Merebutmu Kembali

Ponsel Megan bergetar lagi, memancarkan cahaya redup di kegelapan kamar tidur mewah yang kini terasa seperti sel isolasi. Nama 'V.X.' terpampang jelas, mengejek ketenangan palsunya. Megan segera meraih ponsel itu, tetapi sebelum sempat mematikan notifikasi, pintu kamar mandi terbuka dengan dentuman keras.

Rommy Ivanov berdiri di sana, hanya mengenakan jubah mandi sutra, tetapi auranya lebih dingin daripada es di Kutub Utara. Wajahnya yang biasanya tenang kini dihiasi urat-urat kemarahan. Dia baru saja menerima laporan mengerikan dari tim finansialnya: sahamnya di Asia Tenggara ambruk dalam hitungan jam, bukan karena pasar, melainkan karena serangan yang ditargetkan.

“Apa yang kau lakukan, Megan?” tuntut Rommy, suaranya tajam, memotong udara seperti pisau. Dia melangkah ke tempat tidur, matanya yang tajam tertuju pada ponsel di tangan Megan.

Megan dengan sigap menyembunyikan ponsel itu di balik punggungnya. “Aku baru bangun. Apa yang terjadi?” tanyanya, berusaha menyamarkan getaran dalam suaranya.

“Jangan pura-pura bodoh. Seseorang baru saja mencoba membuatku bangkrut,” desis Rommy. “Sebuah serangan yang sangat canggih. Itu datang dari sumber yang hanya bisa dilacak oleh satu orang di dunia ini, dan aku yakin dia baru saja mengetahui keberadaanku.”

Megan menelan ludah. Jelas sekali Rommy tidak berbicara tentang Jose atau Wina. Dia berbicara tentang monster yang jauh lebih besar.

“Siapa yang kau maksud?” tanya Megan, berusaha keras mempertahankan raut wajah yang bingung dan tidak tahu apa-apa.

Rommy tidak menjawab pertanyaannya. Sebagai gantinya, ia menarik tangan Megan, memaksa ponsel itu terlepas dari genggamannya. Rommy melihat layar kunci, tetapi melihat nama pengirim terakhir.

“V.X.,” Rommy membaca nama itu dengan nada mengejek yang membuat Megan merinding. “Vega Xylos. Aku sudah menduganya. Begitu cepat dia bergerak. Kau tahu, Megan, aku sudah mencarimu selama delapan tahun, tetapi aku tidak menyangka hadiah persembunyianmu adalah seorang anak jenius.”

Megan menarik tangannya kembali. Ketakutan kini digantikan oleh kemarahan seorang ibu. “Jangan libatkan Axel dalam masalahmu. Axel tidak ada hubungannya dengan siapa pun, apalagi dengan masa laluku yang kotor itu.”

“Masa lalu kotor?” Rommy tertawa, tawa yang kering dan mengerikan. “Kau pikir Vega Xylos akan melepaskan apa yang pernah ia sentuh? Terutama setelah ia melihat putranya yang merupakan keajaiban digital? Tidak, Megan. Kau adalah milikku sekarang. Dan Axel adalah aset terbesarku. Aset yang kudapatkan sebelum si Xylos itu tahu bahwa ia memiliki pewaris.”

“Kau menipuku! Kau bilang kau mencintaiku!” teriak Megan, hatinya hancur. Dia tahu itu bohong sejak awal, tetapi mendengar Rommy mengakuinya secara eksplisit tetap menyakitkan.

“Aku mencintai potensi yang kau bawa, Megan. Kau tangguh. Kau bertahan. Dan kau melahirkan seorang anak yang akan menjadi kunci kekuasaan. Aku menawarkanmu keamanan, kemewahan, dan nama baik. Vega hanya menawarkanmu kekerasan dan persembunyian abadi,” balas Rommy, nadanya kembali menjadi dingin dan manipulatif.

Rommy mendekat, mencengkeram dagu Megan. “Dengarkan aku baik-baik, Nyonya Ivanov. Jika Vega Xylos berpikir dia bisa menghancurkanku dengan serangan saham murahan, dia salah. Dia lupa bahwa aku punya umpan yang sempurna. Aku punya alasan kenapa dia tidak bisa menembakkan peluru ke arahku. Karena putranya tidur di bawah atapku.”

“Jangan sakiti Axel!” Megan memohon, air mata mulai menggenang di matanya.

