NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikah Dengan Sultan

Dipaksa Menikah Dengan Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / CEO / Ibu Pengganti / Duda / Konflik etika / Mengubah Takdir
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Erina (29th) dipaksa Ayahnya bercerai dari suaminya. Erina dipaksa menikah lagi untuk menebus kesalahan Ayahnya yang terbukti telah menggelapkan uang perusahaan.
Agar terbebas dari hukuman penjara, Erina dipaksa menikah dengan Berry, seorang CEO dari perusahaan ternama tempat Ayahnya bekerja.

"Tolong Nak. Ayah tidak ada pilihan lain. Bercerai lah dengan Arsyad. Ini jalan satu-satunya agar ayahmu ini tidak masuk penjara," Wangsa sangat berharap, Erina menerima keputusannya,

"Tinggalkan suamimu dan menikahlah denganku! Aku akan memberimu keturunan dan kebahagiaan yang tidak kau peroleh dari suamimu." pinta Berry tanpa peduli dengan perasaan Erina saat itu.

Bagaimana Erina menghadapi polemik ini? Bagaimana pula reaksi suami Erina ketika dipaksa bercerai oleh mertuanya sebagai syarat agar Erina bisa menikah lagi?

Yuk baca kisah selengkapnya, seru dan menegangkan! Happy reading!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28 Diculik Berry

Motor yang ditumpangi Erina dan Roy melaju dengan kecepatan sedang. Mata Erina menyapu jalanan yang dilaluinya dengan teliti. Tak ada yang mencurigakan, semuanya terlihat normal seperti biasanya. Motor itu pun harus terhenti karena lampu merah.

"Ck..kenapa juga harus ada lampu merah segala sih? Menghambat perjalanan saja, huft!" gerutu Erina lalu mengeluarkan ponselnya.

Dia mengecek Whatsap yang masuk di ponselnya. Alangkah terkejutnya manakala melihat pesan dari Razan yang mengirimkan sebuah rekaman percakapan dua orang yang diduga telah menculiknya. Hal itu bisa dijadikan alat bukti untuk menemukan Razan. Setidaknya titik terang kini ia dapatkan.

Erina sempat diajarkan Razan cara menemukan lokasi berdasarkan nomor pemilik ponsel. Dia dengan cekatan mencari keberadaan Razan melalui ponselnya.

"Pak, kita nanti lurus saja! Sepertinya lokasi target ada di sekitar wilayah Bojong Cibeureum," titahnya pada pak Roy dengan suara yang lantang.

"Hah jauh amat Bu! Ya Allah mudah-mudahan Razan engga kenapa-napa," ujarnya kaget setelah tahu anak didiknya dibawa lumayan jauh dari tempatnya sekarang, sekitar 2 jam perjalanan lagi.

Mata Erina melihat pengendara lain yang berada di sebelah kanan dan kirinya menggunakan jaket berwarna hitam, kalau dihitung sekitar 6 motor sport. Mereka mengendarai motor masing-masing tanpa ada tumpangan di belakangnya.

"Pak Roy lihat di kanan kiri kita, banyak motor sport yang seolah-olah sedang mengawal kita," bisik Erina khawatir kedengaran oleh pengendara lain. Namun sayang ucapannya terdengar samar di telinga Roy.

"Apa?" teriak Roy.

"Engga jadi!" jawab Erina yg merasa percuma mengulang juga karena memang telinga Roy tertutup helm jadi tidak bisa berbisik.

Erina mendengus kesal. Di saat sedang fokus melihat angka yang ada di atas lampu merah, seseorang menyuruhnya turun.

"Turun!" titah suara lelaki.

Erina menoleh. Tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang sudah memporak-porandakan hidupnya sebelum bercerai dengan suaminya. Dia mendengus kesal. Belum selesai masalah yang satu datang masalah baru.

"Iiish apa-apaan sih ini. Tolong...Pak Roy... tolongin saya pak! Ini ada yang mau nyulik saya!"

Roy menoleh, lalu turun dari motornya, hendak menolong Erina yang disuruh turun paksa oleh seorang lelaki. Namun niatnya terhenti manakala mengetahui siapa yang memaksa Erina turun dari motornya.

"Pak Roy balik lagi saja ke sekolah!" titah lelaki itu tak terbantahkan.

"Eeehh iya Tuan, siap! Tapi Tuan, Bu Erina?"

"Biarkan Bu Erina sama saya," ujar lelaki yang berpostur tubuh tegap dengan tinggi 170cm.

Berry mencekal lengan Erina yang sesekali melawan.

