My Doctor'S Bastard

Dicky sontak mematung ketika mendengar pertanyaan Celine. Sebab apa yang dipertanyakan oleh wanita tersebut adalah sebuah kebenaran. Memang benar bahwa dia telah mengungkap semuanya pada sang Tuan. Seluruh keluarga Carter telah mengetahui semua kebenaran ini sejak bulan lalu.

Karena itulah Dicky lebih banyak diam dan menyendiri, Dicky takut jika sedikit saja mulutnya terbuka maka kebenaran akan terungkap sepenuhnya.

Sungguh, Dicky sangat bingung. dia berada di dua persimpangan yang tak mampu dia pilih. Dicky yang menyaksikan semua orang terluka dari sisi masing-masing.

Nyonya Naina yang tak pernah berhenti menangis, bahkan seluruh keluarga yang berwajah murung. Namun mereka semua tetap diam, mengikuti alur yang dibentuk oleh Laura untuk menyembunyikan penyakitnya.

Bahkan sebenarnya kini Daddy Nickolas dan nyonya Naina telah berada di sini juga, mereka membeli sebuah rumah untuk bisa mengawasi Laura dari jarak aman. Bahkan semuanya pun telah mengetahui pernikahan Laura dengan Shinee.

Amarah yang pernah dirasakan kini tertutup dengan kesedihan yang mendalam. Semua orang memiliki pemikiran yang sama bahwa akan melakukan apa saja untuk kesembuhan Laura.

Kini saja kedua mata Dicky terasa panas kembali, menahan air mata agar tidak jatuh.

"Jangan diam saja Om, jawab pertanyaan ku. Pasti Daddy Nickolas yang membuat pihak rumah sakit bekerja keras untuk menyembuhkan Laura, iya kan?" tanya Celine sekali lagi.

Tapi Dicky masih tetap bertahan dalam diamnya, mengatakannya pada Celine sama saja mengatakannya pada Laura, karena itulah dia pilih untuk diam.

"Iihh! Om Dicky! jawab pertanyaanku sekarang juga!"

"Diamlah, suara kerasmu membuat kepalaku pusing," balas Dicky, dia pilih untuk pergi dari sana menghindari Celine.

"Om mau kemana?" tanya Celine kesal, dia sampai menghentakkan salah satu kakinya di lantai. Namun Dicky pura-pura tidak mendengar pertanyaan tersebut, dia terus melangkahkan kakinya dan memutuskan untuk pergi dari apartemen ini.

Kembali menyendiri demi menutupi banyak rahasia yang dia tanggung sendiri.

Setelah berhasil keluar dari apartemen ini barulah Dicky bisa menghembuskan nafasnya lega. "Aku harus lebih berhati-hati, Celine mulai curiga," gumam Dicky.

Sementara itu di rumah Daddy Nickolas, dia langsung memeluk sang istri yang menangis sesenggukan. Hati mereka selalu hancur setiap kali mendengar suara Laura yang selalu berusaha terlihat baik-baik saja.

Sedangkan Daddy Nickolas hanya diam dan memeluk, merasakan tenggorokan yang tercekat. "Sudah sayang, semuanya akan baik-baik saja. Di sana juga ada Shinee yang menjaganya," ucap Daddy Nickolas lirih.

Namun tangis mommy Naina tetap saja tak mampu mereda, sebagai seorang ibu Dia sangat ingin memeluk anaknya di kala sakit, tapi apalah daya sekarang dia bahkan hanya mampu menatap sang anak dari jauh.

Mommy Naina tak mampu membayangkan bagaimana rasa sakit yang ditanggung oleh sang anak, jika bisa dia ingin mengambil semua rasa sakit itu untuknya.

"Aku mohon Dad, lakukan apapun untuk membuat Laura sembuh."

"Iya, sekarang kita sedang berusaha kan. Jadi jangan menyerah lebih dulu. Laura itu kuat, dia tidak akan kalah dengan penyakitnya," balas Daddy Nickolas.

"Ya Tuhan," lirih mommy Naina, menyentuh daddanya yang terasa begitu sesak. Dan Daddy Nickolas terus memeluknya memberikan kekuatan.

Kesedihan seperti inilah yang tidak ingin dilihat oleh Laura dan Daddy Nickolas bisa memahami hal itu. Karena itulah mereka pun terus bersembunyi.