Sibadgirl, Kelebihan Hormon

Sore hari nya Naila sedang memandikan Lala setelah pulang dari pantai. Naila sedikit lupa akan kesedihan nya karena sudah berlibur di pantai.

Saat Naila sedang memakai kan Lala baju tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Naila.

Tok tok tok

"Masuk, " ucap Naila yang masih sibuk dengan anak nya itu.

Orang yang mengetuk pintu itu masuk dan menghampiri Naila yang sedang memakai kan Lala baju.

"Baru selesai mandi cucu Opa? " tanya Panraj melihat kearah Lala yang sedang aktif, tangan dan kakinya Gerak-gerak membuat Naila susah memakai kan baju.

"Eh papa, baru pulang ngantor?kok sore'an biasanya kan mau maghrib baru pulang! " tanya Naila kepada Panraj.

"Iya papa pulang lebih awal, " sahut Panraj.

"Aapa, " Lala tiba-tiba bersuara menyebutkan kata 'papa'.

Naila dan Panraj terkejut mendengar suara Lala yang kecil itu. Lala sedang melihat kearah nakas yang terdapat foto Samar, dia seakan baru saja mengatakan bahwa yang di foto itu adalah sang ayah.

"Kamu rindu papa sayang? " tanya Naila saat menyadari arah pandang Lala. Lala menatap Naila yang baru saja berbicara itu kemudian Lala tertawa dan membuat Naila tersenyum melihat tawa Lala.

'Seperti nya Lala bisa merasakan akan datangnya Samar, 'batin Panraj.

Sebenarnya Panraj sudah tahu bahwa Samar masih hidup tapi Panraj tidak memberi tahu Naila karena permintaan dari Samar, Samar mau memberi kejutan kepada Naila jadi Panraj tidak memberi tahu Naila.

Kira-kira Naila akan marah gak kalau tau bahwa Samar masih hidup tapi tidak mengatakan lebih awal kepada nya? Kalau author sih marah yahh xixixi.

"Coba bicara lagi cucu Opa," pinta Panraj.

Lala hanya tertawa kearah Panraj dan membuat Panraj gemes.

"Sini Lala sama papa aja Nai, kamu mandi dulu. " ucap Panraj Hendak mengambil alih Lala yang baru saja berpakaian.

"Eh eh gak pa, papa aja yang mandi dulu, papa baru pulang kerja mandi dulu baru main sama Lala. " tolak Naila.

"Yahh papa mau sama Lala, "

"Mandi dulu Sana pa, "

"Huff, baiklah papa akan mandi." Putus Panraj lalu mencium pipi gembul Lala setelah itu Panraj keluar dari kamar Naila.

Setelah Panraj pergi Naila merebahkan diri dikasur bersama dengan Lala. Naila mengambil foto Samar yang diatas nakas.

"Kamu rindu papa sayang? " ucap Naila sembari melihatkan foto Samar pada Lala.

"Paa, " ucap Lala lagi.

"Kamu sudah bisa bicara sayang? " senang Naila saat mendengar Lala berbicara sedangkan Lala yang ditanyai hanya tertawa.

"Coba sebut mama sayang, " pinta Naila.

Lala hanya memerhatikan gerakan bibir Naila. Naila akan mengajari Lala berbicara.

"Ikuti mama ya, M A M A. " Naila berucap pelan agar Lala bisa menangkap gerakan bibir Naila.

Lala membuka mulut nya seakan hendak menirukan gerakan bibir Naila tapi dia belum bisa mengatakan nya. Jadilah dia hanya mangap mangap saja menggerakkan bibir nya.

Naila terkekeh lalu meletakkan foto Samar kembali ke nakas. Naila memeluk Lala dengan sayang.

"Mama rindu papa sayang, jika sekarang papa ada disini pasti papa senang karena kamu sudah bisa menyebut kata PAPA, atau kalian berebut nen dengan mama. " Naila terkekeh saat mengingat bagaimana Samar juga menginginkan nen saat Lala sedang nen.

"Nen, " ucap Lala sambil menepuk-nepuk dada Naila, Naila yang asal nya melihat kearah langit-langit sekarang beralih melihat Lala yang sedang menepuk-nepuk dada nya.

"Lala mau nen sayang? " tanya Naila. Lala membuka mulutnya dan mengendus-endus dada naila seakan ingin mencari ****** payudara Naila. Naila terkekeh dan membukakan baru nya lalu mengeluarkan sebelah payudara nya. Lala segera melahap payudara Naila itu.

"Untuk sekarang kamu tidak berbagi nen dengan papa ya, " kekeh Naila yang melihat sebelah tangan anak nya itu memegang payudara Naila yang masih terbungkus bra itu.

Lama menyusui membuat Lala dan Naila tertidur di sore hari.

****

Maghrib tiba Naila baru saja terbangun. Naila melihat kearah samping ternyata Lala masih tidur dengan keadaan masih mengulum payudara Naila, Naila melepaskan emutan payudara nya secara perlahan agar tidak membangunkan Lala.

