NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEBUAH GAUN PENGANTIN

Zayne berdiri di tepi jendela, menatap langit yang perlahan berubah warna. Dari biru terang yang cerah, langit mulai memudar menjadi gradasi oranye yang hangat, menandakan kedatangan senja.

Dia merasakan keheningan yang menenangkan menyelinap ke dalam ruangan. Suara gemericik angin yang mengusap jendela menambah suasana damai di dalam ruangan. Zayne terpaku pada pemandangan yang begitu sederhana namun memukau.

Sementara langit berubah warna, kilauan sinar matahari yang semakin meredup memantul di wajahnya, memberikan sentuhan keemasan pada tatapan matanya. Di sinilah, di momen-momen seperti ini, dia merasa tenang dan merenung.

"Indah, bukan?" gumamnya pelan, meskipun tidak ada yang mendengar selain dirinya sendiri. Tapi, baginya, keindahan itu cukup untuk membuat hatinya tersentuh.

Langit senja membawa pesan kedamaian dan refleksi bagi Zayne. Di bawah langit yang memerah, dia merenung tentang hidup, tentang arah yang ingin dia ambil, dan tentang arti keberadaannya di dunia ini. Sesekali, dia tersenyum pada dirinya sendiri, merasakan kehangatan dalam kesunyian yang penuh makna.

Dalam diamnya, Zayne menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang tidak terkatakan, sementara langit senja menjadi saksi bisu dari perjalanan hatinya.

Ponselnya tiba-tiba berdering, menandakan ada panggilan masuk. Zayne menatap layar ponselnya, dan nama Jessica tertera dengan jelas, menghiasi layar yang menyala terang.

"Ada apa?" tanya Zayne tanpa basa-basi begitu diangkat.

"Ge, apa malam ini kau lembur?" tanya si penelpon memastikan.

"Sepertinya tidak. Kenapa?" Zayne balik bertanya, merasa ada sesuatu yang tidak biasa dari suara Jessica.

"Tidak apa-apa, hanya ingin tanya. Ya sudah, aku tutup dulu teleponnya," kata Jessica, dan panggilan itu diputuskan dengan tiba-tiba.

Zayne menatap layar ponselnya dengan pandangan bingung. Dari intonasi suaranya, Zayne tahu Jessica sedang tidak baik-baik saja. Tanpa ragu, dia melacak keberadaan Jessica dari ponselnya. Saat menemukan lokasi keberadaannya, dia segera menyambar kunci mobilnya yang ada di atas meja. Zayne buru-buru pergi untuk menemui Jessica.

Dalam perjalanan, pikirannya dipenuhi oleh kekhawatiran untuk Jessica. Dia benar-benar cemas dan takut sesuatu terjadi pada wanita itu.

🌺🌺🌺

Jessica menatap senja dengan pandangan kosong, hatinya masih dipenuhi oleh kekecewaan dan ketidakpercayaan. Dia masih belum bisa menerima keputusan sekolah yang memecatnya dengan alasan yang tidak masuk akal baginya.

Saat warna langit mulai memudar menjadi oranye, perasaannya yang gelisah semakin memuncak. Dia merasa seperti dihempas oleh gelombang emosi yang tak terkendali. Baginya, keputusan itu terasa tidak adil dan membuatnya merasa terpinggirkan.

Di tengah keheningan senja, Jessica merenung tentang masa depannya yang kini menjadi semakin tidak pasti. Dia bertanya-tanya apa yang harus dilakukannya selanjutnya, bagaimana dia bisa melanjutkan hidupnya tanpa pekerjaan yang dia cintai.

Meskipun ada rasa putus asa yang menyelimuti pikirannya, Jessica juga merasakan semangat untuk tidak menyerah. Dia bertekad untuk mencari jalan keluar, mencari keadilan, dan membuktikan bahwa dia layak mendapatkan tempat di sekolah yang pernah dia cintai.

"Aku mencarimu kemana-mana, dan rupanya kau ada disini," ucap Zayne, mengejutkan Jessica.

"Ge, apa yang kau lakukan di sini?" kaget Jessica.

"Aku mencarimu!" jawab Zayne dengan tegas. "apa yang terjadi?"

Jessica menatap Zayne dengan ekspresi campuran antara keterkejutan dan kebingungan. "Ge, aku baru saja dipecat dari pekerjaanku," ujarnya lirih, memutuskan untuk menceritakan semuanya pada Zayne.

Wanita itu menutup matanya lalu memeluk lututnya sendiri. Air mata yang sebelumnya ia tahan-tahanan akhirnya meleleh juga. "Padahal aku sangat mencintai pekerjaanku itu. Tapi mereka malah memecatku, dan itu membuatku sangat sedih."

