NovelToon NovelToon
My Ustadz My Husband

My Ustadz My Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Sudah Terbit / perjodohan / Poligami / patahhati
Popularitas:21.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: SkySal

(DALAM TAHAP REVISI!)

Di pertemuan pertamanya dengan Ustadz pembimbingnya yang bernama Bilal, putra kiai Khalil pemilik pondok pesantren Al Hikmah di Jakarta. Asma Azzahra hanyalah gadis remaja yg manja, ceria dan ke kenak kanakan sekalipun ia adalah putri dari seorang kiai pemilik yayasan Ar Rahman di desa nya. Asma menjadi dekat dengan Ustadz yg membantunya menyelesaikan ujian kelulusannya itu.
Dan beberapa hari setelahnya, Sang Ustadz memperkenalkan istri nya yang bernama Khadijah, wanita dewasa yg anggun. Asma menyambut perkenalan itu dengan senang hati.
Namun di hari berikutnya, sebuah kenyataan yg tak pernah ia bayangkan menghantam nya, saat sang Ayah mengatakan Bilal adalah suaminya dan Khadijah adalah madunya.

Ig @Skysal
Fb SkySal Alfaarr

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15 - Flashback

Khadijah yg melihat Bilal masih tidur segera merangkak ke atas ranjang dan mengguncang tubuhnya supaya bangun, padahal sudah berkali kali dia bangunkan tapi Bilal selalu bilang 5 menit lagi dan 5 menit lagi.

"Ayo dong bangun, Mas. Tania sudah nunggu"

"Aduh, Khadijah. Aku ngantuk, batalkan aja"

"Mas kan udah janji mau nemuin Tania "

"Tapi Mas engga bilang hari ini, Kan?" Bilal menarik guling dan memeluknya. Membuat Khadijah semakin kesal, ia menarik guling itu hingga lepas dari tangan Bilal yg menahannya.

"Ya udah iya... lagian kamu ini aneh, di luar sama, biasanya suami yg maksa istri nya supaya bisa menikah lagi, ini malah kebalik nya "

"Karena di luar sana, wanita itu sempurna, Mas. engga kayak aku..."

"Shhhtt" Bilal segera bangkit dan duduk berhadapan dengan Khadijah, ia menangkup pipi istri nya itu "Di dunia ini engga ada manusia yg sempurna, tapi bagiku, kamu sudah menjadi istri yg sempurna "

"Istri yg engga bisa memberikan keturunan dan sedang sekarat...."

"Khadijah...." Bilal menatap tajam Khadijah, ratusan kali ia meminta Khadijah tidak membicarakan hal itu " Ya sudah, Mas mandi dulu, sholat Dzuhur baru setelah itu kita pergi, oke?"

"Okey..."

Bilal beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi, sementara Khadijah membereskan ranjang nya.

.

.

.

Bilal dan Khadijah keluar dari mobil, dan memasuki Restaurant Al Ajwad. Disana, Khadijah melihat seorang gadis yg menggunakan cadar sedang melambai ke arahnya.

"Mas disana..." seru Khadijah dan menarik Bilal yg berjalan malas. Setelah sampai di meja itu, wanita itu menundukkan kepalanya, melirik Bilal sekilas kemudian menatap Khadijah "udah lama nunggu nya, Tania? Maaf ya, tadi jalanan macet"

"Engga apa apa, Khadijah. Aku juga baru saja sampai" Khadijah dan Bilal pun duduk didepan Tania.

"Mas, ini Tania. Dia seorang penghafal Al Quran lho"

"Hm semoga Allah meridhoi nya" Bilal berkata sembari menatap ke lain arah.

"Insya Allah..."jawab Tania lembut.

"Apa kamu tahu kenapa Khadijah meminta kita bertemu?"

"Aku tahu, Khadijah sudah menceritakan semuanya, bagiku pernikahan itu adalah ibadah, engga masalah menjadi istri kedua, selama kita semua sama sama ridho dengan itu dan bisa hidup rukun. Insya Allah, kelak Allah akan menempatkan kita dalam surga Nya"

Bilal cukup terkesan mendengar jawaban Tania. tapi hatinya tidak puas, apapun keadaan Khadijah, tak sedikitpun terbersit dalam benaknya untuk menikah lagi. Khadijah dan Tania membicarakan beberapa hal yg sangat tidak menarik di pendengaran Bilal, ia memperhatikan sekitarnya,karena duduk di dekat jendela, Bilal bisa melihat keluar restaurant.

