Diego Orion Mandala atau biasa di panggil Igo adalah seorang casanova yang memutuskan untuk berhenti dari dunia percasanovaan dan mengejar cinta seorang wanita yang berhasil membuat jantungnya berdegup kencang.
Wanita itu adalah Tia,seorang wanita yang hanya ingin fokus pada kariernya. Sangking ingin fokus pada karier,membuat Tia tidak pernah membuka hatinya untuk seorang laki-laki termasuk Igo.
Sikap Tia yang dingin dan selalu menolaknya,membuat Igo berpikir untuk mendapatkan Tia dengan cara instan. Tapi sayangnya,cara instan Igo itu salah sasaran dan berujung pada pernikahan sang sahabat Yordan dengan kekasih hatinya.
Tapi Igo tak putus asa untuk mendapatkan hati Tia,karena hanya Tia lah wanita yang bisa membuatnya 'menggila' seperti saat ini.
Akankah Igo bisa menjadikan Tia miliknya dan bisa mendapatkan hatinya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHSC 29
Tia menggigit bibir bawahnya,entah kenapa lidahnya terasa berat sekali menolak permintaan Igo.
"Bantu aku yah." Tanya Igo sekali lagi.
Tia memalingkan wajahnya karena malu dengan pertanyaan Igo.
"Ti,lihat aku." Pinta Igo.
Tia pun kembali menatap wajah Igo.
"I love you." Kata Igo dengan tatapan penuh ketulusan.
Tia menganga dengan kata cinta yang tiba-tiba saja Igo katakan. Meski Igo sudah berkali-kali menyatakan cinta padanya,tapi entah kenapa pernyataan cinta Igo padanya terasa sangat tulus sekali sangking tulusnya sampai menembus jantung hati Tia.
"Bantu aku yah." Mohon Igo dengan tatapan mata sendu.
Tia pun mengangguk. Entah dorongan makhluk astral mana yang sudah membuat lehernya mengangguk.
Melihat sang istri mengangguk,Igo langsung mendaratkan bibirnya dengan bibir Tia dan mengunyah benda kenyal itu tipis-tipis. Kedua tangan Igo pun tak tinggal diam. Jika tangan kiri Igo tadi dalam posisi mengunci tangan kanan Tia,kini tangan kiri itu sudah pindah posisi di dada Tia dan sedang bermain di pegunungan Tialaya. Sedangkan tangan kanan Igo kembali mengarahkan tangan Tia untuk membantu Dragon menyemburkan racunnya,racun yang akan berubah menjadi penerus Igo kalau saja racun itu tersembur di lahan pertambangan.
"Sshh..ah...uh..Ti...faster Ti.." pinta Igo saat merasakan racun Dragon yang sudah mau menyembur.
Masih dengan bantuan tangan Igo,Tia pun mempercepat laju ayunan tangannya.
"Aaarrrgh..." Igo mengerang hebat saat Dragon berhasil menyemburkan racunnya di atas perut Tia.
Cup cup cup. Berulang kali Igo mengecup kening Tia saat Dragon selesai menyemburkan racunnya.
"Makasih sayang,my honey,my darling. I love you." Ucap Igo berterima kasih pada Tia. Kemudian Igo mengabrukkan tubuhnya di sebelah Tia.
Sedangkan Tia masih menganga,ia seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
"Apa yang udah gue lakuin? Kenapa bisa begini?" Gerutu Tia dalam hati dengan nafas terengah-engah.
Cup. Sekali lagi Igo mengecup pipi Tia karena melihat Tia yang melamun.
Perlahan Tia menoleh ke arah Igo yang sedang menatap mesra dirinya.
"I love you." Kembali Igo mengucapkan kata cinta untuk Tia dan hendak menyosor bibir Tia lagi.
Tapi sayang nya makhluk astral yang tadi sempat merasuki tubuh Tia untuk membantu Igo menenangkan Dragon keluar dari tubuh Tia.
Tia langsung mendorong wajah Igo yang hendak kembali menyosor.
"Iiikh...sana!!!" Geram Tia.
"Galak amat neng. Mentang-mentang udah bisa naklukin Dragon."
Mata Tia membelalak saat Igo menyebut nama Dragon,karena Tia sudah tau siapa itu Dragon.
"Jangan ngomongin itu!!! Bikin aku geli aja."
"Makanya kalau gak mau geli,jangan cuma pake tangan,tapi..."
"STOOOOP!!! Jangan di terusin!!!" Teriak Tia dengan nafas yang memburu menahan emosi karena Igo tak mau berhenti membahas kejadian yang menurut Tia sangat memalukan tadi.
Tia pun mendudukkan dirinya hendak beranjak dari tempat tidur. Namun saat ia duduk,ia merasakan ada sesuatu lengket di perutnya,Tia pun membuka bajunya sebatas perut untuk melihat sesuatu yang melengket itu.
