Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu

"Kenapa gak diangkat, Bang?" tanya Mouza saat Keanu mengabaikan panggilan teleponnya. Sudah lebih dari lima kali ponsel itu bernyanyi, tetapi Keanu tidak berniat untuk mengangkatnya.

"Biarkan saja, tidak penting!"

Mouza melihat wajah Keanu yang sedikit gelisah. Dia tahu pasti ada sesuatu yang penting sehingga sang penelepon terus menghubunginya.

"Angkat saja, kali aja penting, Bang!"

"Gak usah."

Mouza mende.sah pelan sambil menyodorkan tangannya untuk meminta ponsel Keanu. "Kalau nggak mau jawab biar aku yang jawab," ujarnya

"Biarkan saja." Keanu tetap kekeuh pada pendiriannya. Namun, tatapan mata Mouza seakan menghipnotis dirinya. Keanu pun menyerahkan ponselnya pada Mouza.

"Tinggal angkat dan katakan halo aja apa susahnya, sih?" gerutu Mouza yang kini sudah menggeser tombol warna hijau.

Karena tidak ingin mendengarkan seorang diri, Mouza memilih untuk mengaktifkan loudspeakernya. Dari seberang terdengar suara seorang wanita sedang marah kepada Keanu karena tak mengangkat panggilannya.

"Jadi bagaimana dengan tamu untuk lusa, Bos? Apakah Anda sudah ada kabar penggantinya. Jika pesanan tidak sesuai, bisa-bisa kita kehilangan kerjasama."

Mouza mendelik kearah Keanu kemudian mematikan sambungan telepon secara sepihak. Matanya masih fokus ke arah Keanu yang sedang gugup. Bahkan saat ini dia tidak bisa menatap Mouza.

"Katakan apakah Bang Ke masih ingin menggeluti pekerjaan itu atau ingin meninggalkannya. Jika Bang Ke lebih memilih untuk tetap menggeluti pekerjaan itu, maka aku yang akan pergi meninggalkan Bang Ke!" tegas Mouza dengan serius.

Sebuah pilihan yang sangat berat untuk Keanu pilih. Antara istri atau pekerjaan yang sangat menguntungkan untuk dirinya.

"Jika Bang Ke berat untuk meninggalkan pekerjaan itu, biarlah aku mau pergi." Mouza mende.sah kasar sebelum pada akhirnya dia berdiri.

"Memangnya aku sudah menentukan pilihanku? Kan belum, Za?"

"Tapi sepertinya pilihan Bang Ke memilih pekerjaan daripada aku."

"Biasakan dengerin dulu penjelasan orang baru boleh ngambek! Aku sudah memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan itu, meskipun terasa berat. Karena saat ini aku punya kamu dan masa depan kita," kata Keanu dengan menatap Mouza dalam.

"Aku tidak percaya. Bang Ke harus membuat surat pernyataan terlebih dahulu jika Bang Ke memang ingin meninggalkan pekerjaan itu. Keputusan Bang Ke harus di atas materai agar suatu saat jika Bang Ke ingkar aku bisa menuntutnya."

Tak ada pilihan lain, selain pasrah. Demi Mouza dan masa depannya Keanu rela meninggalkan pekerjaan yang selama ini sudah membesarkan namanya di kalangan pria kesepian. Wanita seperti Mouza sangat langka, jadi Keanu tidak ingin melepaskannya. Untuk masalah pekerjaan, Keanu bisa menerima tawaran dari kakeknya untuk meneruskan perusahaan. Mungkin itu adalah cara terbaik untuk masa depannya.

"Mau bilang kamu gadis bodoh tapi kadang otakmu bisa berpikir hebat. Aku yakin kamu tidak akan menyesatkanku," ujar Keanu dengan bibir tersenyum.

"Memangnya aku setan yang akan menyesatkan manusia? Asal Bang Ke tahu, aku adalah malaikat tak bersayap yang diutus untuk meluruskan kesesatan yang udah Bang Ke lakukan. Sepertinya tak ada ruginya nikah sama Bang Ke. Selain hidupku terjamin, pahalaku banyak karena melayani suami sehingga tidak keluyuran, tapi tidak untuk sekarang sih, karena sekarang masih dalam proses perbaikan diri."

