Petualangan seorang pemuda tampan melaksanakan tugas dari sang guru gaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tantangan Idrus
Di sisi lain hendra kini giat berlatih, kekalahan dan kematian sang ayah menjadi cambuk pahit baginya agar ia berlatih demi membalaskan dendam pada Bima , ia pun kini ikut bersekutu dengan siluman seperti adiknya idrus, namun hendra hanya mempersembahkan darah perawan saja , ia tidak melayani dan menjadi suami Nyi Ambar.
" hiiiaat"
Blaaar,
sebuah batu seukuran kambing pecah berhamburan saat pukulan Hendra di lepas
" masih kurang " ucap Hendra dalam hati " aku harus segera meningkatkan ilmuku lagi , dengan kekuatan begini aku belum yakin mengalahkan Bima" keluh Hendra
" sabar Dra" ucap Kala Wisa" kamu sudah termasuk berbakat , baru berapa bulan sudah mampu memecahkan batu seukuran kambing." Lanjutnya
" guru "
", iya guru hanya saja saya tak sabar membalas dendam pada Bima, arwah ayah masih penasaran " sahut Hendra
"Sabar dengan kekuatan mu sekarang, kamu belum bisa mengalahkan nya dengan tangan mu sendiri Hendra " Kala Wisa memberi saran.
" semangat kak, kita pasti bisa mengalahkan Bima suatu hari nanti " sahut Idrus yang baru datang.
"Bila kita bertiga bersatu bisa tidak mengalahkan nya?" Tanya Hendra
" aku rasa bisa " pikir Idrus sejenak, kita bisa mengalirkan ilmu kita pada satu orang , dan Nyi ambar punya pusaka buat kepentingan itu" lanjut Idrus.
" tapi siapa yang maju?" Ucap Idrus kemudian
Kala Wisa dan Hendra serentak memandang Idrus
" kamu yang maju, kamu sekarang jauh lebih tinggi tingkatan ilmunya ,kami akan menyalurkan tenaga kami kepadamu" ujar Kala Wisa
" baik guru, aku akan meminjam pada Nyi Ambar pusaka itu" sahut Idrus
Bluuush,
asap putih tiba-tiba membumbul dari kalung yang di pakai Idrus
" pakai ini saja kangmas, "tiba-tiba Nyi Ambar keluar dari kepulan asap dan memberi sebuah keris pada Idrus," kalian harus meneteskan darah untuk terhubung dengan pusaka itu" ucapnya lagi
Idrus, Hendra dan Kala Wisa melukai jarinya dan menetes kan pada keris itu
"Brush"
tiga cahaya keluar dari keris itu saat darah di teteskan cahaya itu kemudian masuk ke kening ketiganya
" nah sekarang kalian bisa menggabungkan tenaga kalian, pusat tenaga pada yang memegang keris" Nyi Ambar menjelaskan
" sekarang kita coba lakukan penggabungan," ucap Idrus, Hendra dan Kala Wisa memfokuskan tenaga mengalir pada Idrus
"Drrrrrt,"
badan Idrus bergetar merasakan sensasi tenaga yang mengalir dari Hendra dan Kala Wisa
Hiaaat
Bleegarrr, sebuah batu seukuran kerbau meledak terkena pukulan jarak jauh Idrus
" sangat kuat, sekarang kita tantang Bima untuk berduel satu lawan satu " seru Idrus senang
" ya kangmas, tantang Bima, aku juga akan membantumu aku akan berada di kalungmu setiap saat " Nyi Ambar menyemangati Idrus
" kirim kan surat tantangan, 3 hari lagi kita bertarung di Saburai " ucap lantang Idrus
" Kenapa harus 3 hari lagi??" Tanya Hendra penasaran
" kita latihan meningkatkan tenaga sekaligus memperlancar gabungan tenaga kita" Jawab Idrus, Kala Wisa setuju ia juga ingin meningkatkan tenaga nya, karena kini dia terlewati oleh Idrus.
" kangmas aku kembali dulu," pamit Nyi Ambar, ia menghilang lagi setelah mencium Idrus.
Kini Idrus, Hendra dan Kala Wisa berlatih lagi, surat tantangan sudah di kirim pada Bima oleh seorang murid perguruan bayangan hitam.
Di gunung sulah, entah mengapa Bima seperti mendapatkan firasat buruk, ia menemui Asep di aula perguruan
" ada apa bim?" Tanya Asep saat melihat raut muka Bima yang terlihat kusam
" Sep, kalau nanti ada apa-apa dengan diriku, tolong jaga keluarga ku yah??" Pinta Bima tiba-tiba, Asep tersentak kaget
" Eh, ga usah aneh aneh deh loe bim" tegur Asep
" beneran, gw dapat firasat ga enak , sepertinya akan ada kejadian bencana pada diriku beberapa hari ke depan" jelas Bima. Asep menghela napas ia tahu mata batin Bima sangat terlatih bila Bima tak bisa memprediksi berarti akan ada kekacauan
" gw harap elo ga kenapa napa Bim, tanpa loe minta gw pasti ngejaga keluarga loe, karena semua saudara gw bukan orang lain bagi gw, gw harap loe bisa berbagi derita sama gw bukan hanya senangnya saja" ucap Asep
" terima kasih, nanti tolong bantu ibu menyiapkan bahan buat dagangannya yah?" Pinta Bima, Bima memang sudah mengajarkan cara mengalirkan tenaga dalam pada bahan makanan . Asep mengangguk
" pasti bim, ibu loe udah gw anggep ibu gw sendiri , loe tenangin pikiran loe , biar nanti lebih siap kalau ada masalah." saran Asep
" iya, gw ke mata air dulu yah, gw mau nenangin pikiran, tolong bilang ke Intan gw latihan di mata air biar dia tidak khawatir dan mencari" pinta Bima , Bima melangkah ke ruang belakang di mana mata air berada.