"Astaga..KAK IGOOOOO!!!" Teriak Tia lagi kemudian menoleh ke arah Igo yang ternyata sedang memperhatikan Tia.
"Apa sih Ti,teriak-teriak mulu daritadi? Ini tuh tengah malam tau gak!!!" Balas Igo pura-pura tidak tahu kenapa sang istri berteriak.
"Kakak tuh jorok banget sih!!! Kenapa buang disini!!!!" Omel Tia sambil menunjuk racun Dragon yang ada di perutnya.
"Kok nyalahin aku? Salahin aja diri kamu sendiri,siapa suruh gak ngizinin Dragon buang di lahan pertambangan,yah mau gak mau buang disitu lah!!! Udah lah gak usah ngomel-ngomel,kamu kan tadi ngeluh karena gak pake skincare,jadiin aja tuh racunnya Dragon cream malam kamu." Jawab Igo santai tanpa merasa bersalah.
"Ish..!!!" Geram Tia sambil meninju udara di hadapan Igo. Bicara dengan Igo benar-benar membuat tekanan darahnya naik dua kali lipat. Daripada dirinya tiba-tiba kena stroke,Tia pun lebih memilih beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan racun kental hasil semburan Dragon.
BRAAAAK. Tia menutup pintu kamar mandi dengan sangat kasar.
Igo malah tertawa terbahak-bahak melihat tingkah istrinya itu.
"Lumayan lah yah Gon cuma kena tangan,daripada malam ini loe nganggur,iya kan? Masa iya,di malam pengantin loe nganggur,bisa ketawa jingkrak-jingkrak si Jeki kalau tau." Kata Igo pada sahabatnya itu.
Sedangkan di dalam kamar mandi,Tia tak henti-hentinya mengumpat dirinya sendiri karena telah membantu Igo menenangkan si Dragon. Dia masih tak habis pikir kenapa dirinya bisa melakukan hal memalukan itu.
Tapi baru saja ia menyesali perbuatannya,tiba-tiba saja otaknya kembali terngiang-ngiang dengan sentuhan mulut Igo pada pegunungan Tialaya yang belum pernah terjamah satu manusia pun. Tia juga terngiang-ngiang dengan ******* dan erangan yang keluar dari mulu Igo,tak ketinggalan dengan bentuk Dragon yang hanya ia sentuh tanpa ia lihat.
"Astaga. Segini." Gumam Tia saat kembali mengingat ukuran Dragon saat berada dalam genggamannya. Ukuran yang sama seperti menggenggam singkong jumbo.
"Bego!!! Bego!!! Ngapain lagi nih otak ngingetin ke situ!!!" Gerutu Tia sambil memukul-mukul kepalanya pelan.
Tak ingin kembali mengingat kejadian itu,Tia pun memilih untuk membersihkan perutnya dan tangannya serta membasuh mukanya.
Setelah lima belas menit di kamar mandi,Tia pun keluar dari dalam kamar mandi dengan bibir manyunnya.
Sambil menutup bagian dadanya karena tombol on/off yang ada di puncak gunung Tialaya tercetak jelas. Tia berjalan mendekati tempat tidur dan mengambil bantal serta selimut,tidur di sofa adalah jalan keluar terbaik dari pada hal yang tidak diinginkan seperti tadi terulang lagi.
"Ngapain di tutupin,orang udah aku liat juga,udah aku rasain malah." Ejek Igo.
Tia tak menjawab dan hanya memutar bola matanya malas,ia pun tetap berjalan mendekati tempat tidur dan mengambil selimut dan bantal.
"Kamu mau kemana?" Tanya Igo saat melihat sang istri menarik selimut.
"Tidur di sofa!!! Aku gak percaya sama kakak."
"Dih...harusnya aku yang ngomong gitu. Kamu gak sadar,kalau aku begitu gara-gara ulah kamu juga!!!" Balas Igo yang tak mau disalahkan.
"Ulah aku? Emang aku kenapa?"
"Inget-inget neng,kamu duluan yang meluk-meluk,raba-raba ngebangunin si Dragon!!!"
Mata Tia membelalak mendengar kata-kata Igo.
"Bohong!!! Gak mungkin aku kayak gitu!!!"
"Ya udah kalau gak percaya!!"
"Buktinya mana?"
"Sekarang aku emang gak punya bukti,karena kamar ini gak ada cctv. Tapi besok-besok aku tunjukin ke kamu gimana gaya kamu tidur!!!"
"Cih...gak usah ngarep!!! Besok-besok aku gak mau tidur sama kakak!!!"
"Emangnya bisa kita tidur di kamar terpisah kalau kita tinggal di rumah mama!!"
"Ki...kita tinggal di rumah mama?" Tanya Tia,padahal Tia pikir Igo akan mengajaknya tinggal di apartemen.
