NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Mengguncang

***

Ini terlalu mengejutkan, presiden Elajar datang

bersama dengan Sherinda Maheswari ?? Dan

jelas terlihat, pria paripurna itu menggandeng

tangan sang model tanpa ragu. Ahh..ini adalah

sesuatu yang terlalu mengguncang.!

"Apa kita tidak salah lihat.? Bagaimana bisa

Tuan El datang bersama dengan model itu.?"

"Ini terlalu sensasional.! Tuan Elajar berani

mempertaruhkan nama besar nya dengan

menggandeng model itu ke acara ini.!"

"Ini sungguh luar biasa.! selama ini kita melihat

Tuan Elajar dengan segala kesempurnaan nya.

Apa sekarang dia sudah bosan dengan citra baik

yang selama ini melekat pada dirinya.? Ataukah

dia ingin menciptakan suasana baru.!"

Itulah bisikan demi bisikan yang merambah

cepat diantara para tamu di tengah keterkejutan mereka atas fakta yang sedang berlaku saat ini.

Prang.!

Gelas minuman yang sedang di pegang oleh

Nyonya Laila tiba-tiba jatuh ke lantai tanpa

sadar. Sementara matanya masih tampak

menatap syok ke arah sepasang sejoli yang

sedang berjalan tenang penuh pesona.

Wanita paruh baya itu kini menggisik matanya, mencoba meyakinkan penglihatan nya. Sherin..

gadis yang selama ini selalu di hina dan di caci

malam ini tampil luar biasa memukau dalam

balutan segala kemewahan yang serba elegan

dan berkelas, tidak berlebihan namun sangat mempesona dan menyilaukan.

Nyonya Kinar tidak kalah terkesimanya, mata

nya menatap lurus ke arah Sherin dan Devan.

Putri sulung nya itu nampak sangat cantik

malam ini. Ada sesuatu yang menabrak halus

jantung nya. Ada rasa bangga namun juga

teringat fakta bahwa putrinya itu telah salah

jalan selama ini. Dan malam ini secara nyata

Sherin membawa pria yang menyewa nya.

"Wahh..Nyonya Kinar.. putri sulung mu tenyata

memilki racun yang sangat berbahaya ya. Salut.!

lepas dari putraku.. ternyata dia masih berhasil

menggait pria sehebat Mr Elajar..Dia benar-benar

lihai, memanfaatkan kesempurnaan fisiknya

sampai seperti ini hanya demi obsesi nya.!"

Ujar Nyonya Laila yang langsung membuat wajah Nyonya Kinar memucat seketika, di hantam rasa

malu. Para tamu, yang rata-rata adalah ibu-ibu

sosialita kelas atas tampak menatap aneh kearah Nyonya Kinar yang hanya bisa menundukkan kepalanya mencoba menahan segala amarah

dan rasa tidak terima.

Apa yang kamu lakukan Sherin.. kenapa kamu

mempermalukan keluarga mu sampai seperti ini.

Nyonya Kinar menjerit dalam hatinya. Tak tahan

dengan rasa malunya dia berbalik, kemudian

pergi dari kumpulan ibu-ibu sosialita itu.

"Dev.. lihatlah, mereka semua menatap ke arah

dirimu dengan wajah syok. Kenapa kamu harus

melakukan semua ini.?"

Sherin berbisik di tengah langkah tenangnya

menuju area utama tempat pesta berlangsung.

"Biarkanlah mereka bertarung dengan asumsi

kusut dalam otak masing-masing. Apa kau pikir

aku sudi datang ke pesta ini kalau bukan karena

ada wanita liar yang nekad datang ke sini.?"

"Tuan Dev.. tolong ralat kembali perkataan anda

barusan. Walaupun liar, tapi aku masih memiliki

sedikit hati nurani.!"

"Ya.. tentu saja, kalau tidak, kau tidak mungkin

berani datang ke pesta mantan kekasih mu.!"

