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚊𝚝𝚊𝚗𝚐, 𝙰𝚢𝚊𝚗𝚊𝚖𝚒 𝙴𝚒𝚖𝚒-𝚜𝚊𝚖𝚊. 𝚊𝚍𝚊𝚔𝚊𝚑 𝚢𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚋𝚊𝚗𝚝—...

"Aktifkan," Eimi menyela dengan bisikan pelan. Suara lembut wanita dari tab hologram terdengar sedikit terkejut.

...𝚃𝚊𝚙𝚒, 𝙰𝚢𝚊𝚗𝚊𝚖𝚊𝚒-𝚜𝚊𝚖𝚊, 𝚝𝚞𝚊𝚗 𝚋—...

"KUBILANG AKTIFKAN!" tegasnya. Suara wanita itu hanya terdengar pasrah.

...𝙱𝚊𝚒𝚔, 𝙰𝚢𝚊𝚗𝚊𝚖𝚒-𝚜𝚊𝚖𝚊...

Tab hologram menghilang— Eimi menutup mata dengan tenang, Aura putih murni terpancar dari seluruh tubuhnya, dia mulai terangkat diiringi hembusan angin kencang yg membuat rerumputan dan bunga bunga di ladang meronta ronta.

Ujung mantelnya mekar lebih panjang menjadi kelopak bunga putih bercorak kuning keemasan, berkibar anggun seperti sayap suci. Sebuah lingkaran Nimbus emas bercahaya perlahan muncul di atas kepalanya berputar lembut.

Di belakangnya, lingkaran mantra berbentuk roda jam raksasa tersusun dari gear gear bercahaya, bergerak seolah menyusun ulang ruang dan waktu itu sendiri— diringi suara besi yg meletik pada tiap detiknya.

Rambut emasnya berkibar bebas, setiap helai memantulkan kilau cahaya ilahi. Saat matanya terbuka kembali, pupilnya memantulkan sinar putih lembut bagaikan bintang suci.

...[SYSTEM]...

...[Sorcerer Awakening - Chrono Sanctum]...

Dia mengambil napas dalam sekali lagi, lalu perlahan menjulurkan tangan kanannya pada mereka di tanah dengan jari jemari mungil yg terbuka, ia berbisik pelan...

...[𝕎𝕆ℝ𝕃𝔻 ℝ𝔼𝕎𝕀ℕ𝔻]...

Cahaya putih meledak, semua partikel waktu berhenti. Ladang hijau luas jadi beku dalam satu frame, gear jam raksasa bergerak mundur dengan cepat dan waktu pun mundur...

...[SYSTEM]...

...[World Rewind Success]...

...Waktu kembali sebelum tebasan Albior....

...Wujud Eimi pun kembali seperti semula...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Di sisi lain yg tak diketahui, pada ruangan gelap yg di penuhi dengan layar layar lebar bercahaya biru, juga berbagai suara gesekan besi dan suara ledakan terdengar samar— sesosok pria paruh baya berkacamata duduk tenang menatap layar terang, kacanya memantulkan cahaya layar. Dengan kedua tangan yg menopang dagu di atas meja "...kau terlalu serius dalam game, Eimi," gumamnya dengan seringaian

Di sampingnya terdapat tiga formulir dengan foto hasil scan dari Wazeng, Vogaz, dan Hazuki. Terdapat juga nomor aneh 20. 20. 15. di atas foto masing masing.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Tubuh Hazuki, Vogaz, dan Wazeng kembali berdiri, darah yg tadi telah menjadi hitam kini kembali menjadi merah segar dan terhisap kembali ke tubuh mereka, luka tusukan tertutup, posisi mereka kembali seperti semula.

Hazuki melihat tangannya, napasnya berat seperti baru sadar dari tidur panjang "…Perasaan apa itu tadi?"

"Kita gak sempat mikir soal itu sekarang." balas Vogaz, meyakinkan.

Wazeng menarik napas dalam, matanya melirik Eimi di langit.

"LARI!! HINDARI SERANGANNYA!! DIA AKAN DATANG DARI DEPAN KALIAN DALAM 3 DETIK!!" Eimi berteriak histeris, air matanya menetes lagi.

