"TERTAWAN GAIRAH PANAS 2 KETUA MAFIA KEJAM"

Kevin terus memakan makanan di tangannya itu sambil berjalan keluar dan menyodorkan nya ke Nathan, dan Marvel.

"Apa kalian mau?" Tanya Kevin dengan lembut dan suara yang tak jelas karena mulutnya di penuhi dengan makanan.

Nathan menggelengkan kepalanya, namun Marvel menyambut 1 burger dan sepotong pizza karena di paksa oleh Kevin.

"Nikmat makana itu tidak boleh di tolak, karena kalo tidak ada makanan kita akan kelaparan bodoh" Umpat Kevin kesal karena pemberiannya tidak di sambut oleh Nathan.

Marvel hanya tertawa kelikikan sambil memakan makanan itu di mobil, sedangkan Nathan ia pusing mendengarkan omelan dari Kevin, mau tidak mau ia terpaksa menyambut itu dan memakannya.

"Memakan makanan begini di pagi hari tidak baik bodoh, mana hari ini kita tidak berolahraga, kau mau jadi gendut dan kentong?" Tanya Nathan sambil memakan makanan itu.

Kevin tak menghiraukan perkataan dari Nathan ia terus memakan tanpa memperdulikan siapa pun di mobil itu.

Kevin juga menawarkan sepotong pizza ke Martis yang duduk di kursi penumpang depan, dan Marco yang sedang menyetir mobil.

Mereka semua makan sambil jalan di dalam mobil menuju tepat tujuan mereka yaitu pergi ke perusahaan untuk membahas kerjasama untuk menyelidiki kasus tersebut.

Di tengah-tengah perjalanan, tanpa mereka sadari ada 2 mobil yang sedang mengikuti mereka.

"Ikutin terus mobil 2 anak itu" Ucap wanita paruh baya tersebut.

"Tapi nyonya, apa tida ketahuan kita membuntuti Tuan Muda Nathan, dan Kevin?" Ucap bodyguard tersebut yang sedang mengendarai mobil itu.

"Tck, siapa Tuan mu? Jika kau menganggap mereka Tuan mu maka enyahlah, tapi jika aku Tuan mu maka ikuti saja perkataan ku!" Tekan Mak Lampir tersebut...

Sang bodyguard pun hanya diam sambil menunduk dan memperhatikan jalan, sambil terus mengikuti mobil yang di tumpangi Nathan, dan Kevin.

Saat perjalanan sudah menempuh 3000 Km Marco akhirnya sadar, bahwa mobil mereka sedari tadi telah di ikuti oleh 2 mobil hitam di belakangnya.

"Astaga... Kita di ikuti" Ujar Marco sambil memperhatikan kaca di atas kepalanya, dan spion kanan kiri.

Kontak semuanya langsung kompak menoleh ke belakang ,lalu sambil memperhatikan nomor plat tersebut.

"wait, sepertinya aku mengenal nomor plat itu ,Bukankah itu mobil yang dimiliki oleh ibu? Ucap Kevin dengan mulut yang di penuhi berbagai makanan di dalam nya.

Nathan pun terdiam sambil berfikir, lalu mengeluarkan kamera drone dari bagasi dan menyambungkan nya ke ponselnya. Saat sudah terhubung, Nathan berfikir menyusun rencana.

" Sepertinya mak Lampir itu sedang mengawasi kita" Ucap Nathan geram.

Semuanya hanya mengangguk, lalu terus memperhatikan mobil mobil itu, di belakang.

"Marco saat persimpangan jalan tol belok Kiri, kita akan melaju dan mencari tempat supaya mobil ini tersembunyi, dan mereka akan kehilangan jejak, saat itu juga aku mengeluarkan kamera drone untuk mengawasi mobil tersebut" Ucap Nathan seraya menyambungkan koneksi pada kamera ke layar ponselnya.

"Baik Tuan" Sahut Marco, lalu ia pun mengundang pedal gas dengan kecepatan penuh melintasi jalan tol itu.

"Bagaimana kita akan bersembunyi di sana? bukankah jalan itu lapang?" Sangkal Kevin, dengan tangan yang membantu Nathan memasang chip di drone itu.

"Tck, bukan jalan nya bodoh, ini jalan tol xxx, banyak hutan dan pepohonan rindang di sana" Sahut Marvel dengan kesal.

