Follow Ig saya, ainunharahap12
4 Tahun berlalu. Kiara dan Kevin di pertemukan kembali. Hubungan mereka yang kandas dengan kesepakatan dan cara baik-baik yang pasti sangat berat di putuskan 4 tahun lalu.
Hubungan yang kandas karena tidak mendapat restu orang tua. Apalagi jika bukan menjadi permasalahan status sosial. Tidak samanya derajat dan tahta yang menjadi utama.
Takdir yang di alami Kevin pria dingin yang takut mencintai wanita. Karena ada kata yang yang di terapkan di kehidupan keluarganya. Jodoh bukan di tangan tuhan. Tetapi di tangan papa.
Namun siapa sangka Kevin jatuh cinta pada gadis 19 tahun yang tinggal di depan rumahnya. Cinta itu tidak semulus itu dan membuat mereka harus berpisah.
Setelah banyak yang terjadi di masa lalu di pertemukan kembali dalam keadaan yang berbeda dan juga di iringi dengan dendam orang-orang di sekitar Kiara terhadap keluarga Kevin yang pasti berhubungan dengan masa lalu.
Lalu apakah takdir akan memihak pada Kiara dan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 Cemas.
"Kenapa tiba-tiba Om Mitra Winata menyingung pernikahan," batin Monica dengan wajah paniknya.
"Kalian akan secepatnya menikah," tegas Mitra Winata sekali lagi.
"Apa yang papa rencanakan?" tanya Kevin dengan suara rendahnya yang membalikkan tubuhnya.
"Tidak ada yang di rencanakan Kevin. Papa merencanakan pernikahan kamu dan Monica sebelum orang ke-3 datang dalam hubungan kalian," sindir Mitra Winata dan sindiran itu juga sebenarnya mengenai Monica yang mempunyai orang ketiga.
"Dan kamu ingat Kevin kamu harus menang dalam pemilihan dan ini pemilahan untuk kamu dengan pernikahan kamu dan Monica. Kamu akan mendapat banyak suara. Jadi pikirkan baik-baik apa yang harus kamu kerjakan," tegas Mitra Winata.
Mitra Winata berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Kevin.
"Kamu tau kan Kevin papa tidak bisa di tantang. Jangan macam-macam Kevin. Ancaman kamu tidak berlaku. Namun kita buat kesepakatan. Menikah dengan Monica dan Kiara tidak akan ada yang mengganggunya. Kali ini papa akan menempati janji papa," ucap Mitra Winata menepuk bahu Kevin yang bernegosiasi dengan Kevin.
Kevin membuang napasnya dengan kasar dan saling menatap tajam dengan Mitra Winata.
"Aku tidak akan percaya dengan apa yang papa katakan," ucap Kevin dengan suara beratnya.
"Terserah kamu percaya atau tidak. Jika kamu masih membantah dan membiarkan Kiara kembali kedalam hidup kamu. Jangan salahkan papa. Jika papa tidak akan membuatnya tidak ada di dunia ini," ancam Mitra Winata berbisik di telinga Kevin yang membuat mata Kevin terbelalak kaget bola mata yang hampir jatuh.
Jantungnya berdebar kencang mendengar ancaman itu dan Mitra Winata langsung pergi dengan menyunggingkan senyumnya.
Tangan Kevin terkepal mendengarkan ancaman dari Mitra Winata. Papanya itu seperti bukan manusia.
"Ada apa sebenarnya ini Kevin?" tanya Monica berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Kevin.
"Kevin!" tegur Monica.
"Aku tidak tau dan bukan urusanmu," jawab Kevin dengan ketus dan langsung pergi.
"Apa sih, tiba-tiba om Winata menyuruh menikah dan aku yang menjadi korban. Bisnis-bisnis dan bisnis mereka hanya mementingkan hal itu tanpa peduli dengan perasaan ku," batin Monica yang terlihat kesal.
Dia jelas sangat kaget dengan dirinya yang tiba-tiba harus menikah dengan Kevin. Dan jelas dia juga kesal dengan semua yang terjadi.
**********
Kiara yang berada di kamarnya menghempas dirinya di atas tempat tidur dengan menatap langit-langit kamarnya. Kiara menghela napasnya berkali-kali dengan perasaannya yang bingung.
Kiara mengingat kejadian yang terjadi hari ini. Dari tadi pagi di rumah sakit, sampai di perpustakaan dan ada orang yang tiba-tiba di kejar Kevin. Sampai Kiara yang datang kerumah Kevin mengobati Kevin.
Sentakan Mitra Winata, kedatangan Monica yang tiba-tiba penjelasan Winata tentang siapa Monica dan Kevin yang membawanya pergi dan meninggalkan Monica.
"Ada apa sebenarnya. Kenapa aku tidak mengerti apa-apa dan ada apa dengan perasaan ku sebenarnya. Lalu papa ya Kevin kenapa dia tampak marah. Kenapa aku merasa seperti terjebak dalam situasi yang aku tidak tau apa itu," Kiara bertanya-tanya di dalam hatinya dengan penuh tanda tanya dan penuh dengan kebingungan.
"Arggh sudahlah, kenapa juga aku harus memikirkan hal itu, sebaiknya baku tanya Amanda saja apa yang perlu di siapkan besok. Aku besok harus pergi untuk bertugas dan aku belum menyiapkan apa-apa sama sekali," batin Kiara yang tidak mau pusing mengurus ini dan itu.
