NovelToon NovelToon
Tirani Ibu Mertua

Tirani Ibu Mertua

Status: tamat
Genre:Angst / Romansa / Ibu Mertua Kejam / Tamat
Popularitas:29.7k
Nilai: 5
Nama Author: dee Irma

Ketika cinta tak cukup untuk membangun sebuah rumah tangga.
Sang ibu mertua yang selalu merongrong kebahagiaan yang diimpikan oleh Bima dan Niken.

Mampukah Bima dan Niken mempertahankan rumah tangga mereka, yang telah diprediksi oleh sang ibu yang mengatakan pernikahan mereka tak akan bertahan lama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman Baru Laras

"Pak, tunggu di sini dulu, ya. Saya mau ke dalam, menunggu Laras, biar dia nggak bingung."

Niken turun dari becak, dan berpesan pada tukang becak langganannya untuk menunggu.

Niken menunggu di dekat pintu keluar sekolah, supaya Laras bisa melihatnya dengan jelas.

TENG TENG TENG!

Suara bel, tanda pelajaran berakhir terdengar. Terdengar pula riuh sorak anak anak di beberapa kelas. Niken hanya tersenyum.

"Loh, mamanya Laras, sudah sembuh?"

"Iya." Sahut Niken sambil tersenyum menanggapi sapaan seorang ibu ibu.

Sebenarnya, Niken pun kurang mengenalnya, tapi, tetap berusaha untuk ramah.

"Mama!" Laras berlari kecil sambil menggendong tas ranselnya menuju ke tempat Niken.

"Laras sudah menebak, kalo Mbah yang menjemput."

"Tapi, mama yang jemput!" Seru Niken sambil merentangkan tangannya untuk memeluk putri satu satunya itu.

"Ayo kita pulang!" Ajak Niken sambil menggandeng putrinya.

"Mama, kita naik apa?"

"Mama tadi naik becak, itu, bapaknya masih nunggu."

Laras tersenyum, lalu berjalan bersama mamanya menuju becak.

"Ma, tadi di sekolah ada teman baru, dari Jakarta. Namanya Amanda. Cantik lagi. Memang kalo orang kota itu cantik cantik, ya, kayak artis."

"Memangnya, siapa bilang orang kota saja yang cantik. Di Yogya banyak juga kok yang cantik. Contohnya gadis kecil yang ada di sebelah mama ini."

Niken menjawil hidung putrinya.

"Ah, mama ini. Paling pintar kalo memuji orang."

Keduanya tertawa bersama.

"Ma, lihat itu Amanda, anak baru itu, kok dia jalan sendiri gitu?"

"Dia nggak ada yang jemput?" Tanya Niken.

"Nggak tahu." Sahut Laras menggelengkan kepalanya.

"Pak.. Pak, tolong berhenti sebentar!" Pinta Niken sambil menoleh ke belakang pada tukang becak yang sedang mengayuh pedal sepeda.

"Nggih, Bu." Sahut tukang becak dengan sopan sambil menepikan becaknya di pinggir jalan.

"Kamu tunggu, di sini, biar, mama yang tanya temanmu."

Laras mengangguk.

"Tunggu sebentar, ya, Pak." Pinta Niken sekali lagi dengan sopan pada tukang becak.

"Baik, Bu."

Niken berjalan menghampiri seorang bocah yang sedang berjalan perlahan-lahan, sambil menyeka keringatnya.

"Amanda?"

Gadis kecil tadi mundur dan bersikap waspada, sambil menatap tajam ke arah Niken.

"Jangan takut, saya mamanya Laras, itu anaknya sedang nunggu di becak."

"Amanda!" Teriak Laras sambil melompat dari becak.

Niken hanya bisa geleng-geleng kepala.

Laras berlari kecil menghampiri mereka.

"Kamu ngapain jalan di sini sendiri?" Tanya Laras heran.

"Papaku lupa ninggalin kunci, jadi aku nggak bisa masuk rumah."

Jawab gadis kecil bernama Amanda itu.

"Di rumah nggak ada orang?" Tanya Niken penasaran.

Amanda menggeleng lemah.

Niken menghela napas dalam-dalam.

"Ya, sudah, kamu ikut ke rumah Laras saja dulu, ya. Nanti, Tante hubungi papamu untuk mengabari kamu ada di rumah Laras." Ucap Niken sambil tersenyum.

"Ma, Amanda ikut kita pulang?" Tanya Laras.

"Ya."

"Hore... Ayo Amanda!" Ajak Laras sambil menarik lengan teman barunya itu.