Asep pun pergi sepeninggal Bima, ia menyampaikan amanat Bima pada Intan
Bima langsung bersemedhi saat sampai di mata air, sukmanya melayang menuju tempat sang guru, ia ingin menanyakan firasat nya
" Assalamualaikum guru" Bima mengucap salam dan langsung mencium tangan sang guru
" ga perlu di tanyakan, semua sudah garis tangan mu yang harus kau jalani, tetap lah sabar, aku hanya bisa mendoakan mu, aku tak bisa memberi tahukan karena itu menyalahi aturan yang Maha Kuasa, " ucap sang guru . Bima mengangguk,
" terimakasih guru, saya pamit assalamualaikum " pamit Bima, Bima terbangun dari rogo sukmo nya, dia meneruskan dengan latihan tenaga dalamnya
Saat pagi menjelang Asep tergesa gesa menemui Bima, di tangannya ada sepucuk surat
" surat apa Sep??" Tanya Bima
" surat tantangan Bim dari Idrus" Asep menyerahkan surat itu tapi di tepis oleh Bima,
Brush , asap hitam keluar dari surat tantangan, Bima mengayunkan tangannya membungkus asap itu dengan tenaga dalamnya dan menetralkan baru di buang ke atas
" siapa saja yang sudah memegang surat itu??" Tanya Bima serius
" cuma aku Bim, aku yang nerima langsung dari pengantar " Jawab Asep bingung.
" ceroboh, coba alirkan tenaga dalam ke tangan yang megang surat tadi" tegur Bima
Asep menyalurkan tenaga nya, ia kaget melihat cairan hitam Keluar dari telapak tangannya
" ini apa bim??" Asep agak ngeri melihat nya
" itu racun, surat tantangan itu di bubuhi racun, lain kali jangan teledor, buka dan bacalah surat itu, racun nya sudah hilang" pinta Bima
Asep mengambil dan membuka surat tantangan itu
" Idrus menantang duel 1 lawan satu, Di Saburai besok" ucap Asep setelah membaca surat itu,
" apa ini asal firasat itu yah?" Gumam Bima dalam hati.
" ya udah besok kita datang memenuhi tantangan nya." Jawab Bima, " kumpul kan seluruh murid di aula jam 2 " perintah Bima
Asep masuk kedalam aula dan memanggil semua murid untuk berkumpul jam 2.
Bima pulang dahulu menemui keluarga nya , di ruang tengah kini telah berkumpul, ibu istrinya dan mertuanya
" ada apa nak kok sepertinya ada yang serius?" Tanya sang ibu, pak Handoko dan Intan pun menatapnya meminta penjelasan
" beberapa hari ini aku mendapat firasat buruk, seandainya ada kejadian yang tak terduga , aku ingin keluarga kita tetap bersatu , walau tanpa ada aku" ucapan Bima langsung disambut tangisan ibu dan Intan
" ga kamu akan baik-baik saja sayang , kamu ga akan ninggalin aku kan??" Teriak Intan histeris, sang ibu hanya menangis tanpa suara
" kita tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, ini hanya seandainya," Bima mengeluarkan surat tantangan dari Idrus.
" aku mendapat surat tantangan dari Idrus, dan aku merasa ini bukan tantangan biasa." Ucap Bima
Pak Handoko terdiam,
" apa kamu bisa tahu apa yang akan menimpamu ?" Tanya pak Handoko, Bima menggeleng
" jodoh, rezeki dan maut ga ada satupun yang bisa tau pah, aku hanya merasa mungkin setelah ini aku harus mengasingkan diri untuk penyembuhan ku, karena aku yakin Idrus pasti sudah matang persiapan nya, saranku bila aku mengasingkan diri, buat lah suatu tahlilan agar musuh mengira aku tak ada" tutur Bima panjang lebar, Intan makin keras menangis .
" bagaimana kami tahu jikalau kamu mengasingkan diri" Tanya pak Handoko, Bima mengeluarkan satu kalung yang bermata akik merah siam
" aku pasti menjaga ibu karena ia juga ibuku, berjanji lah engkau untuk tetap hidup bila liontin ini pecah aku akan menyusul mu" tegas intan, Bima memeluk intan dan ibunya, ia pun menangis
Jam 2 semua berkumpul di aula , kapolda, pak Yogi dan beberapa pejabat yang menjadi murid perguruan NAGA HIJAU datang semua.
" Assalamualaikum "
" Waalaikum salam " Jawab serentak para murid.
" untuk bulan depan, semua masalah perguruan akan di serahkan pada saudara Asep, karena ada hal yang tak terduga yang akan terjadi beberapa hari ini, untuk itu saya harap para murid sekalian bisa memaklumi nya, sekian dan terimakasih. Bila ada hal yang akan di tanyakan harap bertanya pada saudara Asep, saya permisi, assalamualaikum " Bima mundur dan langsung pulang untuk menenangkan diri sekaligus menghibur Intan dan ibunya yang masih bersedih.
lanjutkan bang dhani, semoga menjadi yang terbaik.. 👍
salam santun 🙏