Andre Winato berutang banyak dan jatuh bangkrut setelah gagal investasi. Istri dan putrinya meninggal secara tragis, dan keluarganya hancur. Bertahun-tahun kemudian, dia berhasil bangkit dan menjadi seorang miliarder.
Suatu hari, saat terbangun dari tidur, tiba-tiba dia menyadari bahwa dirinya kembali ke hari yang membuatnya menyesal seumur hidup! Istri dan putrinya masih hidup! Dia bersumpah untuk menebus semua kesalahannya terhadap istri dan putrinya!
Jgn lupa like vote dan gift ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Jay H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Berbisnis mana bisa mengandalkan ramalan. Terutama investasi yang kemungkinan besar akan rugi total. Martin hanya tidak mau mengingkari ucapannya sendiri dan dia juga menghormati Tuan William. Jadi, dia memberi 10 miliar kepada Andre.
Mengenai mengambil untung?
Mimpi di siang bolong!
Andre hanya tersenyum. "Sepertinya Pak Martin hidupnya susah juga ya. 60 miliar saja nggak punya?"
"Cuma begini saja ternyata kemampuan dari orang terkaya di Kota Surawa."
Andre melihat ke arah Martin.
Martin yang berniat pergi, malah kembali duduk di tempatnya.
"Andre, aku menghormati Tuan William jadi tidak perhitungan denganmu. Ambil 10 miliar dan segera pergi dari sini...."
"Mengenai persoalan tentang Jalan Kumar yang kamu katakan. Aku sama sekali nggak tertarik. Kita sama-sama orang lokal dari Kota Surawa. Siapa yang nggak tahu betapa jeleknya rumah di Jalan Kumar?"
"Gedung di Jalan Kumar adalah gedung-gedung lama dari abad sebelumnya. Memang sudah seharusnya direlokasi. Tapi, pemerintah daerah mana punya uang untuk relokasi. Asal gedung-gedung itu nggak runtuh, masalah relokasi nggak akan terjadi!"
"Kamu berniat menggunakan relokasi untuk menipuku, kamu terlalu konyol."
"Cepat pergilah, Bastian, antar tamu-tamu ini keluar."
Martin sekali lagi berdiri.
Andre hanya tersenyum. "Kalau begitu, ayo kita bertaruh. sekali lagi. Seandainya Jalan Kumar benar-benar mengalami relokasi. Kamu berikan seluruh aset Hotel Riverside untukku."
Martin tersenyum dingin.
"Bagaimana kalau aku yang menang? Kamu sama sekali nggak punya apa pun dan hanya orang miskin. Apa yang aku dapatkan kalau aku menang?"
"Jangan menyia-nyiakan waktuku di sini. Antar tamu-tamu pulang!"
Andre segera menahan Martin.
"Aku punya alat EUV litografi merek ASML. Pak Omar dari Elektronik Damur sangat tertarik dengan benda itu.
Harganya kurang lebih sama dengan Hotel Riverside...."
"Kalau aku kalah, mesin litografi akan menjadi milikmu."
Martin sedikit tertegun, mesin litografi hanya pernah didengar sekilas oleh Martin. Dia kurang jelas mengenai hal itu.
Elektronik Damur adalah perusahaan semikonduktor nomor satu di Provinsi Damur. Sementara itu, di balik Elektronik Damur ada perusahaan listrik yang sangat besar. Wajar jika mereka dapat mengeluarkan uang sebesar itu.
"Bastian, apa kamu tahu soal itu?"
Martin melihat ke arah Bastian.
Bastian sejak tadi hanya menonton perdebatan keduanya, sekarang dia baru tersenyum saat Martin memanggilnya.
"Pak Martin, aku juga nggak tahu kebenaran masalah mesin litografi. Tapi, buku manual operasi dan instruksi dari mesin litografi memang telah dibeli oleh Pak Omar senilai 100 juta rupiah."
"Mengenai harga mesin litografi itu, aku benar-benar nggak tahu. Bagaimana kalau nanti kamu sendiri yang tanya ke Pak Omar...."
Martin sudah punya perhitungan di dalam hatinya.
"Wajar kalau begitu, baiklah. Kita bertaruh dengan mesin litografi milikmu dan aku bertaruh dengan Hotel Riverside. Aku akan menginvestasikan 60 miliar itu untukmu!"
"Kamu sendiri yang bilang, dua bulan kemudian keuntungannya mencapai dua kali lipat!"
"Dua bulan kemudian, properti senilai 60 miliar pasti akan menjadi uang tunai. Aku nggak akan menunggu lebih satu hari. Bersamaan dengan itu, aku akan menjual mesin litografimu kepada perusahaan Elektronik Damur."