*

"Ayo, cuci tangan cuci kaki dulu! Laras, jangan lupa ganti bajunya ya!" Perintah Niken sambil meletakkan belanjanya, menuju ke dapur.

"Ada siapa itu, Mbak?" Tanya Bude Ning.

"Itu temannya Laras. Katanya anak baru dari Jakarta. Tadi ketemu di jalan, katanya rumahnya terkunci, papanya lupa membaca kunci rumah, jadi dia nggak bisa masuk. Ya sudah, kasian anak kecil siang siang panas gini, di luar, pasti belum makan juga. Ya sudah, aku bawa saja ke rumah. Nanti aku hubungi keluarganya."

Terang Niken sambil menyerahkan plastik belanjaan pada Bude Ning.

"Kasihan." Gumam Bude Ning sambil menerima plastik itu dan membongkar isinya.

"Laras, ajak Amanda makan dulu!"

"Iya, Ma!"

Laras dan Amanda duduk di ruang makan sambil menyantap makan siang mereka.

Niken menghubungi wali kelas Laras untuk meminta nomor telepon papanya Amanda.

Niken menghela napas sejenak, sambil menatap deretan angka nomor telepon yang diberikan oleh Bu guru.

Niken menekan angka angka di ponselnya, lalu menekan tombol panggil.

Tut...Tut... Tut...

Tidak ada jawaban.

"Mungkin, papanya sedang sibuk. Tapi, jika tidak diberitahu, dia pasti bingung. Hmmm, niatku baik, hanya memberitahu bahwa anaknya ada di rumahku. Pasti dia tidak akan marah." Gumam Niken sambil menatap ponselnya kembali.

Lalu mengambil napas dalam-dalam kembali dan mencoba menghubungi lagi.

Dering ke sekian akhirnya panggilan diangkat.

"Ya, halo?" Suara berat lelaki di seberang sana, membuat nyali Niken sedikit ciut.

"Ya, halo. Apa benar ini dengan papanya Amanda?" Tanya Niken.

"Ya, benar, ini dengan siapa?"

"Ini dengan mamanya Laras, temannya Amanda. Tadi kami bertemu dengan Amanda di jalan, katanya rumahnya dikunci, dan dia tidak bisa masuk ke rumah. Jadi sekarang Amanda ada di rumah saya, di rumah Laras."

Ucap Niken dalam satu tarikan napas.

"Tunggu, tunggu sebentar. Amanda tidak bisa masuk rumah? Astaga!" Terdengar suara lelaki itu seperti menyesal.

"Ini dengan mamanya teman Amanda, ya?"

"Iya."

"Baik. Bisa info alamat rumahnya, sebentar lagi saya jemput putri saya."

"Pak, jika bapak sibuk, bapak bisa selesaikan pekerjaan dulu, setelah selesai, Amanda di jemput juga tidak apa apa. Ini Amanda sedang makan siang dengan Laras."

"Oh, apakah merepotkan, Ibu?" Tanya Papa Amanda terdengar sungkan.

"Tidak. Putri saya malah senang ada temannya main ke rumah."

"Baik, Bu. Sekitar pukul tigaan nanti, saya jemput Amanda. Jangan lupa infokan alamat lengkapnya, ya Bu. Maaf merepotkan. Terima kasih, Bu."

"Baik, Pak. Sama sama.

Niken menutup panggilan ponselnya, dan menghembuskan napas lega.

Usai mengerjakan pekerjaan rumah bersama, Laras dan Amanda bermain di dalam kamar Laras, terdengar tawa kecil dan Senda gurau dari dalam kamar putrinya. Niken, hanya bisa tersenyum.

Menjelang sore Bude Ning sudah berpamitan untuk pulang usai selesai menyetrika pakaian.

Niken memasukkan pakaian yang telah disetrika ke dalam lemari, dan mengintip ke kamar Laras. Dua gadis sebaya itu sedang tertidur karena kelelahan.

Niken perlahan keluar dari kamar, dan duduk di sofa sambil memainkan ponselnya membalas beberapa pesan yang masuk dari teman dan Bima.

TOK...TOK..TOK..

Terdengar pintu diketuk. Niken segera berdiri dan menuju ke ruang tamu.

Niken menyingkap tirai jendela dan melihat seseorang berdiri membelakangi pintu.

Niken melirik ke jam dinding di ruang tamu, dan telah menunjukkan pukul tiga kurang.

"Jangan jangan papanya Amanda." Pikir Niken.

Lalu Niken membukakan pintu, dan melihat sesosok lelaki tegap, berwajah tampan, dan tersenyum ramah pada Niken.