Erina masih memohon pada Roy agar mau menolongnya.

"Pak Roy jangan pergi! Kita belum menemukan Razan. Tinggal selangkah lagi kita bisa menemukannya!"

"Maaf Bu Erin, proses pencariannya dilanjut sama Tuan Berry saja ya! Permisi," ujar Roy menundukkan kepalanya, langsung kembali duduk di atas motornya kemudian langsung pergi setelah lampu hijau.

"Pak Roy tunggu ...pak Roy!" teriak Erina berusaha lepas dari cekalan Lelaki itu.

Tiiiiit!

Tiiiiit!

Tiiiiit!

Suara klakson saling bersahutan tidak sabar untuk segera melajukan kendaraannya.

Lelaki yang bernama Berry itu membuka pintu penumpang bagian depan, memaksa Erina masuk ke dalam mobilnya, lalu langsung menguncinya.

Erina terlihat menggedor-gedor pintu berusaha untuk bisa keluar. Dia tidak mau diperlakukan seperti itu oleh orang yang membuatnya kesal.

Berry membuka pintu kemudi, lalu duduk dengan tenang. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Mau Tuan apa sih? Tolong Tuan, saya sedang diburu waktu. Anak murid saya sedang dalam bahaya. Saya harus secepatnya sampai tujuan agar bisa menolong anak murid saya," pintanya dengan wajah memelas.

"Kamu segitunya perhatian sama anak murid?" tanyanya serius.

Dia ingin tahu ketulusan Erina dalam mendidik putranya.

"Bagaimana pun dia, dia tetap anak murid saya yang sudah kuanggap sebagai anak sendiri!"

Ciiiit!

Berry mengerem mobilnya dengan mendadak, hal itu membuat kening Erina mencium dasboard mobil.

"Aaaauuuu, sssshhhhh...Tuaaaaaan!" geram Erina semakin kesal.

Berry bergeming, perlahan ia memalingkan wajahnya ke arah wanita yang luar biasa itu. Terlihat Erina sedang memijat keningnya yang terlihat memerah.

"Kamu tidak apa-apa? Biar aku oles dengan salep," tanya Berry mulai khawatir, seraya mencari obat di laci dashboard.

"Tidak perlu!" tolaknya garang.

"Tapi Ssshhhhh nyeri tahu..." masih memijat keningnya yang nyeri.

Berry semakin merasa bersalah. Seraya memegang kepala Erina dengan paksa. Membuka salep kemudian mengolesnya secara perlahan.

Hati Erina mulai berdesir, matanya tak kuasa untuk memandang wajah tampan yang kini duduk di sampingnya. Rasa itu terlalu dalam namun ia harus menepisnya. Dia tidak ingin larut dalam buaian perhatian seorang laki-laki lain. Rasa kecewa pada mantan suaminya membuatnya harus segera move on dari perasaan yang membuatnya terperangkap dalam cinta. Dia tersentak manakala suara lelaki itu menampar dirinya, sehingga membuatnya malu.

"Jangan lama-lama lihatin aku kayak gitu, nanti bakalan bucin lho!" ujarnya tersenyum.

"Ck...apaan sih," tepis Erina memalingkan wajahnya ke luar jendela. Sungguh Erina sangat malu.

"Tidak usah malu. Kita hanya berdua di mobil ini. Mau melakukan yang lebih pun tidak ada yang lihat," ujar Berry ngasal, seraya melajukan mobilnya perlahan.

Erina memutar matanya malas. Dia perlu waspada dengan duda satu ini. Apalagi yang ia tahu laki-laki yang berada di sampingnya itu sudah lama menduda, itu artinya sudah lama juga tak bersentuhan dengan seorang wanita. Tiba-tiba Erina membungkam mulutnya sendiri. Seraya menelan salivanya dengan susah payah.

"Bisa gawat kalau ini terjadi," gumamnya terdengar jelas oleh Berry.

"Gawat kenapa?" tanya Berry penasaran.

Erina memalingkan wajahnya ke luar jendela, "Aduuuuh..."

Erina mengetuk-ngetukkan keningnya. Rasa malunya bertambah. Wajahnya memerah. Hal ini membuat Berry tertawa geli melihat kelakuan wanita spesialnya.

"Jangan salah sangka Tuan. Gara-gara Tuan saya jadi lupa akan tugas utama untuk mencari anak murid saya. Tuan harus tanggung jawab menemani saya mencarinya. Tapi ingat jangan salah paham ya!" sungutnya datar.

Berry tertawa senang. Itulah harapannya bisa jalan berdua dengan Erina.

