NovelToon NovelToon
Misteri Badik Punnawara'

Misteri Badik Punnawara'

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Romansa Fantasi / Dan budidaya abadi / Roh Supernatural / Fantasi Wanita / Pendamping Sakti
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mia Lamakkara

Miang tidak sengaja menemukan membuka kotak terlarang milik leluhurnya yang diusir oleh keluarga seratus tahun lalu. Kotak itu berisi badik keemasan yang bila disentuh oleh Miang bisa berkomunikasi dengan roh spirit yang terpenjara dalam badik itu.
Roh spirit ini membantu Miang dalam mengembangkan dirinya sebagai pendekar spiritual.
Untuk membalas budi, Miang ingin membantu Roh spirit itu mengembalikan ingatannya.
Siapa sebenarnya roh spirit itu? Bisakah Miang membantunya mengingat dirinya?Apakah keputusan Miang tidak mengundang bencana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Lamakkara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akademi Zirah Akan Lebih Baik Di Masa Depan

Kemarin telah disebar kabar bahwa hasil ujian akan keluar besok dan semua sekolah akan berkumpul di aula kota untuk menunggu pemberitahuan dari kerajaan. I Miang bersiap lebih pagi dari biasanya. Sejak I Miang sakit, Puang sori sebisa mungkin meluangkan waktu untuk anaknya. Kemarin dia lembur di rumah sakit demi bisa menemani anaknya di hari pengumunan ujian.

“Miang, sarapan dulu.” Puang Sori membuat the herbal dan kue kukus.

Dia juga mengepak beberapa makanan ringan dan air spiritual untuk dibawa pergi.

“Nanti kamu akan menunggu lama. Mana si walikota kalau memberi sambutan sangat lama dan bertele-tele, kalian akan kelaparan. Kamu bisa mengeluarkan makanan ini untuk mengganjal lapar.

“Itu terlalu banyak.”

“Kamu bisa memberikannya pada teman-temanmu.”

Sampai di sekolah, para murid sudah ramai dan banyak kereta yang terparkir. Para murid akan mengikuti master dan guru ke aula kota menunggu utusan. Meski banyak kereta, masih banyak murid yang bersiap pergi dengan jalan kaki. Akademi zirah terlalau miskin untuk memiliki kereta sekolah mengantar para murid.

I Miang meminta Ata Noma untuk menyewa kereta, masih ada waktu satu jam sebelum berangkat.

“Puang Miang, hanya ada tiga kereta yang tersisa. Kereta yang lain telah disewa orang lain.”

“Tidak apa. Coba kamu cek kereta di kediaman Keluarga yang menganggur dan bawa kesini. Aku bicara dengan Impe dulu.”

I Miang menghampiri ye Impe.” Ye Impe sepertinya ada beberapa murid yang tidak memiliki kereta.”

“Begitulah.” Ye Impe mengangguk.

“ KIaylau mereka menumpang di kereta kita, berapa lagi kereta yang dibutuhkan?.”

Ye Impe berdiri “ Aku akan memeriksa dulu.”

“Puang Miang, kalau kita menggunakan kereta berdesak-desakan, untuk kelas Junior masih butuh setidaknya 8 atau 9 kereta lagi.”

Suara Ye Impe terdengar diseluruh kelas.

“Aku tidak ingin berdesakan. Lagipula keretaku kecil, aku sendiri sudah punya pelayan.” Rumani pertama yang bersuara. Karena I Miang dia dikritik banyak orang.

“Siapa lagoi yang tidak ingin membantu teman-teman?.” I Miang bertanya. Tidak ada yang bersuara namun ekspresi mereka jelas tidak setuju dengan usul I Miang untuk menampung teman mereka yang tidak punya kereta.

“Siapa yang ingin menampung teman?.”

“Keretaku kecil cuma muat tiga orang tapi aku tidak punya pelayan jadi bisa menampung dua orang.”

“Keretaku bisa tiga orang lagi.” sahut  Ye Impe.

“ Aku akan membantu teman, karena aka nada waktu aku akan butuh bantuan juag. Keretaku masih bisa untuk 3 orang lagi.”Suara La Bulla menggema.

“Keretaku bisa tiga orang lagi.”

“Keretaku bisa 3 orang juga. Apa masih butuh lagi?.”

“Di kelas kita hanya ada 12 orang yang memiliki kereta pribadi. Jumlah murid di kelas kita 28 orang. Jadi masih ada 2 orang yang tidak punya tumpangan.”

“Biarkan dua itu ikut bersamaku.” Puang Uri bersuara.

“Bagaimana dengan kelas di sebelah?.”

“Apa kita akan membantu kelas sebelah juga?.”Timang bertanya.

“ Kita ke aula kota atas nama akademi zirah bukan perorangan, bukan keluarga. Kalau banyak murid yang berjalan kaki, orang akan mengatakan kalau murid akademi zirah berjalan kaki, orang-orang tidak akan menyebut nama murid atau keluarganya. Saat orang-orang mengatakan murid akademi zirah, kita juga termasuk di dalamnya.”