"Dia bukan lah prioritas ku. Apa kau pikir aku

masih bisa memaafkan manusia semacam dia.

Aku hanya tidak bisa membuat hati ibuku jatuh

dan mengambang.!"

"Apa yang akan terjadi pada ibumu kalau kau

tidak datang, aku rasa tidak ada pengaruhnya

kau hadir atau tidak !"

"Putri bungsu nya akan membuat dia merasa

tidak bisa menjadi ibu yang baik karena tidak

bisa mengabulkan keinginannya.! Dan itu akan

membuat ibuku menangis darah .!"

Devan menyeringai sinis, genggaman tangan

nya semakin erat membuat Sherin melirik dan

mencoba melepaskan nya. Tapi pria itu malah

semakin menguncinya.

"Kalau begitu berdiri dengan tegak di hadapan

mereka. Perlihatkan bahwa kamu akan selalu

baik-baik saja dalam situasi apapun.!"

Tegas Devan dengan wajah yang kini berubah

serius. Sherin tersenyum tipis sambil kembali

berjalan tenang. Dan kini tatapannya bertemu

dengan mata Brian yang terlihat berkilat panas.

Kedua tangan pria itu terkepal kuat. Ohh.. jadi

mantan wanita nya ini telah berhasil melobi

Mr Perfect dengan pesona nya, brengsek.!!

Sementara Stella tampak goyah, dia yang kini

sudah tampil bak princess itu benar-benar syok.

Kakak yang selama ini berusaha untuk di tekan

dan di singkirkan nya saat ini tengah berjalan

anggun penuh pesona di samping pria pujaan

hatinya, pria dambaannya. Sherindaa... sial.!!

Apa yang telah di lakukan nya hingga dia bisa

menarik perhatian seorang Devan Kanigara

Elajar yang sangat berkuasa itu.!

Beberapa orang yang sudah bisa menguasai diri

kini berusaha untuk mengabadikan moment luar

biasa itu dengan kamera ponsel mereka. Devan

dan Sherin saat ini sudah tiba di ujung panggung

kecil tempat Brian dan Stella berada.

Dengan sikap dan gaya yang sangat tenang,

Devan naik dan berdiri di hadapan Brian yang langsung berubah air mukanya, dia memasang

raut wajah ramah penuh hormat di depan pria

yang memiliki nama dan pengaruh besar itu.

"Selamat Tuan Mcknight, lancar dan sukses.!"

Ucap Devan sambil berjabat tangan dengan

Brian yang sudah bisa menguasai keadaan.

"Terimakasih Mr Elajar, sebuah kehormatan

besar, anda sudi memenuhi undangan kami.

Semoga anda sudah memikirkan segala konsekuensinya."

Sambut Brian sambil melirik sinis kearah Sherin

dengan seringai senyum aneh. Devan tampak

tersenyum tenang, dia melirik ke arah Sherin

yang terlihat tenang-tenang saja.

"Kehormatan terletak pada apa yang telah kita

lakukan, bukan semata-mata pada apa yang

kita katakan atau kita pertontonkan Tuan.!"

Sahut Devan dengan suara yang sangat khas,

berat dan tegas dengan kharisma yang mampu

membuat Brian mengangguk manut dan patuh.

"Sekali lagi terimakasih kehadiran nya Presdir.. Silahkan..kita akan berbincang sebentar lagi."

Brian mengulurkan tangannya mempersilahkan

Devan yang kini bergerak ke hadapan Stella. Dia

menatap seksama wajah gadis itu yang terlihat memerah. Stella benar-benar tidak tahan, bisa

berhadapan langsung dengan pria yang memiliki

daya tarik luar biasa ini. Apalagi di tatap sedalam

itu. Gilaa.! di tatap seperti ini saja sudah mampu membuat tubuhnya panas dingin di dera sensasi

aneh, angan-angan nya langsung melayang.