🍂🍂🍂

Tak terasa ternyata keduanya sudah menghabiskan waktu hampir 4 jam di Mal dan kini saatnya mereka harus kembali pulang. Mood Mouza sudah mulai membaik karena Keanu mengajaknya nonton drama romantis yang baru tayang perdana di bioskop. Namun, tidak dengan Keanu yang sejak tadi diabaikan oleh Mouza karena sosok aktor utama dalam drama tersebut.

Sebagai seorang suami, Keanu harus tetap menjaga kewarasannya saat sang istri menggilai idolanya, meskipun dia merasa cemburu. Namun, kecemburuannya tak akan berarti karena sampai kapanpun Mouza tidak akan pernah bisa menyentuh idola yang digilainya.

"Sudah puas?" tanya Keanu sebelum mereka pulang.

"Sudah dong. By the way, makasih ya Bang, udah berhasil membuat aku terhibur hari ini," ucap Mouza sambil bergelayutan manja di lengan Keanu.

"Apakah hanya ungkapan kata terima kasih saja yang kamu berikan?" tanya Keanu sambil mengernyit.

Mouza langsung mendengkus pelan saat memahami arti dari ucapan Keanu.

"Ingat saat ini Bang Ke masih berada dalam zona merah. Jadi sebisa mungkin harus puasa dulu, tapi nanti aku kasih pijat plus-plus, deh." Mouza langsung tertawa renyah.

Keanu merasa lega saat Mouza sudah bisa tertawa kembali, tetapi satu sisi dia harus menahan rasa sesak karena harus melepaskan pekerjaannya. Semua itu demi seorang wanita. Apakah begitu besar pengaruh seorang wanita dalam hidupnya?

'Dia adalah wanita yang mampu menggetarkan hatiku saat pandangan pertama. Dia juga yang mulai membuatku meninggalkan sisi gelapku. Apa dia memang jodoh yang diberikan untukku? Mungkin kejadian siang itu bukan sebuah kebetulan, tetapi sudah rencana Tuhan? Jika benar dia adalah jodohku, maka apapun akan aku lakukan untuk membuatnya bahagia,' batin Keanu sambil memasangkan helm di kepala Mouza.

"Bang, jangan ngebut-ngebut dong! Aku belum siap untuk bertemu dengan malaikat Izroil!" pesan Mouza sebelum naik ke motor Keanu.

"Tenang aja dia nggak bakalan lihat karena tubuhmu yang kecil. Makanya jangan lupa peluk aku yang erat."

Sesuai dengan permintaan Mouza, Keanu melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Ternyata menikmati suasana malam bersama dengan orang terkasih rasanya sangat romantis, terlebih Mouza yang terus menempel di punggungnya serta tangan yang melingkar erat di perutnya.

Sebelumnya Keanu belum pernah merasakan hal seperti ini karena setiap wanita yang dekat dengannya selalu menolak saat diajak naik motor. Namun, tidak dengan Mouza yang akan senang hati saat diajak untuk menguasai jalanan, meskipun sebenarnya dia merasa ketakutan.

Saat keduanya sudah sampai di teras rumah, ternyata ada seorang pria yang sedang menunggu kedatangan mereka. Siapa lagi jika bukan Alan. Saat melihat Keanu melepaskan helm yang dikenakan oleh Mouza, darah Alan serasa mendidih.

"Darimana kalian, jam segini baru pulang?" todong Alan saat dua orang hendak masuk ke dalam rumah.

Seketika Mouza dan Keanu sama-sama mengernyit atas pertanyaan Alan.

"Kamu bertanya-tanya kami darimana? Memangnya harus ya bilang sama lo kami mau pergi kemana dengan siapa?" tanya Mouza heran. "Bang aku capek satu hari berkeliling di Mal. Gendongan!" rengek Mouza manja.

Keanu terbelalak dengan permintaan Mouza yang nyeleneh, tetapi saat Mouza mengedipkan satu mata kearahnya, membuat Keanu paham dengan maksud Mouza.

"Baiklah, tuan putri. Mari, naiklah ke punggungku!"

Mouza segera naik ke punggung Keanu. dalam hati dia tertawa karena bisa mencari kesempatan dalam kesempitan.

'Alan sering-sering aja muncul di waktu yang tepat agar aku bisa mengambil kesempatan dalam kesempitan. Kapan lagi bisa minta gendong sama Bang Ke kayak gini,' Mouza mencoba untuk menahan tawanya.

...____...