Hanya dengan tinjunya, dia menghancurkan gunung.
Hanya dengan tinjunya, dia membuat lawan gemetar.
Hanya dengan tinjunya, dia menjadi yang terkuat di bawah langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARDIYANSYAH SALAM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28.
Malam telah larut, dan lampu lentera yang menyala di kediaman utama Klan Yao memancarkan cahaya keemasan yang menenangkan.
Namun, di balik dinding yang elegan, suasana tegang menyelimuti ruang pertemuan klan, di mana beberapa tokoh kunci berkumpul untuk membahas hasil turnamen hari itu.
Kepala Keluarga Yao, Yao Kang, duduk di kursi utama, memegang secangkir teh panas yang uapnya mengepul.
Kerutan dalam terlihat jelas di dahinya.
"Aku akui, aku terkejut," gumam Yao Kang, suaranya rendah dan sarat perhitungan.
"Seorang seniman beladiri independen, Thunder Fist, ternyata lolos ke semi-final setelah mengalahkan Wang Jun secepat itu. Wang Jun seharusnya menjadi batu sandungan yang cukup berat."
Yao Kang meletakkan cangkirnya dengan bunyi klik yang tajam. "Kami telah memetakan semua petarung yang patut diperhitungkan. Tapi 'Thunder Fist' ini... dia muncul entah dari mana. Kekuatan dan kecepatannya jelas bukan milik petarung biasa."
Yao Huang, yang duduk di sisi kanan ayahnya, tersenyum sinis.
Yao Huang adalah pewaris yang ambisius, dikenal karena kecerdasan strategisnya yang dingin dan rasa superioritasnya yang tinggi.
"Ayah, Anda terlalu khawatir," ujar Yao Huang, nadanya meremehkan.
"Saya setuju dia kuat, serangan Tinju Gundurnya itu brutal. Namun, dia terlalu boros dalam menunjukkan kekuatannya. Seorang petarung sejati tahu kapan harus menahan diri."
Yao Huang menyesap tehnya sebelum melanjutkan, matanya menyipit penuh kalkulasi.
"Menurut analisis saya, dia hanya akan menjadi senjata penghancur yang kelelahan sebelum mencapai final. Biarkan saja dia menghabisi lawan-lawan kita"
"Lalu, kita akan mengirimkan petarung kita untuk menjatuhkannya saat dia sudah kehabisan napas. Kekuatan mentah selalu bisa dikalahkan oleh strategi dan stamina yang bertahan."
Yao Kang mengangguk pelan, mempertimbangkan pandangan putranya.
Sementara itu, di rumah kecilnya yang tersembunyi, Yao Ming (Thunder Fist) yang asli sedang memulihkan diri, tersenyum tipis atas permainan catur yang di mainkan olehnya.
Sementara itu.
Di kediaman Klan Lin, dikenal karena penguasaan teknik pertahanan dan manipulasi elemen, suasana terasa waspada.
Mereka melihat kekuatan mentah sebagai ancaman yang harus dipahami, bukan diremehkan.
LIN TAI, pemimpin strategi Klan Lin, berkomentar dengan nada serius:
"Kalahkan Wang Jun dalam satu pukulan... itu bukan hanya kekuatan, itu adalah seni menghancurkan. Wang Jun mungkin ceroboh, tapi ia tidak lemah.
'Thunder Fist' ini jelas menyembunyikan level kultivasi yang sangat tinggi di balik kekuatan fisiknya.
Kita tidak boleh menganggapnya sebagai petarung independen yang bodoh.
Fokus pada kekuatan fisik mungkin hanyalah kedok untuk menyembunyikan teknik rahasia yang sebenarnya."
Mereka segera menginstruksikan petarung mereka untuk mencari rekaman pertarungan tersebut dan menganalisis setiap gerakan Thunder Fist untuk menemukan celah.
Sama dengan klan Lin.
Klan Zhao juga mengamati.
Dan klan mereka yang dikenal akan pertahanan yang tidak tertembus dan teknik perisai, menunjukkan ketenangan yang sedikit dibuat-buat.
ZHAO XUAN, ahli pertahanan klan, mencibir:
"Kekuatan fisik? Kekuatan fisik terbesar di dunia pun akan runtuh di hadapan Pertahanan Bumi yang kokoh. 'Thunder Fist' mengalahkan Wang Jun karena Wang Jun terlalu mengandalkan kecepatan.
Dia tidak tahu cara bertahan. Biarkan saja si Bodoh Guntur itu menghabiskan staminanya.
Kami hanya perlu memastikan petarung kami masuk ke arena dengan pertahanan yang maksimal dan membiarkan dia memukul sampai kelelahan.
Kekuatan yang tidak terkendali selalu kalah dari ketahanan."
Bagi Klan Zhao, kemenangan Thunder Fist hanya memperkuat keyakinan mereka bahwa strategi pertahanan total adalah kunci untuk mengatasi serangan fisik yang brutal.