NovelToon NovelToon
MY SUGAR

MY SUGAR

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:9.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lunoxs

🌹🌹🌹🌹

Karena ingin terlepas dari jerat kemiskinan, Sena dan Felli memutuskan untuk menjual kesucianya. Melewati 1 malam penuh Dosa.

"Fel, pokoknya aku mau yang seperti Om Rudi, walaupun sudah tua tapi masih terlihat tampan," pinta Sena sang adik sepupu.

Felli terkekeh.
"Ada yang mau menggunakan jasamu saja sudah untung, hahaha," akhirnya Felli tertawa terbahak.

21+
✍🏻 revisi typo 💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MY SUGAR 29 - Panggil Saja Mama

Jam setengah 9 malam, Hanan dan Sena sampai di rumah Mariam. Hanan sudah menghentikan mobilnya di halaman rumah itu tapi Sena malah ragu untuk turun.

"Kenapa?" tanya Hanan, dilihatnya Sena yang meremat kedua tangannya diatas pangkuan, belum bergarak turun meski kunci pintunya sudah ia buka.

Mendadak Sena ragu, saat melihat rumah yang baginya bagitu begitu megah. Merasa tidak akan diterima di rumah itu.

Siapalah dia, hanya gadis kampung dan seorang karyawan biasa.

"Maaf sayang, tapi aku takut," jawab Sena jujur.

"Apa yang kamu takutkan? Mamaku?" tanya Hanan dengan menahan senyumnya. Pastilah Sena berpikir, jika Mamanya adalah seorang wanita galak yang menginginkan anaknya menikahi wanita yang sederajat. Jelas bibit, bebet dan bobotnya. Sama seperti ibu ibu kaya dalam sinetron yang sering ditontonnya, pikir Hanan.

"Jangan banyak berpikir, ayo turun," ajak Hanan kemudian, ia turun lebih dulu lalu membukakan pintu untuk Sena.

Hanan menarik tangan Sena untuk keluar.

"Mamaku bukan seperti mama mama di sinetron ikan terbangmu itu," ledek Hanan, ia memeluk pinggang Sena dan mengajak wanitanya masuk.

Sena mencebik, ia begitu gugup.

"Harusnya aku pakai baju yang lebih tertutup, bukan seperti ini," keluh Sena, menggerutu tentang gaunnya yang setinggi paha.

Tapi Hanan tak peduli, ia malah mengecup sekilas pipi Sena saat sudah sampai di depan pintu.

Menekan bell berulang kali, hingga akhirnya pintu rumah itu terbuka. Seketika jantung Sena seperti mau copot, ia begitu gugup dan takut.

Bahkan tanpa sadar, Sena menggenggam tangan Hanan kuat.

"Tanganmu dingin sekali?" ledek Hanan, bertanya dengan senyum tipis.

Sena yang kesal langsung saja mencubit lengan sang kekasih, bukannya perihatin malah terus diledek, kesalnya didalam hati.

"Den Hanan," sapa Darti, ia melihat Hanan yang meringis kesakitan dan seorang gadis yang tiba-tiba bergerak menjauhi Hanan.

Darti mengeryit bingung, namun ia mencoba langsung menyapa ramah.

"Silahkan masuk Den, Mbak," ucap Darti.

"Terima kasih," jawab Sena, sedangkan Hanan hanya mengulul senyumnya dan menarik Sena untuk masuk. Jam seperti ini, biasanya Mariam masih berada di ruang tengah, sekedar menonton televisi ataupun merajut.

Dan benar saja, kedua netra Hanan langsung mengunci keberadaan Mamanya di ruangan itu, duduk membelakangi kedatangannya.

"Assalamualaikum, Ma," ucap Hanan dan seketika Mariam menoleh.

"Walaikumsalam," jawabnya.

Tatapannya tak langsung pada sang anak, melainkan seorang gadis yang menunduk di samping Hanan.

Anak dan Ibu ini saling memberi kode melalui tatapan.

Siapa? tanya mariam

Wanitaku. Jawab Hanan.

