NovelToon NovelToon
The Great General'S Obsession

The Great General'S Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Obsesi / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Sungoesdown

Wen Yuer dikirim sebagai alat barter politik, anak jenderal kekaisaran yang diserahkan untuk meredam amarah iblis perang. Tetapi Yuer bukan gadis biasa. Di balik sikap tenangnya, ia menyimpan luka, keberanian, harga diri, dan keteguhan yang perlahan menarik perhatian Qi Zeyan.

Tapi di balik dinginnya mata Zeyan, tersembunyi badai yang lambat laun tertarik pada kelembutan Yuer hingga berubah menjadi obsesi.

Ia memanggilnya ke kamarnya, memperlakukannya seolah miliknya, dan melindunginya dengan cara yang membuat Yuer bertanya-tanya. Ini cinta, atau hanya bentuk lain dari penguasaan?

Namun di balik dinding benteng yang dingin, musuh mengintai. Dan perlahan, Yuer menyadari bahwa ia bukan hanya kunci dalam hati seorang jenderal, tapi juga pion di medan perang kekuasaan.

Dia ingin lari. Tapi bagaimana jika yang ingin ia hindari adalah perasaannya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sungoesdown, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Celah Kecil

Embun masih menggantung di tepi jendela kayu kamar Wen Yuer dan pagi itu ia hanya bisa menikmati udara pagi dari jendela kamarnya. Suara langkah pelan para pelayan terdengar menyapu koridor seperti irama pagi yang hati-hati. Kemudian ketukan kecil di pintu menandakan awal sesuatu yang tak biasa.

Dua pelayan perempuan masuk, diikuti beberapa pelayan pria membawa bak mandi yang terbuat dari tembaga membut Wen Yuer tercengang.

"Bak mandinya sudah disiapkan, Nona," Ucap Bai Lin. "Air hangat akan dibawa masuk sebentar lagi. Kami juga sudah menyiapkan rempah dan bunga seperti yang Nona suka."

Yuer menatap bak mandi itu dengan tatapan heran bercampur kesal karena ucapan Qi Zeyan malam sebelumnya terngiang di benaknya.

"Besok kau tidak perlu mengelap tubuhmu lagi dengan baskom air."

Nada Qi Zeyan, rendah, pelan, dengan senyum tipis yang bukan lembut, tapi menantang. Seolah semua ini adalah permainan kecil dalam benaknya. Sebuah sindiran yang menyamar sebagai perhatian.

Bak mandi tembaga diletakkan di sisi ruangan, tak jauh dari jendela yang tirainya setengah ditutup. Kemudian Para pelayan pria segera keluar begitu pekerjaan mereka di kamar Yuer selesai bahkan tanpa menatap dan terkesan menghindari menatap Yuer.

Tepat di depan bak, sebuah píngfēng—tirai lipat dari kayu ukiran halus—telah dibentangkan. Bingkainya dihiasi lukisan burung bangau dan dedaunan musim gugur, dilapisi kain sutra tipis berwarna gading yang membiaskan cahaya keemasan dari jendela. Kehadirannya menciptakan ruang setengah tertutup yang menjaga pandangan tanpa benar-benar menutupi seluruh ruangan.

Wen Yuer berdiri beberapa langkah dari sana, memandangi semua itu dengan alis sedikit terangkat.

Ia tertawa kecil separuh geli, separuh heran. "Apa dia juga meminta mereka untuk menempatkannya di situ? Bahkan sampai menaruh tirai penghalang."

Kalimat itu seolah dilontarkan untuk dirinya sendiri, ringan dan tidak mengharapkan jawaban.

Namun seorang pelayan menunduk dalam-dalam sambil menjawab pelan, "Benar, Nona. Tirai ini dibawa atas perintah Jenderal."

Tawa kecil Yuer terhenti seketika.

Ia menoleh dan ekspresinya berubah. Mata yang sebelumnya memancarkan kelakar kini memicing sedikit, ada kerutan tipis di antara alisnya—campuran bingung dan ragu yang belum sempat diurai.

Ia tidak menjawab. Hanya berdiri diam sejenak, memandangi tirai itu. Yang tadinya terlihat lucu kini justru menyisakan rasa aneh karena tebakan asal yang ternyata benar. Dan jika ini benar, berarti ada niat di balik detail sekecil itu.

