NovelToon NovelToon
Rela Di Madu

Rela Di Madu

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Fahira Azalwa, seorang gadis cantik yang harus menelan pahitnya kehidupan. Ia berstatus yatim piatu dan tumbuh besar di sebuah pesantren milik sahabat ayahnya.

Selama lima tahun menikah, Fahira belum juga dikaruniai keturunan. Sementara itu, ibu mertua dan adik iparnya yang terkenal bermulut pedas terus menekan dan menyindirnya soal keturunan.

Suaminya, yang sangat mencintainya, tak pernah menuruti keinginan Fahira untuk berpoligami. Namun, tekanan dan hinaan yang terus ia terima membuat Fahira merasa tersiksa batin di rumah mertuanya.

Bagaimana akhir kisah rumah tangga Fahira?
Akankah suaminya menuruti keinginannya untuk berpoligami?

Yuk, simak kisah selengkapnya di novel Rela Di Madu
By: Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 33

Zidan mengajak Viola dan Fahira pergi ke dokter kandungan. Mereka ingin memeriksa secara langsung bagaimana perkembangan kandungan Viola sebenarnya.

Sesampainya di halaman rumah sakit, Zidan turun lebih dulu dari mobil dan memanggil petugas untuk mengambilkan kursi roda.

"Tolong ambilkan kursi roda. Istri saya sedang hamil muda," ucapnya pada petugas yang berjaga di depan pintu rumah sakit.

Tak lama, petugas datang membawakan kursi roda sesuai perintah Zidan. Fahira yang melihat perhatian khusus Zidan pada Viola hanya tersenyum masam.

Zidan membuka pintu belakang mobil dan membantu Viola turun karena tubuh wanita itu masih lemas dan pucat. Ia segera membawanya masuk ke rumah sakit karena tidak ingin terjadi sesuatu pada Viola.

"Turunlah, sini aku bantu. Pelan-pelan saja, tidak usah buru-buru." ujarnya sambil memegangi lengan Viola dan menuntunnya agar tidak jatuh.

Fahira yang merasa diabaikan hanya mengikutinya dari belakang.

"Ya Allah, kuatkanlah hatiku. Ini semua demi suamiku yang menginginkan keturunan," gumamnya dalam hati.

Zidan sudah mendaftarkan Viola, istri keduanya. Ia setia menemaninya menunggu panggilan selanjutnya.

Fahira yang duduk di sebelah Zidan pun tak diperhatikan, sehingga ia memilih membeli tiga botol air mineral dingin, berharap pikirannya menjadi lebih dingin dan tidak terbakar rasa cemburu.

"Ini, Bang. Aira belikan minuman. Ini untukmu, Vio," ucapnya sambil menyerahkan botol kepada Zidan dan Viola.

"Terima kasih, Sayang. Aku memang haus sekali sejak tadi," balas Zidan sambil tersenyum menatap Fahira.

"Sama-sama, Bang!"

Fahira sedikit bernapas lega. Ia sempat mengira Zidan sudah berpaling. Namun dugaan itu salah, Zidan masih bersikap lembut dan masih memanggilnya dengan sebutan 'sayang', tanda bahwa dirinya masih berada di hati suaminya.

"Syukurlah--- Bang Zidan masih perhatian padaku. Mungkin dia hanya mencemaskan Viola saja," batinnya.

Tak lama, nama Viola dipanggil. Ketiganya masuk bersama ke ruang pemeriksaan dan disambut hangat oleh dokter wanita langganan keluarga mereka.

"Selamat siang, Tuan Zidan!" sapa sang dokter sambil menyalami Zidan.

"Selamat siang, Dok," balasnya, lalu duduk di sebelah Viola yang masih berada di kursi roda.

"Ada keluhan apa sampai Anda datang kemari?" tanya dokter setelah duduk.

"Begini, Dok. Ini istri saya, namanya Viola. Tadi dia mual dan pusing. Kami sudah sempat memeriksanya, dan hasilnya garis dua. Kata istri saya, Fahira, Viola positif hamil."

