NovelToon NovelToon
Cinta Demi Tuhan

Cinta Demi Tuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / Cinta Terlarang / Teen School/College
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Purnamanisa

"Apakah cinta pernah salah memilih sasaran? Mengapa cinta tercipta diantara kita yang berbeda? Bolehkah aku marah pada Tuhan karena telah menumbuhkan cinta di hatiku untuk mu?"

Potongan sajak tulisan Renata menggambarkan luka hatinya karena kisah cintanya yang rumit. Perasaannya terhadap Gilang berkembang menjadi cinta yang tak pernah Renata sadari sejak kapan.

Kemunculan Renata yang tiba-tiba di kehidupan Gilang, membuat Ainun jadi sering memikirkan Gilang.

Kepada siapakah hati Gilang akan berlabuh? Kepada Renata yang berbeda keyakinan? Atau Ainun?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnamanisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malu!

Ainun terus memikirkan saran Hana untuk bertanya langsung mengenai hubungan Gilang dan Renata. Namun, Ainun merasa akan sangat aneh jika dirinya tiba-tiba menanyakan hubungan Gilang dengan Renata.

'Kenapa aku bertanya? Sekedar ingin tau? Kalau sudah tau, mau apa?'

Ainun merasa bukan pada tempatnya untuk bertanya tentang hubungan Gilang dan Renata. Tak ada tujuan lain selain hanya ingin mengetahui faktanya.

'Sudahlah,'

Ainun membelokkan motornya ke tempat parkir pasar. Ainun memutuskan untuk mampir ke kios Bu Siti untuk mengambil beberapa baju yang sudah masuk dalam daftar pesanannya.

"Assalamu'alaikum..." ucap Ainun saat memasuki kios Bu Siti.

"Wa'alaikumsalam... Eh, Mbak Ainun. Mari, Mbak," kata Mbak Sri mempersilakan Ainun.

"Langsung sama Mas Gilang aja ya, Mbak," kata Mbak Sri, membuat Ainun seketika kaget.

"Bu Siti nggak ada, Mbak?" tanya Ainun pada Mbak Sri.

"Barusan keluar. Dijemput sama Dani. Nggak tau, ada acara gitu," kata Mbak Sri.

"Di rumah sodara mau ada hajatan Mbak. Ibuk kesana duluan buat bantu-bantu," kata Gilang yang ternyata sudah ikut nimbrung obrolan Ainun dan Mbak Sri.

"Monggo, Mbak," kata Mbak Sri mempersilakan Ainun, lalu kembali melenggang ke depan kios.

"Ini tadi udah disiapin Ibuk, Mbak. Dicek dulu," kata Gilang sambil menyerahkan beberapa baju pesanan Ainun. Ainun mengecek satu per satu barangnya dengan teliti.

"Dari kuliah, Mbak?" tanya Gilang pada Ainun yang serius mengecek barang.

"Eh? Iya, Mas," jawab Ainun sedikit grogi.

"Kata Ibuk, Mbak Ainun udah mau PPL?" tanya Gilang lagi.

"Iya, Mas. Semester depan," jawab Ainun yang jadi sedikit tidak fokus mengecek barang.

"PPL dimana, Mbak?"

"Di SD deket kampus, Mas,"

"Kampus yang di Kerten?"

"Iya. Alhamdulillah nggak terlalu jauh dari rumah,"

"Alhamdulillah..."

"Udah ada notanya, Mas?" tanya Ainun, memutuskan mempercepat acara mengecek baju pesanannya.

"Udah, Mbak. Ini," kata Gilang sambil menyodorkan kertas nota. Ainun kembali mengecek apakah nota dan pesanannya sesuai.

"Monggo, Mbak Rena," suara renyah Mbak Sri seketika membuat Ainun menoleh ke arah sumber suara, dan benar saja Renata juga datang ke kios Bu Siti saat itu.

'Eh?'

Untuk sesaat, Ainun dan Renata saling menatap. Sedetik kemudian, Ainun tersenyum, lalu mencoba fokus kembali pada nota dan barangnya yang perlu dicek.

