Disakiti, diselingkuhi, tidak dianggap sebagai istri. Itulah yang dialami oleh Sara selama tiga tahun pernikahannya.
Awalnya dia berniat bertahan karena keluarganya memerlukan kebesaran nama suaminya untuk bertahan dalam bisnis. Tapi dia tak tahan lagi.
Lalu kecelakaan terjadi, membuat suami yang tidak pernah mencintainya berubah.
Apa Sara membatalkan niatnya untuk berpisah? Atau dia tetap dalam pendiriannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Marco tersenyum bangga lalu membingkai wajah istrinya dengan lembut. Akhirnya, apa yang dia inginkan terjadi. Lama sekali dia mengharapkan sesuatu seperti semalam. Dan terjadi juga.
Mulai sekarang, dia harus melakukannya lebih sering. Dan berharap salah satu dari ratusan juta prajurit yang dia lepaskan dalam tubuh Sara ada yang berhasil melakukan tugasnya. Membuat istrinya mengandung buah hati mereka.
Lalu, mungkin saja Sara tidak akan pernah lagi berpikir untuk bercerai darinya. Tidak akan berencana untuk meninggalkannya.
Sebuah kecupan diberikan Marco di dahi Sara lalu dia turun dari ranjang dan keluar kamar. Pergi ke taman untuk mengambil beberapa tangkai mawar kuning yang sangat disukai Sara dan membawanya kembali ke kamar.
Tapi istrinya belum terbangun.
"Dia pasti kelelahan" katanya dengan bangga.
Sayang sekali Marco tak bisa menunggu istrinya bangun. Karena dia memiliki agenda rapat dengan klien yang berasal dari luar negeri pagi ini. Dia juga harus melihat proyek baru yang dibangun di wilayah barat sebelum hadir ke pesta malam ini.
Pesta.
Padahal Marco sudah berjanji akan mengajak Sara ke acara apapun yang dia hadiri. Dan segera saja dia mengingkari janjinya sendiri. Karena permintaan Neneknya yang tak bisa dibantah.
Bagaimana caranya dia bisa mematuhi neneknya tanpa menyakiti hati Sara. Padahal Neneknya tidak menyukai Sara sama sekali. Bagaimana caranya Marco memihak diantara kedua wanita yang sangat dia sayangi?
"Kau bekerja hari ini?" tanya neneknya.
"Iya"
"Mana wanita itu? Kenapa tidak bekerja juga?"
"Sara libur hari ini. Perusahaan libur setiap hari Sabtu dan Minggu"
"Memangnya pekerjaan hanya ada di perusahaan saja? Dia juga harus membantu di rumah ini!!"
"Nenek memiliki lebih dari sepuluh pelayan. Kalau belum cukup, aku akan menambah pelayan"
"Kau!!! Seandainya saja kau tidak kehilangan ingatan, kau pasti ... "
Kembali, neneknya mengungkit tentang perbuatan Marco pada istrinya sebelum kecelakaan terjadi.
Seandainya saja dia tidak berpura-pura kehilangan ingatan, neneknya akan membawa Marco ke pengadilan. Memaksanya bercerai dari wanita yang dia cintai. Dan Marco akan berada dalam dilema antara satu-satunya keluarga yang dia miliki. Dan satu-satunya wanita yang dia cintai.
"Memang ada apa dengan kelakuanku sebelum kehilangan ingatan?" tanya Marco mencoba menekan neneknya agar diam.
"Tidak. Pesta malam ini, kau pasti hadir?"
"Aku akan datang ke pesta setelah pulang dari wilayah barat"
"Kau harus datang!!" paksa neneknya membuat Marco curiga.
Dia tidak boleh mengajak Sara dan beberapa kali, neneknya selalu memastikan kalau dia harus datang ke pesta. Banyak gaun di rumah ketika Marco datang kemarin. Itu hanya berarti satu hal.
Malam datang dan Marco telah siap dengan setelan jasnya. Datang ke pesta dimana dia adalah seorang tamu kehormatan.
"Apa nenek sudah datang?" tanya Marco.
"Sudah Tuan, Nyonya Besar ada di ... "
Belum selesai asisten Noel bicara, nenek Marco menghampirinya. Dengan seorang wanita yang menggunakan gaun berwarna hitam. Benar perkiraan Marco, ternyata neneknya memiliki rencana seperti ini.
"Marco cucuku!!" sapa neneknya.
Sial. Karena di tempat umum Marco tidak bisa bereaksi keras pada kehadiran wanita itu. Dan lagi, kenyataan bahwa dia sering membawa wanita itu ke tempat umum sebelum kecelakaan terjadi. Juga disembunyikannya masalah amnesia Marco, membuat dia tak bisa melakukan apa-apa.