Dokter sempat terlihat bingung ketika mendengar Zidan menyebutkan kedua wanita itu sebagai istrinya. Menyadari ekspresi sang Dokter berubah karena hal itu, Zidan segera menjelaskan.

"Jadi begini Dok, ini istri pertama saya, namanya Fahira. Dan ini Viola, istri kedua saya."

Dokter mengangguk mengerti. "Oooh--- Hebat sekali, Tuan Zidan. Anda bisa menjaga dua istri sekaligus. Dan Anda memiliki istri hebat seperti Bu Fahira yang mampu dan ikhlas dipoligami."

"Ah, tidak begitu. Tidak ada wanita yang mau dimadu, Dok. Ini semua saya lakukan demi suami saya agar mendapatkan keturunan. Kami melakukan ini atas dasar surat perjanjian," sambung Fahira, memotong pembicaraan.

Pemeriksaan pun berlangsung, mulai dari tes manual hingga USG, semuanya dilakukan agar hasilnya lebih pasti.

Tiga puluh menit kemudian, semuanya kembali duduk. Dokter yang sudah mendapatkan hasil segera menyampaikannya.

"Baik, Tuan Zidan. Dari hasil pemeriksaan, Nona Viola sudah positif hamil. Usia kandungannya satu bulan satu minggu. Masih cukup rentan mengalami keguguran, jadi jangan terlalu capek. Makanan juga harus dijaga."

"Apa saja pantangannya, Dok?" tanya Fahira khawatir.

"Tidak banyak. Hanya saja jangan makan durian, nanas, dan nangka. Buah-buah itu bisa memicu keguguran."

Zidan dan Fahira mengangguk paham.

Dokter lalu menuliskan resep untuk pereda kram, obat mual, dan vitamin agar kandungan lebih sehat.

"Ini bisa ditebus di apotek. Ada obat untuk mual, pusing, dan vitamin yang harus diminum setiap hari agar ibu dan janinnya tetap sehat."

Zidan menerima resep tersebut, dan setelah semuanya selesai, mereka pamit pulang.

Sepanjang perjalanan, Zidan berkali-kali menawarkan makanan pada Viola, namun wanita itu terus menggeleng karena masih mual.

Sesampainya di rumah, Viola dibawa kembali ke kamar untuk beristirahat agar tubuhnya lebih baik.

~~

Malam pun tiba. Viola baru bangun dari tidurnya tepat pukul tujuh malam, karena merasakan perutnya sangat lapar. Ia pergi mandi terlebih dulu, lalu keluar dari kamar dan menuruni tangga perlahan.

Zidan yang kebetulan keluar dari kamar bersama Fahira melihat Viola turun, segera menghampirinya.

"Vio, Kau mau ke mana?" tanya Zidan cemas.

"Aku mau ke dapur. Perutku lapar sekali," jawab Viola dengan wajah yang sudah segar.

"Kenapa tidak panggil aku? Biar aku saja yang ambilkan."

"Tidak perlu. Aku nggak apa-apa kok." balas Viola.

Viola tetap turun ditemani Zidan. Sementara Fahira masih di kamar, tertidur lemas setelah digempur suaminya.

Sesampainya di meja makan, Viola mencari makanan yang sesuai seleranya namun tidak ada. Zidan yang melihat kebingungannya bertanya,

"Ada apa? Tidak suka makanannya?"

Viola mengangguk. "Aku ingin roti bakar coklat keju. Kalau rotinya panas, pasti enak sekali."

"Baiklah, tunggu sebentar ya. Aku pesan dulu."

Zidan naik ke kamar mengambil ponselnya, lalu memesan roti bakar secara online. Setelah itu, ia meminta Iyem membuat dua teh hangat.

Tiga puluh menit kemudian, security datang membawa dua kotak roti pesanan sang majikan.

"Tuan, ini paket online roti bakarnya."

"Ya, berapa semuanya?"

"Delapan puluh ribu, Tuan."

"Nih. Sampaikan pada kurir, kembaliannya ambil saja. Jangan lupa ucapkan terima kasih."

