NovelToon NovelToon
Dikejar Guru Killer

Dikejar Guru Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Tamat
Popularitas:60.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lisa

Shana bersedia menjadi pengganti bibi-nya untuk bertemu pria yang akan di jodohkan dengan beliau. Namun siapa yang menyangka kalau pria itu adalah guru matematika yang killer.

Bagaimana cara Shana bersembunyi dari kejaran guru itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 22 Kamu tidak bisa menyangkal

.......

.......

Bola mata Shana menemukan kartu pelajar yang tidak asing. Ada nama dan fotonya. Itu adalah dirinya!

Shana menelan ludah. Mendadak kerongkongannya sangat kering. Ia butuh minum. Walaupun setetes saja, Shana ingin membasahi kerongkongannya. Namun keadaan sekarang memaksanya untuk menahan dahaga.

Bagaimana mungkin kartu pelajar milikku bisa keluar dari dompet pak Regas? Kenapa bisa? Tidak mungkin kartu pelajar itu sengaja kabur dariku bukan?

Bibirnya bungkam seribu bahasa. Karena itu, berganti dengan banyak kalimat di otaknya.

Pak Regas melihat ekspresi Shana dengan seksama. Dia merasa puas melihat ketegangan yang menjalar di seluruh wajah gadis ini. Seakan itu adalah momen yang sudah lama ia tunggu.

"Benar itu kartu pelajar kamu, Shana?" tanya Pak Regas yang terasa seperti sebuah ejekan baginya. Bagaimana tidak, dengan nama dan foto yang tertera pada kartu pelajar itu, tanpa bertanya pun sudah jelas itu adalah miliknya. Data itu adalah biodata dirinya.

Mulut Shana bungkam. Ia menahan untuk tidak menjawab.

Jangan menjawab Shana. Diam sajalah. Sebentar lagi ini akan berakhir. Pak Regas pasti akan menyerahkan kartu pelajar itu padamu. Tenang saja.

Shana menenangkan diri.

"Kamu mendadak lupa ingatan ya, sampai tidak bisa mengenali wajah dan alamat kamu sendiri?" desak Pak Regas.

Kepala Shana menggeleng. Namun ia tetap memilih bungkam karena takut malah menjerumuskan dirinya sendiri karena terjebak oleh pertanyaan pak Regas.

"Jawab dengan benar Shana," tegas Pak Regas dengan suara baritonnya yang rendah tapi terdengar mengintimidasi. Wajah pria itu mulai sedikit serius di bandingkan tadi. Shana makin merasa sesak. "Jawab dengan kalimat yang bisa saya pahami." Kata terakhir terasa berat.

Glek!

"I, iya Pak. Maaf. Itu ... Itu memang punya saya." Akhirnya Shana mengaku meski dengan gugup.

"Jadi kartu pelajar ini bisa di konfirmasi olehmu, bahwa memang milikmu?" Pak Regas mengulang lagi agar semakin meyakinkan. Shana tahu apa maksud pria ini.

"Ya Pak. Itu kartu pelajar milik saya." Dengan pasti Shana mengonfirmasikan lagi bahwa kartu di atas meja itu benar-benar miliknya.

"Lalu, apa kamu tahu kenapa bisa ada di dompet saya?"

Shana paham kemana arah pertanyaan ini. Dia yakin itu pasti ada hubungannya dengan kencan buta waktu itu

Shana diam. Kalau tadi ia menanti semua segera selesai, kini ia diam karena menanti apa yang akan di lakukan pak Regas pada dirinya soal pembodohan di cafe itu. Dia sudah tertangkap basah.

"Aku menemukannya di depan sebuah cafe yang pasti kamu ingat namanya dengan jelas malam itu," tutur Pak Regas dengan suara lebih pelan daripada tadi, tapi penuh tekanan. Mungkin supaya tidak ada yang bisa mendengar pembicaraan soal cafe itu. Beliau sepertinya paham kalau gadis ini tidak akan cepat mengaku jika itu soal pertemuan mereka.

Jadi Pak Regas menemukannya ketika bertemu aku di cafe?

"Itu kamu, Shana. Setelah bertemu denganku, kamu menjatuhkan kartu pelajar mu," terang Pak Regas membuat Shana makin membeku. "Dengan bukti ini, apa kamu masih menyangkal kalau perempuan yang bertemu denganku di cafe itu bukan kamu?" tanya Pak Regas masih dengan suara rendah. Namun wajah itu penuh dengan kemenangan karena akhirnya dia bisa membuat kemenangan telak.

Shana menggerakkan jari-jarinya gelisah. Dia ketahuan. Pak Regas melihat gerakan itu. Dia tersenyum tipis. Merasa bisa memojokkan gadis ini tanpa perlawanan.

Tentu saja Shana tidak bisa membantah. Bukti kuat sudah ada, lalu apa lagi yang musti Shana elakkan? Aku harus pergi dari sini. Otaknya berpikir keras untuk mencari celah agar bisa kabur.

"Maaf Pak. Terima kasih sudah menemukan kartu pelajar saya," ujar Shana tiba-tiba. Tubuhnya maju dan tangannya terulur hendak mengambil kartu pelajar di atas meja. Namun dengan gerakan cepat, Regas menutupi kartu pelajar itu dengan telapak tangannya.

Sial. Kenapa tangan Pak Regas cepat sekali. Apa gerakanku terbaca? Sesal Shana.

"Kamu mau kabur lagi?" tanya Pak Regas yang hapal gerakan gadis ini.