Dan di sebarang jalan sana, Bilal melihat seorang wanita buta yg sedang mencari tongkatnya yg terjatuh. Bilal sudah akan berdiri dan menghampiri nya, namun tiba tiba seorang gadis datang dan membantu wanita itu, gadis itu tampak membisikkan sesuatu sebelum akhirnya menyerahkan tongkat sang wanita. Wanita itu tersenyum seolah senang dengan apa yg di katakan gadis itu. Pandangan Bilal mengikuti kemana arah gadis itu pergi, ia menyeberang jalan dan kemudian gadis itu melambaikan tangan pada seseorang. Tak lama 3 anak jalanan menghampiri gadis itu, mereka tampak berbicara, kemudian gadis itu membawa anak anak itu masuk kedalam restaurant.

Melihat gadis itu dari dekat, seketika jantung Bilal berdegup kencang seperti habis lomba lari. Gadis itu duduk di meja yg tak jauh dari Bilal. Memesan makanan dan tampak akrab dengan anak anak itu.

"Mas... makanan kita sudah datang" Khadijah berseru namun Bilal tak menanggapi, ia masih terpana pada gadis itu yg saat ini sedang tertawa, membuat nya tampak sangat cantik.

khadijah yg menyadari Bilal tak mendengar nya, ia mengikuti Arah pandang Bilal kemudian ia kembali menatap Bilal dan gadis itu bergantian.

Khadijah merasa tidak suka Bilal memandang gadis itu seolah terpana padanya.

"Mas..." Khadijah menarik lengan baju Bilal barulah Bilal kembali pada kesadaran nya.

"Yyaa... Kenapa?" Tanya nya dengan ekspresi seperti maling yg tertangkap basah saat mencuri.

"Perhatian Mas kenapa dari tadi?" Bilal hanya menggeleng kemudian mulai menyantap makanan nya, namun ia tak bisa menahan diri untuk tak melihat gadis itu, Bilal kembali meliriknya dan terlihat mereka juga sedang makan. Gadis itu tampak sangat ceria, membuat Bilal tanpa sengaja menyunggingkan senyum nya.

Setelah selesai makan, Khadijah langsung mengajak Bilal pulang, padahal gadis itu masih disana, dan Bilal masih ingin melihatnya, namun ia tak bisa berbuat apa apa.

.

.

.

Khadijah terbangun ditengah malam karena haus, ia terkejut saat tak mendapati Bilal di samping nya, ia mengecek jam di hp nya, masih jam 1, ia turun dan memeriksa Bilal di Musholla yg ada di samping ruang keluarga. Ternyata Bilal sedang melaksanakan sholat malam di sana, Khadijah merasa sedikit heran, karena biasanya Bilal akan sholat malam jam 3. Khadijah kembali ke kamarnya dan kembali tidur.

Keesokan harinya, ia dan Bilal pergi ke butik karena Khadijah merasa sudah lama sekali dia tidak berbelanja.

"Mas... Yg ini bagus engga?" Khadijah menunjukan gamis berwarna hijau yg tampak sangat bagus, sekali lagi Bilal tak merespon dan tatapan nya lurus ke depan sana, ia bahkan tak berkedip sedikitpun. Khadijah mengikuti Arah pandang Bilal, dan ia begitu terkejut.

"Gadis itu lagi " fikir nya. Gadis itu bersama seorang wanita paruh baya juga sedang memilih beberapa pakaian.

"Gadis itu cantik ya" seru Khadijah dengan wajah masam. Bilal yg mendengar itu, segera mengalihkan tatapan nya pada istri nya.

"Baju ini bagus, kok. Warna nya cocok di kulit kamu" seru Bilal salah tingkah.

"Kalau gadis itu..." Khadijah menunjuk gadis itu dengan dagunya

"Maksudnya?" tanya Bilal pura pura tak mengerti

"Dia cantik ya? Masih muda lagi"

"Kamu ini, bicara apa sih" seru Bilal dengan wajah memerah. membuat rasa cemburu dalam hati Khadijah semakin menjadi.

"Mas dari kemarin liatin dia terus"

"Aku rasa kita harus pulang, aku masih banyak pekerjaan" elak Bilal. Ia segera keluar setelah memberikan kartu kredit nya pada Khadijah "aku tunggu di mobil" serunya kemudian.

