Sistem Pilihan

Jasmine segera pergi setelah Kris mengangguk, sebenarnya ia enggan pergi namun banyak murid yang saat ini berada didekat Kris.

''mau ikut nggak?'' tawar Kris pada Alan.

''nggak'' tolak Alan.

''kenapa?'' tanya Kris cemberut.

''kalian kan mau cari orang dan bukan mau ngapa-ngapain jadi tak perlu ditemenin'' jawab Alan.

''hmph nggak asik, padahal kemarin mau mampir ke vila gue setelah pulang sekolah'' gerutu Kris.

''baiklah baiklah gue ikut'' Alan mengalah.

''yesss hehehe'' kekeh Kris senang.

'elo emang beda Kris, disaat banyak pria yang hanya ingin jalan berdua dengan Jasmine maupun Mika tapi tak kesampaian sedangkan elo malah membuang kesempatan emas itu hingga dua kali lagi. Apa elo masih nggak nyadar kalau mereka berdua udah kecantol sama lo. Yahhh bukan salah mereka juga sih kalau kecantol sama lo secara elo sangat baik dan royal, kalau gue jadi cewek maka dipastikan gue juga bakalan kecantol sama lo'' batin Alan sambil menatap Kris yang senang karena dirinya mau ikut.

Pelajaran pun dimulai lalu beberapa jam kemudian hingga terdengar suara bel istirahat.

KRINGGGGGG

Kris dan Alan segera berjalan menuju kantin dengan dipandangi para murid sepanjang perjalanan.

Sebenarnya Kris dan alan merasa risih namun mereka tak bisa berbuat apa-apa, tak mungkinkan mereka menyuruh semua orang menutup mata saat mereka berdua lewat.

Tak hanya siswi yang ingin dekat dengan Kris, namun para siswa juga. Mereka menyesal sudah memperlakukan Kris dengan buruk dulu dan sekarang semakin menyesal saat Alan mendapatkan sebuah motor sport seharga satu milyar lebih secara cuma-cuma karena dulu sering menolong Kris secara sembunyi-sembunyi.

Sesampainya keduanya di kantin, kelompok Erik, kelompok Bimo dan kelompok Crystal tak berani menatap Kris dan hanya tersisa dua kelompok pembully yang masih menatap Kris dengan dingin namun Kris tak mempermasalahkannya asalkan mereka tak mengusiknya. Lain cerita kalau mereka mencari gara-gara padanya maka dirinya akan bertindak.

Tak mungkinkan Kris membiarkan dirinya ditindas saat dirinya sudah memiliki sistem.

"yahhhh penuh nih, mau duduk dimana kalau begini" Kris menghela nafas lelah.

"mau nunggu yang lain kelar, pasti nggak sempat lagi" sambung Alan.

''KRISSSS SINI'' Teriak Mika sambil melambai pada Kris.

Mau tak mau kris dan Alan bergabung bersama Mika dan Jasmine sebab seluruh kursi di kantin sudah kosong kecuali meja lima kelompok pembully.

''pesanlah, kali ini gue yang traktir'' ucap Mika.

''mana ada cewek yang bayarin, gue aja kayak biasanya'' tolak Kris.

Jasmine dan Mika terpaksa mengangguk karena tau perkataan Kris tak bisa di tolak.

''elo kan mau cari orang yang bisa ngurus perusahaan, memangnya perusahaan apa biar nantinya lebih mudah menemukan orang yang cocok?'' tanya Jasmine.

''perusahaan pertambangan, tapi kalau bisa gue ingin mencari orang yang serba bisa dalam mengurus semua perusahaan termasuk hotel dan lainnya. Kalau masalah gaji, berapapun gue bayar'' jawab Kris.

''perusahaan pertambangan'' beo Jasmine lalu teringat dengan sebuah perusahaan pertambangan yang baru-baru ini berganti pemilik dan pemiliknya masih misterius.

''jangan bilang perusahaan pertambangan itu bernama PT Batu Mulia?'' tebak Jasmine.

''ehhh kok lo tau'' Kris terkejut karena Jasmine menebak dengan benar.

''astagaaaa jadi orang yang saat ini dicari banyak orang adalah elo'' ucap Jasmine geleng-geleng kepala.

''kenapa mereka mencari gue?'' bingung Kris.

''sebab PT Batu Mulia memiliki banyak barang berkualitas tinggi, bahkan mereka menemukan tiga tambang terbaru dan hal itulah menjadi incaran banyak orang untuk membangun kerja sama'' jelas Jasmine.