Tubuh Shana langsung lemas. Kakinya yang sudah bersiap untuk kabur tadi, urung. Ia langsung memperbaiki gestur tubuhnya. Kini kembali posisinya kembali seperti tadi.

"Tidak Pak." Shana menjawab dengan lemas. Ia menunduk. Menyerah.

"Kartu pelajar ini sepertinya tidak bisa aku serahkan sekarang." Pak Regas menarik kartu pelajar itu lalu memasukkan ke dalam dompetnya lagi.

"Ah, kenapa di masukkan lagi ke dalam dompet Pak?" tanya Shana dengan wajah melas. Tangannya pun terangkat ke atas menyayangkan kartu pelajar itu masuk lagi ke dalam penjara Pak Regas. "Saya butuh kartu pelajar saya, Pak. Sebentar lagi kan ada pertandingan voli."

"Aku tahu, tapi aku belum mendapatkan pengakuan bersalah dengan baik. Juga ... masih banyak yang harus aku ketahui soal pertemuan waktu itu. Aku butuh banyak jawaban," tandas Pak Regas dengan sorot mata tenang tapi menyeramkan.

Cih, apalagi yang ingin dia tahu ...

"Ahh ... Haus." Pak Nanang muncul lagi. "Lho, kamu masih di sini Shan? Belum selesai permintaan pembuatan kartu pelajar kamu?" Beliau heran seraya berjalan mendekat.

Shana menoleh pak Nanang dengan wajah kusut. Dia tidak menjawab pertanyaan beliau.

"Tidak. Ini sudah selesai." Dengan gerakan halus, Pak Regas merapikan kartu pelajar Shana di dalam dompetnya.

"Kamu tidak menekan dia kan Regas?" tanya Pak Nanang merasa atmosfer Shana terasa berbeda dengan tadi. Ya, itu bau kekalahan milik gadis ini.

Pak Regas tersenyum tipis. Merasa lucu.

"Pertandingan voli ku sangat penting Regas. Dia salah satu ace dalam tim." Pak Nanang menyerukan kegelisahannya.

"Aku tahu." Masih ada senyuman di ujung bibirnya. "Aku pasti akan bantu dia membuat kartu pelajar yang baru demi kelancaran pertandingan," sahut Regas pasti.

Tentu saja, bukannya kartu pelajar itu ada di dompetmu? Shana tidak bisa mengatakan apa-apa. Dia hanya mengutarakan di dalam hati.

"Ah, itu hal baik. Shana sering-sering temui Pak Regas untuk menanyakan kartu pelajar kamu ya? Takutnya Pak Regas lupa," kata Pak Nanang dengan tambahan tepukan di bahunya. Seakan-akan beliau sudah bisa menyelesaikan tugas membantu Shana dengan baik.

Lalu Pak Nanang menuju ke meja dispenser air di pojok. Mengisi botol yang berada di tangannya, lalu kembali keluar sambil tersenyum pada kedua orang ini.

Jangan tinggalkan aku, Pak! Teriak Shana tidak tersampaikan.

"Masalah kartu pelajar sudah selesai. Kamu tinggal menemui ku kalau membutuhkannya." Nada bicara Pak Regas terdengar enteng.

Bibir Shana menipis kesal. Bukannya sekarang ia masih tetap berdiri di depannya karena butuh?

"Kamu bisa kembali ke kelas." Kali ini Pak Regas mengusirnya. Padahal Shana masih ingin mendapatkan kartu itu. "Lalu ... Pastikan kamu terus berada di tempat yang bisa di cari Shana. Saya butuh penjelasan yang jelas dan detail soal pertemuan itu. Kamu hutang banyak padaku," lirih Pak Regas ketika mengatakannya. Namun itu terasa sangat jelas di indra pendengarannya.

Tamat sudah.

"Baik Pak." Kepala Shana mengangguk lemah. Ia pun membalikkan badan dan berjalan keluar ruang guru dengan langkah gontai.

Sial. Kenapa aku bodoh menjatuhkan kartu pelajar itu di depan dia?! Kan masih banyak tempat lain. Shana berjalan seraya mengomel sendiri dalam hatinya. Tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan kesal, tanpa tahu Pak Regas masih memperhatikan dari belakang.

.

.

.

Ig @lady_ve.01

1
Kasandra Kasandra
double up kak
Ezy Aje
lanjuuut thor
Chalimah Kuchiki
males bgt pak regas ngegalauin pacarnya ya 🤭🤭 ga sabar deh gmn nanti bakal sama shanan
Ezy Aje
lanjuttt bnyk
Andriani
lanjut kk....
Andriani
weleh... kenapa menjadi rumit...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjut
Herlin
Haaa.... kok Mia lgs bilang Pak Regas ya?🤔
Herlin
Poor Shana....
keep fighting 💪
Andriani
Shana keren deh . love you Shana.
Andriani
thanks kk... udah up...
Andriani
mantaap Shana... aku suka gaya lo. berani dalam kebenaran, kalo kita gak salah kenapa takut...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjuut
Herlin
Shana diam, Regas yg kebingungan😅
Herlin
Cie..... Shana udh mengakui Pak Regas tampan 😂
Herlin
Kasihan Regas pingin nikah tapi kekasihnya belum mau..... atau malah sebenernya ga mau? 🤔
Herlin
Regas akhirnya jadi pengamat tingkah laku Shana😅
Herlin
Regas senang bisa bikin Shana stress
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!