Dan niat itulah yang mulai mengusik pikirannya.

...

Siang itu, di ruangan Qi Zeyan.

Udara di dalamnya lebih sejuk dibanding koridor benteng, tapi atmosfernya sedikit tegang. Dinding batunya menyerap suara, membuat percakapan terasa seperti rahasia, bahkan jika diucapkan lantang.

Han Lin berdiri tegak di hadapan meja panjang yang penuh peta dan laporan perbatasan. Qi Zeyan berdiri di sisi jendela, membelakangi tamunya, seolah tertarik pada langit mendung yang menggantung berat.

"Ku dengar kau menghukum Yuer," ucap Han Lin hati-hati.

Zeyan tak bergerak. Bahunya tetap diam, hanya suara yang menjawab, dingin dan datar. "Yuer? Kau tampak akrab dengannya, Han Lin."

"Tidak juga, tapi dia memang teman bicara yang menyenangkan." Han Lin tidak repot-repot menahan senyumnya.

Kepala Zeyan perlahan menoleh. Mata tajamnya menatap seperti belati. "Menyenangkan? Apa tepatnya yang kalian bicarakan?"

Diam.

Han Lin masih menyunggingkan senyumnya "Beberapa hal dan juga, alasan dia masuk kesana."

Han Lin tahu ia tidak seharusnya mengatakan ini, tetapi entah kenapa dia ingin membuat Qi Zeyan bertanya-tanya seberapa dekat dia dan gadis itu.

"Alasan? Alasan apa?"

"Maaf, aku tidak bisa memberitahumu, aku sudah berjanji."

Sorot mata Zeyan mengeras. Rahangnya mengencang, tapi dia tidak mengatakan apapun sampai beberapa saat. Ia melangkah pelan mendekat, lalu berdiri hanya beberapa langkah dari Han Lin.

"Kau tidak bisa bilang?" suaranya serendah kabut.

Han Lin menjawab dengan tenang. "Yuer memintaku untuk tidak memberi tahu siapa pun."

Zeyan mematung. Tatapannya kosong sesaat, seolah sedang menahan sesuatu yang ingin meledak. Tapi tak satu pun kata meluncur selama beberapa detik yang panjang.

Akhirnya, hanya satu kata yang terucap.

"Keluar."

Han Lin tak membantah. Ia menunduk sedikit, lalu berbalik dan melangkah pergi. Tak sekali pun ia menoleh ke belakang.

Dan saat pintu tertutup, Zeyan menutup mata. Tangan kanannya mengepal perlahan di samping tubuh.

...

Kamar Wen Yuer diterangi satu lampu minyak di sudut ruangan. Cahayanya kuning lembut, membentuk bayangan halus di dinding kayu. Yuer duduk di tepi ranjang, mengenakan jubah tidur ringan berwarna gading. Rambutnya setengah basah, digelung seadanya.

Ia mengangkat kepala saat pintu terbuka.

Qi Zeyan masuk.

Langkahnya perlahan, tapi tidak ragu. Wajahnya tenang, terlalu tenang. Tapi matanya, dingin dan gelap, menyimpan sesuatu yang tak bisa ditebak.

Yuer berdiri reflek. "Ada apa?"

Zeyan tak langsung menjawab. Ia menutup pintu di belakangnya, lalu berjalan pelan ke arahnya. Diam, tapi dengan intensitas yang membuat udara di sekitarnya ikut menegang.

"Kau masuk ke taman terlarang," ucapnya akhirnya. "Melanggar perintahku. Dan kau lebih memilih memberitahukan alasanmu pada orang lain, bukan padaku?"

Nada suaranya tidak tinggi. Tapi tajam. Seperti baja yang dingin.

Yuer membuka mulut, namun Zeyan melanjutkan, "Han Lin tahu dan aku tidak. Seseorang yang baru kau kenal. Kau memilih memberitahunya dibanding aku yang memegang nyawamu di tanganku?"

Yuer entah kenapa merasa takut, lalu menjawab, "Aku tidak—"

Zeyan memutar tubuhnya menjauh sejenak. Tapi kemudian ia kembali mendekat dan menggenggam pergelangan tangan Yuer. Tidak kasar, tetapi erat. Tegas.