Mariam menganggukkan kepalanya.

"Sena ya?" tanya Mariam, mencoba memecah kecanggungan.

Sena yang dipanggil langsung mengangkat kepala dengan mata yang membola, tak menyangka Mariam mengetahui namanya.

"I-iya Tante," jawab Seba gugup, dengan cepat Sena menghampiri Mariam dan mencium punggung tangannya.

Kecil, Mariam tersenyum. Hanya melihat sekilas saja, ia bisa menilai jika Sena adalah gadis yang polos. Entah dimana anaknya itu bisa menemukan Sena.

"Sini sayang, duduk. Jangan panggil Tante, panggil saja Mama. Sama seperti Hanan," terang Mariam, ia bahkan menarik lengan Sena untuk duduk didekatnya.

"Hanan sudah banyak bercerita tentangmu, sudah lama juga mama menunggu kedatangan kalian," ucap Mariam jujur.

Kini ketiga orang ini sudah duduk disana.

"Tapi kenapa malam ini kalian datangnya? memangnya acara di perusahaan sudah selesai_"

"Ehem!" potong Hanan cepat, tak ingin sang ibu terlalu banyak bicara tentang perusahaan. Takut-takut nanti keceplosan tentang status mereka. Karena setau Sena, Hanan hanyalah karyawan biasa, sekelas asisten manajer.

Mengerti kode sang anak, Mariam menelan salivanya kasar.

Maaf, kata Mariam tanpa suara pada Hanan, hanya menggerakkan bibirnya kecil.

Terus ketiganya berbincang, meski di dominasi oleh Mariam. Jujur saja, Mariam merasa senang jika anak-anaknya berkunjung kesini, ia bisa berceloteh sehari semalam. Sebenarnya ia begitu rindu untuk berkumpul, tapi ... ya sudahlah.

"Sen, malam ini menginap disini saja ya?" pinta Mariam dan Sena tak kuasa untuk menjawab, melihat Mariam sejenak mengingatkannya pada sang ibu di kampung.

Rasanya begitu enggan untuk menolak.

"Jangan gitu Ma, besok kan Sena harus kerja, dia juga tidak bawa baju ganti," Hanan yang menjawab dan Mariam menunjukkan wajah tak sukanya.

Tak ingin memaksa, akhirnya saat jam 10 malam Mariam mengantarkan kepulangan Sena dan Hanan sampai di teras rumah.

Mariam tidak tahu jika sebenarnya Hanan dan Sena sudah tinggal 1 atap, setahunya Hanan hanya menjemput dan mengantar Sena, lalu pulang ke rumahnya sendiri.

"Mama masuklah, aku akan pulang," ucap Hanan dan Mariam mengangguk.

Saat Sena mencium punggung tangan kanannya, Mariam menarik Sena dan memeluknya sekilas. Gadis yang kini dicintai oleh anaknya.

"Hati-hati ya sayang, jangan mau kalau Hanan mengajakmu berzinah," ucap Mariam serius dengan nada bercanda, mendengar itu mata Hanan mendelik, sementara Sena menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Iya Ma," jawan Sena patuh dan Hanan ternganga.

Tak ingin berlama-lama lagi, Hanan langsung menarik Sena untuk pulang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di lain tempat, setelah mengantar anak dan istrinya pulang. Hanaf pamit untuk pergi lagi, katanya para kolega ingin bertemu dan merayakan ulang tahun perusahaan secara private.

Nadia memberi izin, ia selalu percaya apapun yang diucapkan oleh sang suami.

Dan setelah mendapatkan izin itu, Hanaf segera melaju.

Bukan untuk menemui para kolega, melainkan ke rumah adik iparnya, Lora.

Hanaf yakin betul, malam ini Hanan tidak akan pulang. Karena itulah ia berani untuk datang kesini.

"Pak Hanaf," sapa pelayan yang membukakan pintu untuk Hanaf.

"Dimana Hanan?" tanya Hanaf basa basi.

