"Aku bukan siapa-siapa, aku hanyalah manusia biasa yang menginginkan kebebasan, tapi...
Ketika keluarga dan orang-orang yang aku sayangi di sakiti, maka aku akan menjelma menjadi dewa kematian!"
"Kau berani menghina ku? Mungkin aku akan diam....
Tapi jika kau berani menghina keluargaku, maka kau akan berakhir di lautan darah!"
Season 1 =
Night King: My Life Journey
Season 2 =
Night King: The God Of Death
Jangan lupa dukungannya ya...
IG= @zhie_n15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Valheinz Z.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-29. Batasan
Didalam kamar penginapan.
Setelah berciuman cukup lama, mereka berdua akhirnya melepaskan ciumannya dan melonggarkan pelukannya, karena udara di sekitar mereka benar-benar sudah mulai terasa sesak. Meski begitu, keduanya masih larut dalam hangatnya perasaan cinta masing-masing, bahkan mereka masih saling memandangi satu sama lain.
Semakin dalam tatapan matanya pada mata Luo Ning, semakin dalam pula perasaan aneh yang Lin Feng rasakan dan semakin kencang pula suara detak jantungnya. Namun anehnya, Lin Feng tidak lagi menghiraukan suara detak jantungnya tersebut, ia juga tidak lagi merasakan perasaan gugup ataupun canggung, bahkan semakin sulit baginya untuk mengendalikan dan mengontrol pikirannya sendiri.
"Luo Ning, aku..."
Perkataan Lin Feng terpotong karena Luo Ning menempelkan jari telunjuknya di bibir Lin Feng, yang menandakan bahwa ia tidak ingin Lin Feng meneruskan kalimatnya. "Lakukan apapun yang kau inginkan, karena aku sudah menjadi milikmu dan begitupun sebaliknya" ucap Luo Ning, kemudian menarik tangannya dari bibir Lin Feng.
Lin Feng tidak mengatakan apapun lagi, ia hanya tersenyum sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Luo Ning, kemudian mengecup dahi Luo Ning dengan lembut, lalu setelah itu, mereka berdua kembali berciuman. Perlahan namun pasti, Lin Feng melepaskan pelukannya pada Luo Ning, lalu mulai membuka pakaian yang dikenakan oleh Luo Ning.
Karena malam ini adalah pengalaman pertamanya, butuh waktu yang lumayan lama bagi Lin Feng untuk bisa membuka baju Luo Ning, namun setelah berhasil melakukannya, rasa gugupnya kembali datang ketika melihat pemandangan didepan matanya, tapi rasa gugup tersebut segera berlalu begitu saja, karena pikirannya benar-benar sudah tidak bisa dikendalikan lagi.
Pada saat yang bersamaan.
"Tok... Tok... Tok... Tuan, apakah tuan sudah tidur?" ucap Heilong dari balik pintu.
Baik Lin Feng ataupun Luo Ning, keduanya benar-benar kaget ketika mendengar suara Heilong dan seketika itu juga, perasaan malu, gugup dan canggung langsung mendatangi mereka lagi, bahkan Lin Feng langsung beranjak dari sisi Luo Ning dan duduk di pinggir tempat tidur, sementara Luo Ning, ia langsung memakaikan bajunya lagi dengan menahan rasa malu.
Di luar kamar.
"Hentikan itu, kau ini bodoh atau bagaimana?!" ujar Lang Diyu menghentikan Heilong yang ingin mengetuk pintu sekali lagi.
"Apa maksudmu?!" tanya Heilong bingung.
Lang Diyu menghela napas panjang, kemudian menarik tangan Heilong dan masuk ke kamar mereka. "Karena kau masih baru, jadi aku bisa memaklumi hal ini, tapi jangan sampai terulang untuk yang kedua kalinya!" ujar Lang Diyu.
"Memangnya apa yang aku lakukan?" tanya Heilong, ia masih saja tidak mengerti maksud perkataan Lang Diyu.
"Lain kali, jika kau ingin melaporkan sesuatu, laporkan saja pada Huise dan jangan langsung melapor pada tuan, apa kau paham?!" jawab Lang Diyu kesal.
"Ba-baik" ujar Heilong.
Di dalam kamar penginapan.
