Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Setelah kedatangan terakhir Aira ke rumahnya, Pandu dilanda kegelisahan yang tak tertahankan. Perasaan bersalah dan khawatir terus menghantuinya, membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Ia merasa ada sesuatu yang buruk telah terjadi pada putrinya, dan ia harus segera bertindak.

Tanpa membuang waktu, Pandu segera memerintahkan anak buahnya untuk mencari informasi tentang Aira. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada putrinya, dan mengapa ia terlihat begitu sedih dan ketakutan saat terakhir kali mereka bertemu.

Setelah beberapa hari melakukan penyelidikan, anak buah Pandu berhasil menemukan informasi yang mengejutkan dan menyakitkan. Mereka menemukan bukti bahwa Dimas telah mengkhianati Aira, berselingkuh dengan wanita lain dan memperlakukan putrinya dengan buruk.

Pandu sangat marah dan kecewa mendengar kabar tersebut. Ia merasa bersalah karena telah mempercayai Dimas dan membiarkan putrinya menikah dengan pria yang tidak pantas. Ia bertekad untuk segera menemui Aira dan membawanya kembali ke rumah, menjauhkannya dari Dimas yang jahat.

Namun, saat Pandu berencana untuk menemui Aira keesokan harinya, ia mendapatkan kabar yang lebih buruk lagi. Anak buahnya melaporkan bahwa mobil yang dikendarai Aira mengalami kecelakaan hebat di jalan raya. Mobil itu hancur berantakan, dan Aira tidak ditemukan di lokasi kejadian.

Pandu sangat terkejut dan panik mendengar kabar tersebut. Ia segera memerintahkan anak buahnya untuk mencari Aira di sekitar lokasi kecelakaan, namun mereka tidak berhasil menemukannya. Mereka juga telah menanyakan ke rumah sakit-rumah sakit di kota itu, namun tidak ada yang mengetahui keberadaan Aira.

Pandu merasa sangat menyesal karena telah mengusir Aira dari rumahnya. Ia merasa bersalah karena tidak mendengarkan penjelasan putrinya dan malah mempercayai Dimas. Ia takut Aira telah meninggal dunia, dan ia tidak akan pernah bisa meminta maaf padanya.

Dengan hati yang hancur dan penuh penyesalan, Pandu memutuskan untuk menemui Dimas di rumah Rania, wanita selingkuhannya. Ia mengetahui alamat rumah itu dari orang suruhannya. Ia ingin meminta penjelasan dari Dimas, dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Aira.

Pandu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah Rania. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan Dimas dan melampiaskan amarahnya. Ia ingin membuat Dimas membayar atas semua yang telah ia lakukan pada Aira.

*

Sesampainya di depan rumah Rania, Pandu langsung menekan bel dengan keras. Ia menunggu dengan tidak sabar, hatinya berdebar-debar dan amarahnya semakin membuncah.

Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka. Seorang wanita cantik dengan rambut panjang dan mengenakan bathrobe membuka pintu dengan senyum manis di wajahnya. Di belakangnya, tampak Dimas yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya.

"Siapa sayang?" tanya Dimas pada Rania, lalu ia melihat Pandu berdiri di depan pintu dengan tatapan menakutkan. Dimas terkejut dan melangkah mundur, wajahnya pucat pasi.

"Kurang ajar," desis Pandu dengan suara bergetar karena marah. Tanpa basa-basi, ia mendorong Rania ke samping dan segera menghampiri Dimas. Dengan sekuat tenaga, ia memukul wajah Dimas dengan tinjunya, membuat pria itu tersungkur ke lantai.

"Katakan di mana Aira?!" tanya Pandu dengan berapi-api, suaranya menggelegar seperti petir. Ia mencengkeram kerah baju Dimas, mengangkatnya dari lantai, dan menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Saya juga tidak tahu, Pah," jawab Dimas dengan suara lirih dan ketakutan. "Aira kecelakaan dan menghilang. Saya sudah mencarinya, tapi tidak ketemu." Wajah Dimas babak belur, dengan darah yang mengucur dari hidungnya.

"Kurang ajar! Aku sudah memperingatkanmu jangan kau sakiti anakku!" teriak Pandu, semakin marah. Ia melepaskan cengkeramannya pada Dimas, lalu kembali memukulnya dengan tinjunya.

Dukh

Lagi-lagi Pandu memberikan bogem mentahnya pada Dimas, membuat pria itu terkulai lemas di lantai. Rania menjerit ketakutan di sudut ruangan, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Pandu menatap nyalang pada Rania, lalu kembali menatap Dimas yang sudah tak berdaya. Ia merasa puas telah melampiaskan amarahnya, namun ia masih belum menemukan jawaban atas keberadaan Aira.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Pandu berbalik dan pergi dari sana. Ia menuju ke kantornya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang kecelakaan yang menimpa Aira, dan mencari cara untuk menemukan putrinya. Ia berjanji pada dirinya sendiri, ia tidak akan menyerah sampai ia menemukan Aira dan membawanya kembali ke pelukannya.

Bersambung---