⚠️⚠️ LOWONGAN JADI PACAR ⚠️⚠️
DIBUKA PENDAFTARAN MENJADI PACAR SELAMA SATU BULAN.
DENGAN SYARAT :
- YANG PASTI HARUS LAKI-LAKI DAN WARAS.
- GAK HARUS GANTENG TAPI JUGA GAK JELEK-JELEK BANGET TAPI HARUS WANGI.
- PUNYA KENDARAAN SEPERTI MOTOR ATAU MOBIL, GAK PERLU PESAWAT, HELIKOPTER, KERETA API TAPI BUKAN BECAK APALAGI ODONG-ODONG JUGA.
- GAK HARUS PEKERJA, PENGANGGURAN JUGA GAK PA-PA ASAL KALAU NGEDATE BAYAR SENDIRI.
SELAMA PACARAN NO KISS-KISS, NO PELUK-PELUK, NO HUBUNGAN INTIM, HANYA BOLEH PEGANG TANGAN.
JIKA BERMINAT HUBUNGI NOMOR 08********80. PENDAFTARAN HANYA DIBUKA SELAMA TIGA HARI MULAI DARI HARI INI.
Flanella Putri Anjani, gadis berusia 20 tahun membuat status di WhatsApp yang hanya bisa dilihat teman-temannya itu karena gabut.
Siapa sangka karena statusnya itu, Fla jadi terjebak dalam pernikahan dengan pria dingin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Kerasukan
Dapur.
Sesampainya di dapur, Barron pun mengajari Fla cara membuat telor ceplok.
"Masukin minyaknya gak usah banyak-banyak, cukup segini aja..." ucap Barron sambil menuangkan tiga sendok makan ke teflon.
"...karena ini teflon anti lengket, jadi gak bakalan lengket walau minyaknya sedikit." kata Barron lagi.
Fla yang berdiri disamping Barron hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Paham kan? Jadi gak ada alasan takut kecipratan minyak!" tanya Barron.
"Hemh..." jawab Fla malas.
"Nah kalau minyaknya udah panas baru masukin telurnya, masukinnya pelan-pelan aja jangan di lempar, kayak gini." Barron pun memperagakan tutorial menggoreng telur mulai dari memecahkan telur lalu menuangkan telur ke minyak panas.
"Tapi kalau kamu takut dengan jarak sedekat ini, kamu bisa taro dulu telurnya di wadah lain, jadi pas minyaknya udah panas, yah kamu tinggal tuang, tapi inget tuangnya jangan di lempar, pelan-pelan aja." kata Barron lagi.
Lagi dan lagi Fla hanya mengangguk-anggukkan kepala.
Setelah itu Barron pun mengambil garam dan lada bubuk.
"Nah terus kamu ambil sejumput garam lalu tabur ke telurnya terus lanjut taburin merica, kalau merica sih opsional aja, kalau kamu suka pake merica yah pake, kalau gak suka yah gak usah. Tapi kalau garam itu wajib." ucap Barron.
Kembali Fla hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Jangan lupa di balik telurnya biar bagian bawahnya gak gosong. Nah, baliknya tuh gini. Pelan aja." lanjut Barron sambil membalikkan telur.
"Intinya dalam memasak itu harus percaya diri, jangan ketakutan. Kamu paham kan?" kata Barron lagi.
"Iya, paham." jawab Fla.
Setelah satu telur ceplok sudah matang, Barron pun menyuruh Fla untuk mempraktekkan apa yang sudah ia ajarkan beberapa menit yang lalu dan pastinya dengan pengawasan Barron.
Setelah dua telur ceplok jadi, Barron pun memasukkan smoked beef kedalam teflon yang sudah di lumuri butter. Setelah smiled beef sudah masak, Barron pun mengajari Fla cara membuat roti isi dengan isian telur ceplok, smoked beef, lembaran keju, selada dan tomat. Berhubung Fla dan Barron tidak suka timun, jadi mereka hanya memakai dua sayur itu saja. Tak lupa Barron menuangkan mayonaise, saos tomat dan saos cabe di dalam roti.
Setelah dua roti isi tersaji di meja makan, Barron pun mengajari Fla cara membuat kopi dengan mesin kopi. Setelah mengajari cara membuat kopi yang pas di lidah Barron, Barron pun menyuruh Fla membuat susu cair untuk Fla karena Fla tidak minum kopi.
Sekarang kopi dan susu sudah tersaji di meja makan bersama dengan roti lapis. Barron dan Fla pun menyantap sarapan mereka.
