Tak semua wanita ikhlas untuk dimadu, hanya wanita-wanita terpilih yang bisa menerima hal itu.
Cordelia Almira seorang perawat cantik dan Istri dari Manajer Eksekutif the Star Resort Jerone Rigel Ervinosa. Mereka telah menikah selama 5 tahun, tetapi belum juga dikarunia seorang anak.
Meskipun belum dikaruniai buah hati, hubungan pernikahan mereka tetap harmonis tak ada yang berubah sampai suatu hari hadirlah seorang wanita di tengah-tengah mereka.
Setelah ditinggalkan oleh kedua orang tua serta kakaknya. Kini pernikahan yang awalnya penuh warna pelangi menjadi hitam gelap dan berkabut.
Akankah Elia bisa mempertahankan pernikahanya dan menerima untuk dimadu, atau sebaiknya?
Kalian bisa follow ig author : Novi_Rahajeng
Dan bisa baca karya author yang judulnya Papa Bucin yang posesif.
Karya ini adalah orisinil cerita dari author sendiri. Jadi, dilarang keras plagiat!
Cover by : Novi Rahajeng
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi rahajeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balasan
Apa yang telah kamu tabur, maka itu pula yang akan kamu tuai. Jadi, jagalah ucapan, sikap, dan perbuatanmu jika ingin selamat!
~***Jingga Pramudita***~
Setelah menyaksikan Claire masuk ke dalam sel penjara, Jingga dan Simon pergi dari kantor polisi. Simon juga berterimakasih dengan komandan yang telah membantu mereka.
"Makasih, ya Pak sudah membantu Simon," ucapnya dengan memeluk sang komandan.
"Sama-sama, bapak yang justru merasa malu dengan kalian karena ketahuan ada aparat polisi yang menerima suap demi membebaskan tersangka." Handoko terlihat menahan malu karena anak buahnya ada yang melanggar hukum dan kalah telak seperti ini.
Masalah hari ini bagaikan sesuatu yang mencoreng nama baik penegak hukum di sini. Padahal hanya satu orang yang berbuat curang, maka yang lain juga mendapatkan imbasnya.
"Tidak apa-apa Komandan. Itu adalah hal yang manusiawi jika seseorang akan tertarik dengan imbalan yang banyak," tungkas Jingga.
Setelah itu, Jingga dan Simon pamit pulang, dan di antarkan sampai lobi kantor polisi oleh Komandan.
"Mon," panggil Jingga sebelum mereka berpisah.
"Komandan itu tadi siapamu? Kenapa Kamu memanggil bapak? Apa dia__"
Simon tersenyum, dia tahu apa yang i gin di pertanyakan oleh Jingga. "Bukan, dia hanya orang baik yang menganggap Aku sudah seperti anaknya. Jadi, aku memanggilnya bapak," jelas Simon.
"Oh ... Aku kira dia ayahmu karena kalian terlihat sangat akrab sekali," pungkas Jingga dan di jawab gelengan oleh Simon.
Handoko memang bukanlah ayah Simon, tetapi dia sudah menganggap Simon seperti anaknya sendiri karena komandan itu tak memiliki anak.
Sebenarnya masih banyak sekali pertanyaan Jingga, tetapi dia urungkan karena tak mau mengganggu privasi Simon. Identitas Simon terlalu misterius baginya, tetapi saat ini dia satu-satunya orang yang tulus mau menjaga Elia.
Setelah itu Simon dan Jingga berpisah karena mereka membawa kendaraan masing-masing. Simon tadi berangkat menggunakan motor milik teh Sarni agar bisa lebih cepat mengejar Jingga.
Ketika masuk ke dalam kantor polisi, Joko segera berlari dan dusuk bersimpuh di kaki Handoko. Ia mencoba meminta ampunan agar Handoko mencabut hukuman yang Ia berikan.
"Ndan, Saya mohon jangan pecat Saya! Kalau Saya di pecat dan di berikan kartu pernah menerima suap, itu sama saja dengan membuat Saya tak bisa lagi menjadi polisi. Saya mohon Ndan, berikan Saya ampunan. Bagaimana nasih anak dan Istri saya di rumah kalau saya tak bisa lagi menjadi polisi," pinta Joko yang masih dudukk bersimpuh.
Ia sudah tak lagi punya rasa malau, karena tak ingin jabatan yang Ia peroleh dengan susah payah hilang dalam sekejap.
" Sudah, cukup! Saya tidak akan mentolerir kesalahan Kamu. Apa Kamu mau masuk kedalam sel juga bersama wanita igu! " Handoko sudah naik pitam.
Selama ini Ia selalu menjaga citra sebagai komandan yang tegas, adil dan bersih dari kasus hukum. Namun, namanya jadi tercoreng karena ada salah satu bawahannya melanggar hukum.
Kali ini, Handoko tak ingin namanya kembali tercoreng karena membebaskan aparat yang bersalah dari jerat hukuman. Hukuman penjara tak akan membuat seseorang jera, karena hukumannya tak bertahan lama. Namun, jika di cabut jabatannya serta di berikan catatan hitam, semua akan menjadi jera dan tidak akan ada lagi ha yang sama terjadi.
