Naina Nurannisa seorang wanita cantik dan pekerja keras
Naina berasal dari keluarga sederhana,dia dinikahi oleh seorang Pria tampan dan mapan dari keluarga berada benama Al-Bara Adhitama Rahardian di Rahardian group
Naina dan Al-Bara saat Naina baru berusia 19 Tahun dan Bara berusia 22 tahun saat Naina bekerja sebagai seorang office girl atau cleaning service di perusahaan Papi Bara
awalnya mami Bara tidak setuju karena Naina tidak sederajat dengan mereka namun Bara tetap pada pendiriannya mau menikahi Naina karena sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis cantik nan polos itu
awal pernikahan mereka Naina sangat bahagia karena Bara memperlakukannya sangat manis ditambah saat Naina melahirkan putra pertamanya
Azka Adithama Rahardian mereka terlihat sangat menyayangi Azka
Tuan Abraham Papi Bara sangat menyayangi cucu pertamanya itu namun berbeda dengan Nyonya Dianra Mami Bara tidak begitu antusias dengan cucunya dan masih tidak menyukai Naina
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Bertemu Mantan tapi kok mual
kami berlima kini duduk diwarung bakso mang Soleh setelah memesan lima porsi bakso
entah mengapa ilerku sudah ngeces saat mencium aroma bakso yang begitu wangi,rasanya sudah tidak sabar ingin menyeruput kuah bakso mang Soleh ini
saat mang Soleh berjalan kearah kami membawa bakso pesanan kami,saya ingin segera menyantapnya
"ini bu baksonya"ucap mang Soleh meletakkan bakso pesanan ku
"terima kasih ya mang"ucapku segera membumbui bakso yang ada dihadapaku
setelah saya rasa kuahnya sudah pas dilidah tanpa menunggu Lama saya langsung menyantanya walaupun kuahnya masih panas namun tidak terasa dilidah yang ada hanya rasa yang nikmat
biasanya jika saya dan anak-anak singgah makan bakso saat pulang menjemput mereka dari sekolahan
dan bakso yang ada didalam mangkokku akan saya bagikan pada anak-anak dan saya hanya makan mie, kuahnya dan lontong saja karena saya memang bukan penyuka bakso , namun hari ini saya sangat ingin makan baksonya
dan ternyata bakso mang Soleh sangat enak saya sampai memesan bakso lagi kali ini tanpa kuah Karena saya ingin cocol-cocol pakai saus sambal dan kecap manis
"wah tumben mama nambah baksonya"ucap ali dan diangguki oleh anakku yang lain
"iya mama tumben-tumbenan"sahut Attar mengerutkan keningnya
"baksonya mang Soleh enak banget deh hari ini"jawabku karena entah mengapa bakso mang Soleh rasanya sangat enak tidak seperti biasanya,saya rasanya pengen nambah-nambah terus
"iya ma bakso mang Soleh memang enak"celetuk di bungsu
"kalian mau nambah juga sayang?!!"tanyaku pada ke empat anakku
"kalau Abang tidak ma,abang sudah kenyang "sahut sulungku
"kakak juga sudah kenyang ma"
"hememm,kakak juga udah kenyang "jawab Attar dan Ali
"dede' bisa nambah tusukan nggak ma?!"tanya Abi
"bisa dong sayang "jawabku dan wajah tampan putra bungsuku berbinar
"mama bisa minta tolong nggak bang?!"tanyaku pada putra sulungku
"bisa ma, mama mau minta tolong apa?"jawab akza
"tolong pesankan adek tusukan dan juga tiga bungkus buat Uti,kakung dan Tante kiki"ucapku
"Oke ma"jawab akza lalu menghampiri mang Soleh yang sedang duduk di meja kasir karena belum ada pembeli
setelah selesai memesan Akza kembali ketempat kami dan menyerahkan tusukan pada Adiknya
"makasih bang"ucap Abi
"sama-sama dek"jawab akza dan tersenyum pada adiknya
saya sangat bersyukur karena anak-anakku saling menyayangi
melihat mereka seperti ini membuatku lupa akan luka hatiku
luka yang mas Bara torehkan seandainya Hanya maminya saja yang memperlakukanku seperti itu mungkin sakitnya tak sesakit ini tapi luka ini mas Bara juga menambahkannya sehingga sakitnya semakin parah namun beruntungnya saya mempunyai empat putra yang begitu pengertian dan penurut
"mbak ini pesanannya "ucap mang Soleh membuyarkan lamunanku
"oh iya mang jadi berapa semuanya ?!"tanyaku
"tunggu ya mbak saya hitung dulu"ucap mang Soleh berjalan kemeja kasir saya pun mengikutinya dari belakang
"baksonya 8 porsi ditambah tusukannya lima rebu trus lontong ada nggak mbak?!"tanya mang Soleh
"iya mang,saya makan dua "ucapku
"jadi semuanya seratus dua puluh sembilan rebu mbak"jawab mang Soleh melihat ku