Erina tertegun. Pertemuan kali ini Erina melihat Berry sering tertawa. Manis sekali. Dia berusaha menutupi kekagumannya.

"Memang kamu tahu tempatnya?" tanya Berry serius.

"Ya tahu dong. Tadi anak murid saya memberitahukan pada saya tentang rekaman percakapan para penculik itu,"

Berry terhenyak, seraya menautkan alisnya. Dia tidak menduga kedekatan anaknya dengan Erina memang tidak dapat diragukan lagi. Hal sepenting itu dirinya sebagai Papanya tidak diberitahu, sedangkan Erina?

"Kalau begitu tunjukkan rekamannya?"

"Apa peduli Tuan?"

"Saya peduli pada siapa pun yang kamu khawatirkan,"

"Apa maksud Tuan?" tanya Erina jutek.

"Sudah tidak usah minta penjelasan. Tunjukkan saja rekaman itu sekarang!" ujarnya datar.

Erina bergeming. Ia ragu untuk memperlihatkan rekaman itu pada Berry. Dia tidak mau orang lain ikut terlibat dalam kasus anak muridnya itu.

"Erina cepat perlihatkan rekaman itu. Aku ingin tahu apa yang dikatakan penculik itu!" Berry semakin penasaran dengan isi rekaman yang dikirimkan Razan pada Erina.

Erina masih bergeming. Dia menatap lelaki yang ada di sampingnya. Begitu terlihat khawatir. Dia langsung memutar rekaman suara yang berdurasi hanya 10 menit itu.

Berry terlihat menghubungi seseorang, "Ron, gimana kamu sudah tahu tempatnya?" tanya Berry pada Roni yang ada di seberang sana.

"Baik tunggu di sana. Pastikan dia dalam keadaan selamat!" lanjut Berry menutup ponselnya setelah tahu jawabannya.

Berry semakin kencang melajukan mobilnya.

Erina tergugu, ia hanya bisa menerka-nerka dengan gelagat Berry barusan.

"Siapa sebenarnya Tuan Berry" tanyanya dalam hati. Seraya memperhatikan gestur tubuh Berry yang sangat khawatir.

1
☘𝓡𝓳𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯🌟💞
Helehhh sok" an kaget padahal dah tau kann
Nahh temui aja.. ntar keburu di dekatin orang lainn
☠ ❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ🤎🍁
hilih gayamu Berry padahal hatimu bersorak gembira karena Razan mau menjodohkan dirimu sama Erina tapi kau pura pura kaget huuuuu🤭😆😆
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Bohong tuh 🤭
ᄂ⃟ᙚ🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
tuh pinter anak mu. layo semangat Berry anakmu ae mau Bu Erina jadikan calon ibunya ini
Suanti
ayok papa berry segera keteumu ibu erina semangat 💪 jodoh sudah menanti 🤣🤣🤣
☘𝓡𝓳𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯🌟💞
Preman aja takut Ama suara anehh.. cemenn amatt
cerdik kau zannn😀
ᄂ⃟ᙚ🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
Semoga setelah kejadian ini anak sama bapak bisa akur ini
ᄂ⃟ᙚ🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
Maka dari itu jangan jadi orang jahat dong
☘𝓡𝓳diahps94
sontoloyo banget nih punya bapak modelan begini 🤣
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Noh ada juga si Razan 🤣🤣🤣
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Preman takut juga sama hantu 🤣🤣
☠ ❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ🤎🍁
Razan jadi Kunti wkwkwk dasar preman cap kadal buntung yg satu pingsan satunya lari ga setia kawan itu moga terkuak dalang dibalik penculikan Razan
☘𝓡𝓳𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯🌟💞
Kudu cerdik buat hal macam tuhh
☘𝓡𝓳diahps94
nge lag dikit, udah nikah di jodohin ini bapaknya agak gimana
☠ ❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ🤎🍁
owalahhhhhhh Razan ucul dewe alias kabur dengan leluasa karena burik ketiduran saat Acun ke toilet 🤭
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Kirain Razan di tolong anak buah ayahnya ternyata kabur sendiri 😌
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Razan kan cerdas 🤭
☘𝓡𝓳𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯🌟💞
Wahh bisa jadi tuhh adik km.. yg segaja di pisahkan olehh orang yg ngk suka sama keluarga mu ..
☠ ❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ🤎🍁
jadi berharap kalo Alana ini adilnya Razan tapi apa iya kan katanya sudah tiada....
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Kun Fayakun, semoga Alana memang adik kandungmu 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!