Mencintai Wanita Yang Salah

Qiana menyembunyikan foto itu saat Kavian mendekat padanya.

"Kamu sudah selesai dengan urusan mu ?" Kavian bertanya.

"Ya" sahut Qiana datar "Kamu akan pergi ?" tapi dia bertanya balik pada Kavian.

"Ya, aku harus bertemu seseorang"

Qiana diam dan terus memandang Kavian dengan penuh pertanyaan.

"Apakah ada yang ingin kamu tanyakan ?" Kavian pun merasa ada yang aneh pada Qiana.

"Tidak ada" sahut Qiana masih datar.

"Baiklah, tunggu sebentar, aku akan kembali" pinta Kavian pada Qiana.

Kavian pun berbalik dan mulai melangkah, tapi baru tiga langkah dia berhenti dan dia malah kembali menghampiri Qiana.

"Kamu kelihatan sangat tegang" ujar Kavian, Kavian pun memegangi dahi Qiana, takut demam. Lalu pindah ke satu pipi Qiana

Dan saat itu Qiana ingat sesuatu, saat Kavian datang ke kantornya, dan bertemu dirinya dengan Renata, dia baru sadar, kalau mereka memang saling mengenal.

Qiana menatap Kavian "Kamu demam, tidak heran sih kemarin kamu terlalu banyak minum"

Qiana ingat lagi saat dirinya selesai melakukan gim, Bagaimana Renata yang banyak melarang dia dekat dengan Kavian, di situ sangat kentara kalau Renata memang tak mau dirinya dekat dengan Kavian.

Kenapa Qiana tidak curiga ketika itu, Renata begitu sedikit tau akan Kavian, tapi Qiana malah cuek saja.

"Biar ku bawa ke rumah sakit" ujar Kavian.

"Tidak, aku tidak perlu ke rumah sakit, aku hanya butuh sedikit istirahat" ujar Qiana "Pergilah" Qiana pun menyuruh Kavian pergi.

"Baiklah, nanti aku belikan obat. Istirahat ya dan sampai jumpa" Kali ini Kavian benar benar pergi

Saat Kavian sudah hilang dari pandangannya, Qiana pun terduduk lemas, bahkan dadanya bergemuruh hebat, berkali kali dia juga menarik nafasnya, di tatap lagi foto itu dengan tangan bergetar.

Ingin menangis, tapi air mata tidak keluar. Lalu dia ingat map yang Liam berikan padanya, dan dia buka itu, di sana terdapat biodata Kavian dengan lengkap. Qiana pun menelepon Liam untuk bertemu.

Dan di sebuah restoran kecil mereka bertemu.

"Orang yang mengobati kamu di pesawat adalah Kavian, dia mengenal Nyonya Renata selama kurang lebih 18 tahun, menurutku dia memberikan uang 50 Juta pada Kavian untuk membuatnya diam mengenai hubungan mereka"

Liam terdiam setelah menjelaskan itu pada Qiana, karena melihat Qiana yang terus menerus memasukkan gula padat pada gelasnya.

"Dia mendekatimu dengan satu maksud tujuan. Direktur ?" seru Liam lagi, dan bertepatan itu Qiana akan meminum air yang di masukan gula tadi, Liam segera menahan tangan Qiana.

"Anda tidak biasa masukan gula ke air putih, biar aku ambilkan yang baru" usul Liam.

Tapi Qiana tidak mendengar "Lanjutkan apa yang kamu tahu" ujarnya, sambil meminum air putih itu.

"Dia pernah membunuh orang lima tahun yang lalu, dan dia juga berada di penjara selama lima tahun juga" Tangan Qiana bergetar saat menyimpan gelas tadi.

"Dia di keluarkan dari sekolah kedokteran karena itu"

"Apalagi ? Ada yang lain lagi yang bisa kamu ceritakan pada ku tentang dia ?

"Tapi Direktur"

"Ceritakan Liam"

"Dia mempunyai hubungan khusus dengan Nyonya Renata sangat lama"

"Kamu sudah menceritakan itu tadi"

"Dia mendekati anda untuk balas dendam pada Nyonya Renata"

"Bodoh, kamu juga sudah menceritakan itu padaku"

"Direktur !!"

"Tidak masalah" Qiana bangun berdiri dan hendak akan pergi.

"Saya harus apakan dia ? Saya akan melihat beberapa peraturan hukum, jika anda ingin melakukan tindakan hukum" saran Liam

"Lebih baik jangan mengganggunya"

Liam tidak percaya dengan apa yang Qiana katakan "Direktur"

"Lebih baik tidak mengusiknya" tatapan Qiana sangat tajam pada Liam.

