NovelToon NovelToon
Sang Pewaris Tersembunyi

Sang Pewaris Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Identitas Tersembunyi / Elf
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Momoy Dandelion

Dalam bayang-bayang dendam, kebenaran menanti untuk diungkap.
Acalopsia—negeri para elf yang dulu damai—kini gemetar di ambang kehancuran. Serangan kaum orc tak hanya membakar ladang, tapi juga merobek sejarah, menghapus jejak-jejak darah kerajaan yang sah.
Revalant, satu-satunya keturunan Raja R’hu yang selamat dari pembantaian, tumbuh dalam penyamaran sebagai Sion—penjaga sunyi di perkebunan anggur Tallava. Ia menyembunyikan identitasnya, menunggu waktu, menahan dendam.
Hingga suatu hari, ia bertemu Pangeran Nieville—simbol harapan baru bagi Acalopsia. Melihat mahkota yang seharusnya menjadi miliknya, bara dendam Revalant menyala. Untuk merebut kembali tahta dan membuktikan kebenaran masa lalu, ia membutuhkan lebih dari sekadar nama. Ia membutuhkan kekuatan.
Dilatih oleh Krov, mantan prajurit istana, dan didorong tekad yang membara, Revalant menempuh jalan sunyi di bawah air terjun Lyinn—dan membangunkan Apalla, naga bersayap yang lama tertidur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ba 28: Rencana Kegelapan

Di wilayah pegunungan paling utara Acalopsia, angin tak pernah benar-benar berhenti meraung. Salju abadi menyelimuti puncak-puncak batu yang menjulang runcing ke langit kelam. Di antara jurang-jurang beku itu, tersembunyi sebuah gua yang dalam—lubang hitam yang menelan cahaya dan melemparkan gema seperti lolongan arwah.

Di dalamnya, nyala obor-obor memantulkan bayangan liar di dinding batu. Bau lembab dan darah tua mengendap di udara. Suara langkah kaki menyusup ke lorong utama gua. Sosok berjubah kelam melangkah masuk, seluruh tubuhnya tertutup dari kepala hingga kaki. Wajahnya tersembunyi, hanya napas dinginnya yang sesekali menggema dari balik penutup wajah.

Di sepanjang dinding, ratusan orc berdiri berjaga. Mata mereka merah menyala dalam gelap, tubuh besar mereka menyisakan geraman dalam di tenggorokan. Tapi tak satu pun menyerang. Mereka hanya menoleh… seolah tahu siapa yang datang.

Sosok itu melangkah melewati barisan orc, menuju ruang terdalam. Di sana, menunggu sesosok makhluk yang ukurannya hampir menyentuh langit-langit gua. Kulitnya hitam legam, matanya seperti bara neraka. Nafasnya berat, panas, dan beracun. Tubuhnya duduk di atas tumpukan batu dan tulang, seperti raja dari dunia terkutuk.

Dorion.

Panglima agung orc. Sosok yang menjadi mimpi buruk bahkan bagi bangsanya sendiri.

“Kenapa kau datang ke sini lagi?” geram Dorion, suaranya seperti batu digerus di dasar sungai. “Sudah berapa banyak pasukanku yang binasa karena arahmu yang sesat?”

Sosok berjubah tak menjawab segera. Ia berhenti beberapa langkah dari singgasana tulang itu.

“Kau menjanjikan kelemahan kerajaan,” lanjut Dorion, suaranya semakin tinggi. “Kau bilang kami bisa menguasai ladang, desa, bahkan istana. Tapi apa yang terjadi? Setiap serangan gagal. Kaumku mati, tubuh mereka menghitam dan membusuk! Apa yang kau bawa hanyalah kehancuran bagi kami!”

Sosok berjubah akhirnya membuka suara. Suaranya rendah, dingin, namun tegas.

“Dan siapa yang bertarung seperti binatang tolol tanpa otak? Aku memberi informasi, tapi kalian bertindak seperti gerombolan babi hutan. Bahkan serangan di ladang Fayye pun kau rusak sendiri dengan tindakan cerobohmu.”

Dorion menggeram, mencengkeram tombak besi yang tertancap di tanah di sampingnya. Tapi sosok berjubah tak gentar.

“Ada satu alasan mengapa semua ini gagal,” ucapnya. “Karena satu orang.”

Dorion menatap tajam, napasnya menggelegak.

