Hai gusy, harap maklum ya novel ini masih banyak typo, karena masih dalam tahap revisi, revisi lambat!
Seorang guru beladiri perempuan termuda yang masih berumur 19 tahun di kota X terpaksa dieksekusi hukum mati, karena dituduh sudah menjual informasi tentang perguruan mereka, dia adalah guru beladiri termuda sepanjang sejarah perguruan mereka, siapa sangka setelah dihukum mati perempuan itu memiliki kesempatan kedua untuk hidup, sayangnya dia bertransmigrai ke dalam tubuh seorang gadis SMA yang cupu dan kerap sekali dibully.
Saat sudah berada di dalam tubuh gadis cupu itu, gadis itu di hadapan dengan dua masalah di dua tempat yang berbeda.
Bersamaan dengan itu Laura bertemu dengan seorang guru muda yang mungkin bisa membantu dirinya keluar dari beberapa masalahnya.
Penasaran dengan kisah Laura? kuy kepoin hanya di Noveltoon!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Pertarungan
Bismillahirohmanirohim.
"Huf, lega rasanya sudah tidak ada penganggu lagi di sekolah, tapi gue baru inget bentar lagi ujian akhir semester dan gue punya perjanjian sama Vano. Tahun ini gue harus jadi juara umum." ucap Laura pada diri sendiri.
Vano tak sengaja mendengar apa yang diucapkan sepupunya itu ikut menimpali. "Kenapa? Lo takut kagak bisa juara umum? Buktiin lah kalau lo bisa juara umum, kan lo yang nantang gue."
Laura langsung membalikan badannya menoleh pada sumber suara, Laura mendengus kesal ternyata benar Vano.
"Harusnya lo yang khawatirin diri lo, bisa kagak jadi lulusan terbaik tahun ini."
Vano tersenyum miring. "Tentu gue bisa, lo ngeraguin gue?"
Laura menggeleng, sedetik kemudian dia kembali bicara. "Lo jangan terlalu percaya diri gitu, kalau lo nggak jadi lulusan terbaik. Lo bakal nyesel. Gue mau ke kelas dulu." Laura pergi begitu saja meninggalkan Vano.
Tentu Vano merasa kesal pada Laura. Walaupun Vano sudah sering membela Liana. Tapi tetap saja mereka berdua masih sering sekali bertengkar. Vano masih gengsi, jika mengakui dia sudah tak membenci Liana lagi. Maka dari itu Vano sering sekali membuat kesal Liana.
Laura melgakahkan kaki Liana menuju kelas mereka, sekolah Marga Jaya sudah kembali normal seperti biasanya setelah kejadian 1 minggu yang lalu .
"Gue salah, walaupun Gina sama Jessica pergi, ternyata masih ada penganggu. Nggak di rumah, nggak di sekolah si Vano selalu cari gara-gara sama gue." oceh Laura.
Setelah kejadian itu, dimana semua membuktikan jika Jessica dan Gina yang bersalah, selalu ingin mencelakai Liana. Akhirnya pihak sekolah dengan tegas memutuskan untuk mengeluarkan Jessica dan Gina dari sekolah.
Sekolah negeri dan elit manapun tak akan mau menerima Gina dan Jessica. Karena mereka dikeluarkan dengan tidak hormat dari sekolah Marga Jaya.
Jika dan Gina hanya dapat diterima, di sekolah para murid buangan saja. Tadinya Glen memutuskan ingin mempenjarkan Gina dan Jessica. Sayang Laura tidak setuju..
Laura ingin Jessica dan Gina bisa melanjutkan pendidikan mereka. Sedangkan pak Handoko dan dua guru lainnya yang melakukan hal sama seperti Handoko. Mereka harus mendekam di dalam penjara.
Sekarang kepala sekolah Marga Jaya itu adalah pak Jarwo. Glen sendiri yang mengakat pak Jarwo sebagai satpam.
Para guru sebelumnya tidak terima atas keputusan Glen, karena mengakat seorang satpam menjadi kepala sekolah.
Tapi setelah Glen mengekaurkan data-data pak Jarwo semuanya terdiam, ternyata pak Jarwo sarjana S2, beliau sengaja dikirim oleh pemilik sekolah Marga Jaya untuk menjadi mata-mata di sekolah tersebut.
Kembali pada Laura atau Liana..
Gadis itu baru saja masuk sudah disambut teriakan dari Zara. "Lianaaaa........! Akhirnya lo dateng juga."
Seperti biasa hampir 1 kelas menutup kuping mereka. "Berisik Zara!" ucap satu kelas hampir serempak.
Sayang sekali Zara tidak peduli. Dia mengabaikan teriakan teman-teman sekelasnya. Sekarang dia hanya ini mengobrol bersama Liana.