Semua langsung menatap ke depan, namun mereka belum sempat bereaksi. Zai menjingkrak, melesat dengan Albior di punggungnya, tombak Albior menyala keemasan, serangan yang sama, kecepatan yang sama, bahkan lebih cepat. Tombak Albior menusuk tembus dada ketiganya.

Albior mengibaskan tombak membanting ketiganya di tanah. Darah segar mereka menciptakan kolam darah yg baru.

Eimi terbelalak mulutnya terbuka, napasnya tercekat "Ti...tidak mungkin..." gumamnya di langit, dengan ekpresi hancur "kenapa... Kenapa bisa...begitu..." perasaannya hancur, merasa tak percaya dengan yg dilihatnya, namun kini dia tak dibiarkan utk merenung lagi—

Albior menoleh pada Eimi dengan mata merah menyala, Eimi terkejut panik, napasnya berat melirik kiri kanan tapi tak ada yg bisa membantunya. Albior menarik tali kendali lalu Zai menjingkrak berlari menuju Eimi.

Eimi melayang di udara mencoba menjauh, ekspresinya ketakutan, karena kalau dia mati disini mereka juga akan mati dan dia tak dapat bertemu dengan ketiga rekannya— Eimi sesekali menoleh kebelakang memastikan jarak Albior. Dengan cepat dia membuka tab hologram merah, sinar merah tipis memindai wajah dan mata Eimi.

...[Verified Success]...

Suara wanita lembut kembali terdengar

...𝚂𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚊𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒, 𝙰𝚢𝚊𝚗𝚊𝚖𝚒 𝙴𝚒𝚖𝚒-𝚜𝚊—...

"AKTIFKAN SEKARANG!" teriaknya ketakutan.

...𝚃𝚊—...

"SEKARANG!!" teriaknya memaksa

Seketika tubuhnya kembali bersinar cahaya ilahi lembut seperti malaikat suci dengan Nimbus emas dan gaun berkelopak bunga. Lingkaran mantra gear jam besar muncul di belakangnya, menyusun ulang ruang dan waktu.

Eimi berbalik melayang mundur menghadap Albior dibelakang, tatapannya lurus pada Albior dan Zai. Dia kemudian mengangkat setengah tangan kanannya ke arah Albior— Dengan senyum percaya diri dan napas sedikit lega ia berseru...

...[𝕎𝕠𝕣𝕝𝕕 ℝ𝕖𝕨𝕚𝕟𝕕]...

Tombak Albior hanya beberapa jengkal dari mata Eimi, dan saat itu juga semua partikel waktu berhenti. Albior jadi beku dalam satu frame, gear jam bergerak kebelakang dan waktu pun mundur...

...[SYSTEM]...

...[World Rewind Success]...

...Waktu kembali sebelum tebasan Albior....

...Wujud Eimi pun kembali seperti semula...

...----------------...

...----------------...

Eimi melirik kiri dan kanan, mencari keberadaan Wazeng dan yg lain, setelah matanya berhasil menangkap mereka, air matanya kembali menetes lagi "LARI!! HINDARI SERANGANNYA!! DIA AKAN SEGERA DATANG DARI DEPAN!" teriaknya ketakutan dengan suara serak.

...*SLASH*...

...*SLASH*...

...*SLASH*...

Serangan Albior kembali menusuk ketiganya— Dari kejauhan, Eimi mengigit bibirnya sambil menggeleng pelan dengan air mata di seluruh wajah bercampur keringat dingin, merasa tak percaya dengan yg dilihatnya.

Eimi kembali membuka aksesnya lewat tab hologram merah, namun kini terasa lebih lemas, pelan dan lambat. "Eve, aktifkan," bisiknya pelan, tak ada semangat lagi pada nada bicaranya— Suara lembut wanita kembali terdengar

...𝚃𝚊𝚙𝚒, 𝙰𝚢𝚊𝚗𝚊𝚖𝚒-𝚜𝚊𝚖𝚊... 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚐𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚗𝚢𝚊....

Mata Eimi menggelap, mengigit bibirnya "Kumohon... Jangan bertanya... Aktifkan saja sesuai perkataanku!" tegasnya, menahan tangis, dengan napas berat.

Gear jam besar muncul lagi di belakang. Ia menunduk dan dengan lemas dia mengangkat tangan kanan lalu berbisik...

...[World Rewind]...

