NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Penyesalan Suami
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: ANGGUR

Hans dan Lily telah menikah selama 2 tahun. Mereka tinggal bersama ibu Meti dan Mawar. Ibu Meti adalah ibu dari Hans, dan Mawar adalah adik perempuan Hans yang cantik dan pintar. Mawar dan ibunya menumpang di rumah Lily yang besar, Lily adalah wanita mandiri, kaya, cerdas, pebisnis yang handal. Sedangkan Mawar mendapat beasiswa, dan kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Bandung, jurusan kedokteran. Mawar mempunyai sahabat sejak SMP yang bernama Dewi, mereka sama-sama kuliah di bagian kedokteran. Dewi anak orang terpandang dan kaya. Namun Dewi tidak sepandai Mawar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28

Toni tertegun melihat Lily yang sedang terbaring lemah di dalam ruangan itu. Perkataan Rosa tentang perpisahan Lily dan Hans masih jelas terngiang di telinganya. Saat masih kuliah dulu, Toni memang mengagumi dan menyukai Lily yang ceria, cantik, putih dan ramah dan yang paling penting adalah Lily selalu bisa diandalkan dalam segala hal. Bagi Toni, hanya batas mengagumi dan menyukai Lily dalam diam itu sudah cukup baginya, Toni tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya pada Lily karena dia takut Lily akan menjauh darinya.

Lily: "Terima kasih, kalian sudah peduli padaku." ucapnya dengan lirih.

Rosa: "Jelaslah kami peduli, Li. Aku dan Toni sayang padamu." sahutnya.

Toni: "Mengapa kamu bisa terjatuh, Li?" tanyanya dengan rasa penasaran. Lily menatap lurus ke depan, dia mencoba mengingat sesuatu.

Lily: "Aku baru keluar dari kamar mandi. Tiba-tiba pandanganku buram dan kepalaku pusing. Aku merasa seluruh tubuhku lemah dan bergetar." sahutnya dengan pelan. "Saat itulah aku tak sadarkan diri. Aku hanya merasa kepalaku terbentur dan sangat sakit." ucapnya lagi.

Rosa: "Kata dokter, asam lambungmu kambuh lagi." ucapnya. "Kamu pasti kepikiran sesuatu, Li." ucapnya lagi. Lily menghela nafas pendek, lalu menatap ke arah Rosa. Dia ingin mengatakan sesuatu, namun dia ragu-ragu karena melihat ada Toni di samping Rosa.

Lily: "Kepalaku sangat pusing, Sa." ucapnya sambil memegang kepalanya dan memejamkan kedua matanya.

Rosa: "Apakah kamu lapar, Li?" tanyanya dengan penuh perhatian. Lily menggelengkan kepalanya dan tetap memejamkan kedua matanya. "Aku akan mengambil baju gantimu di rumah. Istirahatlah dulu." ucapnya dengan lembut.

Toni: "Aku akan menjaga Lily." sahutnya dengan penuh perhatian.

Rosa: "Iya, Ton. Kamu jaga Lily dulu, ya." sahutnya sambil menatap ke arah Toni.

Toni: "Iya, Sa. Kamu jangan khawatir. Aku akan di sini sampai kamu kembali." sahutnya dengan penuh keyakinan. Rosa keluar dari ruangan Lily, dia melangkah cepat sampai ke depan pintu rumah sakit. Rosa berniat ke toko buah dulu untuk membeli buah kesukaan Lily, karena toko buah dekat dengan rumah sakit itu, setelah itu Rosa akan ke rumah Lily untuk mengambil baju ganti sahabatnya itu. Rosa melaju dengan mobilnya, dan hanya sekitar 5 menit Rosa tiba di depan toko buah. Rosa keluar dari dalam mobilnya, lalu masuk ke dalam toko buah itu.

Rosa: "Kelihatannya buahnya segar-segar." gumannya sambil menatap ke arah buah-buahan segar yang terpajang. Rosa memilih beberapa buah kesukaan Lily yaitu jeruk dan apel, Rosa selalu tahu dan masih ingat dengan buah kesukaan sahabatnya. Setelah selesai memilih buah kesukaan Lily, maka Rosa berjalan menuju ke kasir untuk membayar. Saat membayar buah itu, tanpa sengaja Rosa mendengar percakapan dua orang wanita tepat berada di belakangnya. Dua wanita itu adalah ibu dan anak yaitu Mawar dan tante Meti, suara mereka cukup keras karena berada di belakang Rosa.

Mawar: "Usia kandungan Dewi berapa bulan, bu?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Tante Meti: "Kakakmu bilang sudah 8 minggu." sahutnya.

