Suamiku Si OB Ganteng

Setelah selesai melakukan olahraga ranjang yang penuh gairah dan bermandikan peluh, kini Ellard sedang menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang dengan Zola yang bersandar di dadanya. Nafas mereka berdua masih tampak memburu, peluh pun masih tampak jelas bercucuran di setiap inci kulit mereka , jantung keduanya juga terasa bergemuruh, menandakan kepuasan yang mereka raih barusan benar-benar nyata.

"Ell, bisa kau jelaskan apa yang belum aku ketahui?" tuntut Zola.

Sebenarnya sejak mereka melakukan penyatuan tadi, beribu pertanyaan sudah bergelayut di ujung lidahnya. Dan semua diperkuat saat melihat noda merah di sprei tempat mereka melakukan penyatuan.

Bukankah itu artinya waktu itu mereka tidak melakukan sampai kesana? Berarti kesuciannya hilang tetap saat ia sudah menikah? Pantas saja malam itu ia tidak merasakan sakit di area pribadinya? Bahkan ia juga tidak menemukan noda darah di seprai yang digunakannya. Tapi bagaimana bisa? Sedangkan saat ia bangun, tubuhnya masih dalam keadaan polos. Bukankah untuk meredam efek obat setan itu adalah dengan melakukan hubungan intim? Lalu bagaimana cara Ellard melakukannya? Itulah beberapa pertanyaan yang ingin sekali Zola tanyakan pada Ellard.

Ellard tersenyum lalu mengecup puncak kepala Zola.

"Aku akan menceritakannya sejak awal agar kau paham sejak kapan aku mencintaimu dan apa saja yang terjadi pada malam itu." ujar Ellard membuka suaranya.

Zola tampak menyimak dengan baik. Ia tak mau melewatkan satu katapun penjelasan dari Ellard sebab ia juga penasaran akan semua itu.

"Kau tau kapan aku pertama kali melihatmu?" tanyaa Ellard dan Zola menggeleng.

"Apa saat kita bertubrukan di lobi kantor Shoppa Lova?" Ellard tersenyum lalu menggelengkan kepalanya membuat Zola mengangkat kedua alisnya ke atas karena bingung bercampur penasaran.

"Sebenarnya pertama kali melihatnya saat kau sedang berada di cafe dengan mantan kekasihmu itu." ujar Ellard membuat Zola terkejut, namun ia tetap diam , menyimak dengan baik setiap kata yang Ellard ucapkan.

"Saat itu aku sebenarnya baru datang dari luar kota. Jadi aku kesana untuk bertemu dengan Gerry. Di saat itulah aku melihat dirimu. Aku juga mendengar perbincanganmu dengan pria brengs*k itu. Kau tau, ingin rasanya aku menghajar laki-laki itu saat itu, namun aku tahan. Sadar aku tengah memperhatikanmu, Gerry pun memberi tahu kalau kau bekerja di Shoppa Lova."

"Apa karena aku kau bekerja di Shoppa lova?" potong Zola. Entah kenapa, kata-kata itu meluncur saja dari dalam mulutnya

Ellard terkekeh pelan lalu kembali memberikan kecupan lembut, namun kali ini di bibir Zola.

"Yah, kau tepat sekali , baby." bisiknya sensual membuat wajah Zola bersemu merah, tak menyangka akan mendapatkan perlakuan begitu manis dari seorang lelaki. Bahkan ia tak menyangka, Ellard rela bekerja sebagai OB karena dirinya.

"Aku tidak berharap banyak sebenarnya saat itu. Aku hanya ingin lebih mengenalmu saja. Tapi saat ada kesempatan bagiku untuk mendapatkanmu, tentu mengapa tidak aku manfaatkan. Daripada kau berakhir dengan lelaki brengs*k itu." ucapnya seraya tersenyum nakal. "Untuk malam di club malam itu, sebagian besar sudah aku ceritakan, bukan. Namun, tidak sepenuhnya. Tapi itu bukan salahku." ujar Ellard berkilah terlebih dahulu.

Zola mengerutkan keningnya kesal, "Jadi itu salahku, begitu?" Zola mencebikkan bibirnya kesal.

"Ya, salah siapa tidak melihat rekaman video sampai selesai." ejek Ellard.

