Seorang mahasiswa yang harus berurusan dengan dengan Dosen yang dia anggap selalu membuat hidupnya semakin berantakan hingga keduanya sering berdebat hingga tanpa dia sadari Dosen itu menyukai mahasiswa itu hingga dia terus mengejar, hingga keduanya merasakan hal yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29#*#*
"Boleh aku masuk?" tanya Alex pada Airin. Dia pun mempersilakan Alex untuk masuk ke dalam Apartemennya.
Airin pun masih menahan rasa marahnya pada Alex, dia benar-benar terusik dengan kehadiran Alex di Apartemennya.
Alex pun duduk santai diruang tamu, dia menikmati waktu santainya di apartemen Airin. Dia baru saja pulang dari kampus, langsung saja dia mampir ke Apartemen Airin.
Sedangkan Airin sibuk didapur, sebelumnya masih ada beberapa alat makan yang belum dia tata rapi di rak.
Airin datang membawa secangkir minuman untuk Alex, Airin pun duduk didepan Alex dengan pandangan tajam.
"Untuk apa dia datang kesini." batin Airin yang masih kesal dengan kehadiran Alex yang selalu menganggu hari tenangnya.
"Ada sesuatu hal penting yang harus aku bicarakan padamu." kata Airin pada Alex dengan tatapan serius.
Alex pun balik meresponnya dengan tatapan tajam kearahnya.
"Apa yang ingin kamu tanyakan? " tanya Alex pada Airin.
" Apa benar, jika ayahku datang ke kampus?" tanya Airin pada Alex yang langsung membuat kaget.
"Dari mana dia tahu."batin Alex yang tidak pernah bercerita pada Airin tentang kedatangan om Aron di kampus Airin.
" Kenapa diam, benar kan jika ayahku datang ke kampus?" tanya Airin kedua kalinya pada Alex.
"Kamu tahu dari mana jika ayahmu datang di kampus?" tanya balik Alex pada Airin yang masih mengintrogasi dirinya.
"Ada salah satu temanku yang bilang melihat langsung ayahku datang ke kampus. Itu benar kan?"
Alex membalas dengan anggukkan, dia mengakui jika memang benar adanya.
"Itu memang benar, apalagi ayahmu datang memang ada hal penting yang harus dia selesaikan di kampus." jawab Alex yang mengakui ikut membantu juga.
"Memangnya apa yang sedang ayahku selesaikan disana?" tanya Airin yang masih penasaran dengan apa yang dilakukan ayahnya di kampusnya.
"Menyelesaikan masalahmu, pasti kamu mengerti apa yang aku maksudkan." jawab Alex dengan santai, apa lagi dia sudah mengetahui akar masalah Airin dengan mereka berempat.
"Maksudnya?" tanya lagi Airin pada Alex yang masih menutupi apa yang terjadi.
"Kejadian yang menimpamu itu bukan kecelakaan tapi adanya orang yang usil menganggu dirimu. benarkan yang aku katakan?" tanya Alex dengan santai.
"Jadi mereka sudah tahu." batin Airin yang bingung dari mana ayah dan Alex bisa tahu kejadian itu. Apalagi dirinya belum pernah bercerita tentang kejadian itu.
"Apa yang dilakukan ayahmu, hanya sekedar melindungimu. Jangan pernah menganggap apa yang dilakukan ayahmu salah, inilah yang dilakukan olehnya untuk melindungimu dan memberikan rasa aman padamu." kata Alex yang mengerti tujuan yang om Aron lakukan, wajar saja jika beliau melakukan itu pada putrinya semata wayang.
"Itu semakin memperburuk keadaanku, mereka akan terus mengangguku Mereka semakin membenciku dan terus menganggu aku selama di kampus." Airin memberi penjelasan pada Alex.
" Jika mana mereka menganggu dirimu terus, maka akan ada hukuman untuk mereka. Apa lagi jika sudah ada kekerasan itu pun sudah melanggar hukum." jawab Alex yang memberi pengertian pada Airin untuk lebih tenang dalam menyelesaikan masalah.
Airin merasa pusing jika harus memikirkan itu semuanya. Apalagi semua sudah terjadi, jadi apa yang harus dia sesali.
"Tadi ada tamu ya?" tanya Alex pada Airin yang nampak terlihat situasi didapur yang cukup berantakkan dengan beberapa gelas dan piring yang masih tertumpuk dimeja samping tempat cuci piring.