“Nieville,” lanjut sang elf berjubah. “Dia satu-satunya yang menyatukan kerajaan. Semua elf mengikutinya. Jika dia mati, Acalopsia akan runtuh dari dalam. Perebutan tahta akan memecah mereka. Keluarga kerajaan lainnya akan saling mencurigai, para bangsawan akan bersaing mencari pengaruh. Saat itu, kita melangkah.”

Dorion tidak menjawab. Tapi tangannya mengepal.

“Kerajaan tak punya pewaris lain. Hanya dia. Mereka menyebutnya pelindung terakhir. Matikan dia… matikan harapan mereka.”

Beberapa orc mulai bergemuruh. Bisik-bisik dalam bahasa kasar mereka menggema di dinding batu. Semangat mereka kembali menyala, kali ini bukan untuk membakar ladang—tapi membunuh simbol harapan.

“Kau harus mengerahkan pasukan terkuatmu,” kata sosok berjubah itu pelan namun menekan. “Bukan yang haus darah… tapi yang bisa berpikir. Yang bisa menyelinap. Yang bisa membunuh diam-diam.”

Dorion menunduk sedikit. Sorot matanya tak lagi hanya marah—ada keganasan yang lebih teratur kini tumbuh di sana. Seperti binatang buas yang mendadak belajar merencanakan pembantaian, bukan hanya memburu.

“Aku akan kirim mereka,” desisnya. “Pasukan bayangan. Yang tidak mengenal takut... atau lelah.”

Sosok berjubah mengangguk. “Bersiaplah,” katanya. “Saat Nieville jatuh… langit Acalopsia akan terbakar.”

Dorion menyeringai.

“Panggil Rauk!” perintahnya.

Suara kaki berderak di kejauhan. Dari balik lorong sempit yang menyambung ke ruang dalam gua, muncul sosok aneh—tinggi, ramping, dan asing untuk kaum orc.

Rauk.

Tubuhnya tegak seperti bayangan cemara di musim gugur. Kulitnya kelabu pucat seperti tulang yang direndam racun. Ia botak, namun di keningnya ada garis-garis seperti guratan ukiran. Hidungnya panjang, terlalu panjang, mencuat seperti paruh burung elang yang bengkok. Telinganya kecil, nyaris tak terlihat, lebih mirip celah di sisi kepala daripada daun telinga.

Matanya kecil dan menyala redup, namun tak kalah tajam dari bilah pedang yang ia bawa di punggung.

Ia membungkuk perlahan. Suaranya serak, namun terlatih. “Aku dipanggil, Penguasa Darah.”

Dorion menunjuk ke arah elf berjubah yang masih berdiri diam di sisi gua. “Kau dengar semua yang dia katakan. Kau tahu target kita.”

Rauk mengangguk tanpa bicara.

“Pangeran Nieville.” Dorion meludah ke tanah. “Satu-satunya cahaya yang tersisa bagi bangsa mereka. Satu-satunya harapan bagi mereka.”

“Cahaya,” gumam Rauk. “Adalah hal yang paling mudah dipadamkan... jika kau tahu dari mana sumbernya.”

Dorion menggeram puas. Ia turun dari singgasana dan berdiri di hadapan Rauk.

“Aku berharap kali ini kau tak akan gagal. Aku ingin kau mengikutinya kemanapun dia pergi. Dengarkan napasnya. Hirup bau kudanya. Hafalkan langkahnya. Dan ketika waktunya tiba…” Ia meraih tombaknya dan menekankannya ke tanah hingga terdengar gema dalam batu. “…penggal harapan Acalopsia itu. Bawa kepalanya padaku. Jangan kembali... sebelum kau berhasil.”

Rauk tidak menjawab. Ia hanya menyeringai, menunjukkan deret gigi runcing yang tidak seperti gigi orc biasa—runcing tapi tersusun rapi.

Dorion menoleh pada elf berjubah.

“Jika dia gagal… kau tahu siapa yang berikutnya harus menebusnya.”

Elf berjubah itu hanya menyeringai samar dari balik kerudungnya. “Dia tidak boleh gagal… jika kau benar-benar menginginkan kemenangan.”

Suara mereka kemudian lenyap, digantikan desis api obor yang menari di gua hitam itu—di tengah persekongkolan yang diam-diam mulai menggerakkan kehancuran Acalopsia dari dalam.

Rauk baru saja hendak melangkah ke lorong ketika suara serak sang elf berjubah kembali memanggilnya.