Andre tertawa sambil menganggukkan kepala. Setelah beberapa tahun berlalu, sifat Martin masih belum berubah sama sekali.
Padahal Martin adalah seorang penjudi, tapi malah menyebut dirinya sebagai dokter ajaib..
Asalkan memberinya nilai perjudian yang cukup besar, Martin pasti berani mengeluarkan uang untuk bertaruh. Sekalipun hasil pertaruhan itu adalah kekalahannya, Martin tetap tidak takut.
Bagaimanapun juga, seandainya masalah relokasi Jalan Kumar benar-benar terjadi, nilai Hotel Riverside sejumlah puluhan miliar akan tetap kembali ke dalam sakunya.
"Besok pagi, 60 miliar akan ditransfer ke nomor rekening Irwan yang merupakan Manajer Hotel Riverside. Dia akan menjadi akuntan pribadimu selama dua bulan ini."
"Seluruh masalah yang menggunakan uang dapat diambil dari nomor rekening itu."
Martin berdiri, lalu berbalik dan meninggalkan ruang privat.
Dia tidak tahan berada di satu ruangan yang sama dengan Andre lebih lama lagi. Bersama orang seperti Andre sama dengan menghina kecerdasan Martin.
Seandainya Jalan Kumar akan direlokasi, maka Martin akan menjadi orang terkaya di Intrana!
Bastian ikut berdiri dan berjalan ke samping Andre saat melihat Martin sudah pergi dari ruang privat.
"Kak Andre, apa benar nilai perumahan di Jalan Kumar akan naik?"
Andre hanya tersenyum, lalu duduk.
"Tentu akan naik. Ucapan Pak Martin ada benarnya juga. Jalan Kumar adalah gedung tua. Tapi, pemerintah kota tidak dapat merelokasinya, kecuali sudah runtuh, baru akan direlokasi...."
"Tapi, hal yang Pak Martin nggak tahu...."
"Rumah di Jalan Kumar sudah runtuh." Bastian sedikit tertegun.
Andre menganggukkan kepala, lalu menjawab, "Beberapa waktu yang lalu. Saat Tuan William berada di daerah barang antik Jalan Kumar. Aku menarik Tuan William dari pinggir tembok yang runtuh dan menyelamatkan nyawanya. Jadi, rumah di Jalan Kumar, sudah runtuh."
"Sudah runtuh? Kapan?"
Sebuah kejadian gempa bukan hanya tentang terbongkarnya berita palsu Pabrik Minyak Hulu.
Namun, membongkar kondisi gedung tua di Jalan Kumar. Gedung-gedung tua yang terbengkalai dan menjadi gedung yang mengancam lingkungan.
Sebelum perumahan itu hancur, tentu boleh diabaikan. Namun, 10 gedung perumahan di Jalan Kumar runtuh setelah digoncang oleh gempa.
Kali ini tidak ada orang yang mati dan hanya beberapa orang terluka. Namun, bagaimana dengan kelak?
Siapa yang berani bertaruh jika daerah ramai dengan puluhan ribu orang yang berlalu-lalang di Jalan Kumar, gedung tuanya tidak akan runtuh?
Jadi, relokasi pasti harus dilaksanakan di Jalan Kumar.
Pada kehidupan sebelumnya, tidak lama setelah gempa rencana relokasi di Jalan Kumar langsung menjadi topik penting di rapat pemerintah daerah. Kemudian, malam itu juga, harga rumah di Jalan Kumar langsung naik dua kali lipat.
Bahkan, pihak pemerintah daerah melarang adanya transaksi penjualan.
Tidak butuh waktu dua bulan, cukup satu bulan, tidak ada orang yang akan membeli perumahan di Jalan Kumar lagi!
Jalan Kumar terletak di pusat Kota Surawa dengan letak geografis yang menguntungkan. Kalau bukan karena luas area yang terlalu besar dan terlalu banyak yang terlibat di dalamnya. Jalan Kumar seharusnya sudah direlokasi sejak lama.
Kehidupan sebelumnya Andre tidak punya uang, jadi dia hanya bisa bekerja kecil-kecilan seperti mengumpulkan barang bekas dan menjual air mineral.
Namun, sekarang kondisinya telah berbeda. Martin punya 60 miliar dan Andre berjanji modalnya akan naik dua kali lipat. Sementara uang yang lebih dari modal tersebut bukan urusan Martin lagi.
Sampai saatnya tiba, Hotel Riverside juga akan menjadi milik Andre....
Punggung Bastian sampai merinding ketika mendengarkan hal itu. Kemudian, Bastian melihat Hotel Riverside yang megah dan mewah, serta disebut sebagai hotel terbaik di Kota Surawa.