***

"Hei, Kavian apa kabar, duduklah "

Yang Kavian temui adalah Luki Kakaknya Renata, mereka bertemu di salah satu tempat karaoke di sana.

"Sudah berapa lama ya kita tidak bertemu, enam tahun atau tujuh tahun bahkan delapan tahun ? Silahkan duduk"

Kavian pun duduk "Kenapa kamu tidak pernah mengunjungi ku (penjara)"

Luki memberikan tangannya untuk bersalaman dengan Kavian, tapi Kavian enggan menyambutnya.

"Aku dengar kamu juga di tahan ? kamu membunuh orang ? Kamu tidak seperti seseorang pembunuh, aku pikir kamu tidak pernah tahu" cerocos Luki

"Kamu mencari Renata ?"

"Dimana dia ?"

"Dia meninggal lima tahun yang lalu, jangan mencarinya"

Luki tertawa keras "Apa kamu bercanda"

"Jika kamu mau, aku akan membiarkan mengikutinya, kamu akan tahu jika aku bercanda atau tidak"

"Berikan ponselku" Luki memberikannya pada Kavian.

"Kamu punya nomornya dan kamu menyimpannya di ponselmu, terima kasih, aku sudah bicara dengan mayat adik ku"

"Renata kan yang membunuh orang itu ? Kamu yang menanggungnya, betul ?"

Kavian agak terkejut Luki bisa tahu sebanyak itu

"Kamu tidak pernah membunuh seseorang, aku mengenalmu. Renata memang punya kemampuan itu, kamu sangat menyukai Renata ? Dia sudah menghancurkan hidupmu, apakah kamu akan tetap bersamanya ?"

"Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan, kamu baru keluar dari penjara setelah delapan tahun, harusnya kamu bisa hidup tenang"

Kavian pun berdiri dan akan pergi "Aku akan membalaskan dendammu, juga. Dia biasanya menggunakan kamu jika dia menginginkanmu, kemudian dia menghentikannya"

"Aku tidak bisa menjelaskan banyak padamu, tapi dia memang benar benar iblis bagiku. Aku akan balaskan dendamku, ibuku dan juga untukmu"

"Katakan saja di mana dia ? Tapi ku dengar dia menjadi istri muda Ketua Paragon grup, tapi itu omong kosong"

Kavian tidak menjawab, dia hanya menatap Luki dengan tatapan marah. Luki pun tak suka, dia melemparkan gelas pada Kavian.

"Jangan menatapku seperti itu !! Kita berada di sisi yang sama, dia sama sama sudah menghancurkan kita, kau harus menolongku, hah !!" Luki memukul kepala Kavian.

Kavian pun membalas dengan mendorong tubuh Luki sampai ke kursi, lalu mencek*k nya "Kamu sebaiknya tidak mendekatinya, aku akan membunuhmu"

"Hei, kamu !!"

"Aku bukan orang yang sama yang kamu kenal, aku tidak tau apa yang kamu pikirkan, tapi aku benar benar membunuh seseorang, kamu pikir aku tidak bisa membunuh lagi ?"

***

Di lain tempat

"Pegang janji anda, perserikatan menghentikan pemogokan pada pukul empat sore, hubungi direktur untuk kembali dan berikan pekerjaannya kembali" ujar Liam pada Tuan Galen.

"Aku minta untuk menghentikan pemogokan, jangan memberikan semua uang padanya"

"Anda hanya memberikan dia waktu dua hari, anda tidak mengatakan apa yang harus dia lakukan, dia sudah melakukan yang terbaik yang bisa dia lakukan"

"Aku tidak mau dengar itu, pergilah" usir Tuan Galen.

"Jika anda tidak menepati janji anda, maka aku akan mengundurkan diri. Aku tidak mau bekerja dengan orang yang tidak bisa menepati janjinya" gertak Liam.

Tuan Galen langsung menatap Liam "Apakah itu ancaman ?"

"Aku akan mengajukan pengunduran diri pagi ini" Liam memberi salam pada Tuan Galen.

"Liam" panggilnya.

"Jika anda meninggalkannya, dia tidak akan berusaha untuk kembali, dia mungkin menyerah" itu Liam yang berbicara lagi,

"Maksud kamu apa ?"

"Dia mungkin akan menemukan yang lebih baik dan lebih penting, menjadi penerus Paragon grup mungkin tak penting baginya, jika anda meninggalkannya seperti ini"

"Jelaskan padaku agar aku mengerti" punya Tuan Galen.

"Saya pikir dia gila"