Membuat Khadijah semakin di bakar api cemburu, jika Bilal tidak punya perasaan pada gadis itu, untuk apa dia menghindar, fikir nya.

Di malam harinya, Khadijah kembali terbangun, dan sekali lagi ia tak mendapati Bilal di sampingnya, iamelihat jam masih menunjukan pukul setengah satu.

Khadijah kembali mengecek Bilal ke Musholla, dan Bilal sedang melaksanakan sholat disana, Khadijah semakin Bingung, apa Bilal tidak tidur?

Saat ia hendak kembali ke kamar nya, ia mendengar Bilal yg sedang memanjatkan doa. Khadijah pun mengurungkan niatnya, ia kembali mendekati Musholla dan mendengarkan doa Bilal yg tampak sangat dalam.

"Ampuni diri ini yg tak bisa menjaga pandanganku, Ya Rabb... Ampuni aku yg telah mengkhianati istri ku... Ampuni aku yg tak bisa melupakan gadis itu, setiap kali aku menutup mata, wajah nya selalu terbayang dalam benakku, senyum nya selalu hadir dalam ingatan ku. Setiap kali mengingat nya, jantung ku berdetak lebih cepat, apa yg harus ku lakukan agar aku bisa menghapus nya dari benakku? Aku bahkan tidak bisa tidur karena terus memikirkan gadis itu.

Ya Rabb... Sungguh hati ini adalah milikmu, Engkau berhak menempatkan siapapun disana, tapi aku hanya ingin ada istri ku di hati ini, karena itulah kewajibanku sebagai suami nya. tapi gadis itu.... telah memasuki hati ku tanpa seizin ku, tanpa memiliki hak untuk berada disana.

Tolonglah Hamba ya Rabb... Hamba tak ingin mencintai seseorang yg tidak berhak Hamba cintai"

Khadijah jatuh terkulai lemas mendengar doa dan isi hati Bilal. Jantungnya seolah berhenti berdetak, darahnya seolah membeku dan ia merasa sesak di dadanya.

Menerima kenyataan bahwa suaminya telah jatuh cinta pada wanita lain.

Khadijah merasakan hatinya begitu sakit dan nyeri, sakit yg tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Bahkan di malam malam berikutnya, Khadijah selalu tak menemukan Bilal di sampingnya, saat iamencari nya ke Musholla, Bilal selalu berada disana, bermunajat dengan munajat yg sama.

hati Khadijah begitu sakit melihat besarnya cinta Bilal pada gadis yg baru di lihatnya dua kali. Ketulusan dan keseriusan Bilal dalam berdoa pada Allah agar menghapus gadis itu dari hatinya, adalah bukti besarnya cinta Bilal pada gadis itu.

Walaupun seperti itu, tak sedikitpun perhatian dan kasih sayang yg Bilal tunjukkan pada Khadijah berkurang apa lagi berubah. Bilal masih berperilaku layaknya suami yg sangat mencintai istrinya, Khadijah tahu, itu bukanlah ke pura puraan Bilal, itu adalah bagaimana cara Bilal menjalankan kewajiban nya.

Dan hal itu, membuat Khadijah semakin sakit hati, ia baru menyadari, Bilal tak pernah benarbenar jatuh cinta padanya.

"Khadijah... kamu mau ke majlis taklim kan sekarang?" Khadijah yg duduk di sofa menoleh dan melihat Bilal yg baru turun dari kamar nya dan ia tampak rapi. Khadijah menatap Bilal sendu.

"Ya Allah, ternyata suami ku tidak pernah benar benar mencintai ku. Aku hidup di dunia khayalan selama ini "

"Khadijah..." Bilal melambaikan tangannya di depan wajah Khadijah yg tampak melamun.

"Eh.. iya Mas.. kenapa?"

"Aku minta tolong, boleh?"

"Boleh, Mas. Emang mau minta tolong apa?"

"Nanti sebelum ke majlis taklim, kamu mampir dulu ke hotel Melati ya, kan searah tuh. Disana ada teman Abi. Serahkana ini padanya, namanya Abdurahman. Dia tinggal di kamar 102" Bilal memberikan sebuah tas kecil pada Khadijah.

"Apa isinya?"

"Buku, Abi membelikannya untuk temannya itu, tapi karena sekarang Abi di luar kota, dia engga bisa ngasih sendiri"

"Hm oke."