Cahaya putih meledak, semua partikel waktu berhenti. Jam bergerak mundur ran waktu pun kembali...

...----------------...

...----------------...

...*SLASH*...

...*SLASH*...

...*SLASH*...

...----------------...

...----------------...

"Eve..." bisiknya, masih menahan tangis. "𝙱𝚊𝚒𝚔, 𝙰𝚢𝚊𝚗𝚊𝚖𝚒-𝚜𝚊𝚖𝚊." Balas wanita dengan suara yg agak ragu.

...----------------...

...----------------...

...*SLASH*...

...*SLASH*...

...*SLASH*...

...----------------...

...----------------...

...*SLASH*...

...*SLASH*...

...*SLASH*...

...----------------...

...----------------...

...*SLASH*...

...*SLASH*...

...*SLASH*...

...----------------...

...----------------...

...Suara tusukan terus saja menggema di ladang kosong. Setiap kegagalan Eimi terus mengulang waktu lagi dan lagi. Dia juga melihat kematian mereka selama pengulangan, Albior pun kerap kali mengejar Eimi, memaksanya menghindar... Dia selalu berteriak utk mengingatkan mereka dengan perkataan yg beda pada tiap pengulangan— namun semua tetaplah sama....

...----------------...

...----------------...

"Kumohon... Aku...aku sudah tidak kuat... Wazeng... Vogaz... Kak Hazuki..."

...----------------...

...*SLASH*...

...*SLASH*...

...*SLASH*...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...Setelah 77 pengulangan, 7 jam...

Eimi memberanikan diri utk turun, dengan langkah goyah dan sambil menahan tangisan ia berjalan mendekat pada Wazeng, Vogaz dan Hazuki... Mereka menatapnya dengan kebingungan, mereka tahu Eimi seharusnya tidak turun apalagi di depan ada boss. Namun sebelum mereka berkata kata, Eimi langsung memeluk Wazeng erat, kedua tangannya meraih Vogaz dan Hazuki di belakang utk mendekat. Dia mengeratkan pelukan dan genggaman, merasa takut utk terus di lanjutkan.

Karena dalam pengulangan ini bukan hanya dia yg merasakan perasaan sakit tapi Wazeng, Vogaz dan Hazuki pun harus mengulang kesakitan di tusuk yg terus berulang, walau mereka tak merasakannya pada jalur waktu yg berbeda tapi tetap saja...

"Kumohon, larilah..." lirihnya menahan tangis, "aku... aku sudah tidak kuat, kumohon... Kumohon..." ia mendongak menatap Wazeng dengan wajah pucat dan mata merah akibat iritasi— Untuk pertama kalinya, Eimi menunjukan ekspresi hancurnya pada mereka.

Wazeng sedikit terguncang, namun berusaha tetap tenang. Ia menepuk kepala Eimi dengan lembut lalu mencium kepalanya "Mhm, disini bukan tempatmu, kembalilah ke udara... Akan kami selesaikan ini," ucap Wazeng lembut, melirik kanan kiri pada Vogaz dan Hazuki. Mereka mengangguk dan kembali pada posisi.

Mata Eimi kini memperlihatkan sedikit harapan, dia mengusap air matanya dengan tangan gemetar, lalu kembali melayang di udara, menjaga kemungkinan terburuk.

...----------------...

Dari depan Zai menjingkrak, melesat dengan Albior di punggungnya, tombak Albior menyala keemasan. Serangan yang sama, kecepatan yang sama, bahkan lebih cepat. Tapi kali ini mereka sudah tahu.

Hazuki menghindar ke atas, menyiapkan Fire Dragon Fist Charge. Wazeng flash step ke kiri meninggalkan cahaya biru di jalurnya dan Vogaz dodge ke kanan meninggalkan jejak auranya di belakang.

Albior melesat lurus ke depan, menerjang ruang kosong. Menekan jalur lajunya. Angin keras bertiup di seluruh ladang, menghempaskan kelopak bunga yg terpotong

Mata Eimi bersinar menunjukkan kelegaan, dia mengepalkan tangannya merasa menang dan bisa mengakhiri penderitaan rekannya. Matanya bergetar bahagia. "YAAAAA!!!!!" teriaknya bahagia sambil menunduk, menggeliat di udara

Mereka bertiga menyeringai kesenangan dan dengan satu langkah cepat mereka menerjang langsung ke arah Albior di tengah— melakukan serangan terakhir dari berbagai titik, Hazuki menerjang dari atas dengan tinju apinya, Wazeng melesat dari kiri dengan belati bercahaya birunya dan Vogaz melesat dari kanan dengan belati beraura gelap.