“ Saat sekolah berkumpul kita akan bertaruh martabat dan reputasi.”

“Tidak perlu memikirkan reputasi sekolah hanya karena kereta. Nanti kalau hasil ujian keluar, reputasi kita juga hancur karena berada di urutan terakhir.” Kata-kata puang Jumi membuat murid lain pesimis.

“Hasil ujian belum diumumkan, kenapa sudah merasa rendah diri duluan. Selama kita melakukan yang terbaik, kita harusnya yakin nilai kita baik-baik saja. Belum lagi, peraturan ujian kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.”

“Bahkan kalau hasil ujian tidak sesuai harapan kita. Setidaknya kita tidak terlihat terlalu buruk.”

“ Jangan Seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula.”

“Ya. Aku percaya nilaiku baik-baik saja. Setidaknya tidak sampai 50 terbawah. Prediksiku aku aka nada di urutan 20.” Kata La Bulla percaya diri.

“Aku setuju memberi tumpangan, masih bisa 2 orang di keretaku.” Ujar I Manna.

“ Aku juga masih bisa dua orang.”

“Aku ada menyewa tiga kereta, kamu bisa mengaturnya.” Kata I Miang pada Ye Impe. Bagaimanapun, Ye Impe ketua murid dan bisa berdiskusi dengan ketua murid di sebelah.

“Benar, kenapa kita tidak  menyewa kereta saja? Biar aku membayarnya juga.” Kata I Manna

“Tidak ada kereta yang tersisa. Semua telah di sewa orang lain.” I Miang menggeleng.

“ Ah…kita terlamabat kalau begitu.”

Saat berdiskusi, ata’ Noma melambai. I Miang keluar berbicara sebentar dan kembali ke kelas.

“ Ye Impe, ada 5 kereta yang menganggur dari keluarga La Wero. Itu ada di luar sekarang.”

“Terima kasih, puang Miang. Aku akan menemui ketua murid dulu.”

“Harusnya begitu. Aku akan memeriksa, apa masih ada kereta di rumah.” Kata La Bulla keluar kelas.

“ Aku juga akan meminta pinjaman kereta di rumah.” Puang Uri pergi menemui pelayannya.

Melihat antusias teman-temannya. Murid yang enggan membantu menjadi termotivasi.

“Jadi bagaimana kalau nilai kita rendah, setidaknya kita tidak dicap miskin karena teman-teman jalan kaki, kan?.” Pikir mereka.

Ye Impe cukup cekatan melakukan pengaturan, bahkan murid senior juga dibantu.”

Tidak lama, iring-iringan kereta murid  akademi zirah memenuhi jalan menuju aula kota.

Dalam kereta, master akademi zirah bertanya.”Kenapa aku merasa ada yang berbeda kali ini?.”

“Semua murid kita menggunakan kereta. Tahun –tahun kemarin tiap ke aula kota para murid kita sebagain besar berjalan kaki.” Wakil dekan bicara.

“Oh… apa murid sudah kaya sekarang? Mereka semua punya kereta?.”

“Beberapa murid kaya membantu menyewa kereta dan meminjam kereta dari rumah keluarga. Mereka yang memiliki kereta memberikan  tumpangan pada temannya.”

“Sangat bagus bahwa mereka mulai peduli sesame murid.”

“ Ini usul anak hakim kota.”

“Apa ada anak hakim kota belajar di akademi kita?.”

Wakil dekan memutar matanya.”Dia masuk agak telat dari murid lainnya.”

“Tidak masalah. Kita punya murid dibawah seratus. Sebagian besar murid miskin dan banyak juga murid tidak mampu. Hanya segelintir anak orang kaya. Itu juga hanya anak selir.”Kata Master seolah bicara pada dirinya sendiri.

“Eh…. Apa anak hakim kota itu anak selir juga? Bukannya hakim kota sekarang tuan dari keluarga La Wero? Keluarga itu sangat ketat mengambil selir.”

“Itu puteri sah.”

“Apa itu adik dari La Topa?.”

“Ya.”

  “Sangat bagus kalau dia juga genius. Bahkan kalau dia hanya mengambil setengah dari kecerdasan kakaknya.”wajah master penuh kerinduan.

“Akademi kita telah menurun dan terus menurun. Mungkin sebentar lagi akademi zirah akan terperosok. Ini membuatku malu bertemu leluhur.”

“Master, yakinlah. Aka demi zirah akan lebih baik di masa depan.”Kata wakil dekan.

“Kuharap begitu.”

1
Irul Munawirul
calabai=banci🤪😆 semangat daeng
kutu
Luar biasa
Sribundanya Gifran
lanjut
ladia120
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
Suzanne Milla
Gemes deh!
Mưa buồn
Seru abis 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!