Kejadian Joko hari ini, sebagai bentuk pembelajaran bagi aparat yang lainnya untuk selalu menegakkan keadilan, jujur dan punya komitmen. Jangan mudah goyah hanya dengan di iming-imingi sebuah imbalan besar. Jika aparat saja midah di suap, maka kejahatan akan semakin merajallela dan akan sulit untuk emenemukan orang yang jujur dalam mematuhi hukum.
Meskipun Joko sudah berbuat salah, Handomo masih memberikan uang pesangon untuk di berikan ke keluarganya. Handoko tahu kalau Joko mempunyai anak dan istri yang harus di biayai sehingga Ia tak tega kalau mengusir Joko dengan tangan kosong.
***
"Claire, Gue minta maaf ya ..." Jack memohon ampun karena gara-gara dia yang keceplosan membuat Claire jadu masuk penjara.
"Sudahlah, nasi sudah menjadi bubur. Menyesal kenapa Aku meminta bantuanmu! Bukannya bebas, justru mendapatkan hukuman yang double, uang hilang penjara pun iya!" tungkasnya dengan wajah kesal.
"Aku tahu, memang nih bibir gak bisa di rem!" Jack memukul-mukul bibirnya yang sudah terjun bebas tanpa ada rem mengatakan apa yang terjadi sebenarnya.
Jack masih terus memohon ampun kepada Claire, tapi Claire sudah tak menghiraukannya. Kepala Claire semakin pusing ketika mendengar ocehan Jack yang tak bermanfaat itu.
Meskipun Jack memohon sampai hujan turun juga, Claire tak bisa keluar dari sel ini sampai sebulan kedepan. Hukuman Claire hanya sebulan karena kondisi Elia tak terlalu parah sehingga hukumannya juga lebih berkurang.
Setwlah kepergian Jack, Claire duduk sambil mendekap kakinya di lantai. Ia mengacak-acak rambutnya karena merasa frustasi. Udara di dalam sel sangat pengap, seperti tak ada oksigen yang masuk.
Pikirannya tak tenag sama sekali, apalagi Jingga semlat menelpon Rigel dan memberitahukan padanya kalau Claire telah mencelakai Elia. Wajah marah Rigel yang menakutkan sudah terlintas dalam benaknya.
Claire takut kalau kemaran Rigel kali ini akan membuatnya menceraikan dirinya. Ia tak ingin menjadi janda di saat hamil seperti Elia dan anaknya kelak lahir tanpa ayah.
Ah ... Tidak! Aku tidak mau menjadi janda, Aku harus memikirkan cara agar Rigel tidak menceraikan-ku. Oh, ya. masih ada anak ini di dalam rahimku. Jadi, Aku bisa meminta pertolongan mama Hana. Gumam Claire dengan seringai di bibirnya.
***
Mendengar bahwa Claire telah mencelakai Elia, Rigel segera pergi ke rumah Elia untuk melihat bagaimana kondisi Elia saat ini. Untungnya Rigel masih tinggal di hotel yang tak jauh dari rumah Elia sehingga tak butuh waktu lama untuknya sampai di sana.
Sesampainya di rumah Elia, Rigel segera turun dari. Mobil dan terus mengetuk pintu rumah Elia. Mendengar ada orang yang menggedor pintu tanpa henti, membuat Runi segera bangun untuk membukakan pintu.
Melihat bukan Elia yang membukakan pintu, Rigel segera menyelonong masuk mencari dimana keberadaan Elia.
"El ..." Rigel terus berjalan mencari dimana keberadaan Elia.
"Rigel, Ngapain Kamu!" teriak Runi yang sudah mengejar Rigel.
Rigel tak menghiraukan panggilan Runi, Ia terus mencari Elia sampai kakinya berhenti di depan pintu kamar yang dulu sering ia tempati bersama Elia ketika menginap di sini.
Tanpa berpikir panjang, Rigel segera membuka pintu itu dan melihat Elia sedang terbaring di ranjang. Rigel segera berlari menghampiri Elia.
"El, Gimana kondisimu sayang? Apa ada yang terasa sakit! Kita ke dokter ya ..." Rigel mengencek tubuh Elia. Wajahnya terlihat sangat khawatir, Elia yang terkejut membuatnya tak bisa mencegah Rigel yang menghampiri dan menyentuhnya.
"Stop! Jangan sentuh Aku lagi," pekik Elia yang membuat Rigel menghentikan tangannya untuk menyentuh tibuh Elia.
"Aku sudah periksa ke dokter jadi Kamu gak usah khawatir lagi. Lebih baik kamu pergi dari kamarku karena__" Belum selesai Elia berbicara, Ia sudah mintah duluan. Membuat baju Rigel kotor terkena muntahannya.
Mata Rigel membola sempurna ketika tubuhnya basah karena terkena semburan dari Elia. Sedangkan Runi yang bersiri di pintu tertawa puas melihatnya.
Rasain tuh! Kena muntahan kan, udah di bilangin jangan masuk dan mendekat, tetap aja ngeyel. Jadi kena imbasnya kan...
...****************...
Maaf ya, kalu up nya sering telat karena otaknya lagi ngelag gak bisa mikir cerita buat Elia. Semoga kalian suka. Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya ya...
kesempatanmu gak akan datang lagi rigel
Thor sama dengan cerita ' lainya
lagu lama
setiap dalam kasus cerai harus ada laki " lain