“Aku tidak akan menyakitinya. Justru sebaliknya. Aku akan menjadikannya raja. Tapi, jika kau mencoba menghubunginya, atau jika kau mencoba melarikan diri, aku tidak akan segan-segan menggunakan Axel untuk memastikan Vega merasakan sakit yang sama seperti yang aku rasakan saat dia merampas wilayahku bertahun-tahun yang lalu.”

Rommy melepaskan cengkeramannya, lalu menyeka air mata Megan dengan ibu jarinya, gestur yang sangat kontras dengan ancaman yang baru saja ia lontarkan. “Kita adalah keluarga sekarang, Megan. Kita akan menghadapi Vega bersama. Dan kau harus menunjukkan loyalitasmu kepadaku, atau konsekuensinya akan menjadi perangkap yang tak bisa kau bayangkan.”

Tiba-tiba, suara langkah kaki kecil terdengar di luar. Axel muncul di ambang pintu, matanya yang setajam elang memandang bergantian antara ibu dan ayah tirinya.

“Ayah? Kenapa berisik sekali? Apakah perusahaan Ayah sedang bermasalah?” tanya Axel, suaranya tenang dan dewasa untuk anak seusianya.

Rommy langsung tersenyum palsu, melunakkan auranya dalam sekejap. Dia berlutut, merangkul Axel.

“Tidak ada apa-apa, Nak. Hanya sedikit masalah kecil dengan beberapa investor yang tidak tahu diri,” kata Rommy, mengusap rambut Axel. “Tapi itu tidak masalah. Karena Ayah punya pahlawan kecil yang akan membantu Ayah memecahkan kode-kode mereka, kan?”

Axel mengangguk antusias. “Tentu saja. Komputerku baru saja mendeteksi anomali pada firewall utama perusahaan Ayah. Itu bukan serangan virus biasa, itu pola yang sangat kuno, tapi efektif.”

Mendengar deskripsi Axel, Rommy terperanjat. Vega Xylos memang dikenal sebagai pengguna teknik enkripsi kuno, metode yang hampir tidak dikenal oleh hacker modern. Jelas, serangan itu murni dari Xylos. Dan lebih mengejutkan lagi, Axel bisa mendeteksinya.

“Itu dia, Anakku. Kau adalah yang terbaik,” puji Rommy, tetapi di balik pujian itu tersimpan rasa kepemilikan yang semakin kuat. Dia berdiri, menatap Megan dengan peringatan di matanya.

“Aku akan ke ruang kendali untuk menyelesaikan kekacauan ini. Kalian berdua tetap di sini. Zeno sudah mengirimkan anak buahnya untuk memperketat keamanan vila. Tidak ada yang boleh masuk, dan tidak ada yang boleh keluar,” perintah Rommy. Dia mencium kening Megan sekilas, ciuman yang terasa seperti segel kepemilikan, lalu meninggalkan ruangan.

...****************...

Begitu pintu tertutup, Megan segera berlutut di depan Axel, menarik putranya ke pelukan erat. Ia mencium puncak kepala Axel berulang kali, rasa panik menjalar di setiap sarafnya.

“Axel, Sayang, apa yang Ayah tirimu bicarakan? Tentang anomali itu? Apa kau melihat sesuatu yang aneh di komputermu?” tanya Megan berbisik, memastikan tidak ada mikrofon tersembunyi yang mendengarkan.

Axel menatap ibunya dengan mata yang terlalu dewasa untuk usianya. Mata yang selalu mengingatkan Megan pada malam yang traumatis itu.

“Mama, aku tahu Ayah tiriku menyembunyikan sesuatu. Aku tahu dia membohongi kita,” bisik Axel kembali, suaranya pelan dan serius. “Aku sudah meretas sistem keamanannya, dan aku menemukan beberapa data yang sangat mengganggu.”

Megan menahan napas. Dia selalu tahu Axel cerdas, tetapi ia tidak pernah tahu seberapa jauh putranya itu bertindak.

“Apa yang kau temukan?” tanya Megan.

“Aku menemukan bahwa kita dipenjara. Semua komunikasi kita disadap, dan dia bukan hanya pengusaha, Mama. Dia berhubungan dengan… orang-orang berbahaya,” kata Axel. Dia tidak ingin menyebut kata 'mafia' karena dia tahu ibunya akan panik.

“Dan anomali itu? Serangan digital itu?” desak Megan.

