Jadi cewe yang kuat, mandiri, bisa ngerjain kerjaan cowok, itulah yang Chelsea jalani semasa muda nya. Dan kini saat dia bercerai, kembali ia jalani hari harinya dengan tanpa masalah. Sampai suatu hari, sang mantan kembali dan mengajaknya untuk rujuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon herlia ia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#29. Meminta
"Beri aku waktu" jawab Chelsea masih terengah, sambil menampilkan senyum dengan kening yang masih saling menempel.
"Baiklah. Kuberi waktu 1 menit"
Chelsea tergelak "Dasar bos arogan"
"ck..."
"hei..bukankah barusan kau bilang kau ingin memantapkan hatimu dulu?"
"Sudah kumantapkan"
"Kapan?"
"baru saja"
"Sesingkat itu?"
"Tidak. Taukah kamu kalau butuh waktu 24 jam untuk memantapkan hatiku padamu? itu waktu yang sangat lama"
Brian merajuk, mirip putrinya. Memang benar menurut peribahasa, buah jatuh ga jauh jauh amat.
"Kamu ini, kalau ternyata hatimu membohongimu? Aku bukan orang baik baik tau ga?"
"Aku tau"
"...."
"Aku tau kalau kamu bukan orang yang baik baik saja tanpa ku"
"Rayuan macam apa itu?" Chelsea kembali tergelak mendengar rayuan gombal Brian yang tanpa sadar terucap begitu saja.
"Saat ini aku tak mau terkekang, dan tak mau mengekang, sebaiknya kita jalani seperti ini saja dulu, sampai aku merasa benar benar yakin tentang perasaanku." ucapnya santai.
"Jalani seperti ini?" Brian lalu mengecup nya.
cup
"Apa kita sepasang kekasih?"
cup
"entahlah"
cup
"apa kau menyukainya?"
cup
"tentu saja, aku wanita normal"
cup
"apa kau juga melakukannya dengan temanmu itu?"
deg
Chelsea tertegun, mencoba menelaah sikapnya terhadap teman teman prianya yang hanya ia anggap sebagai teman biasa, dan ia selalu bersikap defensif terhadap siapapun yang mencoba untuk melakukan kontak fisik bahkan intim terhadapnya. Kemudian ia menatap Brian, kenapa ia merasa senang dengan perlakuan intim seperti ini, ia bahkan penasaran dan memulainya lebih dulu tadi.
deg
deg
deg
Tiba tiba jantungnya berdetak tak karuan, sampai sampai tak menyadari jika sedari tadi Brian memanggil namanya, bahkan mengecupnya berkali kali untuk mengembalikan kesadarannya.
"Aku bahkan menghukum mereka jika mereka menyentuhku sedikit saja, pun dengan mantan suamiku, jika bukan karena kewajibanku" jawabnya datar dengan mata masih menerawang, mencoba mengingat potongan potongan memori tentang kebersamaannya dengan teman temannya yang mayoritas adalah pria, juga dengan sang mantan. Kesadarannya kembali, lalu ia kembali menatap dalam Brian. "Tapi aku menyukainya saat melakukannya denganmu." Brian tersenyum dan memperdalam ciumannya lagi, Chelsea benar benar menikmatinya.
"Itu artinya, kamu sudah jatuh cinta padaku"
"......" benarkah ini yang dinamakan cinta? Selama ini ia tak tau seperti apa yang namanya cinta, ia bahkan tak mendapatkan cinta orang tuanya.
"Lalu apa yang kamu tunggu?"
hening...
"Baiklah, aku tak akan memaksamu, kau renungkan perasaanmu, aku akan menunggumu"
Ucap Brian sendu sambil melepas pelukannya setelah memberikan satu kecupan dalam di bibir dan kening Chelsea. Ia lalu masuk kedalam mobil dan melajukannya sambil membunyikan klakson padanya tanda pamit.
Ada perasaan hampa dan tak rela saat menatap kepergiannya, ia bahkan bertanya dalam hati, 'kapan kau akan kembali?'
flash back off
Waktu menunjukkan pukul 1 dini hari. Namun matanya enggan terpejam. Chelsea pergi ke dapur untuk membuat susu jahe yang diyakini bisa membantunya tidur nyenyak.
Dan di tempat lain? Seseorang melakukan hal yang sama karena tak kunjung bisa memejamkan matanya. Ia lantas berdo'a, meminta pada Yang Maha Kuasa untuk meluluhkan hati wanita itu. Pun dengan Chelsea, ia meminta pada Yang Maha Pemberi agar memberinya karunia untuk bisa mencintai. Mungkin itu sebabnya selama ia menikah tidak diberikan keturunan, karena dia tak pernah meminta karunia itu pada Pemilik alam semesta ini.