Suasana kembali menjadi sunyi, Lin Feng dan Luo Ning masih belum mengucapkan sepatah katapun sejak kejadian barusan, bukan karena sedang marah atau apapun, tapi mereka bingung dan tidak tahu harus berkata apa, karena situasi yang baru saja mereka lewati, benar-benar diluar dugaan mereka berdua.
Tidak lama kemudian, Lin Feng tiba-tiba saja berdiri dan menghampiri Luo Ning yang duduk di sisi lain tempat tidur, karena sebelumnya mereka duduk di sisi yang berlawanan dan saling membelakangi, lalu setelah itu, Lin Feng memberanikan dirinya untuk duduk di sebelah Luo Ning yang masih tertunduk malu.
Lin Feng sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tapi lidahnya terasa kaku dan mulutnya tidak bisa dibuka, tapi ia tetap memberanikan diri untuk merangkul Luo Ning kedalam pelukannya. Luo Ning juga tidak mengatakan apapun saat Lin Feng memeluknya dari samping, ia hanya menyandarkan kepalanya di bahu Lin Feng, namun tidak berani menatap wajahnya.
"A-aku minta maaf" ucap Lin Feng.
"Kau tidak salah, kenapa harus minta maaf?" tanya Luo Ning.
Lin Feng menghela napas. "Yang kau katakan tadi mungkin memang benar, kita berdua memang saling memiliki, tapi belum saatnya untuk melewati batas, jadi aku benar-benar minta maaf karena tidak bisa mengontrol diriku sendiri" jawab Lin Feng
"Apa kau masih gugup?" tanya Luo Ning.
"Sejujurnya, iya. Tapi setelah apa yang baru saja terjadi, aku akan berusaha untuk mengendalikan diriku sendiri" jawab Lin Feng.
Memang benar jika Lin Feng masih merasa gugup, bahkan sangat gugup sampai jantungnya masih berdetak dengan kencang, terlebih lagi mereka berdua baru saja melewati hal yang tak terduga, namun semua itu memberikan Lin Feng sedikit keberanian dan kepercayaan diri, bahkan ia sudah mulai bisa mengendalikan rasa gugupnya itu.
Setelah itu, mereka berdua menghabiskan malam dengan mengobrol sangat lama dan akhirnya tertidur karena sudah sangat mengantuk, tapi kali ini tidak ada lagi rasa canggung seperti sebelumnya, bahkan mereka tertidur sambil berpelukkan.
Esok harinya.
Mentari pagi menyinari seluruh daratan suci, cahayanya yang terang dan hangat mampu membangunkan setiap kehidupan yang masih terlelap dalam tidurnya, tak terkecuali dua insan yang sedang tertidur lelap di dalam kamar salah satu penginapan di kota kerajaan dewa bumi.
Lin Feng membuka matanya ketika cahaya matahari pagi mengenai wajahnya, Lin Feng kemudian menoleh ke samping dan menemukan Luo Ning yang masih terlelap sambil memeluknya. Saat melihat Luo Ning yang masih terlelap, Lin Feng kembali teringat dengan kejadian tadi malam, ia masih tidak menduga kalau ia dan Luo Ning hampir saja melewati batasan.
"Meski aku dan Luo Ning sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah, tapi kalau ayah dan ibu tahu tentang kejadian semalam, mungkin mereka akan marah padaku" gumam Lin Feng.
Tidak lama kemudian, Luo Ning akhirnya terbangun dari tidurnya. "Apa yang kau pikirkan?" tanya Luo Ning.
"Bukan apa-apa, hanya sedang memikirkan ayah dan ibuku" jawab Lin Feng.
Luo Ning kemudian mempererat pelukannya. "Mendengar kau berkata begitu, aku jadi sangat ingin bertemu dengan mereka, tapi sayangnya hal itu tidak mungkin" ucap Luo Ning.
Setelah cukup lama mengobrol, Lin Feng kemudian beranjak dari tempat tidur dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sementara Luo Ning masih belum beranjak dari tempat tidur dan malah teringat dengan kejadian yang mereka lewati tadi malam, meski mengingat hal itu membuatnya merasa malu, tapi ia juga merasa senang karena kejadian itu sepertinya telah merubah sikap Lin Feng.
Sepuluh menit kemudian, Lin Feng akhirnya keluar dari kamar mandi dan langsung keluar dari kamar, lalu pergi ke kamar yang tidak jauh dari kamarnya dan Luo Ning untuk menemui Huise dan yang lainnya.