''ohhh begitu, elo tau banyak hal rupanya'' puji Kris hingga membuat Jasmine senang.

''gue adalah pewaris satu-satunya di keluarga gue, tentu saja gue harus tau banyak hal''ucap Jasmine percaya diri.

Mika terdiam mendengar pujian Kris pada Jasmine, entah kenapa perasaannya menjadi tak enak dan marah.

'kemarin Jasmine yang cemburu dan sekarang Mika yang cemburu, bisa-bisa persahabatan mereka hancur karena cinta mereka pada Kris. Sebenarnya mereka bisa juga bersatu sama seperti kedua pacar Kris yang mau berbagi satu sama lainnya' batin Alan.

''gue boleh ikut dengan kalian nggak?'' tanya Mika.

''boleh'' jawab Kris mengangguk hingga membuat muka senang dan malah membuat Jasmine sedih karena mengira hanya dirinya yang akan bersama Kris.

Alan mengetahui kesedihan Jasmine lalu berkata.

''gue juga ikut''

Perkataan Alan sukses membuat Jasmine dan Mika menghela nafas karena lagi-lagi Alan ikut sebab kalau Alan ikut maka Kris selalu menempel padanya dan tak mau dekat dengan mereka.

'hehehe membuat cewek kesal memang menyenangkan, asalkan bukan cewek lo aja. Kalau tidak ....' batin Alan terkekeh dan tak melanjutkan perkataannya sebab sudah tau hasil akhirnya kalau membuat pasangan marah.

''Kris bayarin kita-kita juga dong'' celetuk salah satu siswa.

''boleh, ambil aja yang kalian mau nanti aku yang bayar'' jawab Kris tak membuang kesempatan untuk menghasilkan uang.

''beneran nih?'' tanya si siswa kembali memastikan.

''hmmm catat saja apa yang kalian ambil, nanti gue yang bayar'' angguk Kris.

''yesss terima kasih Kris'' ucap si siswa yang ternyata sekelas dengan Kris.

''kalau kita gimana Kris?'' tanya siswa yang kelasnya berbeda dengan Kris.

''siapa saja yang mau ambil saja, nanti gue bayar'' jawab Kris hingga semua murid yang ada di kantin kegirangan, gegas mereka mengambil makanan yang mereka mau.

''catat saja bu, nanti aku yang bayar'' ucap Kris pada para ibu-ibu yang berjualan di kantin sekolah.

''HOREEEEEEEE''

Tak hanya para murid yang senang, para ibu-ibu yang berjualan dikantin juga senang karena dagangan mereka laris manis, bagaimana tidak laris manis kalau para murid mengambil dalam jumlah banyak sebab dibayarin seseorang.

Bukan hanya para murid yang ada dikantin yang berebutan, ternyata para murid yang tidak ada di kantin juga bermunculan sebab berita Kris mentraktir satu kantin menyebar dengan cepat.

''kalau kalian mau balik duluan balik aja, gue perlu nungguin mereka kelar dulu'' ucap Kris saat melihat masih banyak para murid mengantri mencatat belanjaan mereka.

Mika dan jasmine pergi lebih dulu sebab jarak kelas mereka dari kantin adalah yang paling jauh sedangkan bel masuk sebentar lagi berbunyi.

Alan sendiri tetap duduk disamping Kris sambil menggelengkan kepalanya saat melihat para murid berebutan makanan.

''ckckck'' decak Alan tak habis pikir.

KRIIINNGGGGGG

Tiba-tiba bel masuk berbunyi dan barulah para murid membubarkan diri dan tentunya sudah mencatat belanjaan mereka.

''berapa bu?'' tanya Kris.

''hehehe belum dihitung nak'' kekeh para ibu-ibu.

''bagaimana kalau pulang sekolah nanti saya kesini lagi untuk membayar'' usul Kris sebab tak punya waktu lagi kalau menunggu semuanya dihitung.

''ide bagus nak, pergilah ke kelasmu dulu'' ucap salah satu ibu penjual dan diangguki yang lainnya.

Kris mengucapkan terima kasih atas pengertian para ibu-ibu lalu menuju kelasnya bersama Alan untuk mengikuti pelajaran lagi

Beberapa jam kemudian bel pulang sekolah berbunyi, Kris dan Alan pergi menuju kantin terlebih dahulu sebelum menemui Jasmine dan Mika di parkiran sekolah.

Setelah membayar makanan dikantin bahkan melebihkannya, Kris dan Alan segera menuju parkiran sekolah.

''ayo pergi'' ajak kris lalu mereka menaiki kendaraan masing-masing.