"Ya sudah, Aku pergi dulu ya, Sayang. Jaga diri jangan lupa minum obatnya, dan jangan telat makan "Bilal mencium pelipis Khadijah "Assalamualaikum "

"Waalaikumsalam" Khadijah menatap Bilal yg melangkah keluar dari rumah nya. Jika selembut itu dan seromantis itu perlakuan Bilal padanya, siapa yg sangka bahwa itu hanya sekedar kewajiban bukan karena cinta yg sebenarnya.

.

.

.

Khadijah memasuki hotel dan mencari kamar 102, sesampainya disana, ia segera mengetuk pintu, tak lama pintu terbuka dan seorang gadis keluar yg membuat Khadijah terdiam seribu bahasa memandangi gadis itu.

"Ya? ada yg bisa ku bantu, Mbak?" seru gadis itu yg melihat Khadijah terdiam menatapnya.

"Eh .. iya... Aku mencari paman Abdurrahman, ada paket dari mer...maksud ku dari Kiai Khalil"

"Oh gitu, Abi lagi keluar, Mbak. Sebentar lagi pasti sudah datang" Khadijah memandangi gadis itu dari ujung kaki hingga ujung kepalanya, membuat sang gadis bergerak tidak nyaman.

"Apa ada yg salah dengan penampilan ku?" gadis itu membenarkan hijab nya.

"Siap..Maksudku...Kamu ...Nama Kamu siapa?" tanya Khadijah gerogi.

"Aku Asma..."Asma mengulurkan tangannya, namun Khadijah hanya menatap tangan Asma dan tak segera menyambut nya. Membuat Asma semakin bingung, ia pun menarik tangannya kembali.

"Apa kamu putri Paman Rahman?" Asma mengernyit bingung dengan pertanyaan Khadijah

"Iya, kenapa, Mbak?" Khadijah hanya menggeleng. Jika Asma teman dari Abi nya Bilal. apa artinya Bilal dan gadis itu sudah saling mengenal?

"Nah, itu Abi datang" Abi Asma yg sudah sampai di depan pintu menatap Khadijah dan tersenyum ramah padanya " Bi, Mbak ini cariin Abi" seru Asma.

"Kamu pasti Khadijah, ya kan? istri nya Bilal?" Khadijah mengangguk dan menyunggingkan senyum tipis, sementara Asma sudah kembali masuk kedalam kamar nya " Ayo masuk dulu, Nak. Ada putri dan istri ku didalam"

"Terimakasih, Paman. Tapi aku buru buru, teman teman ku menunggu di bawah. Aku hanya di suruh mengantar ini" Khadijah menyerahkan tas itu pada Abi Asma.

"Terimakasih, Khadijah"

"Paman, boleh aku bertanya sesuatu?"

"Tentu, mau tanya apa Nak?"

"Emm putri Paman apa sudah menikah?"

"Asma?" Khadijah mengangguk pelan. tapi tiba tiba Abi Asma tertawa.

"Belum lah, dia masih sekolah. Tahun depan baru lulus" mendengar itu, Khadijah ber Oh ria. ternyata sakit rasanya berhadapan dengan orang yg dicintai suami nya.

"Hm baiklah, aku pergi dulu, Paman"

"Terimakasih banyak, Khadijah "

Saat Khadijah melangkah pergi, ia kembali berbalik dan memanggil Abi Asma yg hendak menutup pintu.

"Siapa nama putri Paman tadi?" tanya nya penasaran.

"Asma, Asma Azzhra. Ayolah, mampir sebentar, mungkin kalian bisa berbincang"

"Mungkin lain kali, Paman"

"Malam ini kami harus kembali ke desa, Nak. Tapi semoga Allah mempertemukan kita lagi"

"Desa?" tanya Khadijah yg sempat mengira mereka berasal dari kota. Abi Rahman mengangguk.

"Iya, kami ini orang desa, aku ke jakarta karena menghadiri acara pengajian"

Khadijah mengangguk anggukan kepala mendengar itu, kemudian ia melenggang pergi, hatinya merasa sedikit lega karena ternyata mereka berasal dari luar kota, itu artinya, Bilal tidak mungkin bertemu dengannya lagi, dan meskipun orang tua Asma dan orang tua Bilal berteman, tapi sepertinya anak anak mereka tidak saling mengenal.

Khadijah tersenyum lega dengan pemikirannya itu, ia berharap Bilal bisa melupakan Asma.

▪️▪️▪️

Tbc...