"Pesenan kamu juga udah disiapin Ibuk," kata Gilang sambil menyerahkan beberapa baju yang dipesan Renata.

"Makasih," ucap Renata sambil mengambil barangnya.

"Dicek dulu," saran Gilang.

'Jadi, Renata juga reseller Bu Siti? Bukannya yang masuk grup reseller itu Bu Maria?'

"Udah cocok," kata Renata setelah selesai mengecek barangnya.

"Uangnya udah aku TF ya," kata Renata memastikan.

"Sip! Mau langsung pulang?" tanya Gilang pada Renata.

"Iya. Masih harus packing sama COD," jawab Renata sambil memasukkan barang pesanannya ke dalam tas kresek besar.

"Mmm... COD kemana aja?" tanya Gilang.

"Cuma deket. Balai Desa sama Puskesmas situ aja," jawab Renata.

"Oh... Ati-ati," pesan Gilang.

"Iyaaa... Udah ya. Makasih. Mari, Mbak," pamit Renata pada Gilang dan Ainun.

"Iya, Mbak. Ati-ati," ucap Ainun sambil tersenyum.

Ainun kemudian melihat ke arah Gilang yang masih melihat Renata yang berjalan keluar dari kios. Ainun merasakan jarak yang jauh antara dia dan Gilang setelah mendengar obrolan singkat antara Gilang dan Renata.

'Kenapa aku nggak bisa seakrab itu sama Mas Gilang?'

Lagi-lagi perasaan sesak menghimpit dada Ainun. Seperti ada sesuatu yang akan meledak di dalam dadanya. Seperti ada dorongan dari dalam dada Ainun.

"Bisa nggak, berhenti manggil aku 'Mbak'?" tanya Ainun tiba-tiba, membuat Gilang sedikit kaget.

"Eh?"

"Eh?" Ainun ikut kaget ketika tersadar ternyata dia tidak sedang berkata dalam hati.

"Maaf, Mas. Ini uangnya," kata Ainun sambil menyodorkan sejumlah uang pada Gilang.

"Eh? Oh, iya, Mm..." Gilang berhenti ketika mulutnya sudah akan memanggil Ainun dengan sebutan 'Mbak' lagi.

"Ini, Mm... Kembaliannya, Mm..." lagi-lagi Gilang berhenti ketika akan memanggil Ainun dengan sebutan 'Mbak'.

"Makasih, Mas. Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam..."

Ainun dengan cepat berjalan keluar kios. Gilang yang masih bingung, melihat ke arah Ainun yang berjalan keluar dari kiosnya.

"Mbak Ainun kenapa ya?" gumam Gilang.

Saat hendak menata kembali barang-barang dagangan, Gilang menangkap sesuatu di atas tumpukan barang dagangan dimana tadi Ainun berdiri untuk mengecek pesanannya. Sebuah buku catatan kecil berwarna pink.

Gilang dengan cepat meraih buku itu dan berlari keluar kios. Namun, Ainun sudah tak lagi terlihat dimanapun di area parkir.

Gilang menatap buku catatan di tangannya. Tertulis nama Ainun Khoirunnisa di sampulnya. Gilang menghela nafas panjang, mengingat apa yang Ainun katakan sebelum membayar semua pesanannya.

'Apa maksudnya? Apa mungkin dia nggak nyaman dipanggil 'Mbak'?'

Ainun yang menahan malu, bergegas menuju tempat parkir motornya lalu melajukan motornya secepat yang dia bisa, seakan membuang rasanya malunya di jalanan yang dia lewati.

'Ya Allah... Aku kenapa sih? Kenapa aku ngomong gitu tadi? Mas Gilang jadi tambah kaku sama aku,'

Ainun merutuki tindakannya yang keceplosan di depan Gilang. Sungguh memalukan! Bagaimana Ainun bisa berhadapan lagi dengan Gilang nantinya? Dia sudah merasa kehilangan muka.

Begitu tiba di rumah, Ainun langsung masuk ke kamar tanpa menurunkan barang-barangnya dari motor. Ainun merasa sangat malu dan ingin segera membenamkan wajahnya di bantal kamarnya.

