Finding Your Way Home In Another World With The Gender Change Skill/Shadow & The Jester [Remake]

Sudah lebih dari 1 jam setelah aku memutuskan untuk membiarkan Niji memelukku. Dan sekarang aku sedang tiduran di paha miliknya.

“Darling apakah bantalan paha milik ku nikmat?” Tanya Niji sambil mendekatkan matanya dengan mataku.

“Aku tidak terlalu tahu sih. Karena ini adalah bantalan paha pertamaku” aku mengatakan hal itu dengan nada datar.

Pada saat mendengar hal itu, Niji langsung tersenyum dan mulai bersenandung.

Ngomong-ngomong aku baru menyadarinya, tapi ketika Niji sedang senang, dia pasti akan mulai bersenandung. Dan juga yang lebih penting lagi, bantalan pahanya Niji benar-benar sangat empuk. Siall, aku bisa kecanduan kalau begini terus.

Jika kalian bertanya kenapa aku bisa berakhir seperti ini. Kalau begitu, mari kita kembali ke beberapa waktu yang lalu sebelum Souji menerima bantalan paha dari Niji.

☆-----___-----___-----☆

Sudah sekitar 1 jam lebih semenjak Niji mulai memelukku. Semenjak saat itu, dia tidak ingin melepaskanku sama sekali.

Ketika aku ingin melepaskan peluk kan nya dengan paksa, dia malah memelukku dengan lebih erat. Karena hal itulah, sekarang sudah lebih dari 5 tulang rusukku yang patah.

Aku sebenarnya ingin sekali protes kepada diriku beberapa saat yang lalu. Aku ingin protes kenapa dia malah menaikkan sebuah bendera di atas kepalanya Niji.

Setelah sekitar 20 menit lebih tidak ada yang berbicara, aku memutuskan untuk membuka mulutku untuk berbicara.

“Neh Niji... apakah kamu sudah bisa melepaskan peluk kan mu?” Aku menanyakan hal itu dengan wajah yang memohon.

Krak!!

Setelah mendengar hal itu, Niji langsung memelukku dengan lebih erat yang mengakibatkan 2 tulang rusukku patah.

Sudah 7 kali tulang rusukku patah dalam waktu 1 jam. Huhh... apa yang harus aku lakukan sekarang, aku khawatir dengan keadaan para gadis. Walaupun mereka memiliki kekuatan, akan tetapi, mereka masih sangat Naif. Aku benar-benar tidak bisa berhenti mengkhawatirkan mereka..

Aku memikirkan hal itu sambil menatap ke arah langit biru yang sangat luas.

Ketika Niji memperhatikanku melihat ke arah langit. Entah kenapa, matanya langsung berubah menjadi muram.

Setelah sekitar 5 menit Niji memperhatikanku, dia akhirnya mulai membuka mulutnya untuk berbicara.

“Baiklah... aku akan melepaskan mu Darling” Niji mengatakan hal itu sambil menatap mataku.

Sebelum aku bisa membuka mulutku, dia langsung memotong nya dan mulai kembali berbicara.

“Tapi dengan satu syarat” Niji mengatakan hal itu sambil tersenyum nakal.

Ketika aku melihat senyuman nya itu, entah kenapa aku memiliki firasat buruk. Karena aku tidak memiliki pilihan lain, aku hanya bisa bertaruh saja dengan hal ini.

Setelah memikirkan hal itu dengan matang, aku mulai membuka mulutku untuk menjawab pertanyaan dari Niji.

“Baiklah, katakan apa syaratnya” aku mengatakan hal itu sambil menatap tajam ke arah Niji.

Ketika Niji mendengar jawabanku, entah kenapa senyuman di wajahnya menjadi semakin dalam.

Dak dig dug

Aku bahkan dapat mendengar suara detak jantungku dengan jelas ketika menunggu Niji Berbicara, aku berharap kalau syaratnya ini bukan hal yang tidak-tidak.

Setelah jeda beberapa menit, akhirnya Niji mulai membuka mulutnya untuk berbicara.

“Kalau begitu, Darling harus membiarkan aku memberikan bantalan paha kepadamu” dia menjawab hal itu sambil menunjuk ke arahku.

Setelah mendengar hal itu, aku mulai menatapnya dengan mata yang bertanya-tanya dan mulai membuka mulutku.

“Bisa kamu ulangi tadi, apa yang kamu inginkan?” aku menanyakan hal itu sambil memiringkan kepalaku ke samping.

Ketika Niji mendengar hal itu, dia langsung melepaskan aku dan mulai berdiri. Lalu dia mulai membuka mulutnya untuk berbicara.

“Sudah aku bilang, aku ingin Darling membiarkan aku memberikan bantalan paha kepadamu” Niji mengatakan hal itu sambil dengan paksa menarik kepalaku dan menaruhnya di atas paha miliknya.