lalu saya menyerahkan uang merah dua lembar
"nah ini kembaliannya "ucap mang Soleh menyerahkan kembalian uangku
"makasih ya mang"jawabku menerima kembalian uangku
"ayo sayang,kita cari seprainya dulu "ucapku memanggil ke empat anakku
mereka pun mengikutiku keluar dari warung bakso mang Soleh namun saat hendak berjalan mengambil motorku tiba-tiba saja mas Bara juga datang memarkirkan motor milik pak syukur yang dipakainya
entah mengapa melihatnya tiba-tiba saja perutku bergejolak dan anak-anakku semua beringsut berdiri di belakangku entah mereka marah atau takut pada papanya
perutku semakin bergejolak ingin rasanya kumuntahkan semua isi perut ku,apa lagi saat mas bara mendekati kami dan panca indra penciumanku mencium bau farfum nya membuat perut ku semakin diaduk rasanya
dan karena sudah tidak tahan saya berlari keseberang warung mang Soleh disana ada parit kecil
kumuntahkan semua isi perut ku
putra sulungku memijat Tengkukku sedangkan putra kedua ku menyodorkan botol air mineral mungkin dia masuk kembali kewarung mang Soleh untuk membeli air mineral
"ma ini minum dulu,biar rasanya enakan "ucap Attalarik menyodorkan botol air mineral padaku
"makasih sayang "ucapku menerima air mineral itu lalu meneguknya
"mama tidak apa-apa ?!"tanya putra bungsuku
"tidak apa-apa sayang, mungkin karena mama tadi terlalu banyak makan bakso dan sambel jadi asam lambung mama kambuh"jawabku seadanya agar anak-anakku tidak terlalu khawatir
"ayo sayang kita cari seprainya dulu "ucapku lalu kami berjalan menuju parkiran motorku
saya mengedarkan pandangan mencari keberadaan mas Bara namun dia sudah tidak ada mungkin dia sudah masuk ke dalam warung mang Soleh
"oh iya kak, air mineral tadi sudah dibayar atau belum ?!"tanyaku pada Attar
"Belum ma, soalnya kakak nggak bawa uang "jawabnya polos
"oh ya sudah,nih uangnya bayar gih air mineralnya "ucapku menyerahkan uang sepuluh ribu pada Attar
"iya ma"jawab Attar mengambil uang yang kuberikan dan masuk kedalam warung mang Soleh
tidak berapa lama Putraku itu sudah kembali namun wajahnya terlihat masam
perubahan diwajah Putraku saya yakin ada hubungannya dengan papanya namun saya tidak tau apa
saya tidak ingin menanyakannya karena saya tidak ingin dia merasa tidak enak hati
saya akan menunggu sampai dia mengutarakan sendiri kekesalan hatinya padaku tanpa kupaksa
saya membiasakan anak-anakku menceritakan apapun padaku karena saya selalu berusaha untuk bisa menjadi pendengar dan penasehat yang baik untuk mereka ber empat
"sudah Sayang ?!"tanyaku
"sudah ma"jawabnya
"ayo ini sudah terlalu siang kita belum sholat duhur "ucapku
dan ke empat anakku naik keatas motor namun kali ini Ali ikut duduk dibelakang bersama Abang dan kakaknya
"sudah siap!?"tanyaku
"siap ma "jawab akza,ali dan abi namun Attar tidak kudengar suaranya mungkin hatinya masih kesal
"oke "jawabku lalu menjalankan motor maticku yang anak-anak panggil si vino
saat melewati rumah besar tempat kami dulu tinggal anak-anak memalingkan wajahnya,saya dapat melihatnya dari kaca spion dan Abi yang berdiri didepanku pun melakukan hal yang sama
setelah beberapa Menit berkendara kami sampai ditempat tujuan
anak-anak turun dari motor dan menunggu ku saat saya memarkirkan motorku
"ayo masuk Sayang "ucapku saat sudah berada didekat mereka kami pun berjalan menuju toko besar itu lalu mendorong pintu kacanya
"kita cari seprainya dulu "ucapku setelah kami sudah berada didalam toko itu
anak-anak pun berjalan kearah dimana tempat seprai berada setelah saya bertanya pada petugasnya
"ma kakak mau yang ini "ucap Atta memperhatikan pilihannya
begitupun dengan ketiga Putraku yang lain
"iya sayang kalian ambil saja supaya nanti bisa ditukar-tukar jika sudah kotor dan harus dicuci "ucapku dan terlihat wajah anak-anak ku terlihat sumringah
"oh iya kita cari selimut juga "ucapku lagi dan anak-anak dengan antusias mencari yang disebutkan
setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan kami pun membayarnya dikasir lalu kami pulang kerumah karena kami sudah lama keluar
seperti saat lewat tadi anak-anak kembali memalingkan wajahnya saat melewati rumah orang tua mas Bara