"Iya, tadi temanku kesini." jawab Airin yang menjelaskan jika mereka datang ke Apartemen Airin.
"Pantas saja." jawab Alex yang langsung bisa menebak. Begitu banyak beberapa alat makan yang belum tertata di rak.
Airin pun segera pergi ke dapur menyelesaikan pekerjaan didapur yang belum dia selesaikan.
Alex pun ikut membantu Airin yang saat itu sibuk merapikan gelas di lemari rak piring dan gelas.
"Aku bantu." kata Alex yang ikut membantu juga. Airin pun merasa risih dengan adanya Alex di Apartemennya.
"Aku bisa sendiri, lebih baik kamu duduk." perintah Airin pada Alex yang jangan menganggunya.
"Sudahlah kamu diam saja, biarkan aku membantumu." jawab Alex, Airin pun hanya bisa pasrah mengikuti perintah dari Alex.
Akhirnya pekerjaan mereka selesai, mereka pun pergi kembali ke tempat ruang tamu. Airin terlihat masih kesal dengan kehadiran Alex di Apartemennya.
"Sepertinya masalahku sudah selesai." ucap Airin yang menunggu Alex untuk pergi dari tempatnya.
" Besok kamu harus masuk kampus." kata Alex pada Airin, keadaan dia saat ini sudah sehat.
"Iya aku tahu." jawab Airin yang masih menahan rasa kesalnya pada Alex.
Alex pun berdiri dari tempat duduknya, Alex bersiap untuk pulang hari ini.
"Baiklah aku akan pulang, besok aku tunggu kamu di kampus." jawab Alex yang menunggu kedatangan dirinya.
Alex pun bergegas pergi meninggalkan Airin, kini dia terlihat kesal dengan Alex. Setelah kepergian Alex di Apartemennya, dia segera tiduran di tempat tidurnya.
"Rasanya nyaman juga." Airin tiduran diatas tempat tidurnyai.
Malam hari
Airin duduk santai di ruang tamu, dengan cemilan yang ada di meja, ditemani minuman coklat panas didepannya.
Tiba-tiba saja Handphone milik Airin bergetar. Ternyata itu pesan dari Alex, sudah melihat namanya Airin sudah merasa malas untuk membalas pesan dari dia.
"Sudah tidur?" tanya Alex pada pesan itu
"Kenapa dia selalu usik aku terus." batin Airin yang benar-benar kesal sekarang kehidupannya selalu diusik oleh pria itu. Dia pun malas untuk membalas pesan itu.
Terdengar bunyi dari handphone miliknya.
"Sudah tidur ya."
Airin mengacak-acak rambutnya yang sudah lelah menghadapi orang satu ini. Mau tidak mau dia langsung membalas pesan dari Alex.
"Belum." jawab singkat Airin.
"Aku kira dirimu sudah tidur." balas pesan Alex pada dirinya.
" ada apa lagi?" tanya Airin yang sedang menahan rasa kesalnya.
Entah apa yang menjadikan dia begitu menyukai dirinya. Airin memilih pergi menjauh dari pria itu, tapi pria itu tetap mengejar dirinya.
"Aku hanya ingin tahu bagaimana kabarmu." balas Alex.
"Paling hanya modus dia." batin Airin yang tak percaya dengan omongan laki-laki.
"Hanya itu?"
"Iya, Airin." jawab Alex yang sontak membuat dirinya kaget.
"Lalu apa gunanya dia bertanya seperti itu." batin Airin yang masih kesalnya dia tak hentinya menghubungi dirinya.
"Besok aku tunggu kamu dikampus." balas lagi Alex.
"Maksudnya."
"Besok aku tunggu kamu diruangan kerjaku." pesan dari Alex.
"Untuk apa aku ke ruang kerjanya." batin Airin yang bingung dengan akal pikirannya.
"Ingat, jangan sampai lupa." pesan Alex lagi.
"Iya." jawab singkat Airin.
Jujur saja dia malas jika harus bertemu dengan pria satu ini.
"Sudah malam, waktunya tidur." pesan dari Alex untuk dirinya.
"Iya." jawab Airin.
"Selamat malam Airin." pesan dari Alex.
"Malam." balas pesan dia pada Alex.
Airin tiduran ditempat tidurnya.
"besok pasti akan jadi hari paling sibuk." ucap Airin yang langsung tertidur karena kelelahan.
karakter tokonya juga kuat