Zidan menyiapkan roti itu di piring dan menyuguhkannya untuk Viola. Aroma roti panas membuat Viola semakin lapar.

"Waaah--- enak sekali. Terima kasih ya, Mas."

Cup

Viola mencium pipi Zidan, membuat pria itu tersenyum lebar melihat istrinya makan dengan lahap.

Zidan menatap Viola tanpa berkedip, menikmati pemandangan sederhana namun begitu menenangkan. Istri keduanya itu duduk di sofa ruang keluarga, rambut masih sedikit basah usai mandi, pipinya memerah karena lapar, dan tangannya sibuk menyobek potongan roti bakar panas yang baru ia suguhkan.

Setiap gigitan yang Viola ambil membuat Zidan tersenyum semakin lebar. Ada sesuatu yang menghangat di dada lelaki itu, sesuatu yang hanya muncul ketika ia melihat Viola bahagia.

Viola memejamkan mata sejenak, meresapi rasa coklat dan keju yang meleleh di lidahnya. "Mas-- rotinya enak banget. Sama seperti yang aku bayangkan." ujarnya lirih dengan wajah puas.

Zidan hanya mengangguk pelan, senyum tipis menghiasi bibirnya.

Dalam hati, Zidan mengucap janji yang hanya ia pendam untuk dirinya sendiri.

"Selama aku masih bernafas, aku akan terus menjagamu dan bayiku. Aku akan pastikan kamu tidak kekurangan apa pun. Apa pun yang kamu inginkan, pasti aku akan memenuhinya."

Ia meraih cangkir teh hangat dan meletakkannya di depan Viola.

"Nih, minum dulu. Biar roti bakarnya makin enak," ucap Zidan lembut.

Viola mengangguk, tersenyum manis. Senyum yang membuat janji Zidan dalam hati semakin kuat, semakin bulat, dan semakin dalam.

...----------------...

Bersambung....

1
Adelia Rahma
dasar mertua egois semoga aja anak perempuan nya kena karma karena udah nyakitin menantunya itu
Adelia Rahma
hampir saja..
tapi sayangnya semua sudah di lihat Fahira
dan Fahira inilah resikonya mau di madu pasti sakit dan sangat sakit
Adelia Rahma
hemm
Mala Mala
ya udah sekalian ja g usah di kasih art
Mala Mala
baru jg dgas,,,hawa2nya dah hamil ni 🤭🤭
Masitoh Masitoh
ku harap viola meninggal melahirkan
🍁Dhita❣️💋🄷🄶🄽-🅈🅆👻ᴸᴷ
mantap nich zidan. lupa sama. fahira.. dapat bonus. dari viola ya
sutiasih kasih
sebaiknya segera terungkap...
septiana
semoga Rayhan ga syok kalau tau adiknya udah di madu
septiana
begitulah kira2 kalau 2 istri tinggal di 1 atap.. suami perhatian ke istri pertama, istri yg kedua cemburu begitu pun sebaliknya.
septiana
lanjut kak semangat 💪🥰
septiana: sama2 kk
total 2 replies
Adelia Rahma
Fahira ku harap kamu jangan salahkan viola jika suatu saat nanti dia jatuh cinta ke suamimu karena kmau lah yang menghadirkan dia di antara kamu dan suamimu
dan ku harap kamu sedikit tehas ke ubu mertuamu jangan terlalu lemah dan psrah gotu aja
Adelia Rahma
nah tu pusing pusing dah lu Zidan
udah ngehadapin dua istri
tiba di rumah ibumu udah ngadepin ibu dan adikmu juga nikmati hidupmu ya zidan pasti bnyk drama nya
Adelia Rahma
hemm umi padahal anakmu malah udah sering menangis 😭😭
Adelia Rahma
siap siap berbagi hati dan suami Fahira
Adelia Rahma
hemm gak bisa berkata apa-apa
Adelia Rahma
sakit tak berdarah
gak di madu hati dan pisik sakit
di madu malah tambah sakit
Adelia Rahma
pakaian mu terlalu terbuka vio
Adelia Rahma
lanjut susah mau komen apa
Adelia Rahma
ummm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!