Haniyah gadis berparas cantik di sebuah pesantren terkenal di kota C. Peraturan pondok nya yang membuat dirinya tak bisa memiliki status hubungan yang jelas harus menerima hubungannya dengan pria yang ia sukai hanya sebatas adik kakak.
Hingga suatu hari Abah nya meninggal dan terpaksa menikah pada saat itu juga di depan jenazah Abahnya.
Ig: @euisrossy_96
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Habeebah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang Pulangan
Kegiatan mengaji sehari-hari sudah mulai di liburkan karena para santri hampir tiba saat nya untuk pulang, mereka menyebut nya pulang pulangan.
Ada yang dari 3 hari sebelum pulang sudah mulai mengepak barang nya "takut ada yang tertinggal" fikir nya.
Karena liburan kali ini cukup panjang, tak sedikit santri membawa pulang semua baju yang ada di lemari nya, agar bisa di ganti dengan baju yang baru dari rumah nya.
Haniyah memilih memasukan semua baju dan kitab yang ia perlukan selama ia di rumah ke dalam sebuah tas besar yang sebelum nya ia sengaja beli dari pada memasukan nya ke beberapa dus.
****
Malam hari nya sebelum pulang, semua santri berkumpul di aula. Buya memberikan arahan untukcc semua santri saat nanti berada di rumah.
Selanjutnya santri putri juga berkumpul di teras asrama II. Di sana Ummi pun memberikan arahan khusus untuk santri putri, kemudian saling bermaaf-maafan sebelum pulang besok.
"Maafin gue ya cong suka ledekin lo hiks hiks hiks" Lala meminta maaf pada Haniyah sambil menangis memeluk Haniyah
"Iya iya udah, gue maafin ko. Al'afwu juga ya gue suka marah atau jail sama lo" balas Haniyah dan melepaskan pelukan Lala
"Mba Niyah hu.. hu.. hu.. Maafin Inten ya suka bikin rese Mba, bikin kesel mba hu.. hu.. hu.." tangis Inten manja pada Haniyah dan tak lupa sambil memeluk nya.
"Iya udah mba maafin ko. Mba juga minta maaf ya suka bentak-bentak Inten atau apa!" jawab Haniyah dengan membalas pelukan Inten dan mengacak-acak kerudung Inten.
"Iya mba" jawab Inten.
Selanjutnya bagian Haniyah ikut berjalan memutar menyalami dan meminta maaf mengikuti Inten yang ada di depannya.
Haniyah berhenti tepat di depan Syahira. Mereka saling diam, hanya saling menatap seperti melihat musuh.
"Hahaha.." tiba-tiba Haniyah tertawa menyudahi tatap-tatapan membunuh nya dengan Syahira.
"Gak mau minta maaf nih?" tanya Syahira dengan ke dua tangan nya di lipat di dada.
"Gak punya dosa aku sma mba Ira" jutek Haniyah dan memalingkan muka nya.
"Eilehh gaya nya" ledek Syahira
"Iya iya deh, ana minta maaf ya mba. Suka usil, jail dan sebangsa nya. Maaf ana banyak salah juga suka ngerepotin mba Ira" jelas Haniyah.
"Iya ana juga minta maaf ya, ana banyak salah" Syahira memeluk Haniyah dan menepuk-nepuk bahu nya "bukan ente yang suka ngerepotin tapi rejal (cowok) ente yang suka ngerepotin" bisik Syahira pada Haniyah.
Syahira melepas pelukan nya dan melihat mata Haniyah yang membulat sempurna karena mendengar bisikan Syahira.
Malam itu mereka habiskan dengan makan-makan. Ada yang membeli camilan sampe satu wadah penuh, patungan mie rebus di jadikan satu wadah tak lupa ketinggalan minuman nya pun mereka jadikan satu wadah.
Tentu saja itu semua membuat mba May kerepotan, melayani ini itu. Di santri putra pun sama heboh nya dengan santri putri, makan besar.
*****
"Ente mau pulang besok Zein?" tanya Irfan.
