NovelToon NovelToon
Menguasai Petir Dari Hogwarts

Menguasai Petir Dari Hogwarts

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Fantasi / Slice of Life / Action
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Zikisri

Nama Ethan Cross dikenal di seluruh dunia sihir sebagai legenda hidup.

Profesor pelatihan taktis di Hogwarts, mantan juara Duel Sihir Internasional, dan penerima Medali Ksatria Merlin Kelas Satu — penyihir yang mampu mengendalikan petir hanya dengan satu gerakan tongkatnya.

Bagi para murid, ia bukan sekadar guru. Ethan adalah sosok yang menakutkan dan menginspirasi sekaligus, pria yang setiap tahun memimpin latihan perang di lapangan Hogwarts, mengajarkan arti kekuatan dan pengendalian diri.

Namun jauh sebelum menjadi legenda, Ethan hanyalah penyihir muda dari Godric’s Hollow yang ingin hidup damai di tengah dunia yang diliputi ketakutan. Hingga suatu malam, petir menjawab panggilannya — dan takdir pun mulai berputar.

“Aku tidak mencari pertempuran,” katanya menatap langit yang bergemuruh.

“Tapi jika harus bertarung… aku tidak akan kalah dari siapa pun.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zikisri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18 — Kedatangan

Mereka bertiga masih mengobrol, makan camilan, dan bermain kartu saat waktu terasa berjalan cepat.

“Lima menit lagi, kereta akan tiba di Hogwarts. Silakan tinggalkan barang bawaan Anda di kereta, staf kami akan mengantarkannya langsung ke sekolah,” suara lembut dari pengeras kereta menggema di seluruh gerbong, menandakan perjalanan panjang mereka akhirnya berakhir.

“Syukurlah!” seru Charles sambil meregangkan badan. “Punggungku serasa remuk duduk selama ini.”

Ethan Cross mengemasi ubin mahjong, menyapu sisa remah camilan, dan memastikan semua barangnya rapi di koper. Ia menatap jendela; langit sudah gelap, dibelah cahaya jingga terakhir senja.

Kereta berhenti perlahan dengan derit lembut. Begitu pintu terbuka, udara malam yang sejuk menerpa wajah mereka. Di peron, terlihat sosok besar dengan lentera di tangan—Rubeus Hagrid.

“Anak-anak tahun pertama! Ke sini, anak-anak tahun pertama!” teriaknya dengan suara menggelegar.

Kerumunan murid baru mulai bergerak ke arah sumber suara. Ethan, Charles, dan Agnes ikut berbaur di antara mereka.

“Hagrid!” Ethan melangkah maju sambil tersenyum. “Senang bertemu lagi.”

“Oh, Ethan!” Hagrid terkejut, lalu wajahnya berubah muram. “Aku dengar tentang kejadian mengerikan itu… Merlin, ini semua salahku! Seharusnya aku nggak—”

“Tenang, Hagrid,” sela Ethan cepat. “Itu bukan salahmu. Aku cuma ceroboh. Tapi seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja sekarang.”

Hagrid menunduk, masih merasa bersalah. Ia tahu dari anggota Orde Phoenix bahwa Ethan hampir kehilangan nyawanya di Knockturn Alley malam itu. Sejak saat itu, ia dilarang Dumbledore pergi ke Diagon Alley.

“Profesor Dumbledore dan McGonagall juga dengar soal itu,” kata Hagrid dengan nada penuh sesal. “Aku dimarahi habis-habisan. Merlin tahu, aku nggak tidur nyenyak seminggu!”

Ethan hanya tersenyum kaku. “Sudah, sudah. Aku mau mulai tahun pertama dengan kepala jernih. Kau harusnya kasih ucapan selamat, bukan rasa bersalah.”

Hagrid tertawa kecil, walau masih terlihat menyesal.

Sementara itu, Charles dan Agnes saling pandang penasaran. Mereka tak berani memotong pembicaraan, tapi di kepala mereka muncul banyak tanda tanya. Kejadian mengerikan? Di Knockturn Alley? Mereka berencana menanyakannya nanti begitu suasana lebih tenang.

Tiba-tiba, suara nyaring memecah kerumunan.

“Hei, orang besar! Berapa lama lagi kau mau berdiri di situ? Cepat tunjukkan jalannya! Tuan muda ini lelah menunggu!”