"Selamat Nona Muller.. suatu saat nanti, anda

harus siap menerima kejutan.! sesuai dengan

apa yang telah anda lakukan selama ini.!"

Devan berucap dengan nada penuh penekanan.

Kejutan.? Wajah Stella tampak kian memerah.

Jangan bilang kalau Mr Perfect tertarik pada

dirinya dan suatu saat akan menarik dirinya

ke dalam pelukannya, Tuhan.. semoga saja..!!

"Terimakasih atas kedatangan anda Presdir..

Ini sudah merupakan sebuah kejutan besar

bagi saya yang sangat tidak terduga."

Sahut Stella dengan suara di buat selembut

mungkin. Devan menyeringai tipis. Tatapan

nya semakin terlihat mendalam membuat

tubuh Stella semakin memanas.

"Saya harap, anda mematuhi peraturan dalam

kompetisi. Tidak boleh menikah dulu selama

kompetisi berlangsung.!"

Tegas Devan. Tak ada jabatan tangan, ataupun

sentuhan fisik. Karena..itulah seorang Devan

selama ini. Dia sangat anti melakukan kontak

fisik dengan lawan jenisnya. Oleh karena itu,

kejadian menggenggam tangan Sherin tadi,

itu adalah sesuatu yang sangat mengejutkan.

Stella mengangkat wajahnya, matanya bertemu dengan mata elang Devan yang telah mampu melelehkan jiwanya dalam sekejap. Tuhan..

ingin sekali dia menyambar bibir pria itu, lalu menikmatinya, dan menyeret dirinya langsung

ke atas tempat tidur.

"Sa-saya mengerti Presdir.. tentu saja."

Sahut Stella sambil menundukkan kepalanya.

Mencoba menepis segala angan dan fantasi

liarnya yang menggila.

Sementara Sherin kini berdiri dihadapan Brian.

Keduanya saling menatap, terlihat sekali kalau

tatapan Brian seolah ingin menelan bulat-bulat

sosok Sherin yang tampil mempesona itu.

"Selamat Tuan Brian Mcknight.. aku harap kau

segera memperbaiki apa yang masih mungkin

di selamatkan mulai sekarang.!"

Ucap Sherin sambil merapatkan kedua tangan

di depan dadanya. Brian tersenyum miring,

tatapannya kini semakin tajam sedikit mesum.

"Kelihatannya kau cukup bangga bisa datang

bersama Tuan penguasa Miss Sherin.. Tapi

sayangnya..namamu sudah terlanjur hancur.

Tidak akan bisa di perbaiki walau mencoba

mendompleng nama besar Mr El sekalipun.!"

"Ya, tentu saja. Tapi setidaknya aku masih bisa mencobanya. Siapa tahu keberuntungan masih berpihak padaku.! Oya..Tuan Brian..hati-hati

dengan beberapa dokumen hitam.! "

Ucap Sherin dengan senyum lembut nan

memikat yang langsung menabrak jantung

Brian. Sherin segera beralih pada Stella yang menatapnya hangat seolah sangat bahagia.

Kemudian memeluk erat tubuh Sherin .

"Owhh.. Kak Sherin sayang.. terimakasih mau

datang. Aku kira karena hubungan kita sedang

kurang harmonis, kakak tidak akan datang."

Lirih Stella sambil tersenyum lembut, melirik

sekilas ke arah Devan yang masih berdiri di

samping Sherin dengan tatapan datar tanpa

ekspresi berlebihan.

"Tentu saja aku akan datang. Bukankah hal ini

sesuatu yang paling kau inginkan.? Aku ikut

bahagia dengan pertunangan ini."

Sahut Sherin sambil melepas rangkulan Stella

dengan sebaran senyum penuh ketenangan.

"Maaf kak Sherin.. aku tidak pernah punya niat

untuk merebut posisimu. Tapi cinta tidak bisa

di paksakan. Keluarga Mas Brian ternyata lebih

memilih ku untuk menjadi menantunya.!"