...Hazuki[DRAGON FIST FINAL TRACE]...

...Vogaz[RAPTURE SLASH FINAL TRACE]...

...Wazeng[PHANTOM SLASH FINAL TRACE]...

...[Final Attack 500.000 | 500.000 | 500.000]...

Ledakan luar biasa menghantam Albior di tengah, angin keras menggetarkan seisi ladang juga suara ledakan yg keras menggema.

Kabut tebal mengambang, menyamarkan dunia, dan di balik kabut itu Albior jatuh berlutut, tombaknya tersandar pada bahu, sinar matanya meredup— dan Zai meringkik pelan di sisinya lalu perlahan lenyap bersama cahaya mengambang ke langit.

"𝐊𝐚...𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧...𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡...𝐥𝐢...𝐜𝐢𝐤..." kata terakhir Albior sebelum armornya berasap, sinar matanya pun hilang total.

...[SYSTEM]...

...[BOSS DEFEATED]...

...----------------...

...[Tab Hologram]...

...Wazeng Level Up 90...

...Vogaz Level Up 90...

...Eimi Level Up 87...

...Hazuki Level up 87...

Eimi masih melayang di udara. Aura cahaya yang membungkus tubuhnya mulai pecah pelan pelan. Ia tak sadar tubuhnya meluncur turun, mendarat lemah di antara lavender yg terinjak. Di kejauhan, di samping armor kosong Albior— Wazeng berdiri lemah mendongak menatap langit biru yg kosong, Hazuki duduk bersila sambil tertawa puas, dan Vogaz merebahkan tubuhnya terlentang di ladang lalu memejamkan mata.

Eimi berjalan terhuyung huyung, langkahnya lemah, suaranya serak dan pelan, tapi matanya menunjukan kebahagiaan "…Wazeng... Vogaz... Kak Hazuki..."

Mereka menoleh, tapi belum sempat bicara…

Eimi menggigit bibir lalu berlari. Kakinya terpeleset sedikit, tapi ia terus memaksa, air mata bahagia mengalir pelan di terpa angin lembut, ia langsung melompat memeluk Wazeng erat dari depan, menatapnya ke atas "...Kau hidup... Kita menang...ki..kita...kita selamat...—" Eimi menunduk, membenamkan wajahnya di dada Wazeng yang masih berbekas darah. Tangisannya meledak sekali lagi, tak bisa dikendalikan. Sebuah tangisan bahagia. Wazeng membalas memeluk tubuh Eimi dengan lembut.

Tangan Eimi memeluk erat Wazeng, tubuhnya gemetar seperti badai kecil yang pecah di pelukannya, napasnya tersedu sedu.

Hazuki mencoba meraih mereka namun Vogaz menahan bahu Hazuki menggunakan bayangannya, Hazuki menoleh seolah mengerti, ia merebahkan tubuhnya di samping Vogaz— menatap langit biru.

"Aku... masih di sini, Eimi… Kita menang... Kita selamat," bisik Wazeng, mengelus lalu mencium kepala Eimi dengan lembut, perlahan mereka terduduk.

Semua tenang. Hanya ada suara tangisan bahagia Eimi yg tersedu sedu di antara hembusan angin ladang, dan armor kosong Albior.

...----------------...

Beberapa saat kemudian, kilauan cahaya emas terang turun perlahan dengan suara hembusan angin. Warna emas putih bercampur aura spiritual menyelubungi permukaannya— Satu peti besar bersinar sangat terang, muncul di bawah pohon.

Mereka saling menatap dan perlahan berdiri, Wazeng menggendong Eimi di punggungnya, mereka berjalan menuju pohon besar, melewati tubuh kosong Albior yg terlutut.

"Gaz..." Wazeng berhenti sejenak di samping armor Albior, suaranya pelan

Vogaz menoleh "Hm?"

"Kita..." Wazeng menatap armor kosong Albior di sampingnya "...harus membawa armor Albior di bawah pohon, dia harus beristirahat di tempatnya."