“Rauk,” ucapnya pelan namun mantap.

Orc bayangan itu menoleh setengah, matanya menyipit.

Sosok berjubah mengangkat tangannya, lalu melemparkan sebuah gulungan kulit tipis ke udara. Rauk menangkapnya dengan satu tangan, lalu membukanya dalam gerakan ringan yang begitu tenang namun presisi.

Cahaya samar memancar dari permukaan gulungan itu.

Bukan tinta biasa. Di sana tergambar wajah seorang pemuda dengan sorot mata biru yang membakar, rambut keperakan tergerai rapi, dan garis rahang tegas penuh ketegasan. Meski hanya lukisan, auranya hampir terasa nyata. Seolah dari dalam gulungan itu, cahaya Nieville memancar ke seisi gua.

“Pelindung Acalopsia,” ujar si elf berjubah. “Dia satu-satunya yang menunda kemenangan kita.”

Rauk menatap lekat wajah itu. Tidak dengan kekaguman. Tidak pula dengan takut. Tapi dengan kalkulasi pemburu. Ia menghafal setiap garis wajah itu, setiap arah rambut jatuh, bahkan sorot mata yang hampir menusuk balik.

“Wajah seperti itu mudah dikenali,” gumamnya.

“Dan mudah dipatahkan… jika kau tahu dari mana kekuatannya berasal,” tambah elf berjubah, suaranya seperti bisikan dari balik kabut.

Rauk menggulung kembali lukisan itu, menyimpannya di balik lapisan jubahnya. Tanpa sepatah kata, ia melangkah masuk ke lorong gelap. Setiap langkahnya seperti dentum sunyi yang menghantui lorong batu tua.

Dorion memperhatikannya hingga bayangannya hilang ditelan kelam. Ia meludah sekali ke tanah, lalu menoleh pada si elf berjubah dengan dengusan.

“Jika dia gagal… aku akan membakar tulangmu sendiri,” geramnya.

Elf berjubah tidak bergeming. Ia hanya berdiri tegak, dengan senyum samar yang nyaris tak terlihat dari balik kerudung gelapnya.

“Aku tidak memberi tugas pada yang gagal.”

Saat sunyi kembali menyelimuti gua, dan api obor mulai meredup, tak ada yang tahu bahwa malam itu… langit Acalopsia telah menuliskan ancaman baru bagi harapan terakhir mereka.

1
vj'z tri
ish ish ish rauk kurang jelas brifing nya 🤭🤭🤭 dah tau yang di bawa orc otak nya cuma 1/2 🤣🤣🤣🤣🤣lagian bawa anak orang gak di kasih makan kan jadi lapar 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
serangan orc tiba tiba ..pasti ada dalang nya ini 😤😡😤😡😤
vj'z tri
kalian salah matahari yang asli masih bersembunyi dia adalah Sion
vj'z tri
pangeran sadar lah akan hati mu sebelum ia pergi dan menghilang 🥹🥹🥹
vj'z tri
semoga Sion di pinjami kitab nya 🤭😁🥳
vj'z tri
naga kah 🤔🤔🤔
vj'z tri
dasar pemuda kurang kerjaan ,😤😤😤😤
vj'z tri
duarrrrr sekarang terbuka sudah biang Lala nya 😱😱😱😤😤😤😤
vj'z tri
pasti ada mata mata 🤔🤔🤔
vj'z tri
iyeee tar lu yang di masak mimbo 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
terpesonaaaaaa aku terpesonaaaaaa memandang memandang wajah mu yang manissss 💃💃💃
vj'z tri
semangat Thor up nya 🥳🥳🥳
vj'z tri
waktu nya belajar pedang semangat Sion 🎉🎉🎉
vj'z tri
ayo Sion beritahu paman mu 😁😁😁
vj'z tri
aura putra mahkota terlihat cuyyyy 🤩🤩🤩🤩 lanjuttt guysss
vj'z tri
pencuri 😤😤😤😤😤😤
vj'z tri
merindukan paman 😁😁😁
vj'z tri
Sion semoga kau kembali dengan selamat ....petualangan di mulai 🎉🎉🎉
vj'z tri
jangan sampai sissel di tuduh mencuri 🤨🤨🤨🤨🤨
vj'z tri
dukun u gak mempan bro 🤣🤣🤣🤣🤣🤣 nieville gak tertarik 🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!