Ucap Stella dengan tampang wajah di rancang

khusus seolah begitu menyesali keadaan ini.

Ingin sekali Sherin tertawa melihat sandiwara

manis adik semata wayangnya itu. Tapi Sherin berusaha untuk tetap tenang dan hanya bisa tersenyum lembut.

"Aku sudah mengikhlaskan semua nya. Tuhan

sudah merancang takdir hidup setiap hamba

Nya dengan sangat sempurna. Lagipula.. aku

lebih bahagia dengan kehidupan ku sekarang."

Ucap Sherin sambil kemudian mendekat ke

arah Stella lalu merengkuh bahu nya sembari

merapihkan hiasan rambutnya.

"Semoga kau bahagia dengan pria pilihan mu

ini. Karena aku sudah mendapatkan yang lebih

baik dari dia. Jadi ambilah dia dengan sepenuh

hati, jangan biarkan hatinya melanglang buana."

Bisik Sherin sambil kemudian menepuk bahu

Stella, setelah itu dia melangkah tenang turun

dari atas panggung, meninggalkan Stella yang langsung mengetatkan rahangnya saat melihat

Sherin kembali berjalan beriringan dengan

Devan menuju area khusus pesta di bimbing

oleh para panitia.

Para tamu penting tampak mengelilingi Devan

dan mencoba berinteraksi dengan nya. Brian

juga ikut berbincang sebentar sampai akhirnya

dia harus kembali melayani tamu lainnya. Dan

kini bergantian dengan Tuan Hendrik dan Tuan

Adam Mcknight. Kedua pengusaha itu tampak

sangat hormat dan segan pada sosok Devan

yang terlihat begitu tenang, santai namun tetap

berkharisma. Persis seperti pendahulunya..

Tuan Wiratama Kertaradjasa.

Untuk beberapa lama Sherin masih berada di

samping Devan, menemaninya, dan menjadi

objek perhatian para pengusaha pemilik hasrat

besar. Di benak mereka, masih ada keyakinan

bahwa wanita yang pesonanya jauh melampaui siapapun malam ini, adalah model yang bisa

mereka sewa asalkan berani membayar mahal.

Dan mereka juga yakin, malam ini Sherinda

pasti di bayar mahal oleh presdir El untuk menemaninya ke pesta ini..

Namun tidak lama Sherin meminta ijin pada Dev

untuk bergabung dengan para model yang ikut kompetisi kemarin yang kebetulan datang ke

pesta ini. Namun Pamela tidak bisa datang

karena dia sedang ada job di luar negeri. Para

model itu tampak antusias bertanya pada Sherin kenapa bisa datang bersama dengan Devan.

"Kami kebetulan saja bertemu di depan, jadi

ya.. apa salahnya masuk bersama-sama.."

Itulah jawaban santai Sherin yang mendapat

anggukan kepala teman-teman modelnya itu.

Mereka memang selalu percaya pada Sherin,

karena tahu gadis itu tidak suka bersilat lidah.

Saat sedang asik-asiknya berbincang, tiba-tiba

Brian datang, dan tanpa basa-basi dia menarik

tangan Sherin dengan kencang hingga tubuh

mereka saling bertubrukan, dan kini merapat.

Sherin cepat-cepat menarik dirinya, tatapan

keduanya tampak memanas.

"Jadi, kau sudah berhasil menawarkan dirimu

pada Bos universal hahh? Woow.. Sherin..apa

kau pikir dirimu sudah hebat.?"

Desis Brian dengan tatapan nyalang dan wajah

yang semakin mendekat. Dia mengunci tangan

Sherin yang terus berusaha melepaskan nya.

Semua orang kini menatap bingung ke arah

keduanya.

