Aqila gadis cantik berusia delapan belas tahun yang baru saja menyelesaikan pendidikan nya di negara Finlandia.
Malam itu untuk merayakan kelulusan nya, Aqila berhasil kabur dari penjagaan ketat para bodyguard milik kakak nya.
Tetapi siapa yang menyangka gadis itu malah kabur ke sebuah night club terkenal di kota tempat ia tinggal dan terjebak oleh sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan?
Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Sesuatu seperti apa yang akan menimpah dirinya? Atau mungkin sebuah jebakan?
Note:- Agar mengerti jalan cerita sebelumnya, disarankan membaca karya "Terjebak Cinta Om Mafia Possesive"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-29-
"Sutt.. Jangan menangis baby girl" Ucap lembut Bram menyeka air mata Aqila dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik itu.
"Jahat hikss, aku benar-benar membenci mu hikss*
" Aku pun mencintai mu, sayang"
Jlebb!
"Arghh!! Sakit hikss sakit!!" Teriak Aqila semakin membenarkan kuku panjang nya pada bahu Bram.
"Aku sedang mencoba bersabar agar tidak menggerakkan nya sekarang, sayang. Jadi jangan berbicara yang membuat ku semakin emosi, oke?"
Aqila tidak menyahut, air mata nya terus mengalir dari sela-sela kelopak mata nya yang tertutup karena menahan sakit pada inti nya.
Sudah lima menit lama nya semenjak Bram menerobos masuk begitu saja tanpa pemanasan, tetapi inti Aqila masih terasa sangat sakit, nyeri, dan perih.
"Sayang" Bram kembali bersuara dengan wajah yang berada di tengah-tengah gunung tak berkacamata milik Aqila.
"Ternyata benar kata teman-teman ku, ini enak dan sangat menjepit"
Mendengar ucapan itu seketika Aqila langsung menjambak rambut Bram tanpa perasaan lagi sebagaimana pria itu memasuki nya tanpa pemanasan lagi.
"Awww!!" Teriak kesakitan Bram mencoba melepaskan tangan Aqila.
"Bajiingan! Brngsek! Aku benar-benar ingin membunuh mu sialan!" Maki Aqila dengan suara serak nya.
Tidak berhasil melepaskan tangan Aqila dari rambutnya, lantas Bram kembali menghentakkan semakin masuk di bawah sana.
Jlebb!
"Arrghh!!" Jambakan Aqila terlepas dan dengan cepat Bram kembali menahan tangan yang tadi nya ia ikat dengan dasi.
"Stt.. Sepertinya lebih baik tangan mu di ikat saja"
"Tidak! Lepaskan aku!"
"Berhenti berteriak sayang, sisa kan suara mu untuk mendesaah"
Bram kembali meraih dasi nya dan berniat kembali mengikat tangan Aqila, tetapi dengan cepat gadis-- ralat maksud nya, wanita itu langsung mengigit lengan Bram.
"Stt.. Sayang sakit" Gumam pelan Bram.
"Lepaskan tangan ku!" Tekan Aqila dengan gigi yang masih mengigit kuat lengan Bram.
"Baik-baik akan aku lepaskan, tapi jangan melawan atau aku akan melakukan nya dengan kasar"
Tidak memberikan jawaban tetapi Aqila semakin menguatkan gigitan nya. Tidak ada air mata lagi yang mengalir kini diganti kan dengan tatapan kebencian nya.
"Lepaskan gigitan nya, maka akan langsung aku lepaskan"
Tidak kunjung melepaskan gigitan nya, yang ada Aqila malah semakin menjadi. Hal itu membuat Bram geram, lantas pria itu kembali menghentakkan begitu dalam sang adik di bawah sana.
"Arrghh!" Gigitan di lengan Bram terlepas karena pekikan kesakitan Aqila.
Dengan cepat Bram mellumat rakus bibir terbuka Aqila dan mulai menggerakkan pinggull nya.
"Emmhh!!" Erang tertahan Aqila.
Kedua tangan Aqila masih di tahan oleh Bram di atas kepala nya, Bahkan kini Aqila hanya bisa mencengkeram tangan nya sendiri menahan rasa sakit pada inti nya.
.
Malam semakin larut bahkan jam sudah menunjukkan tepat pukul dua pagi, tetapi di dalam kamar itu suara desahaan dan benturan antar dua kulit belum juga usai.
"Su-sudah kak.." Lirih serak Aqila.
Bahkan untuk berbicara saja Aqila harus mengerahkan sisa tenaga nya yang benar-benar terkuras. Intinya mulai terasa kembali terasa sakit.
"Sebentar lagi sayanghh" Sahut Bram dengan lenguhann nya.
Bram semakin memacu begitu cepat, menunggangi Aqila seperti kuda karena posisi kedua nya saat ini.
"Kak.. Emm.. Ah"
"Bersiap sayan erghhh!!"
Tubuh kedua nya bergetar hebat selama beberapa saat, hingga akhirnya Bram terjatuh menindih tubuh Aqila dengan napas tersengal-sengal nya.
"Aku ingin merasakan ini setiap hari" Parau Bram menduselkan wajah nya di punggung Aqila.
"Lepas"
"Nanti" Sahut singkat Bram bersamaan dengan posisi kedua nya yang berubah, dibawah sana kedua nya masih menyatu.
"Sakit.."
"Iya nanti aku obati, sekarang tidur oke" Bram memeluk tubuh Aqila dan sesekali mengecup punggung basah Aqila yang kini berbaring membelakangi Bram.
"Lepas kak, gak nyaman.."
"Iya nanti sayang, kalo di lepas sekarang calon anak-anak kita bisa keluar dari rumah nya"
Aqila terdiam, sungguh ia benar-benar tidak kuat menghadapi kegilaan Bram malam ini. Ucapan nya yang sangat tidak di filter, belum lagi kegilaan lain nya yang membuat tubuh Aqila terasa tak bertulang.
"Good night, and thank you sudah menjaga nya untuk ku. Wanita nakal-ku"
...****************...
.
.
*Ndak ada yang niat melemparkan sesuatu nih?🤔🤭