1
Sania Zuhrotun Nisa'
maaf gajadi baca, ternyata poligami. paling benci itu
Siti Azmi
assalamualaikum ka Sky. aku udah hapus apk ini. tp tiba² kangen ustadz bilal. jd aku instal lagi.
entah yg ke berapa x aku baca MUMH. ❤
Herta Siahaan
masih jg kurang pengorbanan Asma Khadijah.... umi Kalsum bawa pulang putri mu
Herta Siahaan
duh Khadijah... waktu kau sakit Bilal sampai ninggalin Asma di restoran dan kecopetan... Asli kamu munafik Khadijah dan jahat
Herta Siahaan
duh ustadzah Khadijah yg soleha ada apa dengan kewarasan mu .. sampai kapan memupuk kebodohan mu... sampai kapan Asma mengalah . seperti nya Asma harus dipisahkan sementara ke Desanya biar Khadijah lebih puas berdua dengan bilal. . kasian Asma Thor selalu tersudut. ... wahai keluarga Asma tolong anakmu
Herta Siahaan
Hubab kamu jahat selalu menyalahkan Asma... yg buat sepupu mu itu tersakiti dia sendiri... aoa Asma yg menggoda suami saudara mu .. tidak justru dia tertipu ulah saudara mu .. dia jd korban paham nggak kalian.. masa remaja nya habis dengan nikah muda... memang ya g mikir sebelum menghakimi orang.
Herta Siahaan
hehe hehe kena skak dari anak kan Khadijah....
Herta Siahaan
dewasa mana Khadijah apa Asma.... Khadijah kenapa harus jg merasa kuat... saat Asma dan Bilal berangkat kesehatan agak menurun jd jujur biar tdk ada yg berangkat. seandainya terjadi hal buruk pada Asma gimana perasaan kalian.. andai orang tua Asma tau kejadian malam itu apa yg mereka lakukan
Herta Siahaan
duh Khadijah sayang kemana saja kok baru sadar poligami itu sakit. Mau nyalahin Bilal dan Asma.,..
Herta Siahaan
waduh.... Bu Khadijah cepat banget terbongkar sifat manusia nya....
Herta Siahaan
mulai kan perang batin... katanya iklas.. kuat.. dewasa.. dan Bilal mulai kan tdk adil... he... he... Masih jg tuduh Asma Anak anak... duh Khadijah yg lembut belum apa apa sudah perang batin.... hedehhh
Herta Siahaan
duh Asma asli nangis bacanya demi sebuah surga tapi hati bercampur aduk...
Herta Siahaan
Hadehhh paling malas dengar kata kekanak kanakan... hei Pak Ustadz yg dewasa dan nyonya yg dewasa bahkan ahli agama dan yg memiliki hati melebihi samudera sampai kapan hnya menyalah si Asma yg anak anak itu.... sampai kapan kalian sadar
Herta Siahaan
sadar lah wahai Bilal.. Khadijah.. umi Abi .. dan semua para kyai yg ahli agama... Yg selalu anggap Asma anak anak tapi sesungguhnya kalian yg egois dan sombong demi yg katanya surga tapi memaksakan kehendak... apakah memang itu benar
Herta Siahaan
aku setuju pendapat Asma... Demi kata surga tapi hati menjerit...
Herta Siahaan
nah Asma betul entah apa tujuan Khadijah melaukai hati nya dengan menikahkan suami pada wanita lain. Rela memendam perasaan sendiri apa itu demi mendapatkan surga. Nyatanya Khadijah cemburu kan...
Herta Siahaan
apapun hasil poligami itu aku sangat benci. Dan apapun kenakalan Asma seharusnya orang tua dan ustadz serta istrinya itu yg lebih paham agama dan pendidikan ilmu itu bukan ilmu agama tapi jg ilmu perasaan dan ilmu jiwa jg perlu. Jangan hnya krna janji surga tapi jiwa dan batin orang jd korban. Ada apa dengan keluarga Bilal kok harus menikahi Asma. Dan sehebat apa Khadijah mau dimadu. sudah Asma ikuti aja apa mau orang tua mu walaupun hidup mu akan tertekan krna demi Surga
Lilik Juhariah
konflik yg menguras air mata perasaan , tercabik cabik
Lilik Juhariah
ini novel paling keren yg aku baca, knp suka banget ya
Lilik Juhariah
sdh baca tapi baca lagi , masih janggal Zahra manggil suami nya dg nama ky gk sopan aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!