Syifana Khoirunnisa yang biasa di sapa Syifa, harus menelen kekecewaan saat mengetahui rahasia suaminya yang tidak ingin menyentuhnya.
Di usia pernikahan yang menginjak Minggu ke empat, Syifa memutuskan untuk bercerai. Bahkan meninggalkan kota kelahirannya demi melupakan kegagalan rumah tangganya juga mantan suaminya yang sebenarnya sudah ada di hatinya.
Hingga ia harus kembali ke kota itu setelah tujuh tahun berlalu dengan sudah ada banyak perubahan pada kehidupannya.
Apa yang terjadi jika ia kembali bertemu mantan suaminya di saat ia sudah memiliki calon suami. Lalu apa yang akan terjadi saat ada laki-laki yang dengan berani menyatakan cintanya bahkan mengejar cinta Syifa tanpa lelah.
Kemana hati Syifa akan berlabuh? Siapa pemilik hati Syifa?
Happy Reading
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PH 28 Wanita Istimewa
Pemilik Hati (28)
" Kita mau apa mas?," tanya Syifa penasaran saat David membawanya ke podium yang ada di hadapan mereka.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Di gedung yang sama di tempat yang berbeda, seorang perempuan dengan pakaian yang sangat pas di tubuhnya duduk tenang dengan berbagai rencana yang berseliweran di kepalanya.
Kulit putihnya terekspos jelas apalagi dengan pakaian mini di atas paha dan bagian depen tubuhnya yang telihat jelas.
"Bagaimana pun caranya, aku harus mendapatkan mu, Dav. Kalau tahu kamu adalah salah satu pewaris perusahaan besar, aku akan menerimamu walaupun kamu berpenampilan culun seperti dulu." Gumam Jelita.
Jelita adalah cinta pertama David saat masih sekolah. Saat masih berseragam putih abu.
Kecantikannya mampu memikat kaum Adam. Bahkan tak hanya David banyak teman-teman menyukai jelita. Namun, seolah hukum alam, murid tercantik di sekolah harus bersanding dengan murid laki-laki terpopuler di sekolah.
David, saat itu tidak terlalu memperhatikan penampilannya. Tubuh gempal dengan kacamata. Membuatnya tidak dilirik sama sekali sekalipun sebenarnya dia cukup tampan karena berkulit putih. Namun, tetap saja kalah dengan mereka yang bertubuh tinggi dengan bobot yang ideal. Apalagi David juga tidak menonjol dalam hal akdemik maupun yang lainnya.
Hingga dengan mengumpulkan keberaniannya, ia menyatakan perasaannya di depan banyak teman-temannya.
Jelita yang pada dasarnya melihat seseorang dari tampangnya, langsung menolak bahkan berkata tak pantas pada David hingga David merasa sakit hati.
Sejak hari itu, ia memaksa sang ayah untuk memindahkannya sekolah dan mulai memperhatikan bentuk tubuhnya dengan banyak olahraga. Hingga ia akhirnya berada satu sekolah dengan ibu kandung Faisal.
Jelita mulai jenuh karena terlalu lama menunggu. Hingga ia memperhatikan para karyawan yang terlihat dari balik kaca pembatas nampak berbondong-bondong ke arah yang sama.
" Hei, kalian mau kemana?," tanya Jelita saat ia sudah ada di luar ruangan. Dengan gaya angkuh.
" CEO akan mengumumkan sesuatu yang penting dan meminta kami semua berkumpul," jawab salah seorang di antara mereka walaupun malas namun menghargai tamu atasannya.
" Sesuatu yang penting apa?,"
" Katanya sih mau memperkenalkan wanita yang sangat ia cintai. Mungkin saja kekasih atau tunangannya?
" Atau malah istrinya?," timpal yang lainnya.
" Istri dari mana pak CEO kita masih kan lajang" timpal temannya.
" ya, namanya juga kemungkinan. Iya kan?,'
Jelita mulai emosi saat para karyawati itu malah membicarakan perempuan yang mungkin akan di perkenalkan atasan mereka.
"Berhenti bicara om0ng kosong. Aku calon istri David kalau kalian tidak tahu," Jelita menyombongkan diri.
Ia tak sadar diri bahwa kedatangannya ke perusahaan David selalu mengalami penolakan.
Para karyawati itu melihat penampilan Jelita dari atas sampai bawah, sambil menggelengkan kepalanya.
" Kamu meremehkan ku?," kesal Jelita naik pitam melihat tatapan meremehkan tiga wanita di depannya.
" Haish, wanita tidak jelas. Ayo kita pergi saja dari sini daripada mengurusi wanita tidak jelas ini," Mereka pun pergi meninggalkan Jelita seorang diri.