"Yaaa, kau menyuruhku menontonnya hingga selesai, mana aku sanggup Ell, itu sangat memalukan. Mau ditaruh mana muka ku saat melihat diriku sendiri bergerak begitu agresif seperti ... seperti seorang ..."

"Ssst ... tak usah lanjutkqn!" bisik Ellard sambil meletakkan jari telunjuknya di atas bibir Zola.

"Terus lanjutkan ceritamu. Jangan ada satupun yang ditutupi."

"Kau tau bukan bagaimana efek dari obat setan itu? Aku bahkan sampai merendammu selama 1 jam di dalam bathtub berisi air dingin berharap efek obat itu menghilang. Tapi bukannya menghilang, kau justru hanya kedinginan hingga memucat. Jadi aku terpaksa mengeluarkanmu dari dalam sana kemudian membuka semua pakaianmu. Karena efek obat itu masih kuat, kau pun mulai beraksi. Aku yang lelaki normal sebenarnya begitu terpancing, tapi aku sadar, kau adalah perempuan baik-baik. Dan aku juga tidak mau jadi pria brengs*k yang memanfaatkan kelemahanmu saat itu. Karena aku juga hanya ingin melakukannya dengan istriku."

"Jadi ? Bagaimana kau menetralisir efek obat itu?" tanya Zola yang sudah makin tak sabar mendapatkan jawaban.

Senyum Ellard makin lebar, lalu ia mengangkat tangannya dan menggerakkan jari-jemarinya.

"Dengan ini." ucapnya ambigu seraya menunjukkan jemarinya membuat mata Zola membola seketika.

"Ma ... maksudnya?" tanya Zola seraya menelan ludahnya sendiri.

"Ya dengan ini. Aku melakukannya dengan jari-jariku ini." ujar Ellard.

Alis Zola saling bertautan karena terlalu bingung.

"Ya, bagaimana caranya kau menetralisir obat itu dengan jari-jarimu? Jangan membuatku bingung, Ell!" sergah Zola yang mulai kesal karena belum paham.

"Baiklah, sepertinya aku harus reka adegan lagi." ujar Ellard sambil mengerlingkan sebelah matanya nakal.

Zola terkejut ketika Ellard tiba-tiba saja menyerangnya dengan sentuhan jari-jemarinya. Jari-jemari itu bergerak lembut namun mampu membangkitkan gairah Zola. Ellard menyentuh titik-titik sensitif Zola sehingga membuatnya tak berkutik selain mendes*h dan meleng*h. Bibir Ellard pun tak mau diam. Ia mulai mengecup, m*lum*t, dan memagut bibir Zola sehingga membuatnya makin terbakar.

Kemudian dengan gerakan seduktif, jari-jemari itu bergerak turun hingga ke ladang gandum milik Zola. Zola pun makin menggelinjang karena permainan jari-jemari itu. Zola benar-benar tak menyangka bahwa m permainan jari-jemari Ellard mampu membuatnya mendes*h tidak karuan. Bahkan tanpa sadar, intinya berhasil menyemburkan suatu cairan yang diiringi lenguhan luas dari mulutnya.

Zola kini tampak terengah-engah dengan wajah memerah. Ia menutupi wajah merahnya itu dengan kedua telapak tangannya. Ia malu. Benar-benar malu. Ellard terkekeh bahagia karena mampu memberikan kepuasan pada Zola walaupun hanya dengan jari-jemarinya.

Ellard pun naik ke atas tempat tidurnya setelah terlebih dahulu mengelap tangannya dengan tisu basah. Ia mengulurkan tangannya melalui bawah leher Zola dan menjadikan tangannya itu sebagai bantal Zola. Sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk mendekat pinggang Zola. Ellard menarik tangan Zola yang menutupi wajahnya, lalu mengecup pucuk kepala, dagu, mata, hidung, pipi, dan terakhir bibir.

"Terima kasih, Zo karena kau telah menjaga dirimu dengan baik selama ini. Dan terima kasih karena kau mau memberikan dirimu seutuhnya untukku. I love you, Zo. Love you so much. " ucapnya tepat di depan wajah Zola.

Zola tersenyum manis lalu membenamkan wajahnya pada dada bidang Ellard yang sangat pelukable.

Lalu mereka berdua pun mulai memejamkan mata mereka karena sejujurnya mereka sudah sangat lelah.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...