"Nenek" jawabnya.
"Apa kau ingat Naya?" tanya neneknya tidak membuang waktu.
"Dia ... Wanita yang datang ke rumah sakit, menyakiti Sara. Kenapa dia ada disini?" tanyanya mempertahankan kehilangan ingatannya.
"Dia adalah anak dari sepupu jauh nenek. Kau melupakannya karena kehilangan ingatan. Tapi sebenarnya hubungan kalian sangat dekat tiga tahun terakhir" jelas neneknya.
"Apa? Tidak mungkin" tolaknya.
Lalu datang penyelenggara pesta untuk menyapa mereka.
"Selamat datang Tuan Marco, Nyonya Varamus dan ... Nyonya muda" sapa penyelenggara pesta membuat semuanya semakin rumit.
"Pesta yang sangat meriah. Aku menyukainya"
"Terima kasih Nyonya Varamus. Nyonya muda, Anda sangat cantik sekali malam ini. Tuan Marco pasti bahagia didampingi wanita secantik Anda. Silahkan menikmati pesta ini"
Apa yang harus Marco lakukan? Apa dia harus pura-pura pingsan lagi seperti di rumah sakit? Tapi ... Seorang pewaris keluarga Varamus yang merupakan tamu kehormatan pingsan di hadapan banyak orang? Marco tak mungkin melakukan itu.
"Kau dengar apa yang penyelenggara katakan" kata neneknya.
"Naya, adalah wanita yang pantas berada di sisimu" lanjut neneknya lalu menyodorkan tangan wanita itu ke hadapan Marco.
"Tidak" jawabnya bersikeras.
"Nenek tahu kau pasti bingung sekarang. Tapi setidaknya, jangan mempermalukan nenek di depan umum. Pegang tangan Naya sekarang dan kita akan berkeliling menyapa banyak orang!!"
Merasa tidak punya jalan keluar lain, Marco terpaksa melakukan apa yang diinginkan neneknya. Menerima tangan wanita itu dan mulai berkeliling menyapa semua orang.
"Apa kau dengar? Semua memuji penampilan kalian berdua. Kalian berdua memang sangat serasi!!" seru neneknya senang. Tapi Marco merasa bersalah pada istri yang dia cintai. Yang baru saja bercinta dengannya semalam. Yang ... Ternyata hadir di pesta ini.
Marco terpaku. Tubuhnya kaku karena mendapat tatapan mata dari istri yang dia cintai ketika sedang memegang tangan wanita lain.
"Mau apa wanita penggila uang itu?"
Marco mendengar pertanyaan Naya dan merasa kesal. Dia segera melepas pegangan tangannya dan ingin menghampiri Sara. Tapi neneknya menghalangi.
"Jangan mempermalukan keluarga kita di depan umum!!"
Marco menahan diri meski hatinya tidak terima. Dan Sara ... Hanya melihatnya tanpa ekspresi.
"Selamat malam Nyonya Besar Varamus, Tuan Marco Varamus dan kata orang Nyonya Muda Varamus" sapa ayah mertua Marco dengan nada satir yang kuat.
"Selamat malam. Tidak disangka keluarga kalian hadir di pesta ini" jawab nenek Marco dengan arogan. Berusaha memperlihatkan perbedaan diantara dua keluarga.
"Kami adalah pengusaha baru. Tapi kami terus bekerja keras untuk menaiki tangga kesuksesan dengan tangan sendiri. Karena ingin membuktikan bahwa kami mampu berdiri di atas kaki sendiri. Agar tidak dituduh memanfaatkan nama besar orang lain"
Jawaban ayah Sara membungkam Marco dan neneknya.
Lalu Sara dan kedua orang tuanya pergi, meninggalkan Marco dan neneknya seolah mereka sebagai tamu kehormatan tak penting lagi.
Marco mendekati neneknya, khawatir kalau perkataan ayah Sara memberi efek buruk bagi kesehatan pemimpin keluarga Varamus itu.
"Apa kau mendengar perkataan ayah wanita itu? Apa kau tahu kalau mereka sebenarnya memanfaatkan nama keluarga Varamus tiga tahun lalu? Dan menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan?"
"Apa?"
Kenapa neneknya bicara seperti ini?
"Untung saja ada Naya dan keluarganya yang membantu kita. Marco, nenek tahu kau tidak mengingat semua itu tapi yakinlah pada ucapan Nenek. Hanya Naya, satu-satunya wanita yang pantas untukmu"
Ternyata neneknya berusaha memaksakan kenangan palsu di otaknya. Marco kecewa sekali pada neneknya.