Zayne mendekati Jessica dan memeluknya. "Lalu apa yang kau inginkan sekarang? Akan kulakukan apapun untukmu."

Jessica mengangkat kepalanya dari pelukan Zayne dan menatapnya dengan tatapan sendu. "Tidak perlu melakukan apapun, biarkan saja. Mungkin ini sudah menjadi takdir hidupku. Aku yang selalu sial dan jauh dari keberuntungan."

Zayne merasakan keputusasaan Jessica, namun dia tidak mau menyerah begitu saja. "Kau tidak sendirian, ada aku disini. Jika kau mau, aku akan membeli sekolah itu untukmu agar tidak ada lagi yang semena-mena padamu."

"Tidak perlu, Ge. Itu terlalu berlebihan. Kau tidak perlu cemas, aku baik-baik saja," ucap Jessica, mencoba menenangkan Zayne.

Meskipun hatinya tersentuh oleh tawaran Zayne, Jessica tidak ingin Zayne terlibat lebih dalam. Dia tidak ingin menyusahkan Zayne, terlebih lagi setelah melihat sisi kejamnya.

Zayne melepaskan pelukannya. "Kau terlihat jelek jika menangis. Tersenyumlah, ayo aku ajak kau berbelanja," ucap Zayne, mencoba mengalihkan perhatian Jessica. Jessica mengangguk, tersenyum lemah. Meskipun hatinya masih berat, kehadiran Zayne memberinya sedikit keceriaan.

.

.

Mereka tiba di pusat perbelanjaan, Zayne membawa Jessica ke beberapa butik mewah, memberinya kebebasan untuk memilih apa pun yang diinginkannya. Tidak hanya untuk membeli beberapa helai gaun, tetapi bahkan untuk membeli seluruh pusat perbelanjaan, karena uang Zayne tidak terbatas.

"Ge, menurutmu yang mana yang lebih bagus?" Jessica menunjukkan dua gaun padanya.

Zayne menggeleng. "Tidak keduanya. Pilihanmu benar-benar buruk. Ayo, aku akan membantumu memilih yang lebih bagus." Kemudian Zayne menarik Jessica ke deretan gaun cantik lainnya, memilih beberapa gaun motif bunga dengan berbagai model untuknya.

"Ge, cukup, ini sudah terlalu banyak. Aku benar-benar kewalahan membawanya," protes Jessica.

Zayne meminta pelayan toko untuk membantu Jessica membawa gaun-gaun itu. "Bukan Jessica yang kalap, tetapi Zayne. Hampir seisi toko dia ambil dan berikan pada Jessica. "Jika menurutmu kebanyakan, kau bisa membaginya pada kedua sahabatmu itu. Aku yakin mereka tidak akan menolaknya," ucap Zayne .

Jessica menghela napas, dan ketika hendak meninggalkan toko, tanpa sengaja ia melihat sebuah gaun pengantin yang sangat cantik dan indah terpajang di sebuah etalase kaca. Wanita itu menghentikan langkahnya, membuat Zayne ikut berhenti juga.

"Ada apa?" tanya Zayne, mencurigai ekspresi Jessica yang berubah tiba-tiba.

"Lihatlah gaun pengantin itu, sangat cantik bukan? Sudah sejak lama aku memimpikan memakai dan memiliki gaun pengantin secantik itu," ujarnya sambil tersenyum simpul.

Jessica terus memandang gaun pengantin itu tanpa berkedip sedikit pun. Dia benar-benar kagum dengan kecantikan gaun tersebut. "Kau ingin membelinya?" tawar Zayne, mencoba mengalihkan perhatian Jessica.

"Untuk apa?" Ketika bertanya dengan lirih, "bahkan aku tidak hendak menikah, jadi untuk apa memiliki gaun pengantin secantik ini," ucapnya lirih, membiarkan rasa getir merasuki hatinya.

Zayne memahami perasaan Jessica, dan dengan lembut dia menyentuh bahu Jessica. "Kau tahu, tak ada yang salah dengan bermimpi. Mungkin suatu hari nanti, saat kau menemukan seseorang yang membuat hatimu berbunga-bunga, gaun ini akan menjadi simbol dari impianmu yang indah."

Jessica tersenyum kecil, terdiam dengan kata-kata Zayne. Meskipun gaun itu hanyalah sebuah benda, namun di dalamnya terkandung harapan dan impian yang mungkin suatu hari akan menjadi kenyataan. Dalam senyumannya, Jessica menemukan sedikit kelegaan dan harapan untuk masa depannya.

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

1
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
yumna
owh jadi selma nih nnek maria cuma akting....kashn kmu jes...
Sumawita
bunuh aja nenek tak punya hati itu
yumna
siapa yg mau membunuh mma jesica sbnernya.....kashn km jes....ayo zayn hbisn orang"tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!