Kevin hanya angguk² mendengarkan jawaban dari Marvel.

"Sorry ku kira kita berada di tol flaws" Sahut Kevin lagi.

Lalu setelah itu semuanya menjadi hening dan senyap, saat itu juga Marco mendadak membanting setirnya ke kiri dan menginjak pedal gas dengan kecepatan lebih tinggi dari tadi. Dan bersembunyi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Tck, Arrggghhh dasar tidak guna kau, bagaimana bisa kita kehilangan jejak?" Geram Mak Lampir tersebut sambil meremas botol air mineral sampai gepeng.

"Saya tidak tau nyonya, mereka menggunakan mobil sport yang mempunyai kecepatan sangat tinggi, sedangkan mobil yang kita pakai tidak dapat menandingi kecepatan mobil itu" Ucap sang bodyguard seraya menenangkan tuannya...

"Tck, kalau begitu putar balik, aku ingin ke markas mereka tadi, ko bisa mereka keluar dari markas tersebut? bukankah markas itu kosong?" Gumam Mak Lampir itu kebingungan.

Sedangkan Sang bodyguard pun menuruti perkataan tuannya dan memutar balikkan tujuannya, tak lupa ia menghubungi temannya yang mengendarai mobil satunya.

Saat 2 mobil itu putar balik dan menjauh dari kawasan itu, barulah Marco melaju ke arah tujuan, sedangkan Marvel, Nathan, dan Kevin terus mengawasi layar ponsel itu, untuk melihat ke mana selanjutnya mak Lampir itu.

Saat sampai di perusahaan, Marco langsung naik di lobby parkir lantai 5 dan langsung memasukkan mobil itu di parkir privat.

Lalu mereka berlarian memasuki perusahaan dalam langsung ke ruang CEO, sambil menunggu Tekan Polisi dan Detektif yang bekerja sama dengan mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di sisi lain.......

George, Daminan, dan juga Carlos sedang di ruang meeting, untuk membahas kerja sama mereka, kali ini Carl lah yang membangun proyek sangat besar yaitu berupa agensi idol, seperti yang di lakukan negara Korea, ia juga memiliki ide kreatif itu dari Chaterine, karena Chaterine sangat menyukai idol k-pop.

Dari itulah Carl terinspirasi, bahkan tidak hanya itu, ia juga melihat banyak kalangan anak muda sekarang menyukai tarian dance, bahkan memiliki bakat dance mereka. Lalu ia memutuskan membangun sekolah dance, di mansion nya sendiri, sebagai gurunya adalah Chaterine.

Kali ini Carl membuka sesi penanaman saham untuk agensi cabangnya, sedangkan cabang utamanya itu asli dari uangnya untuk di berikan pada Chaterine, dan tabungan masa tua mereka berdua.

SESI PENUTUPAN...

"Seperti yang Anda pahami, pertemuan ini hanyalah langkah awal. Kami akan melanjutkan bisnis seperti biasa sampai kami menerima kabar lebih lanjut tentang perkembangan baru. Setelah kami mengetahui lebih banyak tentang akuisisi tersebut, kami akan mengadakan pertemuan lagi lain waktu untuk membahas mengenai pendapatan informasi terbaru. Anda semua mungkin memiliki pertanyaan dan kekhawatiran sebelum tanggal tersebut, yang tentunya dapat Anda diskusikan dengan manajer Anda. Untuk menghindari timbulnya kekhawatiran yang tidak perlu, kami meminta Anda untuk tidak berspekulasi mengenai detail yang belum kami ungkapkan. Saya menghargai kerja sama Anda Semua. Dan dengan demikian rapat ini berakhir, apa bila ada salah khilaf perkataan dari pihak kami mohon di maafkan, And see you again at the next meeting" Ucap Carl dengan pesona dan wibawanya yang sangat menyatu pada perkataan perkataan yang di ucapkan nya tadi.

Setelah itu Carl pun duduk meminum air mineral botol, dan rekan rekan yang lainnya membereskan barang barang mereka lalu berpamitan dan keluar secara bergantian dari ruangan itu.

Setelah ruangan itu kosong dan hanya ada Carl, George, dan Daminan saja di ruangan itu, Carl menyeleksi MacBook nya dan tiba-tiba terdengar suara tepukan tangan yang menggema.