Tak lama setelah itu kelas kembali mormal. Kegiatan di sekolah Marga Jaya sudah dilakukan seperti biasanya..
Sekarang sudah bayak orang di sekolah Marga Jaya, yang tidak berani mengusik Liana lagi.
Mereka tidak mau bernasib sama seperti Jessica dan Gina, di keluarkan dari sekolah nomor 1 ternama di kota tersebut..
***
Pulang sekolah pun tiba, seperti biasa setiap pulang sekolah Laura haru pergi ke perguruan Kalam Kilat..
Sampai detik ini Laura belum juga menemukan bukti untuk kebenaran tenangn dirinya. Walaupun begitu Laura tak menyerah sama sekali. Dia terus mencari kebenaran itu sampai dia dapat.
"Terima kasih kakakku yang paling baik." ucap Laura sambil turun dari mobil Vano..
"Nye, nye, nye, nye." kesal sekali rasanya Vano pada Liana.
Tok
Tok
Tok
Laura mengetuk kaca mobil Vano, sebelum mobil itu pergi dari arena perguruan Kalam kilat. Dengan malas Vano membuka kaca mobilnya.
"Apa?" tanya Vano garang.
"Seet, santai bang. jangan mara-mara nanti cepet tua." Vano memutar bola matanya malas dendengar oceh han Liana.
"Kalau lo nggak ngomong penting gue mau cabut." Vano kembali menyalakan mesin mobilnya.
Perlahan mobil Vano meninggalkan arena perguruan Kalam kilat. Laura melangkah masuk ke dalam perguruan Kalam Kilat.
Tak perlu berleha-leha Laura langsung mengganti seragam sekolahnya dengan seragam perguruan Kalam kilat.
Setelah itu Laura langsung pergi ketempat latihan murid baru perguruan Kalam kilat.
Guru Han melihat satu persatu murdi baru yang dia tangani. "Latihan kali ini, kalian akan berduel 1 lawan satu." ucap guru Han, dia akan mulai memberikan intruksi.
Mengingat 2 minggu lagi akan ada lomba di perguruan Kalam kilat, membuat semua murid maupun guru banyak melakukan latihan.
"Peraturannya siapa yang jatuh lebih dulu dia akan dinyatakan kalah. Setiap yang menang akan kembali melawan 1 orang lagi, begitu seterusnya sampai pemenangnya kalah."
"Apa kalian semua suda jelas?" tanya guru Han memastikan.
"Siap guru!" jawab mereka serentak.
"Baiklah ayo kita mulai, peserta pertama Andi dan Bara."
Kedua orang yang disebut oleh guru Han itu, masuk ke dalam arena pertarungan. "Kalian sipa?" Bara dan Andi mengangguk yakin.
"1, 2, 3 mulai."
Pertarungan Bara dan Andi sedikit sengit. Keduanya sama-sama kuat, sampai 15 berlalu barulah Andi bisa menjatuhkan Bara.
Ronde pertama Andi pemenangnya. Setelah itu pertarung kembali dimulai, setiap yang menang dan kalah selalu bergantian satu sama lain, tapi ada juga yang sampai berhasil menang sampai 2 atu 3 kali.
Hampir 2 jam pertarungan anter perorangan itu berlangsung, kini hanya tersisa 5 orang lagi dari 30 murdi baru.
"Peserta nomor 25 Liana, sihlakan maju." suruh ketua Han.
Laura langsung keluar dari barisnya. "Mohon bantuannya ketua Han." ucap Laura mengangguk sopan pada gurunya itu.
Setelah itu Laura segera masuk ke dalam arena pertarungan. Laura dan lawanya saling, menganggukkan kepala mereka masing-masing.
"Mohon bantuannya kawan." ujar Laura tersenyum begitu juga dengan lawanya.
"Mohon bantuannya lawan." ucap lawan Laura pula.
"Mulai.!" ucap guru Han.
Serangan demi, serangan keduanya lakukan, hampir seimbang kekuatan keduanya, tapi tak ada yang tahu jika Laura tidak bertarung dengan sungguh-sungguh, sampai 10 menit berlalu barulah Laura bisa menjatuhkan lawannya.
"Maafkan aku kawan, tapi aku sudah bosa dan pasti tidak akan ada yang curiga, jika saya cepat melumpuhkan lawan." batin Laura.
Satu tendangan mendarat di perut lawan Laura dan dia langsung tumbang begitu saja. "Liana pemenangnya." semua orang bertepuk tangan.
Pertarungan dilanjutkan sampai 4 orang yang tersisa dan lagi-lagi dari 4 orang itu Liana lah pemenangnya.
"Selamat Liana paling banyak mengalahkan lawan." ucap guru Han, semua orang. bertepuk tangan, walaupun tetap ada yang tidak menyukai Liana..
ini akun baru ku jd ulang lg level. yg dulu udah level 10