"Huh aku harus mandi, " ucap Naila saat sudah berhasil melepaskan emutan Lala pada nya. Naila berjalan menuju kamar mandi untuk segera mandi karena badannya sudah lengket. Beruntung Naila sedang menstruasi jadi dia tidak terburu-buru mandi untuk sholat.

Selesai mandi Naila berjalan kearah nakas dan mengambil ponselnya yang berbunyi saat dia mandi tadi beruntung bunyi dari ponsel Naila tidak membangunkan Lala yang sedang tidur itu.

Naila melihat 5 panggilan tak terjawab dan 1 pesan dari sang papa,

"Kok papa telpon aku? Kenapa gak datangin kekamar saja? " gumam Naila bertanya-tanya lalu Naila melihat isi pesan yang dikirimkan oleh Panraj.

[Nai papa pergi setelah mandi tadi karena ada urusan mendadak, nanti malam kita makan di restoran ya karena papa ingin makan malam bersama sudah lama kita tidak makan malam diluar, papa sudah minta bi Ijah tidak memasak makan malam, kamu datanglah bersama Lala jam 8 malam yah nanti tempatnya papa shareloc. Dan jangan lupa dandan yang CANTIKK!!].

Begitulah isi pesannya.

"Tumben papa ngajak makan diluar, apakah papa ingin mengenalkan ku dengan laki-laki lain? Biasanya kan kalau orang tua tiba-tiba mengajak makan malam tiba-tiba pasti ingin mengenalkan anaknya, " monolog Naila. Naila berpikiran bahwa Panraj akan menjodohkan nya dengan laki-laki lain mengingat Samar tidak ada kabarnya sama sekali.

"Kalau papa mau jodohin aku dengan laki-laki lain aku tidak akan mau karena aku masih menunggu Samar sampai kapanpun. " gumamnya lalu berjalan menuju walk in closet untuk mencari dress. Karena jam sudah menunjukkan pukul 7 Naila akan segera bersiap lalu akan membangunkan Lala untuk bergi ketempat restoran yang sudah diberitahu Panraj.

Setelah berpakaian Naila merias dirinya.

"Selesai, " ucapnya saat melihat penampilannya didepan cermin. Naila berjalan menuju ranjang sambil membawa dress warna hitam untuk Lala, dress Lala senada degan Naila. Naila membangunkan Lala yang terlihat nyenyak dalam tidur nya sebenarnya Naila tidak tega membangunkan anaknya itu tapi seperti sang papa sudah menunggu karena waktu tinggal setengah jam lagi.

"Sayang bangun yukk, kita mau pergi. " Naila memciumi seluruh wajah Lala dan berhasil membuat anaknya itu terusik dan membuka matanya.

Naila terkekeh melihat Lala yang sedang memandang seakan bertanya kenapa membangunkan ku ma?.

"Kita mau pergi sayang, jadi kamu jangan rewel ya. " ucap Naila sambil menggantikan Lala baju, beruntung Lala tidak menangis karena dibangunkan biasanya bayi akan menangis jika tidurnya diganggu.

Setelah selesai Naila memakai kan dress bayi kepada anaknya itu Naila segera pergi menuju restoran yang diantarkan oleh pak Gojo supir pribadi Naila.

***

Sesampainya direstoran tersebut Naila mencari-cari keberadaan sang ayah.

"Papa dimana yahh kok gak ada! " Naila masih celingak-celinguk mencari keberadaan sang ayah, seharusnya ayahnya sudah direstoran kan? Karena Naila datang terlambat 20menit.

Seorang pelayab restoran datang menghampiri Naila dan Lala yang berada digendongan Naila.

"Ada yang bisa kami bantu mba? " tanya pelayan perempuan tersebut.

"Ah iya, saya sedang mencari papa mba. " sahut Naila.

"Apakah anda Naila? " tanya pelayan itu.

"Benar mba, "

"Kalau begitu ikuti saya kelantai atas karena ayah anda sudah menunggu di atas, " ucap pelayan itu sambil menggiring Naila keatas.

'Pantes gak ada ternyata papa diatas, ' batin Naila

"Silakan masuk mba. " ujar pelayan itu saat sudah sampai didepan pintu lantai dua.

"Kok sepi? Papa booking tempat ini mba? " tanya Naila.

"Benar mba. "

"Oo kalau begitu terimakasih sudah mengantar saya mba, "

"Sama-sama mba. " pelayan itu segera pergi dari sana dan Naila segera masuk.

"Maaf pa Naila telat karena jalannya macet, " ucap Naila tanpa melihat kearah sang ayah karena Naila sedang fukos ke Lala.

Degg

Saat sampai di meja makan Naila terkejut dengan siapa yang dilihatnya. Semua orang yang ada disana tersenyum manis kearah Naila.

"S-samarr." Ucap Naila terbata karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Naila melihat ada Samar,sang ayah dan pasangan paruh baya sedang tersenyum kearahnya.