"Lepaskan aku Brian.! Apa kau tidak sadar kita

sedang jadi tontonan semua orang.! Kau adalah

pemilik pesta ini, jadi pertahankan sedikit saja

harga dirimu di depan orang-orang.!"

"Aku tidak peduli hal itu.! Yang aku pedulikan

adalah..berapa besar pria itu membayarmu

untuk menemaninya malam ini.?"

"Cukup Tuan Brian Mcknight.! Jangan pernah

berani menyamakan dirimu yang brengsek

dengan pria terhormat sepertinya.! Aku tidak

akan pernah membiarkan hal itu terjadi.!"

"Owhh..kau sudah sangat terpesona padanya !

Kau begitu memujanya Sherin.!"

"Ya, tentu saja.! Wanita manapun akan sangat

mudah jatuh cinta padanya, karena dia adalah

laki-laki sejati.!"

"Sherindaa..aku tidak akan pernah melepas..."

"Tuan Brian Mcknight.. tolong lepaskan teman

kencan ku.! Dan biarkan dia menikmati pestamu

dengan tenang. Satu lagi, jagalah harga dirimu

di depan para tamu.!"

Ada suara berat dan tegas yang membuat semua orang memusatkan perhatian pada keributan itu.

Brian dan Sherin yang masih di kunci tangannya melirik ke asal suara. Wajah mereka tampak

terkejut, begitu melihat Devan sudah berdiri

tegak dengan wajah yang terlihat dingin namun

masih nampak santai dan tenang.

Dengan gerakan cepat, Dev menarik tangan

Sherin dari kekuasaan Brian, kemudian tanpa

kata lagi dia membawa Sherin ke area lain.

Brian mendengus kasar, dia melangkah pergi

dari tempat itu masuk ke dalam satu ruangan.

***

Tidak lama acara pokok pun di laksanakan.

Yakni acara tukar cincin yang di dampingi oleh

kedua keluarga inti. Namun anehnya, kakak tiri

Sherin tidak nampak hadir di tempat itu. Dia

memang tinggal di luar negeri selama ini dan

hanya sesekali saja pulang. Selama acara itu

berlangsung, mata Brian sesekali terlempar ke

arah Sherin yang berdiri cukup jauh bersama

dengan Devan. Sorot matanya masih terlihat

panas dan tidak terima.

Dan pesta yang sebenarnya kini di mulai..

Semua orang mulai sibuk mencicipi hidangan

yang telah di sediakan.

"Nona Sherin.. maaf, Nyonya Kinar meminta

anda untuk menemuinya di ruang istirahat."

Seorang pelayan dari rumah keluarga Muller

tiba-tiba datang ke hadapan Sherin dan Devan

yang sedang berbincang dengan beberapa

pengusaha, keduanya saling pandang.

"Dev.. aku permisi sebentar.. nikmati pestanya.

Aku tidak akan lama, setelah ini kita pulang."

Bisik Sherin sambil mengusap lembut tangan

Devan, kemudian pergi dari hadapan pria itu

yang terlihat menatapnya berat. Tapi tidak lama

dia kembali berbincang dengan para pengusaha

itu yang terlihat antusias dengan pembicaraan

ini. Kapan lagi mereka bisa dapat kesempatan

langka seperti ini.

Sherin masuk ke sebuah ruangan di bagian

belakang. Namun dia menautkan alisnya saat

tidak mendapatkan sosok Nyonya Kinar ada di

tempat itu. Dan pelayan yang mengantarnya

pun sudah tidak ada di sana. Hatinya tiba-tiba

saja tidak enak. Namun baru saja dia akan

keluar dari tempat itu, beberapa pria bertubuh

tinggi besar tiba-tiba datang mengurung nya.

"Apa yang kalian inginkan.? Apa Brian yang

sudah menyuruh kalian melakukan ini.?"

Sherin bertanya sambil mundur ke sisi ruangan.