Pelayan itu menjawab bahwa Hanan tidak ada di rumah ini, tapi seperti rumahnya sendiri Hanaf terus masuk dan menaiki anak tangga.

Meninggalkan begitu saja pelayan itu di bawah sana.

Sampai di lantai 2, ia langsung menuju kamar Lora. Langsung membuka saja pintu yang tak terkunci itu. Di lihatnya Lora yang sedang meringkuk tertidur. Ia berdecak kesal saat melihat ponsel Lora tergeletak diatas nakas.

Sedari tadi panggilannya selalu tidak mendapat jawaban.

Hanaf mendekat dan memeriksa ponsel itu, ternyata mati.

"Lora, bangunlah," ucap Hanaf mencoba membangunkan. Ia bahkan mengguncang bahu Lora cukup keras.

Merasa terganggu, Lora langsung membuka matanya.

Dan betapa terkejutnya dia saat melihat Hanaf disana, duduk ditepi ranjang, disisinya.

"Mas Hanaf?" sapa Lora, ia langsung bangkit dan tersenyum sumringah.

"Ada apa Mas menemuiku?" tanyanya dengan hati yang menggebu, mungkinkah Hanaf merindukannya? pikir Lora yakin.

"Harusnya Mas mengajakku ke hotel saja, jangan disini," ucap Lora lagi seraya mengelus lengan Hanaf dengan lembut.

Mendapati rayuan itu, Hanaf memutar bola matanya malas.

Andaikan saja ia tak membutuhkan Lora untuk menyakitu Hanan, sudah sejak lama ia mencampakkan wanita ini.

"Ya, aku merindukanmu. Malam ini aku akan membuka jalan untuk anak ini," jawab Hanaf dengan tatapannya yang dalam.

Mulut Lora menganga, darahnya mengalir jadi lebih deras.

1
LapauPakee
sipp
Muginem Muginem
Luar biasa
flower
/Grin//Grin/
jen
dihhhh serem
Vivi Wong
karya yg bagus....
jojo
Luar biasa
Hariyanti
sesal kemudian...... percuma
Hariyanti
terasa janggal dgn isi surat wasiatnya.ada apa dgn Hanan? kenapa dia dpt lebih banyak?
Hariyanti
apa itu orang suruhan Hanan?
Hariyanti
Feli jadi umpan buat hanaf dan lora🤔🤔
Hariyanti
sena dlm bahaya
Hariyanti
kayaknya Hanan tau itu bukan anak nya.ntar tes DNA aja.
ollyooliver🍌🥒🍆
lah..gitu doang?
pdhl.mau baca gmn respon sanaf manta istrinya nikah lagi..sama.brondong pula😌

bonchap dong🤧
ollyooliver🍌🥒🍆
pretttt..istri satu"nya tapi selingkuhan banyak😌

lagiam lu ngaku nadia ttp jadi istri lu karma 15 thn kemudian lu udah tuirr, miskin lagi. cw mana yg mau😏
ollyooliver🍌🥒🍆
kalau di real life..gw ragu mariam bakal ketemu anaknya tapi gw sadar bahwa ini hanya fiksi..yg bahkan jika mariam berumur 100 thn lebih masih bisa ketemu anaknya😌
ollyooliver🍌🥒🍆
mana ada cinta tapi main celap celup sana sini. definisi cinta itu gak melukai dan menghianati bahka diulang berkali" cih menjijikan🙄
ollyooliver🍌🥒🍆
kenapa gak sampai gila..sayang sekali🙃
ollyooliver🍌🥒🍆
mending memaafkan dan berpisah dan mencari kehidupan baru daripd memafkan dan bertahan yg hanya akan menambah luka..dan nadia sdh membuktikannya berung kali. jadi kalau sekali lagi madia memilih opsi kedua..fix dia bukannya cinta tapi obsesi😌
ollyooliver🍌🥒🍆
itulah mengapa anak laki" sangat penting buat seorang ibu
ollyooliver🍌🥒🍆
masa korupsi bukan kemampuan? itu sdh termasuk hebat loh sampai hanaf kaya raya. udah termasuk pintar😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!