"Wokey!" balasnya dengan singkat dan berbalik utk membawa armor kosong Albior.

Hazuki terkekeh, menggeleng pelan dan berbalik utk ikut membantu mengangkatnya.

Mereka bertiga mengangkat armor kosong Albior dalam diam. Perlahan menuju pohon besar.

"Bukankah... akan lebih baik kalau aku turun?" bisik Eimi

Wazeng menggeleng pelan "Tak apa."

Eimi tersenyum lembut, memeluk erat Wazeng dari belakang, lalu membenamkan wajahnya sekali lagi di punggung Wazeng.

...----------------...

Armor itu mereka tempatkan perlahan, bersandar tenang pada batang pohon. Tombaknya ditaruh melintang di pangkuan, helmnya diturunkan, memperlihatkan kekosongan di dalam— kemudian Wazeng memakaikan kembali helmnya.

Angin pelan bertiup, menjatuhkan dedaunan pohon perlahan. Mereka memberikan penghormatan terkahir dengan membungkuk pelan pada armor kosong Albior.

...----------------...

Di samping itu, terdapat peti berwarna putih besar bercahaya emas terang, berukir kepala kuda putih dengan dua tanduk mungil.

Wazeng menurunkan Eimi, dan semua menatapnya— ia tersenyum lalu perlahan menyentuh permukaan peti. Bersamaan dengan angin sepoy sepoy peti pun terbuka perlahan, sinar lembut menyebar seperti kabut pagi dan angin sejuk terasa. Di dalamnya, tertidur seekor kuda kecil putih dengan dua tanduk mungil dan bulu yang berkilau seperti debu bintang. Di sampingnya ada fragment dengan dua tanduk mungil.

Kuda kecil itu membuka matanya, meringkik pelan dan menggenggam fragment menggunakan mulutnya lalu melompat keluar, berdiri di udara, pijakannya membekaskan rumput hijau— Eimi berjongkok mengulurkan tangan kanan, si kuda kecil kemudian meletakkan Fragment di atas telapak tangan Eimi, lalu berubah menjadi partikel cahaya yg menuju liontin Eimi yg tergantung di dadanya.

...[TAB HOLOGRAM - SYSTEM]...

...[Soulverse Beast Didapatkan Zai the Sainted Horse]...

...Sinkronisasi 20%...

...Level 15...

...Status Terikat dengan Eimi...

...Element Light...

...Mini Form...

...Note 'Fragment beast ditemukan. 2 dari 12 Zai, the Sainted Horse fragment berhasil didapatkan.'...

"Heee, sepertinya dia pemalu ya." ucap Hazuki dengan senyum kecil.

Eimi menoleh bingung, menggenggam lembut liontinnya di dada "...kenapa?..."

"Karna dia langsung masuk liontinmu, tidak seperti Frosgon yg masih memperkenalkan diri membuat kita kedinginan," timpal Vogaz dengan bercanda sambil membuka maskernya— ia bernapas lega

"Nah itu!" balas Hazuki cepat sambil tertawa pelan.

...----------------...

Portal keluar sudah terbuka, berputar pelan dengan cahaya lembut menggantikan posisi peti— Namun, saat mereka bersiap melangkah...

"Aku mau pulang, tapi jalan kaki aja ya... sampe keluar dungeon," Eimi berdiri, menunduk malu, tangannya di belakang punggung, sedikit tersenyum malu "soalnya... pemandangan di sini bagus banget... boleh ya...?"

Hazuki terkekeh pelan "Heh... setelah pertarungan gila itu kamu masih mikirin bunga?"

"Terserah. Selama gak ada yang muncul buat bunuh kita lagi." balas Vogaz mengangkat bahunya

Wazeng menatap langit sejenak, lalu mengangguk "Kita jalan bareng."

Mereka pun mulai berjalan perlahan melewati ladang rumput berbunga yang menghampar sejauh mata memandang. Bunga bunga bergoyang pelan di bawah hembusan angin ringan. Langit biru bersih membentang di atas kepala.

...'𝓢𝓮𝓹𝓮𝓻𝓽𝓲 𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓔𝓷𝓭 , 𝓹𝓪𝓭𝓪𝓱𝓪𝓵 𝓶𝓪𝓱 𝓶𝓪𝓼𝓲𝓱 𝓳𝓪𝓾𝓱... 𝓪𝔀𝓸𝓴𝓪𝔀𝓸𝓴'...