Mawar: "Apakah ibu mau ke rumah mas Hans?" tanyanya lagi. Saat Mawar menyebut nama Hans, seketika Rosa tertegun karena nama itu tidak asing baginya. Rosa tidak mengenal Mawar maupun ibunya. Rosa hanya mengenal Hans sebagai suami Lily.

Tante Dewi: "Besok saja, Mawar. Ibu harus tahu kondisi kandungan Dewi. Bagaimanapun anak itu adalah cucu ibu." sahutnya dengan jelas.

Mawar: "Kak Lily pasti sedih saat mengetahuinya, bu." ucapnya dengan sedih. Rosa semakin terkejut saat Mawar menyebut nama sahabatnya itu, dan isi pembicaraan mereka memang tentang Hans dan Lily yang dia kenal. Rosa berbalik ke arah Mawar dan ibunya, lalu tersenyum tipis ke arah mereka.

Rosa: "Aku ingin bicara sama kalian nanti. Aku akan membayar belanjaanku dulu, ya. Kalian juga pasti akan membayar belanjaan kalian, kan." sahutnya. Mawar dan ibunya saling memandang, mereka belum mengenal Rosa.

Mawar: "Iya, mbak." sahutnya sambil menatap ke arah Rosa.

Rosa: "Aku tunggu kalian di depan toko, ya." ucapnya sambil menyerahkan belanjaannya kepada kasir. Rosa selesai membayar belanjaannya, Mawar dan ibunya melangkah pelan ke kasir untuk membayar, sedangkan Rosa sudah berada di depan toko menunggu mereka. Setelah Mawar membayar belanjaannya, mereka menemui Rosa di depan toko.

Mawar: "Maaf, mbak." sapanya dengan sopan. "Apakah kita saling kenal?" tanyanya dengan heran. Rosa tersenyum tipis, lalu menyodorkan tangan kanannya ke arah Mawar dan ibunya.

Rosa: "Nama saya Rosa." ucapnya dengan wajah yang tenang. "Saya adalah sahabat dekat Lily." ucapnya lagi. "Saya mendengar tadi kalian membahas sahabat saya." ucapnya sambil menatap tajam ke arah Mawar dan ibunya.

Mawar: "Saya Mawar, mbak. Saya mantan adik ipar kak Lily." sahutnya. "Ini ibu saya." ucapnya lagi sambil menoleh ke arah tante Meti yang berdiri di sampingnya.

Tante Meti: "Mau bicara apa, nak?" tanyanya dengan pelan. Tante Meti dan Mawar menatap Rosa dengan penuh tanda tanya dan rasa penasaran. Rosa menghela nafas panjang, lalu menghembuskannya secara perlahan.

Rosa: "Buah yang aku pegang ini untuk Lily." ucapnya sambil memperlihatkan bungkusan buah jeruk dan apel yang berada di tangannya. "Lily berada di rumah sakit. Asam lambungnya kumat dan dia terjatuh di dalam kamarnya." ucapnya dengan sedih. Mawar dan ibunya terkejut, sesaat mereka terdiam. Lalu kembali menatap Rosa dengan dalam.

Mawar: "Bagaimana keadaan kak Lily?" tanyanya dengan cemas.

Rosa: "Kepalanya sedikit memar karena terjatuh." sahutnya.

Mawar: "Ya Allah. Kasihan kak Lily." ucapnya dengan pelan. "Kak Lily di rumah sakit mana?" tanyanya dengan rasa ingin tahu. Rosa menyebut alamat dan nama rumah sakit tempat Lily dirawat.

Tante Meti: "Aku dan Mawar akan ke sana. Terima kasih informasinya, ya." ucapnya dengan lembut.

Rosa: "Aku akan ke rumahnya Lily untuk mengambil beberapa baju gantinya." ucapnya.

Tante Meti: "Iya, Rosa. Hati-hati, ya." sahutnya. Setelah berbicara pada Mawar dan ibunya, Rosa melangkah dengan cepat masuk ke dalam mobilnya dan melanjutkan perjalanannya ke rumah Lily. Setelah Rosa pergi, Mawar dan Ibunya menunggu taksi yang lewat dan mereka berencana untuk menjenguk Lily di rumah sakit.

Mawar: "Pasti kak Lily kepikiran, bu." ucapnya dengan sedih.

Tante Meti: "Kepikiran tentang apa?" tanyanya dengan bingun.

Mawar: "Kak Lily kepikiran tentang perkataan Dewi tempo hari." sahutnya. "Ibu pasti masih ingat saat Dewi datang ke rumah kak Lily." ucapnya. Tante Meti mengerutkan kedua alisnya, berusaha memahami perkataan Mawar.

Tante Meti: "Saat Dewi mengatakan tentang kehamilannya, ya." sahutnya sambil menatap Mawar.

Mawar: "Iya, bu. Kak Lily pasti sedih banget." sahutnya.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!