Reynand saputra, pria tampan, bak seorang aktor, namun berhati dingin. di paksa ikut perjodohan oleh orangtuanya. padahal dia sendiri sudah memiliki kekasih yang sangat di cintainya, tapi mereka tak menyetujui hubungannya. Nanda gadis imut, belesung pipi. memiliki rambut lurus nan panjang yang baru berusia 20 tahunan, terpaksa menikah dan harus terjebak dengan pria tampan dan dingin seperti Reynand saputra. Karena terikat janji perjodohan yang papanya ucapkan. bagaimana selanjutnya? ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Gosip kalau kau sudah menikah?" Ucap Rania. Matanya terus menyelidik. Melihat kotak bekal yang begitu tertata rapi di sana.
"Uhuk...uhukkk...."
Rey yang kala itu sudah memakan nasinya pun. Langsung di buat tersedak, saat mendengar ucapan wanita itu. Lalu segera mengambil dan meneguk air yang ada di dalam botol kecilnya itu, untuk membantu melancarkan teggorokannya kembali.
"Jadi, gosip itu memang benar ya?" Ucap Rania kembali. Saat melihat reaksi pria itu.
"Aku, menikah?" Ucap Rey sembari menunjuk ke pada dirinya sendiri.
Dia sudah merasa geram, takutnya gadis itu sebenarnya hanya bersandiwara selama ini untuk mengelabui nya, demi mendapatkan hatinya. Buktinya dia juga dengan sukarelanya membuatkan sarapan dan juga bekalnya hari ini, walaupun dengan alasan karena perintah mamanya. Dan sekarang malah terbukti, bahwa pernikahan mereka sudah mulai tersebar di kampus, kalau bukan dia, memangnya siapa lagi? Saat mengingat pernikahannya yang memang cukup private tersebut.
"Akh, jadi begini cara mainmu! Benar-benar menjijikan!. Batinnya geram. Dia tahu, memang ada begitu banyak gadis yang mengejarnya dan sengaja ingin mendapatkan perhatiannya. Namun dia tak pernah menggubris mereka sekali pun, dan dia benar-benar benci dan makin ilfeel, jika tahu ada perempuan yang mengejar cintanya dengan cara licik. Ia sudah bertekad akan memberi pelajaran pada gadis itu setelah di rumah nanti.
"Ya, jadi, kapan kau menikahi Deane, kenapa tidak mengundangku? Kalian berdua benar-benar jahat pada teman sendiri!" Brondong Rania kembali, karena merasa terasingkan. Bahkan di hari spesialnya pun baik pria itu yang sudah menjadi sahabatnya dari kecil, maupun Deane, selaku teman seangkatan kuliahnya itu pun, tak mengabarinya sama sekali. Pantas saja. Pria itu sempat mengambil cuti beberapa hari yang lalu.
"Apalagi ini. Aku semakin tak mengerti dengan ucapanmu?" Tanya Rey, sembari semakin mengerutkan keningnya.
"Kau kan sudah menjalin hubungan lama dengan Deane, seharusnya kau menikahi dia kan?" Rania semakin bingung dengan penuturan pria itu.
"Oya, cincin nikahmu di mana?" Tanyanya lagi. Sembari menelusuri jari-jari pria itu, yang tak lagi mengenakan cincin seperti yang orang-orang kampus gosipkan.
"Cincin?" Ucap Rey. Kini dia sudah tahu letak permasalahannya, rupanya itu semua hanyalah tebakan orang-orang belaka, gara-gara sempat melihat sebuah cincin yang tersemat di jarinya saat ke kampus kemarin.
"Ya." Jawab Rania.
"Itu hanyalah sebuah kesalah pahaman, kemarin mama menyuruhku membeli cincin untuk papa, karena ukuran jari kami sama, jadi mama sekalian menyuruhku mencobanya, tapi aku lupa mencopotnya," Ucap Rey berbohong.
"Lalu, bekal yang kau makan, di siapkan oleh siapa?" Selidik Rania kembali.
"Pembantuku! Karena sekarang mamaku melarangku makan di luar," Jelas Rey kembali. Dia sempat menelan ludahnya saat mengatakan itu.
"Dan satu hal lagi. Aku hanya ingin meluruskan satu hal. Aku sudah tidak punya hubungan apapun lagi dengan deane!" Ucap Rey penuh penekanan. Agar hubungan mereka yang masih terjalin secara rahasia tersebut. Tak lagi sampai ke telinga orangtuanya.
"Benarkah?" Ada perasaan gembira yang muncul di hati Rania. Saat mendengar penuturan pria itu, setelah sekian lama menunggu cintanya. Bahkan ia sampai rela tidak menjadi penerus bisnis keluarganya, hanya untuk sekedar menjadi dosen di sana. Demi agar lebih dekat dan melihat pria itu setiap hari, kini semua perjuangannya membuahkan hasil.