Axel ragu sejenak. “Aku… aku tidak sengaja mengirimkan sesuatu ke jaringan yang tidak seharusnya. Aku sedang menguji enkripsi baru dan sepertinya itu terhubung ke server yang sangat kuat. Server milik seseorang yang dipanggil ‘King Xylos’ di database Rommy.”

Megan terdiam. Jadi, pesan 'Dia Disini' yang diterima Vega, adalah ulah putranya. Axel, sang hacker cilik, secara tidak sengaja telah menarik perhatian bos mafia paling berbahaya di dunia.

“Dan bagaimana dengan pesan V.X. di ponsel Mama?” tanya Axel, matanya menyelidik.

Megan menggeleng cepat. “Tidak ada. Mungkin error, Nak. Kita tidak boleh membicarakan ini lagi, mengerti? Kita harus aman.”

Axel mengangguk, tetapi ia tidak puas. “Aku akan mencari tahu lebih banyak tentang King Xylos ini. Dia pasti yang bisa membantu kita, Mama. Dia membuat Ayah Rommy panik. Aku akan mencari cara untuk menghubunginya lagi, dengan aman.”

“Tidak, Axel! Jangan lakukan itu!” Megan meraih bahu putranya. “King Xylos adalah orang jahat, dia berbahaya! Dia tidak akan membantu kita, dia hanya akan membawa kita ke dalam masalah yang lebih besar!”

Axel menatap ibunya dengan ekspresi tegas. “Tapi dia yang paling kuat, Mama. Dan aku merasakan aura yang berbeda darinya di balik kode-kode itu. Aku harus tahu.”

Megan menyadari bahwa dia tidak bisa menghentikan Axel. Kecerdasan putranya adalah pedang bermata dua: itu melindungi mereka, tetapi juga menarik mereka semakin dalam ke dalam pusaran kekuasaan yang kejam.

Ia memeluk Axel lagi, memohon dalam hati agar takdir mengasihani mereka. Vega Xylos datang, dan perang akan segera dimulai. Megan harus memilih: tetap menjadi sandera yang aman di sisi Rommy, atau mempertaruhkan segalanya dengan King Mafia, pria yang pernah mengambil kepolosannya, tetapi kini mungkin satu-satunya yang bisa menyelamatkan putranya.

Saat fajar menyingsing di Mediterania, Megan melihat bayangan hitam di luar jendela. Bukan bayangan pohon, melainkan bayangan pria-pria bertubuh besar dengan senjata, mengamankan perimeter vila. Rommy Ivanov telah mengencangkan jeratnya. Sementara itu, di kejauhan, di atas lautan, sebuah jet pribadi hitam besar mendarat di landasan tersembunyi. Sang Xylos telah tiba, siap untuk mengklaim kembali ratu dan pewarisnya, dan tidak ada yang bisa menghentikannya.

...****************...

Di ruang kontrol bawah tanah Rommy, alarm berbunyi keras. Serangan pasar saham kedua datang, lebih brutal dari yang pertama. Kali ini, itu menargetkan aset pribadi Rommy, bukan hanya perusahaan.

“Siapa yang bisa melakukan ini?” raung Rommy, meninju meja marmernya.

Seorang analis muda yang ketakutan bergidik. “Kami tidak bisa melacaknya, Tuan Ivanov. Enkripsinya terlalu kompleks. Tapi kami menemukan satu pesan tersembunyi yang dimasukkan ke dalam kode peretasan.”

“Apa pesannya?!”

Analis itu membaca dengan suara gemetar. “'Berikan kembali milikku. Atau aku akan menghapusmu dari peta. Setiap hal. Setiap orang. Dimulai dari aset finansialmu, Rommy.'”

Rommy menyeringai penuh kebencian. Itu adalah deklarasi perang yang sempurna dari Vega Xylos. Rommy tahu bahwa Xylos tidak pernah membuat ancaman kosong. Dia harus bertindak cepat. Dia harus memanfaatkan satu-satunya kelemahan Vega.

Dia mengangkat telepon. “Hubungi semua sekutu. Aku ingin Megan dan Axel dipindahkan ke markas utama di Eropa Timur dalam 24 jam. Kunci mereka. Aku tidak ingin ada kontak dengan dunia luar. Dan siapkan sebuah skenario. Sebuah rencana yang akan membuat Vega Xylos berpikir bahwa dia sudah kehilangan mereka selamanya.”