Wazeng dan Vogaz saling menatap dengan ekpresi canggung

Eimi dan Hazuki terlihat kebingungan "kalian kenapa?"

Wazeng dan Vogaz "Gak ada."

...----------------...

Hazuki berjalan mundur, tangannya menyilang dibelakang kepala, menatap Eimi "Btw, tadi aku kayak spawn lagi di tempat...aku tuh... Kayak, mati? Dan seperti banyak kali, bukan hanya sekali..." suaranya ragu "aku inget banget darahku udah keluar semua, habis di tusuk Albior. Apa kamu tau, Ei?" pupil Eimi sempat mengecil, terkejut

"Gue juga." Vogaz menimpali "Rasanya... kayak nggak bisa bangun lagi. Tapi tau-tau balik, dan kamu ada di langit sambil nangis."

Wazeng memegang bahu Eimi dengan lembut "Itu... kamu, kan yang balikin waktu?"

Eimi menunduk tidak menjawab. Ia hanya tersenyum kecil sambil menggenggam liontinnya di dada "Aku nggak tau apa yang kalian bicarain," Ia mengangkat wajah, dan tersenyum lembut "Yang aku tau… kita semua masih hidup. Itu aja cukup, kan?"

Suasana sejenak hening. Tidak ada yang memaksa, tapi mereka semua sadar dan memutuskan utk menutup mulut. Mereka melanjutkan berjalan jalan santai di padang rumput berbunga, langkah mereka makin menjauh dari pohon besar tempat peristirahatan Albior.

...----------------...

...----------------...

1
Machan
ayo lebih semangat lagi
Machan
waah, jadi keluarga baru. ikut terharu aku
Machan
untung vogaz cepet ditolong, gak jadi bongkahan es
Machan
jadi ikut harap" cemas ini
Machan
gua kira typo pas nulis, taunya baca ke bawah masih sama. utk_untuk, gosah disingkat, bang
MoonShape: sengaja biar gak di tuduh AI😂 tapi kalau merasa gak nyaman bisa aku ubah/Determined/
total 1 replies
Machan
ukhuk, gue batuk nih
Machan
Ups, ada sesuatu ini
Unknown
ka itu typo kah, atau emang gitu?
"Dunianya (sera) terhenti......"
Gimana tuu kak, kalo emang gitu sorry udah kasih kritik hehe
MoonShape: wah iya typo 😅 aslinya 'serasa'
makasih udh lapor
total 1 replies
Machan
eits, mulai genit nih
Machan
tulisannya rapi, keren👍👍
MoonShape: terima kasih
total 1 replies
Harman Dansyah
bagus banget buat sampai tamat author
Harman Dansyah
aku nanti kan kelanjutan nya kak tapi jangan buru buru buat nya kak nanti kualitas nya turun kak
MoonShape: Terima kasih... nantikan chapter chapter selanjutnya yaa...
total 1 replies
Melinda Falencia
next siapa bangg yang dapet beastt lanjutt
MoonShape: di tunggu yaa...
total 1 replies
Melinda Falencia
epicc bangg mantapp
Melinda Falencia
keknya kudanya cocok buat hazuki ya bang🤭
Melinda Falencia
hayolo ngapain tidur bareng😏
MoonShape: Hmm... kira kira ngapain yaa~
total 1 replies
Melinda Falencia
yang dapet beastnya siapa ni bang :o
Melinda Falencia
keren bang naganyaa 😱
MoonShape: seremm...
total 1 replies
Melinda Falencia
deg"an bang takut beast nya serem😥
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Narasi deskripsi kenapa pake tanda kurung (), Thor?
Gak harus, ini bukan CS (chat story).🙏🙏

Sehat selalu, selamat berkarya.😊
Unknown: saran yang kemarin dari kaka emang bener, ga perlu mengenalkan banyak karakter di awal, karna pembaca mungkin tidak akan mengingat semua nya, jadi klo kita memperkenal kan nya secara bertahap baru tuhh kemungkinan besar pembaca akan mengingat setiap karakter yg kita kenal kan
Unknown: detail banget kak keren-keren/Smile/
total 8 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!