Ainun terus teringat apa yang dia katakan di depan Gilang dan bagaimana reaksi Gilang setelah itu. Kaku. Canggung. Dan Ainun tidak bisa mengatakan alasan apapun untuk merubah suasana itu.

Ainun semakin merutuki dirinya. Menyesali tindakannya yang sungguh diluar kendalinya. Entah apa yang merasuki Ainun saat itu. Ainun benar-benar ingin mengatakan sesuatu untuk menumpahkan apa yang dia rasakan saat melihat keakraban Gilang dan Renata.

'Kenapa mereka bisa seakrab itu? Mereka sudah lama kenal? Tapi, kenapa aku baru liat Renata akhir-akhir ini? Ya Allah... Kenapa aku kepikiran mereka terus sih?'

Ainun kembali membenamkan wajahnya di bantal. Rasanya, Ainun ingin sekali berteriak sekeras-kerasnya untuk menghilangkan rasa malu dan kesal yang bercampur jadi satu.

Ainun sibuk merutuki nasibnya, sampai tak menyadari bahwa ponselnya berdering sedari tadi. Ainun tak menghiraukannya. Dia masih ingin menghilangkan rasa kacau yang ada dalam dirinya.

Dering ponsel kembali terdengar setelah tak dihiraukan sang pemilik. Akhirnya, dengan gontai, Ainun meraih tasnya, mencari sumber bunyi yang mengganggu acara membuang malunya.

Mata Ainun terbelalak ketika melihat nama yang muncul di layar ponselnya. Ainun mengerjapkan matanya, lalu mengucek matanya, seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat.

'Duuuh... Ngapain dia telepon? Aku belum siap,'

***

Author's note:

TF : Transfer

1
Ai-chan
terjebak perangkap bang reza ya lang? huhuhu
dwi ka
Nah bener nih yg dicaption joy..
Tipe cwo kyk gilang itu mang paling sukses bkin cwe2 kebaperan 😂

Klo tar punya pasangan yg sensian, gampang cemburuan, posesif,, Gak akan kuat deh..
Pasti bakal makan ati mulu tiap hari 🤣🤣
Ai-chan: iya ini bener... temen ku dulu pernah ada yang kek gini... masih jomblo juga sampe sekarang /Sweat//Sweat/
total 1 replies
dwi ka
Awalnya setuju renata sama gilang, tp makin kesini kyk banting setir deh..
Gilang keknya tipe cowo friendly gtu 🤣 jd kesannya suka tebar pesona ke cwe2, tipe gtu biasanya bkin mkn ati, bkin srg cembokur 😂

Yodahlah mending gilang sama ainun aja..
tuh nun ambil sono gilang 🤣🤣
Ai-chan
mulutnya udah ga bisa dikontrol ya, Nun? 😅😅
Ai-chan
Gilang keknya lebih santai kalo ngobrol sama Renata
Ai-chan
Ainun mulai sadar akan kehadiran Gilang gegara ada Renata
dwi ka
Klo tar endingnya gilang & ainun,
aku jd keinget film Ayat Ayat Cinta, kisahnya Maria, Fahri & Aisyah..
Agak mirip 😅
Nabila hasir
mau baca tapi takut endingnya.soalnya yg beda pasti sad ending.
tapi dak baca kepo ma penasaran ma critanya kk author
Purnamanisa: terimakasih sudah mampir😊😊
total 1 replies
Ai-chan
eh, bang reza, coba deh tuh tebar pesona ke renata, kan bang reza spesialis beda server 😅😅
dwi ka
Klo dari judulnya sih, hrsnya pemeran utama cewenya itu renata ya..
Aku sbnrnya lebih suka gilang sama renata.. Klo sama ainun kyknya gimana gtu susah jelasin..
Tp terserah author lah endingnya tar gmn 😁
Purnamanisa: terimakasih sudah setia menyimak Cinta Demi Tuhan 🙏🙏 semoga reader nggak bosen dengan alur ceritanya 😊😊
total 1 replies
Ai-chan
duh... ga kebayang gimana jadi renata
Ai-chan
keren ceritanya
Ai-chan
duh lang, jangan ngasih-ngasih harapan ke renata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!