******
Pagi yang cerah ini Kiara terlihat sudah rapi saja dengan menggunakan celana jeans dengan blouse putih yang keluar dari kamarnya dengan menyeret kopernya.
"Kamu jadi berangkat Kiara?" tanya Rachel yang duduk di meja makan yang sarapan bersama Rangga.
"Iya kak ini juga udah hampir telat," jawab Kiara yang terlihat sangat buru-buru.
"Ya sudah kalau begitu biar kakak antar aja ke Bandara," sahut Rangga.
"Nggak usah kak Rangga, kebetulan Kiara di jemput kok," jawab Kiara.
"Kamu benar tidak apa-apa berangkat sendiri?" tanya Rachel.
"Tidak apa-apa. Ya sudah Kiara berangkat dulu ya. Takut di tungguin," ucap Kiara.
"Iya Kiara," sahut Rachel dan Rangga dan Kiara pun langsung pergi dengan buru-buru.
"Memang dia ada tugas di mana?" tanya Rangga yang memang belum banyak bertanya pada Kiara.
"Kayanya di daerah kaki gunung gitu, aku juga tidak tau jelasnya di mana. Sepertinya tugasnya juga mendadak," jawab Rachel. Rangga hanya mengangguk-angguk saja.
Ting.
Ponsel Rangga masuk notif yang langsung di lihat Rangga.
..."Sayang kita jalan hari ini ya. Aku pengen cerita banyak pada kamu dan kita juga aman kok. Karena Kevin sedang perjalanan bisnis," tulis Monica....
"Jadi Kevin pergi perjalanan bisnis. Itu artinya proyek di jakarta selatan juga tidak di ambilnya, ini kesempatan ku untuk maju lagi dan mengalahkannya pelan-pelan," batin Rangga dengan menyunggingkan senyumnya yang terlihat bahagia dengan penuh rencana.
"Siapa kak. Kok senyum-senyum gitu?" tanya Rachel yang memperhatikan Rangga.
"Oh tidak siapa-siapa," sahut Rangga dengan tersenyum dan kembali melanjutkan sarapannya.
"Jangan-jangan benar lagi kata Kiara. Kak Rangga ada pacar. Masa iya liat chat aja sampe senyum-senyum seperti itu. Pelit amat tidak mau kasih tau siapa pacarnya," batin Rachel yang jadi ikutan kepo seperti Kiara.
********
Sementara Kiara di antarkan pramugari menaiki pesawat Lexus. Pesawat pribadi dan pesawat itu jelas pernah di naiki Kiara. Kiara di perlakuan seperti orang yang paling penting. Kopernya di bawakan pramugara.
"Di sana nona!" ucap pramugari mempersilahkan Kiara masuk kedalam ruangan dan Kiara langsung melihat Kevin yang bersandar pada bangku pesawat dan Kevin terlihat memejamkan matanya dengan kakinya yang di luruskan.
Kiara juga melihat di sekitar ruangan itu. Pesawat yang pasti VVIP yang punya ruangan sendiri-sendiri dan Kiara hanya berdua dengan Kevin di ruangan itu. Sepertinya memang seperti itu. Karena tidak ada orang lain lagi di sana.
"Silahkan Nona!" pinta pramugari tersebut.
"Di sana?" tanya Kiara yang menunjuk tempat duduk di samping Kevin. Karena terlihat tidak ada tempat duduk lagi.
"Benar nona," jawab pramugari.
"Apa tidak mengganggu?" tanya Kiara merasa tidak enak.
"Tidak Nona, tuan Kevin yang menyuruh sendiri. Jadi silahkan untuk di sana pesawat akan take off," ucap pramugari tersebut.
"Baiklah," sahut Kiara dengan menghela napas.
"Jika butuh sesuatu Nona silahkan panggil saya dengan menekan bel yang ada di sana," ucap pramugari tersebut memberikan arahan.
"Baiklah," sahut Kiara dan pramugari itu pun pergi.
Kiara menarik napasnya panjang dan membuangnya perlahan kedepan. Lalu Kiara melangkah mendekati Kevin dengan kegugupannya.
Dengan penuh kegugupan Kiara pun duduk di samping Kevin dan menoleh kearah Kevin sebentar. Kevin tetap tidur. Melihat luka Kevin membuat Kiara spontan memegang pipi Kevin yang ternyata membuat Kevin tersentak kaget.
"Maaf tuan," ucap Kiara yang merasa tidak enak.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Kevin dengan suara seraknya.
"Maaf tuan saya tidak sengaja. Saya hanya ingin melihat luka tuan saja apa sudah membaik atau belum," ucap Kiara yang merasa kelancangan dan sampai membuat Kevin terbangun. Padahal niatnya baik.
"Bagaimana tuan apa ada yang sakit?" tanya Kiara dengan sangat lembut karena tidak mendapat jawaban dari Kevin.
"Tidak ada yang sakit. Aku sudah merasa lebih baik," jawab Kevin yang menghela napasnya.
"Hmmm, baiklah kalau begitu saya senang mendengarnya," sahut Kiara yang kembali pada posisi duduknya dengan semula. Ya dia akan canggung selama di dalam pesawat bersama Kevin apa lagi duduk dengan cara yang berdekatan seperti itu.
Bersambung