Semua kepala menoleh. Yang berbicara adalah anak laki-laki berambut hitam pendek, wajahnya dingin dan sombong. Sorot matanya tajam, penuh penghinaan.

Ethan langsung merasa tidak nyaman. Ada sesuatu di cara anak itu berbicara—dingin, licik, seperti ingin memancing keributan.

“Apa kau melototiku?” Anak itu maju selangkah. “Kau dan si raksasa tolol ini buang-buang waktu saja!”

Belum sempat Ethan membalas, Charles sudah melangkah maju. “Keluar dari sini, Travers! Kalau kau cari masalah, aku bisa bantu!”

“Oh?” Anak itu menyeringai. “McKinnon kecil rupanya. Bukannya waktu di stasiun kau malah menangis di belakang pamanku yang terluka?”

Charles mengepalkan tinju. Agnes menahan napas. Situasi memanas.

Ethan cepat menarik lengan Charles. “Jangan terpancing. Dia cuma ingin membuat kita terlihat bodoh,” ucapnya datar. Tatapan matanya dingin menatap anak itu. “Kau cari perhatian dengan cara murahan, ya?”

Sebelum pertikaian pecah, Hagrid bergerak maju. Tubuhnya yang besar membuat semua murid refleks mundur setengah langkah.

“Cukup!” suaranya bergema keras. “Siapa pun yang berkelahi sebelum masuk sekolah bisa ku kirim pulang sekarang juga! Dan percaya padaku, Hogwarts nggak akan menunggumu tahun depan.”

Seketika, suasana hening. Anak laki-laki itu mendengus kesal dan menatap tajam ke arah Ethan dan Charles sebelum melangkah mundur.

Charles menghela napas, masih menahan amarah. “Namanya Caspian Travers,” katanya pelan pada Ethan. “Dari keluarga Travers. Mereka semua pendukung Pangeran Kegelapan. Pagi tadi, pamanku yang luka diejek keluarga mereka di stasiun. Aku nggak tahan melihatnya lagi.”

Ethan mengerutkan kening. Keluarga Pelahap Maut, ya? Dunia sihir ini ternyata penuh bayangan gelap bahkan di tempat belajar anak-anak.

Ia menepuk bahu Charles. “Abaikan saja. Kalau kau menyerangnya, yang rugi kamu sendiri. Hogwarts nggak akan membiarkan duel bodoh di hari pertama.”

Charles menunduk, wajahnya memerah. “Kau benar… Maaf, aku terlalu terbawa emosi.”

Ethan tersenyum tipis. “Santai aja. Aku tahu rasanya ingin melawan ketidakadilan, tapi ada waktunya nanti.”

Mereka pun mengikuti Hagrid bersama para murid lain menuruni jalan setapak berbatu. Udara malam makin lembap, diterangi cahaya lentera di tangan Hagrid.

Begitu mereka keluar dari celah pepohonan, pemandangan menakjubkan terbentang di depan mata—danau hitam luas memantulkan bayangan kastil besar di seberangnya. Menara-menara batu menjulang tinggi, jendela-jendelanya bersinar keemasan di malam gelap.

Agnes tertegun. “Itu… Hogwarts?” bisiknya lirih.

Ethan menatap megahnya kastil di seberang danau, hatinya berdebar.

Akhirnya sampai juga. Dunia baruku… dimulai malam ini.

1
Mike Shrye❀∂я
wiiih tulisan nya rapi..... semangat
Zikisri: makasih atas penyemangat nya kk🤭
total 1 replies
Opety Quot's
di tunggu chapter selanjutnya thor
Sertia
Mantap/Good/ lanjutkan
Iqsan Maulana
lumayan bagus ni😁
Iqsan Maulana
next Thor
Hani Andini
next..
king_s1mbaaa s1mbaa
tambahin chapter nya thor...
Reyhan Ramdhan
lanjut thor👍
Zikisri: siap💪
total 1 replies
Reyhan Ramdhan
Bagus, Sangat Rekomen/Good/
Zikisri: thanks 👍
total 1 replies
I Fine
lebih banyak chapter nya thor/Shy/
I Fine
next chapter nya thor💪
Zikisri: Oke 👍
total 1 replies
Niat Pemulihan
nice
Evan Setyawan
Lanjutannya thor👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!