5 orang pria itu tidak menjawab, namun yang

seorang tampak mengibaskan tangannya. Dan

ke 4 pria lainnya melompat menyerang Sherin

yang segera menghindar dan berusaha untuk

meladeni serangan mereka. Untung saja gaun

yang di kenakkan nya berpotongan lebar di

bagian bawah. Namun tetap saja dia tidak

bisa leluasa bergerak.

Sherin berhasil memasukkan tendangan dan

pukulan telak hingga orang-orang itu mundur

sambil memegangi dada dan perut mereka

dengan tatapan tidak percaya. Sherin tampak

mundur, dia harus segera keluar dari ruangan

itu dan kembali pada Devan. Dia berbalik dan

berniat untuk pergi, namun sedetik kemudian

matanya membelalak ketika dari arah belakang

muncul satu sosok yang langsung menancapkan

suntikan ke pangkal lengannya.

Sherin mundur terhuyung memegangi tangan

nya yang tiba-tiba mati rasa. Dan perlahan..dia

kehilangan tenaganya. Kepalanya kini berputar,

lututnya lemas, pendengaran nya semakin lama

semakin melemah. Dia memegangi kepalanya,

samar-samar melihat kedatangan sosok Brian

ke hadapannya, dan sebelum tubuhnya ambruk

ke lantai, Brian sudah terlebih dahulu menahan

dan mengangkat nya ke dalam pangkuannya.

Bibir Brian menyeringai tipis penuh kepuasan.

Di tatapnya lekat wajah Sherin yang kini sudah

ada dalam pangkuannya, dalam keadaan tidak

sadarkan diri.

"Akhirnya kamu jatuh juga dalam pelukanku

Sherin..walau harus susah payah untuk bisa membuatmu lemah seperti ini. "

Desis Brian sambil kemudian melangkah cepat

keluar dari ruangan itu menuju ke dalam lift

khusus yang ada di ujung ruangan.

"Jaga ketat semua sudut ruangan.! Jangan

biarkan siapapun naik. Dan jangan ada yang

berani mengganggu ku.!"

Tegas nya pada para pria bertubuh tinggi kekar

yang bertebaran di sudut ruangan.

"Baik Tuan, laksanakan.!"

Brian masuk ke dalam lift dengan senyum yang

tiada henti tersungging dari bibirnya...

***

Bersambung...

.

.

**Note:

Besok-minggu libur ya zeyeeng... jadi aku

bakal kasih bonus up nanti.. buat nemenin

malam panjang kalian..😁😘**

1
zena
nama ku itu thor😅
Dewi Shandra
😆😆😆😆
✨rielz✨
baca lagi..🤩
Nunnamin_shaqi
Bisa dibayangkan 😭🥰🥰
anninayah karim karim
devan kerjaan nya ikutin Sherin 😂😂
Amang Firmansyah
love u 2 othor kesayangankuuu...ditunggu karya2 berikutnya
Dewi Shandra
baca lagi setelah khatam berpuluh-puluh kali 😂
Amang Firmansyah
Lumayan
Tri Arrum
Luar biasa
Rohayani Faisal
udh baca ke 3x nya...ngga bosen bosen

d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
Irma herfiana
kak kapan up lagi hampir 4thn ini nunggu
Rohayani Faisal
kaka ...ditunggu karyamu selanjutnya
Hetty Marawemay
Pamela jahat bangat
Annsyi
Kak, hadirlah dengan karya barumuuu..... Kutunggu ceritamu selanjutnya.....

ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Muh Asrul
Author aku tunggu karya barumu.
Muh Asrul
entah sudah berapa kali membaca novel ini, author kemana engkau berada aku menunggu karya barumu suda 4 tahun tidak ad kabar
PJ92
Kecantikan sherin kyanya melebihi maharaya sma mayra deh
PJ92
Cusss thor bikin novel kisah little queen
Nurhawathy
/Good/
Fisca vis vis
baguuusss bngeettt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!