"Maaf mengganggu. Benar ini rumah Laras, temannya Amanda." Ucap lelaki itu dengan sopan. Dari suaranya Niken mengenali bahwa ini adalah papanya Amanda.

"Ya, saya mamanya Laras. Tadi yang menelpon Bapak."

"Oh, iya. Maaf merepotkan."

"Nggak apa apa. Oya, silahkan masuk dulu, Pak."

"Oh, saya duduk di teras saja." Ucapnya dengan nada tak enak.

"Kebetulan ini Amanda sama Laras sedang tidur, sebentar saya bangunkan."

"Iya, maaf sekali." Ucapnya kembali sambil meminta maaf.

Niken hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah Papanya Amanda yang serba salah.

Niken membangunkan Amanda.

Gadis kecil itu mengucek matanya, dan meraih tasnya, membereskan buku buku miliknya, dan memasukkan ke dalam tas. Lalu perlahan mengikuti Niken menuju ke teras depan.

"Nah, anak Papa. Maaf, ya, tadi kuncinya tak sengaja papa bawa!" Ucapnya sambil berjongkok menatap putrinya.

Amanda hanya mengangguk pelan sambil terlihat malas.

"Ya sudah, kita pulang, nanti kamu lanjutkan tidurnya di rumah." Ucap lelaki tadi pada Amanda.

Lalu lelaki itu menoleh ke arah Niken yang masih berdiri di ambang pintu.

"Pak, maaf, ini ada sedikit makanan, bisa buat cemilan di rumah nanti." Niken menyodorkan sekotak makanan berisi pisang goreng dan bakwan buatannya.

"Astaga, Bu. Terima kasih banget. Maaf telah merepotkan, malah dibawain makanan gini."

"Ah, nggak apa apa. Lagian saya buatnya kebanyakan juga." Ucap Niken berbasa-basi.

"Baik, Bu. Kami permisi dulu. Sekali lagi terima kasih." Pamit papa Amanda, sambil menggandeng putrinya menuju ke sebuah mobil.

Niken menatap kepergian mereka hingga mobil tak terlibat lagi di jalanan.

1
Sulaiman Efendy
RASAIIN LO BIMA,, NAMA BIMA, KLAKUAN KAYAK DURYODANA...
dee Irma
Mohon maaf, update akan diusahakan secepatnya ya para reader tercinta...
Tenang saja, nggak akan gantung kok, pasti terus berlanjut. 😘😘
and.ochre
Kok ya aku digantung sih…? Lanjut ga thor?! Lanjut ya? Haha
Grace Shower
cepat up tor di tunggu tiap hari nie
ForGoodluck
Duhhh kemana aja aku nih! Seseru ini ceritanya~
TripleAdorable
Kelanjutan cerita author itu kayak hujan ditengah kemarau thor.. alias ditunggu-tunggu!
Garden Rose
wahh kakak author .ini novel keren aku suka. ya meskipun belum selesai aku baca nya . tapi asli keren . nyesel dah pokoknya kalau udah baca gak diselesaiin. semangat ya kak😊😊
Entin Wartini
sdh ada tanda2 akan segera terbuka peeselingkuhan bima
Pai Konyol
Lanjutannya yang banyak yang thor hahaha *banyak nawarnya
monsoonblooms
Ngegantung lagi aja.. dan kenapa pula gantung pas bagian yang seru huaaa gasabar banget deh aku jadinya
girl gang goodies
Thor, kalau capek, istirahat dulu, minum dulu, besok kita lanjut lagi ya :) Aku selalu nunggu author kok!
Widya Pertiwi
Author lagi semangat ngapain nih? Kalau aku sih lagi semangat baca karya2 author dan nunggu kelanjutannya
BeijingBand
Ayok thor mana nih kelanjutannya?
alchemyworks
Bang! Hayati gak bisa tidur nih gegara othor gantungin ceritanya :(
junemoment
Aku galau karenamu Thor! Mana lanjutannya Thor huhuhu
Badai Putih
aaa thanks Thor ma bonus nya makin sayang author deh😘
TickleStar
Yang punya daya tarik bukan magnet aja. Tapi karya author juga, lho! Hahaha.. semangat lanjut kak!
floufrouu
Yo ayo thor! aku selalu mendukungmu dalam doa hehehe
salt sand and smoothies
ayo author semangat terus buat bikin cerita ini lagi ya.aq tunggu.muachhhh😘😘
TickleStar
seru banget novelnya, semangat terus buat author, ku tunggu karya indahnya☺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!