"Gak ribet kan bikin sarapannya?" tanya Barron.
"Ribet lah! Yang gak ribet itu tinggal beli." jawab Fla sambil mengunyah roti isi.
"Makanya harus dibiasain. Aku gak nuntut kamu harus bisa masak, tapi seenggaknya kamu bisa lah bikinin aku sarapan setiap pagi. Menu sarapan aku gak ribet, cuma roti isi sama makaroni schotel, tapi kalau kamu gak bisa bikin makaroni schotel ya udah roti isi aja." balas Barron.
"Jadi maksudnya setiap pagi aku harus bikin ini gitu?" tanya Fla.
"Ya iyalah! Itu kan gunanya aku ajarin kamu." jawab Barron.
Muka Fla langsung cemberut.
"Gak usah cemberut gitu! Buatin sarapan setiap pagi gak makan banyak tenaga, daripada kamu aku suruh mengerjakan tugas rumah tangga yang lainnya seperti bersihin seisi apartemen, nyuci dan menyetrika. Ayo, sekarang kamu pilih mana, mau buatin sarapan atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga?"
"Buatin sarapan aja!" jawab Fla.
Barron tersenyum tipis.
"Oh iya satu lagi kerjaan kamu, cuci piring." ucap Barron.
"Loh kok nambah? Aku ini istri kamu atau pembantu kamu?" protes Fla.
"Oh jadi kamu pengen melakukan pekerjaan istri aja? Oke, kalau gitu kita gak usah ke kampus hari ini, aku mau kamu layanin aku diranjang. Gimana?" balas Barron.
Muka Fla langsung berubah menjadi kecut.
"Gak usah, aku pilih buatin sarapan sama cuci piring aja." jawab Fla sambil menyegir kuda.
Barron hanya geleng-geleng kepala melihat wajah Fla yang ketakutan setiap Barron menggodanya dengan urusan ranjang.
Setelah sarapan selesai, Barron pun masuk kedalam kamar, sedangkan Fla masih harus membersihkan meja makan dan cuci piring.
Di dalam kamar, Barron tidak langsung masuk ke kamar mandi, ia membereskan tempat tidur terlebih dahulu dan tak lupa menyalakan mesin pembersih lantai untuk membersihkan lantai kamar serta lantai di ruangan lain, setelah itu barulah Barron masuk ke kamar mandi dan itu pun tidak langsung mandi melainkan mencukur bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitaran rahangnya.
"Aaargh..." erang Barron kesakitan dari dalam kamar mandi.
Mendengar suara Barron yang kesakitan, Fla yang baru masuk ke kamar langsung cepat-cepat berjalan ke kamar mandi yang pintunya memang tidak di tutup.
"Kenapa?" tanya Fla dari pintu.
"Kena pisau cukur. Tolong ambilin kotak P3K dulu di dekat dapur." perintah Barron.
Fla pun cepat-cepat keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur untuk mengambilkan kotak P3K. Setelah itu Fla pun masuk kembali ke dalam kamar.
Begitu Fla di dalam kamar, ternyata Barron sudah keluar dari dalam kamar mandi dan duduk di sofa di depan ranjang. Fla pun memberikan kotak itu pada Barron kemudian duduk di sebelah Barron.
Barron pun membuka kotak itu dan mencari salep untuk mengobati lukanya.
"Sini gue pakein." ucap Fla saat Barron hendak berdiri dari duduknya.
Barron pun memberikan salep itu pada Fla. Setelah salep di tangan Fla, Fla pun menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Barron. Dengan telaten Fla pun mengoleskan rahang Barron yang terluka karena pisau cukur.
Saat Fla sedang mengoleskan salep, mata Barron tak henti-hentinya menatap wajah Fla yang saat ini begitu dekat dengannya, apalagi saat Barron melihat bibir Fla yang begitu menggoda.
"Udah." ucap Fla begitu selesai mengoleskan salep.
Barron masih diam sambil menatap bibir Fla. Godaan bibir Fla begitu kuat hingga berhasil merasuki otak Barron.
"Woy... Malah ngelamun! Udah!" ucap Fla sekali lagi.
Barron pun beralih menatap mata Fla, tapi kali ini dengan tatapan yang sudah di selimuti gairah kelaki-lakian.
💋💋💋
Bersambung...
Kira-kira diunboxing gak yah sama Barron?
Jangan lupa tinggalin jejak yah. 💋💋💋
bonchap Thor ☕