"Kaga, nanti H-2 aja. Di rumah juga bosen, mending di sini banyak temen ada asatidz, ada pengurus" jelas Zein.
"Iya juga sih" Irfan menggaruk-garuk kepala nya tak gatal.
"Ente mau pulang besok?" tanya Zein.
"Gak tau, Ami gak bakalan jemput" jawab Irfan lesu.
"Kenapa? Niyah gak bakal pulang besok dong?" Zein membalikan badan nya ke arah Irfan dan mata nya berbinar senang menyangka Haniyah tidak akan pulang besok.
"Pulang besok lah, Niyah pulang gabung sama temen-temen nya nyarter elf" terang Irfan.
"Yah, ana kira gak bakalan pulang besok" jawab Zein lesu.
"Ngarep banget" ledek Irfan
"Ente jangan dulu pulang!" seru Zein
"Lah, napa emang nya?" tanya Irfan
"Nanti pulang nya bareng sama ana"
"Dih ogah, kelamaan di pondok. Ana juga kan pengen puasa di beyt" pinta Irfan
"2 hari di pondok, entar ana ikut sama ente pulang hahaha" Zein tertawa senang
"Ahh engak engak, ente mau nemuin Hani kalau gitu sih" tolak Irfan
"Kan Abah nya kemaren juga nyuruh ana maen ke rumah" keukeuh Zein
"Euu iya nanti ana fikirin dulu" Irfan menggaruk-garuk kembali kepala nya yang tidak gatal.
******
Ke esokan harinya pagi-pagi sekali semua santri sudah mulai bersiap-siap untuk pulang. Dan mobil yang menjemput santri putri pun sudah terparkir di lapangan parkir depan asrama putra.
Setelah berpamitan dengan Ummi santri putri mulai berjalan menuju lapangan parkir. Haniyah dengan tergopoh-gopoh membawa tas besar milik nya.
"Bang Irfan, tolong bantuin Inten dong" rengek Irfan ketika melihat Irfan dan Zein lewat.
Irfan menoleh ke arah Inten dan merenyutkan dahi nya.
"Yang gue ajah Fan, gue juga berat" pinta Haniyah.
"Ih mba Niyah kan udah gede mba, aku bawaan nya banyak mba dikit cuma satu tempat lagi" jelas Inten
"Lagian mau pulang sementara ajah kaya yang mau boyong ajah. Ya udah Fan bantuin noh! Abis ini bantuin yang gue ya" titah Haniyah sembari tersenyum.
Irfan pun membantu membawa dus yang di bawa Inten.
"Lu minta laki lo aja yang bantu ya!" bisik Irfan
"Sialan lo" kesal Haniyah.
Irfan pun memberi kode pada Zein agar membantu Haniyah.
"Mari mba ana bantu" tawar Zein
Awal nya Haniyah diam tidak memeberikan respon, sampai Irfan mengejutkan dengan pekikan suara nya.
"Ayo buruan gue berat nih! Han gak usah kaya drama korea bengong nya kelamaan" ejek Irfan
Haniyah pun mengangguk dan memberikan tas nya kepada Zein.
Santri putra yang lain pun banyak yang membantu membawakan barang bawaan santri putri.
"Gila santri putri kalau mau pulang kaya nya selemari di bawa pulang semua, ampe yang berdus-dus tuh bawaan nya" gerutu Irfan dengan meletakan ke 2 tangan nya di pinggang.
Selanjutnya mereka menaikan barang-barang mereka. Sembari menunggu yang lain nya Haniyah berbincang dengan teman-teman nya.
Saat itu Zein tengah memegang ponsel nya, dan Cekrek Zein memoto Haniyah yang tengah berdiri tak jauh di depan nya. Meskipun memakai cadar ia bisa tetap mengenali Haniyah.
Dengan menggendong tas berwarna navy membuat Haniyah semakin tampil modis meskipun bergamis dan memakai cadar.
Tak selang lama rombongan santri putri pun pulang beriringan.
haniyah yg jatuh diselokan,pingsan terus dipanggilin tukang pijat ma Zein,apa kabarnya??/Left Bah!//Left Bah!//Left Bah!/