Namun, Jelita akhirnya mengikuti ketiganya karena penasaran dengan apa yang mereka katakan.
Laki-laki yang memantau apa yang dilakukan Jelita hanya tersenyum.
Sementara itu, David sudah berdiri di hadapan para karyawannya.
Setelah membuka dengan ucapan salam, David langsung menyampaikan apa yang ingin di sampaikan.
" Pada kesempatan kali ini, saya sengaja mengumpulkan kalian semua untuk mengumumkan sesuatu yang penting."
Terlihat semua karyawan dan para petinggi perusahaan menunggu kabar yang akan di sampaikan oleh David.
" Saya ingin memperkenalkan perempuan yang sangat berarti untuk saya. Wanita istimewa yang akan menjadi ibu dari anak-anak saya..."
Para karyawan mulai berbisik-bisik tentang siapa orang yang di maksud. Sementara Jelita yang sudah berdiri di belakang para karyawan dan mendengar apa yang di sampaikan David jadi berdebar-debar. Penasaran dengan wanita yang dimaksud oleh David.
" Sayang,," suara David yang lembut membuat para karyawan terpesona. Mereka melihat ke arah pandangan David yang tertuju ke pintu keluar.
Jelita bersemu merah, merasa malu saat melihat pandangan David melihat ke arahnya. Dengan percaya diri, ia melangkah ke arah David.
Sudah aku katakan, akulah yang akan menjadi istri David.
Jelita memandang remeh para karyawan yang memandang ke arahnya. Termasuk para karyawati yang tadi memandang rendah dirinya.
Tanpa Jelita sadari, tatapan para karyawan bukanlah tatapan memuja atau menghormatinya.
David hanya tersenyum sinis melihat Jelita yang terlalu percaya diri. Namun tidak berniat untuk menghentikan aksi yang akan membuat Jelita malu sendiri.
" Perkenalkan, dialah wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anakku kelak. Syifana Khoirunnisa, wanita yang beberapa hari lalu telah aku nikahi."
Jeduarrr
Langkah jelita terhenti saat ia hampir naik ke atas podium. Sementara di saat ia masih mematung, seorang perempuan melewatinya begitu saja.
Syifa sempat melihat ke arah jelita. Merasa aneh dengan keberadaannya. Namun, tidak berani banyak bertanya karena David sudah mengulurkan tangannya untuk menyambut kedatangannya.
Syifa hanya mencoba untuk tetap tersenyum di tengah kegugupannya. Gugup?Tentu. Hal itu pula yang membuatnya tiba-tiba meminta izin ke toilet hingga akhirnya David berdiri seorang diri.
Namun, hal tersebut memperlancar rencana David yang ingin memberi pelajaran pada Jelita.
Lelah karena penolakan secara halus tidak di indahkan, mungkin sedikit keras bisa membuatnya berhenti dari tujuannya.
David tak memperdulikan Jelita yang akhirnya kembali mundur daripada mempermalukan dirinya sendiri lebih jauh. Tak ada rasa angkuh yang tadi ia perlihatkan. Kepalanya menunduk, namun kedua tangannya mengepal.
" Untuk itu, jika kalian bertemu wanita lain yang mengaku sebagai kekasih atau mengatakan bahwa ia memiliki hubungan denganku sudah bisa di pastikan dia hanya ingin memanfaatkan statusku sebagai CEO." tegas David membuat beberapa pasang mata melihat ke arah Jelita yang memang selalu berkoar-koar memiliki hubungan dengan David.
" Apa ini tidak terlalu cepat, Mas?," tanya Syifa saat keduanya sudah berada di ruangan David.
Bukan tidak senang, hanya saja kemarin tidak ada obrolan bahwa pernikahan mereka akan segera di umumkan seperti ini.
" Awalnya aku akan menunggu saat nanti resepsi. Tapi, sepertinya harus di percepat mengingat banyak yang mengambil kesempatan dengan mengatakan sebagai kekasihku." David ikut duduk di sofa di samping Syifa.
" Jangan bilang yang tadi itu Jelita?," tanya Syifa mengingat wanita yang hampir baik ke tas podium.
Brakkk
Belum sempat David menjawab, pintu terbuka paksa dari luar.
" Maaf Pak, saya sudah berusaha untuk melarangnya masuk..."
Sang sekretaris menunduk karena ia telah kecolongan hingga membiarkan seseorang yang dilarang masuk ke ruangan CEO itu kini telah berada di dalam.
" Biarkan saja." jawab David acuh sambil mengibaskan tangannya agar sekretarisnya kembali keluar.
" Kamu bermaksud mempermalukan ku?," Wajahnya penuh amarah.
TBC