Ketika dia menarik kepalaku tadi, aku bisa merasakan bahwa leherku benar-benar akan putus jika aku tidak memusatkan seluruh kekuatanku di sana.

Sial!! Bagaimana bisa semua wanita yang aku kenal memiliki kekuatan yang mengerikan seperti ini!! Apakah takdir benar-benar membenciku!!

☆-----___-----___-----☆

Kira-kira seperti itulah yang terjadi. Karena hal itulah, aku sekarang sedang tiduran di atas paha milik Niji.

“Neh Niji... apakah kamu ini... seekor Naga?” aku menanyakan hal itu sambil menatap mata miliknya.

Ketika mendengar pertanyaan dariku, Niji langsung terkejut dan mulai membuka mulutnya untuk bicara.

“Iya... aku memang seekor Naga, apakah Darling... membenciku sekarang?”  Niji Mengatakan hal tersebut dengan nada yang gemetaran.

Pada saat mendengar hal itu, aku langsung bangkit dan mulai berbicara.

“Niji apakah kamu benar-benar seekor Naga?!” aku menanyakan hal itu lagi sambil memegang bahunya dan menatapnya dengan mata yang berbinar.

“I-iya!! Apakah kamu tidak membenciku Darling?” Niji berusaha mengatakan hal itu ketika aku menatapnya.

“Kenapa aku harus membencimu, salah satu yang paling aku suka di dunia ini adalah Naga” aku mengatakan hal itu dengan bangga

Ketika melihat hal itu, Niji langsung memiringkan kepalanya dan mulai membuka mulutnya dengan ragu-ragu.

“Da-darling... kenapa kamu begitu menyukai Naga?” Niji menanyakan hal itu dengan nada yang ragu kepadaku.

Ketika mendengar pertanyaan dari Niji, aku langsung diam dan mulai menatapnya dengan serius.

Ketika Niji melihat aku menatapnya dengan mata yang serius, dia memutuskan untuk mendengarkannya dengan serius juga.

Setelah aku mengambil nafas dalam-dalam, aku mulai membuka mulutku untuk berbicara.

“Itu karena...” aku mengatakan hal itu dengan nada suara yang serius.

“Karena...” Niji mengatakan hal itu sambil menatapku dengan lebih serius.

Setelah jeda sekitar 5 menit, aku mulai membuka mulutku untuk berbicara.

“Karena aku lupa alasannya hehehe” aku mengatakan hal itu sambil tersenyum ke arah Niji.

“Ehh!!”

Ketika mendengar hal itu, Niji secara tidak sengaja mengeluarkan suara yang terdengar bodoh, dan juga mulai menatapku dengan ragu.

Setelah jeda sekitar 5 menit, Niji mulai membuka mulutnya untuk mulai berbicara.

“Bi-bisa kamu ulangi apa yang kamu katakan sebelumnya Darling?” Niji menanyakan hal itu sambil menatapku dengan ragu.

“Aku sudah bilang kan sebelumnya kalau aku lupa” aku mengatakan hal itu dengan acuh.

Setelah mendengar jawaban dariku. Entah kenapa, Niji mulai menatapku seperti sedang melihat orang yang sangat bodoh.

Setelah sekitar 5 menit lebih Niji menatapku, dia tiba-tiba dengan paksa menarik kepalaku lagi dan menaruh nya di atas paha miliknya.

Krak!!

Kenapa dia secara tiba-tiba menarik kepalaku lagi!! Apakah dia tidak sadar kalau hal itu dapat membunuhku!! Sial, aku benar-benar ingin protes kepada Dewi sialan itu sekarang!!

Ehh!! Tu-tunggu sebentar!! Jika kontrak pernikahan yang sebelumnya adalah sebuah kebenaran... maka apa yang akan terjadi padaku nanti.....

Ketika aku sedang memikirkan tentang masa depanku yang mengerikan, tiba-tiba aku mendengar Niji memanggilku dari atas.

“Neh Darling...” Niji mengatakan hal itu sambil mendekatkan wajahnya dengan wajahku.

“Ada apa?” aku menanyakan hal itu sambil menatapnya dengan bingung.

“Apakah kamu ingin tahu kita berada di mana?” Kata Niji sambil tersenyum dengan nakal.

Ketika mendengar hal itu, aku mulai mengangguk untuk mengiyakan hal itu.

Pada saat Niji melihat aku menyetujuinya, dia langsung menjauhkan wajahnya dariku dan mulai membuka mulutnya untuk berbicara. Pada saat aku melihat dia mulai membuka mulutnya, aku juga mulai mendengarkannya dengan serius.

“Kalau begitu, sebenarnya tempat ini adalah....”