Hilya Khairunissa harus menerima kenyataan jika dirinya dijodohkan dengan salah satu mantan santri di pondok milik Abah nya sendiri.
Mengenal beberapa hari,dan hanya cerita saja,Nissa harus menerima jika Zavier memiliki perasaan untuk wanita lain.
"Kamu sudah tahu aku kan,kau bahkan mempunyai kemampuan untuk menolak ku,tapi masih saja menerima perjodohan ini di waktu terakhir!"
"Aku hanya ingin membalas budi Abah karena sudah membesarkan hingga membuat ku seperti sekarang" jawab Nissa dengan nada datar.
Wanita itu tidak akan pernah mengira jika Zavier bisa berkata kasar pada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 29 Meminta maaf
"Zavier?..." Nissa terkejut dengan seseorang yang membuka pintu ruangan Abi nya di rawat.
Husttt!!... Ucap Ummi.
Nissa yang tau maksud Ummi nya langsung tersenyum tipis dan mendekati Zavi.Lagi lagi ia mencium punggung tangan Zavi.
"Za... Maksud ku Mas Zavi menyusul ku kemari?" tanya Nissa dan Zavi hanya tersenyum,ia lalu masuk dan menyalami Ummi.
"Renald?.." tanya Zavi,lelaki muda itu pun mengangguk dan berdiri menyalami Zavier.
Menjadi suami Nissa otomatis menjadi kakak dari adik adik nya.Renald pernah dikenalkan dengan Zavi meski via video call karena ia sedang di luar negri.
Zavi duduk persis di depan Ummi,bertumpu pada kedua lutut dan kaki nya di tekuk.Nissa melihat itu,dan ia mensejajarkan tingginya dengan Zavi.Entah apa yang akan dilakukan oleh suami nya,Nissa hanya melihat nya saja untuk sementara waktu.
"Ummi,maafkan Zavi untuk apapun yang terjadi.Semua kesalahan ada pada Zavi,bukan Nissa,Nissa tidak salah Zavi yang salah.Zavier mohon kepada Ummi dan Abah,jangan pernah mengambil Nissa dari Zavi Ummi.Zavier janji tidak akan mengecewakan Nissa lagi Ummi.."
"Zavier..."
Tiba tiba suara yang tentunya tidak asing.Suara Habib Badawi yang entah dari kapan tersadar dan mendengarkan Zavi bicara.
"Abi.."
"Abah.."
Mereka semua beralih pada Habib Badawi yang baru bangun.
"Bah..." Ucap Zavi langsung terdiam karena Badawi memejamkan mata dan artinya ia mengerti.
"Siapa yang akan mengambil Nissa darimu? Tidak ada,jika pun kalian bertengkar dan apa yang Abi dengar itu benar,Abi sudah pernah merasakan berumah tangga berpuluh tahun lama nya.Bukan hal yang aneh jika kalian bertengkar.Maaf kan Abi yang memaksa kalian menikah walau belum saling mengenal"
Nissa mengambil nafas dalam dalam,apa yang pernah ia ucapkan kepada Zavi nyata benar adanya.Abi nya bahkan takkan pernah menyalahkan Zavi atau pun Nissa,ia pasti menyalahkan diri nya sendiri dan meminta maaf.
Zavi pun mendekat dan mencium tangan Abi dengan takzim.Ia selalu menundukkan tubuhnya,terlebih lagi sekarang lelaki tua di hadapan nya adalah sebagai mertua.
"Bude mu nduk,menceritakan semua tentang apa yang dilihat.Tapi Abi dan Ummi percaya jika kau pasti akan baik baik saja.Abi menyekolahkan mu jauh jauh bukan semata kecintaan Abi pada mu,tapi kecintaan Abi pada Tuhan Allah azza wajalla.Abi menyekolahkan mu untuk mempunyai ilmu yang bermanfaat.Abi yakin kamu tahu maksud Abi kan Khairunnisa??"
Bukan berkabut lagi,Nissa bahkan menangis saat tangan nya di genggam oleh Habib Badawi.Nissa tahu jika lelaki itu menaruh harapan yang amat sangat besar pada putri yang ia asuh dan rawat sejak kecil meski bukan dari keturunan nya.
"Nissa mencintai Abi..." pelukan Nissa erat di bahu lelaki tua yang terbaring di ranjang rumah sakit.
Melihat itu Zavi mengalihkan pandangan menggamit hidung nya sendiri.Ia terharu akan kedekatan istrinya dengan Abi nya.Bahkan Zavi tahu jika Nissa hanya lah anak angkat tapi cinta ayah kepada anak tidak berbeda sedikit pun di sana.
"Mbak Nissa juga salah satu cinta pertama ku selain Ummi" sengaja Renald berucap begitu karena ia melihat ekspresi Zavi.
Anak remaja itu bersikap seolah melindungi kakak nya dari lelaki di depan nya.
Nissa mengangkat tubuhnya dan menoleh pada Renald.
"Setelah Ummi tentu nya..Iya kan Mas Renald?" ucap Nissa,dan semua disana tersenyum.
Hanya Zavi yang canggung,dan baru kali ini ia mendengar istrinya memanggil adik bungsu nya dengan sebutan 'mas' .
.
.
.
Beberapa acara prosesi siraman sudah selesai.Banyak keluarga menyaksikan nya disana.Yang belum hadir adalah Inggira dan suami nya,lalu Zavi dan Nissa.
Beberapa kali Mina meminta kepada seisi rumah,hingga Opa dan Oma nya untuk menghubungi Zavi namun entah kenapa sekali pun Mina memakai nomor sepupu nya Zavi tetap susah di hubungi.
Semua semua untuk Nissa sekarang,dan aku benar kehilangan mu Zavier.
Ucap Mina dalam hati,karena di sana sedang berkumpul keluarga.
"Mbak jangan terlalu banyak Henna nya,aku tidak suka dan mengantuk!" ucap Mina pada perias pengantin di depan nya.Mereka pun mengangguk menuruti.
Dari awal hingga akhir Mina sangat susah di atur hingga semua nya harus menuruti Mina.
.
.
.
To be continue