"Apa yang kau lihat di sana?" bisiknya rendah.

Yuer menatapnya. "Aku tidak bisa menjelaskannya. Aku sendiri belum mengerti."

Hening.

Zeyan mendekat lebih jauh. Wajah mereka kini hanya sejengkal.

"Lain kali," katanya perlahan, "kalau kau ingin tahu sesuatu tentangku, tanyakan langsung. Jangan memanjat pagar. Jangan bicara pada orang lain. Dan jangan beri tahu siapa pun tentang bagian hidupku yang bahkan tak kubuka pada diriku sendiri."

Yuer terpaku. Jantungnya berdetak tak teratur. Ia tahu ini bukan sekadar amarah karena dilanggar. Ini adalah bentuk paling murni dari rasa tak bisa mengontrol.

"Kenapa?" gumam Yuer. "Apa artinya itu bagiku?"

Zeyan tak menjawab langsung. Ia hanya menatapnya, lama. Pandangannya berubah dari marah menjadi resah, dari resah menjadi bingung. Seperti orang yang tidak tahu bagaimana caranya melepaskan seseorang tanpa kehilangan arah.

"Aku membiarkanmu hidup," ucapnya akhirnya. "Tapi bukan berarti aku membiarkanmu masuk."

Lalu ia melepaskan genggaman itu. Melangkah ke pintu, dan membukanya setengah. Tapi langkahnya terhenti.

Tangannya menahan kusen pintu. Matanya tetap menatap ke luar, punggungnya menghadap Yuer.

Dan di tengah hening malam itu, hanya satu hal yang terasa jelas bagi Yuer.

Ia tidak lagi sekadar tahanan politik. Ia telah melangkah ke tempat yang lebih berbahaya. Wen Yuer menyadari bahwa dia merasa bersalah, bahkan perasaan itu lebih besar dari sebelumnya karena dia tidak bisa mengatakannya pada Qi Zeyan tentang apa yang dia lihat. Dia ingin mempercayainya, tapi Wen Yuer tidak tahu jika dia memberitahunya apakah dia akan aman atau mungkin semakin mengundang amarah Zeyan.

Zeyan tidak menoleh. Tapi suaranya terdengar pelan, nyaris seperti bisikan.

"Kau mungkin butuh sedikit paksaan, Wen Yuer."

Kemudian ia pergi.

Yuer berdiri lama di tempatnya. Sunyi. Tangan yang tadi digenggam kini terasa dingin.

Dan entah kenapa, matanya memanas. Bukan karena takut. Tapi karena untuk pertama kalinya.

Ia merasa telah membuat retakan kecil pada pria yang mengurungnya.

Tapi ia juga tahu dalam dunia Qi Zeyan, retakan sekecil apapun bisa sangat berbahaya.

Sebenarnya dengan cara apa dia memandangku?

1
lunaa
lucu!!
lunaa
he indirectly confessing to herr 😆🙈
lunaa
gak expect tebakan yang kupikir salah itu benar 😭
lunaa
yuerr lucu bangett
lunaa
damn zeyan, yuer juga terdiam dengarnya
Arix Zhufa
baca nya maraton kak
Arix Zhufa
semangat thor
Arix Zhufa
ehemmmm
lunaa
itu termasuk dirimu zeyan, jangann nyakitin yuerr
Arix Zhufa
mulai bucin nich
Arix Zhufa
cerita nya menarik
Arix Zhufa
Alur nya pelan tapi mudah dimengerti
susunan kata nya bagus
Sungoesdown: Makasih kak udah mampir🥰
total 1 replies
Arix Zhufa
mantab
Arix Zhufa
Thor aku mampir...semoga tidak hiatus. Cerita nya awal nya udah seru
Sungoesdown: Huhuuu aku usahain update setiap hari kak🥺
total 1 replies
lunaa
liat ibunya jinhwa, pasti yuer kangen sama ibunya 😓
lunaa
then say sorry to herr 😓
lunaa
suka banget chapter inii ✨🤍 semangat ya authorr 💪🏻
Sungoesdown: Makasih yaa🥰
total 1 replies
lunaa
yuer kamu mau emangnyaa 😭🤣
lunaa
dia mulai... jatuh cinta 🙈
lunaa
menunggu balasan cinta yuer? wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!